Anda di halaman 1dari 13

TERAPI KOMPLEMENTER HERBAL MEDIK

Nama : Juita sriwahyuni


Nim : 111170020003
Makul : Keperawatan Komunitas

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

ANDINI PERSADA MAMUJU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada
Kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul APLIKASI TERAPI HERBAL
MEDIK dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.

Pada kesempatan ini Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen yang
mengajarkan mata Kuliah Keperawatan komplementer yang telah memberikan bimbingan
kepada Kami dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya ucapan terimah kasih kepada semua
orang yang telah membantu Kami dalam mengerjakan tugas ini sampai selesai.

Saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak,
sebagai masukan bagi Saya dan jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua. Terima kasih.

Mamuju, 03 Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi obat herbal............................................................................................3

B. Apa manfaat dan efek samping dari obat herbal ?.............................................3

C. Berikan salah satu contoh penelitian ?...............................................................4

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat


menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat
kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan
dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi
komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger, Leininger,
dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level pencegahan.
Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien.

Ansietas adalah pperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi.
Ansietas atau kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesipik secara subjektif di
alami dan di komunikasikan secara interfersonal ( sulis pati)

Suatu waktu CAM dianggap sebagai perdukunan. Sebagai hasil dari penelitian, beberapa
terapi ini, seperti akupuntur, telah pindah dari kategori alternative dalam kategori
komplementer, yang akan di integrasikan bersama dengan perawatan komvesional.
Pengobatan komplementer telah menjadi bagian penting dari perawatan paliatif dan
perawatan pendukung, menangani control gejala mengurangi stress, relaksasi, dan
peningkatan kualitas hidup

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari terapi komplementer ?

2. Apa saja jenis terapi komplementer?

3. Bagai mana aplikasi terapi komplementer?

4. Bagaimana Terapi Komplementer Herbal Anti anxietas?

5. Apa peran perawat dalam terapi komplementer?


C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui definisi dari terapi komplementer

2. Untuk Mengetahui apa saja jenis terapi komplementer

3. Untuk mengetahui bagai mana aplikasi terapi komplementer

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Terapi Komplementer Herbal Anti Anxietas

5. Untuk Mengetahui Apa peran perawat dalam terapi komplementer


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi
untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai


pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.

Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan
tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang
keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.

B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer

a) Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.

b) Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.

c) Hypnotherapy dan Hypnosirkumsisi

d) Homeopati atau jamu-jamuan.

e) Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas, reiki, biocosmic, bio aura, dsb.

f) Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.


g) Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral, dan banyak lagi

C. Teknik dan Aplikasi Terapi Komplementer

3.1 Terapi komplementer yang diintegrasikan dalam pelayanan konvensional


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional,
yaitu sebagai berikut :

a. Akupuntur
Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda
nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut
adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

b. Terapi hiperbarik
Terapi hiperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni
(100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara

c. Terapi herbal medik,


Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada
cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi
dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan
lainnya karena masing-masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri-sendiri.
Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien-pasien dengan gangren
supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi
dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi
memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi
atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek
samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan
muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

3.2.Terapi komplementer non konvensional


a. Akupresur/pijat
Akupresur adalah sebuah sistem metode therapi yang banyak di gunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Menggunakan metode yang sama dengan cara
yang digunakan akupuntur, hanya bedanya, akupresur tidak menggunakan jarum
dalam proses pengobatan nya. Akupresur adalah salah satu bentuk fisio terapi
dengan memberikan pemijatan dan stimulsi pada titik- titik tertentu pada tubuh.
Berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi
ketegangan, stres kelelahan dan penyakit.akupresur menyembuhkan sakit dan nyeri
yang sukar di sembuhkan seperti, nyeri punggung, spondilitis, kram perut, gangguan
neurologis, artritis, dll. Titik aku presur terletak pada telapak tangan begitu juga
dengan kedua telapak kaki. Di telapak tangan kita terdapat titik akupresur untuk:
jantung, paru, ginjal, mata, hati, kelenjad tiroid, pankreas, sinus, dan otak.

b. Bekam/ chuping therapi


Bekam merupakan istilah yang di kenal dam bahasa melayu, hijamah ( bahasa arab)
cupping ( bahasa ingris) dan gua sha ( bahasa cina) sedangkan orang indoneia
mengenalnya dengan catuk atau kop. Bekam sudah di kenal sejak jaman mesir kuno.
Bekam mengatur energi dan aliran darah. Tujuan utama dari pengobatan bekam
adalah untuk menghilangkan penyebab ketidak harmonisan dari tubuh, memulihkan
sirkulasi darah.
D. Terapi Komplementer Herbal Anti anxietas
a. Lavender
Lavender bermanfaat dalam penyembuhan berbasis aromaterapi alami, dan itu
berhasil menyembuhkan gangguan saraf dan depresi ringan. Lavender juga memiliki
sifat melindungi saraf yang kuat yang membantu dalam kasus gangguan neurologis
dan mencegah perubahan suasana hati.

Anda dapat memakannya atau menggunakannya pada kulit, karena ia benar-benar


aman. Oleh karena itu, Anda dapat menambahkan beberapa tetes minyak lavender
untuk mandi, dan bersantai, atau Anda dapat meminum teh lavender. Selain itu, Anda
juga dapat menaruh beberapa bunga kering di sarung bantal Anda.

Efek samping: kemungkinan aman untuk orang dewasa . Namun, perhatikan


bahwa kadang-kadang dapat menyebabkan iritasi bila diterapkan pada kulit, serta
meningkatkan nafsu makan, sakit kepala, dan sembelit ketika diminum.

b. valerian
Anda dapat berhasil mengobati sakit kepala Anda, kecemasan dan insomnia dengan
menggunakan akar tanaman berkhasiat ini. Valerian memiliki bau yang kuat.

Efek samping: Valerian kemungkinan aman, namun dalam beberapa kasus yang
jarang terjadi, dapat menyebabkan rangsangan, gelisah, sakit kepala, dan bahkan
insomnia pada beberapa orang. Oleh karena itu, jika Anda ingin berhenti
menggunakannya, yang terbaik adalah untuk secara bertahap mengurangi dosis lebih
satu atau dua minggu sebelum berhenti sepenuhnya.

c. Vanila
Mayoritas orang segera merasa santai segera setelah mencium aroma vanili. Menurut
sebuah penelitian, aroma vanilla-seperti terkait dengan 63% mengurangi kecemasan
dibandingkan dengan udara lembab saja. Ini adalah alasan mengapa banyak produk
spa, krim, dan lilin memiliki aroma vanilla- manis.

Efek samping: Hal ini umumnya aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang
normal dalam makanan. Namun, kadang-kadang menyebabkan sakit kepala, masalah
tidur, pembengkakan dan iritasi. daun santai ini efektif mengurangi kecemasan dan
berhasil meningkatkan kualitas hidup dalam kasus demensia berat. Selain itu, juga
mempromosikan perdamaian dan ketenangan dan meningkatkan memori dan
perhatian. Ini adalah alternatif yang jauh lebih aman daripada obat yang diresepkan,
itu murah, dan Anda bahkan dapat tumbuh di rumah.

Efek samping: Jika diambil dalam jumlah sedikit, itu aman. Selain itu, umumnya
aman untuk orang dewasa, dan dalam jumlah yang tepat, itu berpotensi aman untuk
digunakan sampai satu bulan dalam kasus bayi sampai seminggu dan oleh anak-anak
di bawah usia 12. Namun, jika diambil secara berlebihan dapat menyebabkan mengi,
nyeri perut, mual, pusing, dan muntah-muntah. Sebuah laporan menunjukkan bahwa
hal itu dapat menyebabkan iritasi serta peningkatan gejala sakit dingin jika
diaplikasikan pada kulit.

Demikian beberapa herbal alami yang dapat secara efektif mengurangi kecemasan
dan ketegangan, efeknya bersifat sementara. Oleh karena itu, pastikan Anda
berolahraga, bermeditasi, menjalani gaya hidup sehat, dan mendapatkan konseling,
agar dapat secara efektif mengobati kecemasan

E. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung,
koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya,
konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di
sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu
mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran perawat sebagai
peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari
hasilhasil evidence-based practice.

Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk didalamnya


orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan
terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat
memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam
terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah
perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran
perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi
keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.

Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik
pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis,
2002). Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam
terapi komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi
komplementer dengan dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai
advokat perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer
yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternative Smithet al.2004)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi
untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai


pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.

Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan
tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang
keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
DAFTAR PUSTAKA

http://materi-keperawatankomunitas.blogspot.co.id/2013/05/terapi-komplementer-dalam-
keperawatan.html Di Akses Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 10.30 WIB

http://brighterlife.co.id/2012/07/31/ingin-bebas-dari-stres-yuk-konsumsi-10-makanan-sehat-ini/
Di Akses Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 10. 45 WIB

http://monalisapearce.blogspot.co.id/2013/11/konsep-complementary-dan-alternatif.html Diakes
Pada Tanggal 17 September 2016 Pukul 11.00 WIB

Muslim, Agus.2014.buku teknik dasar GM therapi. Cianjur: GM Therapy

Anda mungkin juga menyukai