Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

Complementary Alternative Medicine

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :

SHAFIRA MALAWAT

RAHMAWATI SENDUK

SITI QOMARIAH NUKUHALI

SRI KARTIKA

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JAKARTA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat sertasalam semoga terlimpah dan tercurahkan kepada
Baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaat’nya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak keselahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang
sebesar besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen


pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer yang
telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Demikian semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ambon, 29 April 2021


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah
memberikan pengetahuan dan teknologi untuk berhasil mengubah
perjalanan banyak penyakit. Meskipun pengobatan alopatik
(pengobatan tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi masih banyak
kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis, masalah
gastrointestinal, alergi, sakit kepala, dan insomnia yang sulit
diobati, dan banyak klien menggali metode alternatif untuk
mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti memperkirakan bahwa
lebih dari 75% klien mencari perawatan dari praktisi pelayanan
primer untuk mengatasi stres, nyeri dan kondisi kesehatan dimana
tidak diketahui penyebab dan obatnya (Rakel dan Faas, 2006).
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an,
sepertiga dari 1.530 orang yang disurvei, menggunakan terapi
tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari tahun 1990 sampai
1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%.
Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang
menggunakan terapi ini adalah orang-orang dengan taraf
pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia
berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik dari penelitian ini
bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif
adalah mereka yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9%
tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri
muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan
penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia,
Canada,Inggris dan Belanda (Perry, Potter, 2009).

B.    Tujuan Penulisan


1.   Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang “Konsep Complementary dan
Alternatif Terapi”.
2.   Tujuan Khusus
a.  Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian Konsep
Complementary Dan Alternatif Terapi.
b.  Mahasiswa mampu memahami tentang tipe terapi alternatif
dan komplementer.
c.  Mahasiswa mampu memahami tentang jenis-jenis terapi
alternatif yang dapat diakses.
d. Mahasiswa mampu memahami tentang terapi latihan spesifik.
e.  Mahasiswa mampu memahami tentang Peran Bidan Dalam
Terapi Alternatif dan Latihan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.   Pengertian Konsep Complementary dan Alternatif Terapi

Terapi komplementer (complementary therapies) adalah


semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan
pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Walaupun
demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi
alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara
komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada
dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative
therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi
komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang
mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan
komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan
pengobatan alopatik.

B.   Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer


1. Sistem medis alternatif-Dibangun di antara sistem teori dan
praktik yang lengkap
a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang
menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh
dengan cara memasukan jarum tipis di sepanjang rangkaian
garis atau jalur yang disebut meridian. Manipulasi jarum
langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ
internal dalam dengan pengalihan qi (shi).
b. Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang
digunakan di India sejak abad pertama AD. Suatu
kombinasi obat seperti herbal, obat pencahar, dan minyak
gosok untuk mengobati penyakit.
c. Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari
pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan
memberikan dosis kecil substansi yang pada individu sehat
akan menghasilkan gejala seperti penyakit. Substansi yang
dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari tumbuh-
tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.
d. Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di
mana memasukan suatu model humonal untuk
mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-obatan, dan
penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.
e. Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan
pembersihan, obat-obatan herbal, dukun sihir (dukun
membuat hubungan dengan roh untuk menanyakan petunjuk
dalam memberikan pengobatan kepada individu).
f. Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada
makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar,
olahraga teratur, dan menghindari pengobatan. Mengenali
kemampuan penyembuhan alami tubuh. Pengobatan
menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan
botanikal (tumbuh-tumbuhan).
g. Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik
dan metode sitematik termasuk akupuntur, pengobatan
herbal, pijatan, akupresur, muxibistion (menggunakan panas
dari herbal yang dibakar).

2. Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam,


seperti Herbal, Makanan, dan Vitamin
a. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30%
kalori dari protein, 40% dari karbohidrat, dan 30% dari
lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan
hormon lain untuki kesehatan yang optimal.
b. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada
produk hewan kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam
manajemen berbagai kanker. Penekanan pada semua biji-
bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak
diawetkan.
c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan
masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet
mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit
kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit
arteri koroner.
d. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di
bawah kontrol kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang
berpengalaman, dibungkus secara profesional dalam tablet
atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah diteliti
dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar,
dan bilberry.
e. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000
jenis tabaman obat, banyak yang telah diteliti secara luas.
Herbal dipertimbangkan sebagai tulang belakang
pengobatan.
f. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah
digunakan lebih dari 2000 tahun.

3. Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh-Didasari pada


Manipulasi dan/ atau Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian
Tubuh
a. Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan
digital dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh
untuk mengurangi rasa nyeri, menghasilkan analgesia, atau
mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan
manipulasi kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan
terapi diet.
c. Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada
citra tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh.
Teknik ini mengintegrasikan pemahaman fisika tentang
pola pergerakan tubuh dengan kewaspadaan seseorang
dalam mempelajari gerak, sikap, dan interaksi.
d. Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan,
dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan
sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting. Terapi
merangsang sistem imun dan mempertahankan
keseimbangan internal dan eksternal.
e. Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan,
gosokan, atau meremes untuik meningkatkan sirkulasi,
memperbaiki sifat otot, dan relaksasi.
f. Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang
tepat dan halus untuk membuat hubungan, menunjukan
penerimaan, dan memberikan penghargaan.

4. Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik


yang Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk
Memengaruhi Tubuh
a. Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik
emosional, meningkatkan kewaspadaan diri, dan
mengungkapkan masalah yang tidak dikatakan dan disadari
klien tentang penyakit mereka.
b. Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan
individu dengan informasi visual dan suara tentang fungsi
fisiologis otonom tubuh, seperti tegangan otot, suhun tubuh,
dan aktivitas gelombang otak, melalui penggunaan alat-alat.
5. Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang
Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna
Memengaruhi Fungsi dan Gejala Tubuh
a. Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi
karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh.
Terapi ini mampu mengobati individu dengan masalah
sosial, emosional, kognitif, atau fisik.
b. Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola
pernapasan untuk merelaksasi, memperkuat, atau membuka
jalur emosional.
c. Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati
kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau
serangkaian gambar.
d. Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk
merelaksasi tubuh dan menenangkan pikiran menggunakan
ritme pernapasan yang berfokus.
e. Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan
kebutuhan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu
yang menderita cacat dan penyakit. Terapi memperbaiki
gerakan dan atau komunikasi fisik, mengembangkan
ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan mengalihkan
rasa nyeri.
f. Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan
dalam budaya menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta,
atau empati dengan target doa.
g. Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional
dengan teknik psikologi.
h. Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur,
mekanisme pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga
adalah memperoleh kesejahteraan mental dan fisik melalui
pencapaian kesempurnaan tubuh dengan olahraga,
mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan
meditasi.

6. Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi


a. Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno
di mana praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas
bagian tubuh dan memindahkan “energi kehidupan
semesta” kepada klien. Energi ini memberikan kekuatan.
b. Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman
keseimbangan energi praktisi dalam suatu cara yang
disengaja terhadap semua klien. Termasuk peletakan tangan
praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry, Potter, 2009).

C. Efek Samping Terapi Komplementer


Pada terapi akupuntur dapat terjadi komplikasi seperti
infeksi karena sterilesasi jarum yang tidak adekuat atau jarum yang
ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang lama, jarum yang
patah, perasaan mengantuk pasca pengobatan. Kontraindikasi
pengobatan pada individu yang memiliki kelainan perdarahan
trombositopeni, infeksi kulit atau yang memiliki ketakutan terhadap
jarum.
Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia lain termasuk
pestisida dan logam berat juga terjadi, tidak semua perusahaan
menjalankan pengawasan kualitas yang ketat dan garis pedoman
pabrik yang menentukan standar untuk kadar pestisida yang dapat
diterima, bahan pelarut sisa tingkat bacterial dan logam berat untuk
alasan ini pembelian obat herbal hanya dari pabrik yang
mempunyai reputasi. Label pada produk herbal harus mengandung
nama ilmiah tanaman nama dan alat pabrik yang sebenarnya,
tanggal kemasan dan tanggal kadaluarsa.
Di Indonesia ada 3 jenis tehnik pengobatan komplementer
yang telah di terapkan oleh Derpartemen Kesehatan untuk di
Integrasikan ke dalam pelayanan konvensional yaitu:
1. Akupuntur Hiperbarik
Dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
2. Terapi Hiperbarik
Yaitu suatu metode terapi dimana pasien di masukan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara atmosfir normal,
lalu di beri pernafasan oksigen murni (100%)
3. Terapi herbal medic
Yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alami baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelanyanan penelitian
maupun berupa fitofarmaka.

D. Dasar Hukum Penyelenggaraan CAM


Adapun dasar hukum dari penyelenggaraan pengobatan tradisional
alternatif di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kepmenkes No. 1076/ 2003 tentang penyelenggaraan
pengobatan tradisional (battra)
2. Kepmenkes No. 1109/ 2007 tentang pengobatan komplementer
alternatif, merupakan pengaturan cara pengobatan tradisional pada
pelayanan kesehatan formal, dokter/dokter gigi, dan battra.
3. UU No. 36 Tahun 2009, pada Pasal 48 dinyatakan: “Pelayanan
kesehatan tradisional merupakan bagian dari penyelenggaraan
upaya kesehatan”
4. Pasal 59- 61 mengatur tentang pelayanan kese hatan tradisional,
jenis pelayanan ke sehatan tradisional, pembinaan dan pengawasan,
serta pengembangan. Pasal 101 dinyatakan, “Sumber obat
tradisional yang sudah terbukti berk hasiat dan aman digunakan
dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan atau pemeliharaan
kesehatan, tetap dijaga kelestariannya.”
5. Permenkes No. 003/ 2010 tentang saintifikasi Jamu, yang
mengatur tentang perlunya pembuktian ilmiah obat tradisional
melalui penelitian berbas is pelayanan (dual system), serta pe
manfaatan obat tradisional untuk tujuan promotif dan preventif
(pemeliharaan kesehatan dan kebugaran) kuratif (mengobati
penyakit), dan paliatif (meningkatkan kualitas hidup) (Arsana &
Djoerban, 2011).

E. Terapi komplementer yang dapat di akses


1. Relaksasi
Tujuan : agar individu mampu memonitor dirinya secara terus
menerus terhadap indicator ketegangan serta untuk
membiarkan, melepaskan dengan sadar ketegangan yang
terdapat di bebagai tubuh. Macam relaxsasi:
a. Relaksasi progresif
Mengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan
efektif dan mengurangi ketegangan pada tubuh.
b. Relaksasi pasif
Mengajarkan individu untuk merelaksasikan sekelompok
otot secara pasif.
Cara terapi relaksasi :
1) Meditasi dan pernafasan berirama
 Menyediakan lingkungan yang tenang.
 Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan
saat sedang duduk atau   berbaring,minta klien untuk
tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu
agar tetap merasa nyaman.
 Menginstruksikan klien untuk bernafas kedalam dan
keluar secara perlahan dan dalam menggunakan otot
perut.
 Pada awal setiap mengeluarkan nafas,minta klien
untuk menyebut angka satu dalam
pikirannya,lanjutkan ketahap meditasi.
 Menjelaskan ketika pikiran mengembara,bawa
kembali untuk memulai mengeluarkan nafas dalam
tanpa pertimbangan.
 Minta klien melakukan setiap jenis latihan selama
5,10,15 dan 20 menit
 Lakukan setiap hari untuk minimal satu jenis latihan.
2) Relaksasi dan progesif
 Menyediakan linkungan yang tenang
 Membantu klie untuk mendapatkan kenyamanan saat
sedang duduk atau berbaring, meminta klien untuk
tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu
agar tetap merasa nyaman.
 Mengintrusikan klien untuk menutup mata dan
mempertahankan sikap mau menerima.
 Menginstuksikan untuk bernafas dalam dan keluar
secara perlahan dan dalam menggunakan otot otot
patu paru
 Saat klien bernafas secara perlahan dan nyaman,
instrukasikanb klien untuk merelaksasikan dan
meregangkan otot sesuai urutan yang di perintahkan,
menengankan dan merelasaksikan serta merasakan
tiap bagian yang berelaksasi.
 Instruksikan klien untuk menegangkan dan
kemudian merelaksasikan betis, lutut, dan
seterusnya.

3) Relaksasi dengan gerakan sensoris


 Menyediakan tempat yang tenang
 Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan
saat sedang duduk atau berbaring, meminta klien
untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika
perlu agar tetap merasa nyaman.
 Menginstruksikan klien untuk menutup mata dan
mempertahankan sikap mau menerima.
 Menginstruksikan klien untuk bernafas ke dalam dan
ke luar secara perlahan dan dalam menggunakan otot
otot perut.
 Instrusikan klien untuk mengulang secara perlahan
lahan menyelesaikan setiap kalimat berikut dengan
suara rendah atau untuk dirinya:
o Sekarang saya sadar melihat………….
o Sekarang saya sadar merasakan…………
o Sekarang saya sadar mendengarkan………..
 Instrusikan klien untuk mengulng dan
menyelesaikan setiap kata empat kali, kemudian tiga
kali, kemudian dua kali dan terakhir satu kali.
4) Relaksasi dengan music
 Menfasilitasi klien dengan alat perekam dan alat
pendengar.
 Meminta klien untuk mendapatkan posisi yang
nyaman (duduk atau berbaring dengan tangan dan
kaki di silang) dan untuk menutup mata dan
mendengarkan music melalui alat pendengar.
 Instrusikan klien untuk membanyangkan terapung
atau ditiup dengan music ketika sedang
mendengarkan.
Evaluasi:
         Mangkaji tanda tanda vital klien terutama pola pernafasan.
         Minta klien untuk menggambarkan tingkat ketegangan
atau perasaan kawatir.
         Mengamati klien terhadap adanya perilaku yang
menunjukan kecemasan.

TERAPI LATIHAN SPESIFIK


a. Yoga
teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah
memperoleh kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian
kesempurnaan tubuh dengan olahraga, mempertahankan postur
tubuh, pernapasan yang benar, dan meditasi
b. Akupuntur
Merupakan metode stimulasi titik tertentu pada tubuh
dengan memasukan jarum kusus untuk memodifikasi persepsi
rasa nyeri, menormalkan fungsi fisiologis serta mengobati dan
mencegah penyakit

c. Terapi herbal
Menggunakan tanaman, hewan, atau mineral.
d. Terapi pijat
Terapi pijat manipulasi jaringan ikat melalui pukulan,
gosokan, atau meremes untuik meningkatkan sirkulasi,
memperbaiki sifat otot, dan relaksasi.

F. Peran Kebidanan dalam Terapi Alternatif


Paradigma pelayanan kebidanan saat ini telah mengalami
pergeseran. Selama satu dekade ini, asuhan kebidanan
dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan
kebidanan konvensional dan komplementer, serta telah menjadi
bagian penting dari praktek kebidanan. (Harding & Foureur,
2009).

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari sistem


pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah
terdaftar, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan
anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut. (Kepmenkes RI
, No. 369 / ME NKES/ SK/ I I I / 2007 )

Walaupun di Indonesia belum ada Undang-Undang yang


mengatur secara khusus tentang pelaksanaan pelayanan kebidanan
komplementer, namun penyelenggaraan pengobatan
komplementer secara umum telah diatur dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
pengobatan komplementer-alternatif. Pelayanan kebidanan
komplementer merupakan bagian dari penerapan pengobatan
komplementer dan alternatif dalam tatanan pelayanan kebidanan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari


terapi medis alternatif atau komplementer. Terapi
komplementer (complementary therapies) adalah semua
terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan
pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi
CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan
yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek
kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan.
Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk
mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk
meningkatkan taraf kesehatan.
Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi
konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap
bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti
bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies)
meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer,
tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang
mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif
dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka
cocok dengan pengobatan alopatik

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan
penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon.


Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For
nursing. Edisi 2. Prentice Hall.
Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7.
Jakarta : Salemba Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical
practice, Sudbury, Mass, 2006, Jones & Battlett.
56

Anda mungkin juga menyukai