TERAPI KOMPLEMENTER
Npm: 12114201180119
Kelas: A
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang”TERAPI
KOMPLEMENTER PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK ” ini dengan baik,
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan menjelang ajal
dan paliatif
Melalui penulisan makalah ini, saya berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini,karena itu kritik dan saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini sangat diperlukan.
Penulis
COVER
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupuntur, dan bekam. Definisi CAM
(Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang
bersumber pada berbagai System, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung
oleh teori dan kepercayaan(Hamijoyo, 2003) Masyarakat luas saat ini mulai beralih
dari pengobatan modern (Medis)ke pengobatan komplementer, meskipun pengobatan
modern juga sangat popular diperbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh
banyak masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke
pelayanan non medis (sangkal putung)dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli
tulang
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 –
80%dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional.
Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini sudah mulai
diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang
menolak pengobatan konvensional. Terapi komplementer dapat dilakukan atas
permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan dokter. Diharapkan dengan
penggabungan pengobatan konvensional komplementer bisa didapatkan hasil terapi
yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah
1. Apa itu terapi komplementer?
2. Apa saja jenis-jenis dari terapi komplementer?
3. Apa saja fokus terapi komplementer?
4. Bagaimana terapi komplementer di terapkan pada perawatan paliatif?
5. Bagaimana terapi komplementer di terapkan pada pasien gagal ginjal kronik?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian terapi komplementer
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari terapi komplementer
3. Untuk mengetahui fokus terapi komplementer
4. Untuk mengetahui terapi komplementer di terapkan pada perawatan paliatif
5. Untuk mengetahui terapi komplementer di terapkan pada pasien gagal ginjal
kronik
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk menangani
berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan
alternatif. Terapi komplementer tidak dilakukan dengan tindakan bedah dan obat
komersial yang diproduksi secara masal, namun biasanya menggunakan berbagai
jenis terapi dan obat herbal.
Selain teknik pengobatan, terapi komplementer juga menggunakan berbagai jenis obat
yang menggantikan obat-obatan yang digunakan pada pengobatan non-tradisional.
Jenis obat herbal yang diperjualbelikan dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama:
1. Ayurveda
Ditemukan di India lebih dari 2000 tahun lalu, obat ayurveda bertujuan
untuk menyeimbangkan pikiran, tubuh, dan jiwa. Obat ini terbuat dari
tanaman yang telah terbukti efektif untuk mencegah penyakit,
menghilangkan rasa sakit, dan meningkatkan kesehatan tubuh. Namun,
pasien harus berhati-hati dalam memilih obat ayurveda karena ada
beberapa laporan yang menyatakan bahwa obat ini kemungkinan
mengandung timah, arsenik, dan merkuri.
2. Tradisional
Tanaman tradisional seperti chamomile, St. John's wort, flaxseed,
minyak peppermint, dan cranberry juga digunakan, terutama di negara
Barat, untuk mengobati penyakit tertentu. Sebagai contoh, chamomile
dipercaya dapat mengobati sakit perut, sedangkan cranberry dapat
mengobati infeksi saluran kemih. St. John's wort terbukti sangat efektif
untuk menangani depresi, sedangkan minyak peppermint dikenal
sebagai obat untuk perut yang terasa perih.
3. Tiongkok
Obat Tiongkok tradisional terdiri dari berbagai jenis obat alternatif
yang bertujuan untuk mengembalikan kesehatan tubuh dengan bahan
alami. Dua bahan yang paling sering digunakan adalah gingko dan
gingseng. Walaupun jenis obat ini tidak bertujuan untuk menangani
penyakit tertentu, namun obat ini bertujuan untuk mengembalikan
keseimbangan agar tubuh dapat melawan penyakit dengan lebih
efektif.
Pelayanan medik akupunktur yang dilakukan oleh dokter merupakan salah satu jenis
pelayanan kesehatan yang telah digunakan secara luas di dunia kedokteran dan
manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat dalam hal pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, bahkan digunakan dalam penyembuhan terhadap beberapa
penyakit tertentu, serta untuk pemeliharaan kualitas hidup manusia. dr. Yuddi
Gumara, SpAn, Koordinator Operasional Nyeri dan Komplementer Instalasi Paliatif,
menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari pemberian pelayanan komplementer untuk
mengurangi nyeri. Hal ini dikarenakan nyeri kanker sangat kompleks (total pain). dr.
Adil S. Pasaribu, Sp.B.KBD, Kepala Instalasi Paliatif RSKD, memaparkan dalam
proses perjalanan penyakit, bila pengobatan yang diberikan tidak dapat lagi
menghasilkan kesembuhan ataupun pengobatan tidak dapat diberikan, maka layanan
paliatif merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien dan keluarga.
Layanan paliatif diberikan secara menyeluruh dan terpadu terhadap aspek aspek fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual, sehingga diharapkan dapat meringankan penderitaan
pasien dan beban keluarga. Tugas seorang fisioterapis sangat diharapkan oleh dokter
spesialis rehabilitasi medik dan pasien yang memerlukan terapi pemulihan fisik, baik
akibat trauma / kecelakaan maupun karena penyakit dan proses degenerasi maupun
pasca bedah. Namun fisioterapis juga menghadapi kendala-kendala khusus dari
pasien. Kendala yang dihadapi yang berasal dari pasien antara lain adalah :
1. Nyeri.
Pada pasien pasca trauma baik yang memerlukan tindakan operasi / non
operasi sering disertai dengan nyeri baik kualitas ringan, sedang maupun berat.
Hal ini sangat dirasakan pada pelatihan gerakan pada pasien dengan kaku
sendi akibat immobilisasi anggota gerak yang lama. Nyeri akut ini bila tidak
dikelola dengan baik akan berkembang menjadi nyeri kronik yang akan lebih
menyulitkan fisioterapis di dalam melakukan latihan baik pasif maupun aktif
pada pasien
2. Kelemahan otot gerak
Akibat tidak difungsikannya bagian tubuh dalam waktu yang lama, akan
mengalami hipofungsi. Untuk otot gerak, bila tidak difungsikan dalam waktu
lama akan mengalami hipotrofi sampai atrofi. Otot akan menjadi lebih kecil,
lebih lemah kurang bertenaga. Hal ini akan mengurangi stamina, kelincahan
gerak anggota tubuh.
3. Emosi
Suasana psikologis / emosional pasien sangat dipengaruhi oleh kepribadian
masing-masing. Namun bila pasien dihadapkan pada kenyataan bahwa dia
menderita sakit yang berkepanjangan seolah tanpa harapan padahal sebelum
sakit aktivitas dan mobilitasnya tinggi. Apalagi bila disertai nyeri baik pada
waktu istirahat / diam maupun nyeri yang timbul pada waktu bergerak /
beraktivitas pasti akan lebih menderita lagi. Belum lagi sikap, perilaku, tata
cara serta profesionalisme fisioterapis kurang mendukung situasi emosional
pasien, sudah bisa dipastikan akan lebih menambah derita emosional pasien.
Ketiga hal tersebut umumnya dihadapi oleh fisioterapis, sehingga diperlukan metode
yang tepat untuk mengatasinya. Pasien yang memerlukan fisioterapis cenderung
membutuhkan waktu yang lebih lama, oleh karena itu diperlukan metode yang tepat,
efisien dan efektif. Akupunktur Adalah Metode Fisioterapi Yang Tepat.
B.Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi Dalam terapi
komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah
perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran
perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi. Kenyataan yang ada, buku-
buku keperawatan membahas terapi komplementer sebagai isu praktik keperawatan abad
ke21. Isu ini dibahas dari aspek pengembangan kebijakan, praktik keperawatan, pendidikan,
dan riset. Apabila isu ini berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai
pengetahuan dan kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan akan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara bersama-
sama dapat meningkat (HH, TH)
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999).
Nurse’s handbook of alternative and complementary therapies. Pennsylvania:
Springhouse.
2. Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice.
2th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed. St.
Louis:Mosby Inc.