Anda di halaman 1dari 17

TERAPI KOMPLEMENTER PADA KLIEN PALIATIF

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6 (2B) S.Tr Keperawatan

Nama Anggota Kelompok

Ni Kadek Sinta Pradnya Devi Anjani (P07120219057)

Ni Ketut Restu Aditya Putri (P07120219058)

I Gede Made Krisna Dwipayana (P07120219064)

I Made Tantri Patrayana (P07120219069)

Ni Luh Putu Marsela Dewi (P07120219077)

Putu Lydia Kusuma Riawan (P07120219078)

Ni Putu Dyah Aditya Pradnyani (P07120219080)

Kadek Cindy Silviana Amartha Putri (P07120219086)

Ni Made Ditha Sukmariasih (P07120219087)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2020 / 2021
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunianya
makalah yang berjudul “TERAPI KOMPLEMENTER PADA KLIEN PALIATIF“ ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dikarenakan pengalaman dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
kami miliki. Maka dari itu, kami menerima kritikan dan saran yang membantu dalam
penyempurnaan makalah ini.

Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih
sebanyak-banyaknya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmatnya atas bantuan
yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini, akhirnya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 05 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 3
BAB 1 ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II................................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN................................................................................................................................... 6
A. Pngertian Palliative Care ..................................................................................................... 6
B. Tujuan Keperawatan Paliatif............................................................................................... 6
C. Prinsip Perawatan Paliatif ................................................................................................... 6
D. Model / Tempat Perawatan Paliatife ................................................................................... 7
E. Strategi dalam Menjalankan Terapi Komplementer .......................................................... 7
F. Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif ................................................ 8
G. Konsep terapi komplementer ............................................................................................... 8
H. Klasifikasi terapi komplementer .......................................................................................... 8
I. Teknik pengobatan komplementer ...................................................................................... 9
BAB III .............................................................................................................................................. 16
PENUTUP .......................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 16
B. Saran....................................................................................................................................... 16
C. Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus dipahami dan dialami oleh
setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam arahan atau konseling
pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Terapi komplementer ini sudah dikenal secara luas
serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang
telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri
masih agak terbatas.
Thomas friedman (2005) mengatakan saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah
satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi
komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi
komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu
sangat penting bagi perawat prefesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistic pasien
mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka
jalankan.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di
Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & lindquis, 2002). Estimasi di amerika serikat 627
juta orang adalah pengguna terapi alternative dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional (smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna
terapi komplementer di amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997.
Kemudian menurut Snyder & lindquis (2002) yaitu klien yang menggunakan terapi
komplementer memiliki beberapa alas an. Salah satu alasannya adalah filosofi holistic pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam
pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien
melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima
menyebabkan memilih terapi komplementer.
Kemudian perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang
terminal yang dapat dilakukan secara sederhana, seringkali proritas utama adalah kualitas hidup
dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Tujuan perawatan adalah meningkatkan kualitas
hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda
kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan
psikologis dan spiritual, mengusahakan membantu mengatasi duka cita pada keluarga. Reaksi
emosional pada klien paliatif tersebut ada lima yaitu denial,anger,bergainig,depression dan
acceptance.
Berdasarkan latar belakang diatas , penulis tertarik untuk membahas tentang terapi
komplementer pada pasien paliatif yaitu dengan cara penanggulangan penyakit yang dilakukam
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan medis yang
konvensional.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan paliatif?
2. Apa tujuan perawatan paliatif?
3. Apa fungsi perawat dalam asuhan keperawatan paliatif?
4. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?
5. Apa klasifikasi terapi komplementer?
6. Bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif?

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang konsep komplementer dan alternative terapi pada paliatif
terapi pada paliatif dan mampu memahami dan menerapkan keperawatan paliatif.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian perawatan paliatif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan perawatan paliatif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif
d. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian terapi komplementer
e. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi terapi komplementer
f. Mahasiswa mampu mengetahui proses terapi komplementer pada paliatif.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Palliative Care


Perawatan palatif berasal dari kata palliative ( bahasa inggris ) yang berarti
meringankan , dan “ Pallare ( bahasa latin yang berarti “ menyelubungi “-penj) ,
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien ,
bukan berarti kesembuhan . Pearwatan Paltiaf care adalah pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualtas hidup pasien dan keluarga yang menghadap masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa , melalui pencegahan dan
membantumeringankan penderitaaan , identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik , psikologis , dan spiritual ( WHO
2011).
Kemudian menurut Kemenkes RI No. 812 ( 2007)paliatif care ( perawatan paliatif )
adalah pendekatan yang meningkatkan kualitias hidup pasien dan keluarga mereka
dalam meghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa ,
melalui pencegahan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain
,fisik , psikososial , spiritual .

B. Tujuan Keperawatan Paliatif


Tujuan dari keperawtan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien ,
memperpanjang umurnya , meningkatkan kualitas hidupnya , juga memberikan
support kepada keluarganya . Meski ada akhirnya pasien meninggal , yang terpenting
sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual , tidak stress
menghadapi penyakit yang dideritanya .
• Perawatan Paliatf meliputi :
1) Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainya
2) Menegaskan hidup dan mempercepat atau menunda kematian
3) Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dn spiritual perawatan pasien
4) Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5) Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6) Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi
penyakit pasien dan kehilangan mereka

C. Prinsip Perawatan Paliatif


Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan
keluarga pasien . Dukungan untuk caregiver , Palliative care merupakan acces yang
competent dan compassionet , mengembangkan professional dan social support
untuk pediatric palliative care . Melanjutkan serta mengembangkan pediatric
palliative care melalui penelitian dan pendidikan ( Ferrell, & Coyle , 2007 : 52 ) .

6
• Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
1) Meningkatkan kualtas hidup dan menganggap kematian sebagai proses
yang normal
2) Tidak mempercepat atau menunda kematian
3) Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4) Menjaga keseimbangan psikologis , sosial , dan spiritual
5) Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6) Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga
7) Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
8) Menghindari tindakan yang sia-sia .

D. Model / Tempat Perawatan Paliatife


a. Rumah sakit , ( Hospice hospital care ), Poliklinik , Rawat singkat , Rawat
Inap
b. Rumah ( Hospice home care )
c. Hospis ( Hospice care )
d. Praktek bersama , Tim / kelompok perawatan paliatif

E. Strategi dalam Menjalankan Terapi Komplementer


Setiap melakukan tindakn atau rencana , kita sudah barang tentu akan
berhadapan dengan sebuah strategi . Strategi ini akan menentukan arah perjalanan
tindakan atau rencana yang akan kita lakukan . Termasuk salah satunya dalah
Bagaimana strategi kita ketika ingin mendirikan terapi komplementer ?

Strategi merupakan sebuah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap
entrepreneur maupun setiap manager , dalam segala bidang usaha . Sejak beberapa tahun
yang lampau , pengertian strategi makin banyak mendapatkan perhatian dan di bahas
dalam literature dalam manajemen . Aneka macam artikel bermunculan sehubungan
dengan misalnya : Strategi asortimen , produk-strategi , permasalahan strategi , sampai
dengan diversifikasi –strategi bisnis . Di dalam mendirikan terapi komplementer sendiri ,
kita juga bisa berlandas pada elemen esensial sebagai berikut :

1. Tentukan terlebih dahulu tujuan – tujuan dan sasaran –sasaran yang paling
penting yang perlu di capai
2. Kebijakan yang paling penting yang mengarahkan atau membatasi kegiatan
3. Tahapan – tahapan tindakan pokok atau program yang akan mencapai tujuan
yang ditetapkan di dalam batas-batas yang di gariskan .

7
F. Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Kperawatan Paliatif
Pelaksana perawat yaitu pemberi asuhan keperawatan , pendidikan , kesehatan
, koordinator , advokasi , kolaborator , fasilitator , modifikasi lingkungan , kemudian
pengelola yaitu manajer kasusu , konsultan , koordinasi . Pada pendidik yaitu di
pendidikan / dipelayan , perawat juga berperan sebagai peneliti .

G. Konsep Terapi Komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) , terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakt , pengobatan penyakit , perawatan
penyakit . Komplementer adalah bersifat melengkapi , bersifat menyempurnakan .
Pengobatan komplementer di lakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvesional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
kesehatan di Indonesia .
Standar praktek pengobatan komplementer telah di atur dalam Peraturan
Mneteri Kesehatan Republik Indonesia . Menurut WHO , Pengobatan Komplementer
adalah pengobatan non- konvensional yang bukan berasal dari Negara yang
bersangkutan , sehingga untuk Indonesia jamu misalnya , bukan termasuk pengobatan
kompelmenter tetapi merupakan pengobatan tradisional . Pengobatan tradisional yang
di maksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu di gunakan dan
diturunkan secara turun-menurun di suatu Negara . Terapi Komplementer adalah
sebuah kelompok dari macam-macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan ,
praktik dan produk yang secara umum tidak menadi bagian dari pengobatan
konvesional ( Widyatuti, 2012 ).

H. Klasifkasi Terapi Komplementer


1. Sistem Medis Alternatif
a. Akupuntur
Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional Cina . Hal
ini didasarkan pada keyakinan d qi ( Kekuatan hidup ) , yang merupakan energy
yang mengalir melalui tubuh sepanjang jalur yang di kenal sebagai meridian .
Setiap ketidakseimbangan dalam qi didugaa mengakibatkan kesulitan atau
penyakit . Ada 12 meridian utama diyakini sebgai titik akupuntur yang sesuai
dengan setapbagian tubuh dan organ . Untuk menyeimbangkan aliran qi , jarum
sekali pakai yang sangat halus di masukan ke dalam acuponts di bawah kulit .
Dasar biologis dari qi belum di temukan , namun di perkirakan bahwa akupuntur
menstimulus endorphin dan neurotransmitter lain di otak . Akupuntur telah
terbuti efektif untuk nyeri dan kemoterapi terkait mual dan muntah .
Resiko akupuntur berhubungan dengan ketdaknyamanan ringan . Hanya
jarum sekali pakai digunakan . Hal in penting untuk mengetahui seseorang
praktisi akupuntur yang berkualitas . Ahl akupuntur harus memeliki pengalaman

8
sebelumnya dengan pasien kanker . Di New York State ahli akupuntur harus
memiliki lisensi dan harus memiliki 49-50 jam pelatihan .
Kontraindikasi akupuntur pada lymphedema ( risiko infeski ) , alat pacu
jantung ( tdak ada electroacupuncture, bisa mengganggu irama jantung ) , dan
kehamilan ( perlu menghindari titik-titik tertentu yang bisa merangsang rahim ) .
b. Akupresur
Akupresur adalah teknik pengobatan Cina tradisional yang di dasarkan
pad aide-ide yang sama seperti akupuntur . Akupresur melibatkan penempatan
tekanan dengan tangan pada titik-titik akupresur yang perawat dapat gunakan atau
anjurkan pada pasien kanker untuk menstimulusi diri . Lokasi bagian berdaging
dari kedua tangan anatar ibu jari dan jari telunjuk dan kemudian tekan dengan ibu
jari tangan berlawanan sampai pasien merasakan tekanan . Titik perut terletak di
sisi lateral lutut antara patella dan puncak tibia . Titik mual dan mutah tertelak dua
inci proksimal ke puncak melintang dari pergelangan tangan antara dua tendon .
Tekan dengan ibu jari secara melingkar selama 1 sampai 2 menit .

I. Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah di


tetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional , yaitu sebagai berikut :

1. Akupuntur medic
Akupuntur medic yang di lakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya . Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat
dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai anlgesi (
pereda nyeri ) . Cara kerjanya dalah dengan mengaktivasi berbagai molekul
signyal yang berperan sebgai komunikasi antar sel . Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh .
2. Terapi Hiperbarik
Terapi hiperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukan ke dalam
sebuah ruangan yang memliki tekanan udara 2-3 kal lebih besar daripada tekanan
udara atmosfer normal ( 1 atmosfer ) , lalu di beri pernafasan oksigen murni (
100%) . Selama terapi , pasien boleh membaca , minum , atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara
3. Terapi Herbal Medik
Terap herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam , baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupu berupa
fitofarmaka . Herbal trstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada
cell line atau hewan coba , baik terhadap kemanan maupun efektivitasnya . Terapi
dengan menggunaka herbal ini akan di atur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia .

9
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada ,daya efektivitasnya
untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu
dengan yang lainya karena masing- masing mempunyai teknik serta fungsinya
sendiri-sendiri . Terapi hiperbarik misalnya , umumnya digunakan untuk pasien-
pasien dengan gangrene supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian
tubuh . Terapi herbal , berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh .
Sementara , terapi akupunutr berfungsi memperbaiki keadaan umum ,
meningkatkan sistem imun tubuh , mengatasi konstipasi atau diare ,
meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping
yang timbul akibat dari pengobatan kanker tu sendiri , sperti mual muntah ,
fatigue ( kelelahan ) dan neuropati .
Pada beberapa rumah sakit di Indonesia , pengobatan komplementer ini pun
mulai di terapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi
pasien yang menolak metode pengobatan konvensional . Terapi komplementer ini
juga dapat di lakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan para
dokter lainya . Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvesional dan
pengobatan komplementer ini bisa di dapatkan hasil terapi yang lebh bak .

4. Mind-body medicine
a. Meditasi
Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja .
Ada dua kategor meditasi : konsentrasi dan keasadaran . Metode konsentrasi
menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan mulai dengan mantra ( suara di
ulang , kata , atau frase ) . seperti dalam meditasi transcendental . Praktek
perungangan stress berbasis kesadaran mulai dengan pengamatan pikiran ,
emosi ,dan sensasi tanpa penilaian yang muncul di bidang kesadaran .
Meditasi telah membantu untuk pasien kaner yang sakit parah untuk
menghilangkan rasa sakit fisk dan emosional . Banyak pasien kaner yang
meninggal menemukan bahwa ketenanngan dan tenang pada meditasi
menimbulkan perasaan yang mendalam dari peneriman , kesejahteraan , dan
kedamaian batin . Sebuah studi yang di lakukan pada 51 pasien yang di rawat
jalan dengan nyeri kronis dengan program 10-minggu menunjukan penurunan
50% rasa sakit . Medtasi mengurangi tingkat stress yang berpotensi dapat
mengurangi pengalaman rasa sakt .
b. Hipnosisi
Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian , konsentrasi reseptif di
tandai dengan perubahan sensori , keadaan psikologis diubah dan , minm
fungsi motorik . Intruksi yang biasa diberkan menyarankan relaksasi fisik

10
mengambang bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian dari rasa
sakit . Hipnosis dapat diinduksi dalam beberapa menit untuk mempertahankan
analgesia yang sedang berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan
emosional dan fisik . Ada bukti dari tinjauan sistematis bahwa hypnosis dapat
membantu mengurangi kecemasan dan nyeri pada pasien kanker yang
terminal .
c. Guided Imagery
Ini mengalhkan focus mental dari rangsangan menykitkan untuk
pengalaman yang lebih menyenangkan , gambaran , dan relaksasi . Guided
imagery adalah intervensi yang perawt dapat lakukan dengan pengaturan yang
berbeda ( rumah sakit , rumah , hospice ) , dapat digunakan dengan pasen dan
keluarga untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan .
d. Pelatihan Relaksasi
Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam , relaksasi otot progresif ,
dan pencitraan . Modalitas ini telah menghasilkan penurunan yang signifikan
dalam nyeri secara subjektif pada pasien dengan kanker stadium lanjut .
e. Terapi Distraksi
Terapi Distraksi adalah teknik dimana rangsangan sensorik diberikan
kepada pasien dalam rangka untuk mengalihkan perhatian mereka dari
pengalaman yang tidak menyenangkan . Misalnya denga melhat pemndangan
alam , vdeo , game dll
f. Terapi Musik
Terapi musik adalah penggunaan musik yang diatur / di kontrol untuk
perubahn klinis . Terapi musk di gunakana untuk meurangi rasa sakit dan
penderitaan . Ada perbedaan anatara penggunaan musik dan terapi musik .
Terapi musik menggunakan bakat dari seseorang professional yang terlatih
yang memfasilitasi kontrak pasien , interaksi , kesadaran diri , dan ekspres diri
melalui alat musik . Sebuah sesi terapi musik dapat seperti mendengarkan ,
bernyanyi bermain drum , mengembangkan lirik , atau merekam untuk
keluarga . Musik yang dsediakan oleh terapis musik telah terbukt lebih efektif
daripada penggunaan pra rekaman musik sendri dalam mengurang skor
kecemasan.
g. Terapi Seni
Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk memungkinkan
keasadaran dan ekspresi emosi individu . Untuk pasien kanker , seringkali sulit
untuk mengungkapkan secara verbal apa yang di rasakan seseorang tentang
diagnosis , rawat inap , pengobatan , penyakit berulang , keluarga , dan
kematian . Ini adalah seni itu sendiri yang memfaslitasi kesadaran emosi dan
pengurangan gejala melalui penggunaan bahan-bahan seni . Beberapa peneliti
telah menelti penggunaan terapi seni dalam mengendalkan gejala kanker .

11
Dalam sebuah penelitian pasien kanker , sebagian besar dengan
leukemia dan limfoma , terapi seni menyediakan penurunan signfkan secara
statistik pda rasa sakit dan gejala umum lainya , kecuali untuk mual . Dengan
menggunakan garis tubuh dan pastel berwarna dan spidol , pasien kanker yang
membantu untuk memvsualisasikan rsa sakit mereka , mengkomunikasikan
emosi mereka , berurusan dengan citra tubuh , dan mnecari makan dan
spiritualitas .

5. Manipualtive and body- based practices


a. Pijat atau massase
Pada pasien kanker , sentuhan membuat koneksi , kenyamanan , dan
penngkatan kualtas hidup . Sentuhan berupa pijat menjadi bagian dari
perawatan sehari0hari yang diberikaan kepada setiap pasien yang di rawat di
rumah sakit . Terapi pjat digunakan untuk meringankan gejala pada pasien
kanker . Ini menggunakan teknik manual menggosok , membelai , menekan ,
atau memijat jaringan lunak tubuh untuk mengurangi seluruh tubuh . Pada
suatu waktu , pijat itu dduga menyebabkan penyebaran kanker dengan
menngkatkan srikulasi sistemk . Sampai sat ini tidak ada bukti untuk
mendukung ini . Sentuhan dapat menjadi intervensi terhadap nyeri . Berbga
penjelasan untuk efektivitas pijat telah di usulkan : pengurangan ketegangan
otot , meningkatkan sirkulasi , relaksasi umum , dan efek memelihara sentuh .
Pijat umumnya aman untuk pasien kanker , tetapi membutuhkan
modifikasi teknik khusus untuk pasien individu . Ada kontraindkasi khusus
untuk pasien hamil . Hal ini kontraindkasi pada daerha dengan metataste
tulang ( untuk resiko patah atau pecah tulang ) atau tumor ( untuk resiko
perdarahan ) : untuk pasien dengan jumlah trombosit dari < 500.000( untuk
resko memar ) : di titik bekuan darah ( untuk resiko melepas thrombus dalam
vena ) , dan disitus bedah atau ruam . Pijat dalam jarinagn tidak boleh
diberikan pada pasien dengan kanker . Tekanan ringan adalah pijat yang tepat
untuk pasien ini . Izin terapis pjat terlatih yang telah memliki pengalaman
dengan pasien kanker .
b. Gentle massase
Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan seluas
mungkin dengan seluruh tangan berkontrak dengan bagian tubuh pasien
seperti lengan atau punggung . Jangan menggunakan ujung jari atau jempol
karena dapat memberikan banyak tekanan terlalu spesifik . Tekanan harus
ringan dan tersebar luas . Pilihan pola pjat bisa seperti lingkaran , dua
lingkaran , oval , atau dua oval besar . Hal ini penting untuk memindahkan
tangan pada kecepatan dan tekanan yang konsisten .
c. Refleksi

12
Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan bahwa
ada titik reflex atau titik energy pada kaki , tangan , dan telinga yang sesuai
dengan setiap kelenjar , organ dan , bagian tubuh . Dengan stimulasi terampil
dari daerah-daerah dan pon dengan tangan , dan teknik praktis , sistem tubh
yang difasilitasi untuk keseimbangan yang lebih besar . Ini memfaslitasi
pasien dalam keadaan yang lebih santai dimana mereka dapat focus pad
kesehatan daripada penyakit . Hal ini digunakan untuk menstimulasi relaksasi
dan tidur , untuk mengurangi kesemasan , untuk mencegah dan mengurangi
neuropati perifer sekunder untuk kemoterapi , dan untuk mengurangi
pengalaman rasa sakit secara keseluruhan . Refleksi kaki adalah noninvasive ,
dapat dilakukan dalam pengaturan apapun , tidak memerlukan peralatan , dan
tidk mengganggu privasi pasien .
Refleksi harus di hindari jika pasien memiliki trombosit vena di
kaki/tangan untuk mencegah bergerak dar tromus ke dalam srikulasi .
Kontraindikasi lainya adalah infeksi , ruam ,memar , luka , dan lymphedema
kaki . Perawat dan orang awam dapat di ajarkan pijat relfeksi . Keluarga dapat
di ajarkan untuk melakukan refleksi untuk mengurngi rasa sakit dan
kecemasan pada keluarganya yang sakit .

6. Energy medicine ( Reiki )


Reiki adalah energy getaran halus yang paling sering difasilitasi oleh
sentuhan yang sangat ringan . Rei yang berarti universl atau energy tertinggi , dan
ki berarti energy kekuatan hidup . Terapi Reiki di duga mendukung kesejahteraan
kita dan untuk memperkuat kemampuan alam kita untuk menyembuhkan dengan
mendorong keseimbangan dalam tubuh , pikiran , dan jiwa .
Reiki yang di tawarkan oleh seorang praktisi Reiki dilatih untuk
individu dan melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan pada tubuh pasien
: kepala hingga ujung kaki , depan dan belakang , dan di titik nyeri jika ditolrenasi
. Sentuhan lembur dari Reiki adalah menenangkan , dan menstmlasi relaksasi
yang mendalam . Hal ini dapat di berikan kepada setiap pasien karena sentuhan
yang sangat ringan . Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki . Karena
itu adalah sentuhan ringan , tidak menimbulkan rasa tidak nyaman . Selama
pasien terbuka untuk menerima sentuhan yang sangat ringan , dapat di lakukan .

7. Bological Based Practice


Karena terapi komplementer adalah pengobatan untuk mendukung
pengobatan medis atau konvensonal . Jadi herbal , vitamin dan suplemen yang
diberikan akan berinteraksi dengan obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau
tenaga medis lainya . Namun , adanya interaksi antara obat herbal , vitamin , atau
suplemen dengan obat-obatan harus di waspadai .

13
Contoh pengobatan komplementer dalam bentuk herbal yaitu herbal
Sinshe Fengshui , yaitu metode pengobatan yang memadukan obat-obatan herbal
yang berkhasiat tinggi dengan resep pengobatan Cina Kuno yang telah berusia
ribuan tahuan . Selain itu ada tanaman herbal , yaitu ginseng yang berasal dari
daerha pegunungan Cina Utara yang bermanfaat untuk pengobatan yang bisa
untuk menyegarkan tubuh dan jiwa juga bermanfaat dalam menyembuhkan
berbagai penyakit dan gangguan lainya .

J. Hubungan Terapi Komplementer pada Keperawatan Paliatif


Masyarakat cenderung menggunakan terap komplementer karena
banyak terapi yang menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati berbagai jeni
s penyakit namun belum banyak penelitian yang memebuktikanya . Salah satu
penykit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit kanker .
Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi menyembuhkan ( kuratif ) ,
mengurangi rasa sakit ( paliatif ) dan mencegah timbulnya kembali ( preventif ) .
Pengobatan komplementer alternatife adalah salah satu pelayanan kesehatan yang
akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan kedokteran
konvensional ( Hasanah & Widowati , 2016 ).
Pada penelitian yang di lakukan oleh Irawan , Rahayuwati & Yani (
2017) menunjukan bahwa penggunaan terapi modern sering mengeluh mual muntah
terutama pasca kemoterapi . Pengguna terapi modern dan komplementer ( herbal )
mengatakan penggunaan herbal mengurangi mual muntah dan mempercepat
penyembuhan pasca terapi modern di lakukan . Pengguna terapi modern dan
komplementer ( herbal dan pijat ) mengatakan penggunaan herbal dan pijat untuk
mengurangi efek samping terapi modern .
Hasil penelitian yang lain menunjukan terapi modern telah terbukti
secara medis dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit kanker dapat
dikurangi dengan terapi modern dan komplemeneter sehingga secara global kualitas
hidup penderita kanker meningkat .
Salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan pada keperawatan
paliatif adalah akupuntur . Akupuntur yang gunakan pada terapi kanker bukan
ditujukan untuk mengobati penyakit kankernya karena penusukan pada lesi
merupakan kontraindikasi . Hal ini dilakukan untuk pengobatan paliatif yaitu
mengurangi nyeri kronis , mengurangi efek samping kemoterapi ataupun radioterapi
seperti , nyeri , mual , muntah , serta mengurangi dosis obat anti-nyeri sehingga
kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan .
Pelayanan kesehatan komplementer alternatife merupakan pelayanan yang
menggabungkan pelayanan konvensional dengan kesehatan tradisonal dan atau hanya
sebagai alternatife menggunakan pelayanan kesehatan tradisional , terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan formal . Keberhasilan masuknya obat tradisional ke dalam

14
sistem pelayanan kesehatan formal hanya dapat di capai apabila terdapat kemajuan
yang besar dari para klinisi untuk menerima dan menggunakan obat tradisional (
Hasanah & Widowati , 2016 ).
Beberpa fakta yang kita jumpai pada masyrakat akhr-akhir ini adalah
kecendrungan kembali kea lam dan terapi alternatife . Dengan banyaknya piliahn
tanaman obat yang di tawarkan , mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif
secara konvesonal , ketidakberhasilan dan banyknya penyulit sampingan dalam
pengobatan konvesonal ,serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan
tanaman obat mendorong maki banyak masyarakat untuk memilih pengobatan
alternative antara lain dengan tanaman obat dan terapi komplementer sebgai cara
untuk pengobatan ( Hasanah & Wdowati , 2016 ).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatife care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hiduppasien dan
keluarga yang menghadapi masalah beruhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jwa ,
melalu pencegahan dan membantu meringankan penderita , indentifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penannganan nyeri dan masalah lain baik fisik , psikososisal , dan spiritual .

B. Saran

Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada pasien paliatif dan
menejelang ajal , mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatf dan
menjelang ajal .

16
DAFTAR PUSTAKA

https://catatanperawatblog.wordpress.com/2016/10/08/therapi-komplementer-dan-
alternatif/ https://www.academia.edu/11111684/Terapi_komplementer
https://id.scribd.com/document/398716183/Makalah-Komplementer-Paliatif-Menjelang-Ajal
https://id.scribd.com/document/375284439/TERAPI-KOMPLEMENTER-PALIATIF
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/200/311

17

Anda mungkin juga menyukai