DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
2019
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “Diversity(keberagaman)”.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.5 Manajemen keberagaman...................................................................................15
2.7 Perspektif keberagaman.......................................................................................19
2.13 Kedewasaan keberagaman..................................................................................25
4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................26
3.2 Saran.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
6
1.2 Rumusan Masalah
6. Bagaimana perspektif keberagaman?
12. Bagaimana kedewasaan keberagaman?
1.3 Tujuan Penulisan
6. Mengetahui perspektif keberagaman
9. Mengetahui masalah keberagaman
12. Mengetahui kedewasaan keberagaman
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
1985 keberagaman diartikan sebagai semua perbedaan tenaga kerja, ditambah
dengan isyarat tentang perbedaan di luar tenaga kerja. Sementara itu, antara 1996-
2000, keberagaman menunjukkan setiap bauran semua hal yang ditandai oleh
perbedaan dan kesamaan. Akhirnya pada 2001-2005 dia sampai suatu pandangan
bahwa keberagaman menunjukkan bauran dari perbedaan, kesamaan, dan
tegangan yang dapat terjadi di antara elemen bauran yang bersifat pluralistik.
Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa cara para ahli mengungkapkan
pengertian keberagam sangat bervariasi, namun menunjukkan adanya persamaan.
Keberagaman menyangkut aspek yang sanagt luas, dapat dilihat dari tingkatannya
dan faktor yang mempengaruhunya. Keberagamn dapat terjadi pada tingkat
individu, kelompok, organisasi, komunitas, dan masyarakat. Keberagaman juga
sangat dipengaruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya
manusia, kondisi lingkungan internal tempat kerja dan kondisi eksternal
masyarakat yang dihadapi.
9
Namun demikian,dengan penerapan keberagaman tidak berarti bebas dari
masalah.pemahaman tentang makna keberagaman dan kemampuan mengelola
keberagaman perlu ditingkatkan secara berkelanjutan.
a) Warisan Birokrasi
10
Kondisi seperti tersebut diatas membuat semakin beragamnya tebaga kerja
dan proses kerja organisasi. Interaksi diantara tenaga kerja dan pemimpin
organisasi semakin meningkat. Kenyataan tyersebut mendesak semakin
diperlukannya pemahaman tentang kebergaman dan menunjukkan indikasi
semakin perlunya pengelolaaan keberagaman budaya.
11
Berhimpunnya orang dengan latar belakang dan budaya berbeda di tempat
kerja menyebabkan semakin perlunya manajemen keberagaman perlu agar
keberagaman yang berpotinsi menimbulkan konflik dapat diubah manjadi
kekuatan bagi organisasi, dengan melakukan integrasi dan sinergi di antara
keragaman budaya.
12
8. Kekurangan sentakan kesalahan, merupakan kemauan untuk menggali alasan
atas kesalahan atau kegagalan dan belajar dari kesalahan.
a. Minoritas Etnik
b. Glass Ceiling
13
sekali terwakili dalam posisi penting organisasi. Dengan demikian, tenaga kerja
berasal dari kelompok minoritas, walaupun mempunyai kelebihan sering tidak
mendapatkan posisi penting. Hal yang sama dapat terjadi pada tenaga kerja
wanita. Sebenarnya hal tersebut bersifat merugikan dilihat dari segi kinerja
organisasi.
c. Pekerja Wanita
Kesulit lain yang sering dihadapi tenaga kerja wanita adalah harus
menyeimbangkan tanggung jawab terhadap urusan rumah dan pekerjaan.
Karenanya tenaga kerja wanita cenderung bekerja dalam profesi tertentu seperti
perawat atau guru, pekerjaan kebersihan atau administrasi, cenderung mencari
pekerjaan paruh waktu dari padi penuh waktu, atau bekerja secara bebas dirumah.
14
faktor psikologis yang dapat menghambat penggunaan tenaga kerja yang
menyandang kekurangan fisik tersebut. Namun arah yang harus ditempuh adalah
memberikan kesempatan seluas-luasnya sepanjang memiliki kemampuan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.
e. Kelompok Umur
Satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah penggunaan tenaga kerja di
bawah umur yang sebenarnya dilarang oleh undang-undang. Sebagian di antara
mereka terpaksa bekerja karena desakan ekonomi keluarga. Namun, sebagian lain
dimanfaatkan oleh pengusaha karena bersedia dibayar dengan upah murah.
15
2. Memperluas basis pelanggan, dengan memperluas spektrum orang sebagai
pekerja, dan dapat ditarik pelanggan lebih luas.
4. Budaya trbuka dan lebih adaptif, dengan memfokus pada kinerja dan
pengembangan orang berbasis pada kompetensi dari pada dalam keanggotaan
kelompok, sehingga suatu organisasi akan menjadi lebih bersemangan dan
kompetitif.
16
lainnya tidak dapat menyebut definisi dan dasar-dasar yang menjelaskan usaha
mereka sehingga kembali pada rasionalitas bahwa “keberagaman berarti hal yang
berbeda bagi orang yang berbeda”.
Quality decision (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006: 103) adalah suatu
keputusan yang membantu orang dan organisasi menyelesaikan tiga tujuan
penting, yaitu misi (apa yang kita cari untuk lakukan), visi (seperti apa wujud
keberhasilan secara ideal), dan strategi (bagaiman kita akan memperoleh
kedudukan kompetitif maksimum).
17
Ketika kita berbicara tentang keberagaman, kita berbicara keberagaman
dari perspektif perusahaan atau manajer sebagai perwakilannya. Jarang kita
berpikir aspirasi personal dari individu pemimpin atau kontributor. Aspirasi dari
individual ini mungkin berbeda dari aspirasi perusahaan. Sama jelasnya bahwa
aspirasi individual dapat memengaruhi efektivitas usaha keberagaman perusahaan.
The craft mengandung dua elemen, yaitu art and skill atau seni dan
keterampilan (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006: 15). Untuk bakat alamiah, the craft
kebanyakan diartikan sebagai seni. Sering mereka tidak dapat dengan mudah
mengungkapkan mengapa dan bagaimana mereka begitu efektif dengan
manajemen keberagaman. Di sisi lain, mayoritas the craft adalah kketerampilan
yang dipelajari.
2.5 Mengelola Keberagaman
18
dilakukan dengan memerhatikan elemen, seperti ras, gender, etnis, umur, asal
daerah, afiliasi politik, kelas sosial ekonomi, orientasi seksual, masa jabatan
dalam organisasi, latar belakang pendidikan, atau kombinasi diantaranya.
19
decision dalam kondisi perbedaan, kesamaan, dan tegangan yang bersangkutan.
Berarti bahwa kita harus belajar keluar darimcara kita sendiri dan membuat
keputusan yang memungkinkan membantun tujuan sendiri dan organisasi. Hal
tersebut berarti bahwa kita belajar membuat quality decision meskipun tidak
nyaman dengan komponen campuran keberagaman tertentu yang terdapat dalam
lingkungan kita.
2.6 Perspektif Keberagaman
1. Bottom line, atau juga dinamakan pengaruh pada kinerja finansial, terutama
penting dalam organisasi bisnis. Keberhasilan manajemen keberagaman
ditunjukkan oleh penurunan biaya, terutama dalam bentuk pengeluaran lebih
rendah untuk rekrutmen dan pelatihan.
20
3. Legislation, terdapat tekanan alasan legal untukrekrumen yang jujur dan
kebijak sanaan kesempatan kerja. Kelompok-kelompok sekarang ini dilindingi
oleh legislasi terhadap diskriminasi kesempatan kerja termasuk wanita, ras
minoritas terhadap dan kaum tuna daksa.
4. Morality, masalah sosial dan moral terjadi dalam organisasi apabila terjadi
diskriminasi pada angkatan kerja, atau terhadap posisi jabatan penting.
5. Public relations, tidak ada organisasi mau dikenal secara publik bersifat
diskriminatif dalam rekrutmen maupun kesempatan kerja. Public relations yang
baik akan meningkatkan citra organisasi.
Biasanya terdapat tiga hal yang perlu dibedakan yang menyangkut keberagaman
budaya organisasi karena masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda.
21
setiap orang di dorong mengembangkan dan melakukan kinerja sampai pada batas
potinsinya.
2.9 Masalah Keberagaman
22
Thomas, Jr. (2006: 70) memaknai organisasi yang mengalami stuck atau
kebuntuan masih dapat memperoleh kemajuan, namun tidak dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
7. Banyak pimpinan percaya bahwa tidak ada solusi baru yang diperlukan.
Mereka berpikir bahwa yang perlu adalah keinginan untuk bertindak.
23
8. Sejumlah eksekutif senior berfikir bahwa menghadapi kebutuhan adalah state
of the art. Mereka tah bahwa mereka menghadapi kebuntuan, tetapi mereka
percaya bahwa setiap perusahaan yang terikat serius dengan keberagaman akan
tetapi menghadapi kebuntuan sampai state of the art membantu.
24
orang dan kebanyakan organisasi, keberagaman tampak seperti suatu persoalan
dan buku merupakan solusi. Hal tersebut terjadi karena perbedaan dihindari, tetapi
tidak dirangkul dan dimanfaatkan. Hirarki lama, tradisi dan biasa seharusnya
jangan dipertanyakan atau diuji. Untuk membuat perubahan dirangkul dan
mengkapitalisasi keberagaman akan memerlukan terobosan yang benar, yang
dinamakan inclusion breakthrough (frederick A. Miller dan judith H. Katz, 2002:
1).
25
Ada tiga macam keterampilan manajemen keberagaman yang diperlukan
untuk menguasai keahlian manajeman keberagaman strategis (R. Roosevelt
Thomas, Jr., 2006: 154), yaitu:
2.12 Kedewasaan keberagaman
26
kerugian dari kegagalan mencapai integrasi fungsional, dasn tantangan bagi
kesehatan, persahabatan dan keluarga mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
3.2 Saran
28
Daftar Pustaka
Aqsha, Darul Van Der Meiji, Johan Hendrik Meuleman. 1995. Islam in
Indonesia :Asurvey of Even and Development from 1988 to March 1993.
Jakarta : Indonesia Netherlands Islamic Services (INIS)
29