Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Disusun Oleh :
ADE OCTAVIANA
NIM. 044156248

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA
PROVINSI JAMBI
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang Berjudul
“Multikulturalisme dalam Era Globalisasi” dengan baik. Makalah ini, dapat
diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-
satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan
pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka Jambi
maupun lingkungan masyarakat.
.

Jambi, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Multikulturalisme......................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Multikulturalisme............................................................. 4
2.1.2 Unsur Multikulturalisme..................................................................... 4
2.1.3 Bentuk Masyarakat Multikulturalisme............................................... 5
2.2 Globalisasi.................................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Globalisasi........................................................................ 8
2.2.2 Proses Globalisasi............................................................................... 8
2.2.3 Bentuk dan gejala Globalisasi............................................................ 10
2.3 Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi.................................................... 12

2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa......................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Multikultualisme adalah pemahaman atas adanya unsur-unsur yang berbeda


dalam suatu konsep sehingga penekanan makna multikulturalisme terletak adanya
seb-isme yang mengakui perbedaan ada dalam kesederajatan, baik secara
individual maupun secara kebudayaan (kompleks). Multikulturalisme sendiri
dimaknai sebagai hadirnya sejumlah masayarakat dan kebudayaan serta
berdampingan, dimana antara mereka saling terjalin suatu interaksi dan dalam
interaksi tersebut dikembangkan suatu pemahaman satu sama lain untuk dapat
saling menghargai, bertoleransi, rukun dan menghormati. Multikulturalisme
memposisikan manusia, masyarakat dan kebudayaan ada dalam kesejajaran dan
kehormatan yang sama dan seimbang, maka keberadaban terletak pada
kesanggupan untuk berpandangan, bersikap, dan bertindak atas nama kemuliaan
bersama.
Secara umum globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban
manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari
proses manusia global itu. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Proses globalisasi ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia
secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai
dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Proses perkembangan globalisasi
pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini

1
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi
internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses
berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi
antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu
sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong
royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh
terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya
rambut dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Pengertian Multikulturalisme ?


2. Apa Unsur Multikulturalisme ?
3. Bagaimana Bentuk Masyarakat Multikulturalisme ?
4. Apa Pengertian Globalisasi ?
5. Bagaimana Proses Globalisasi ?
6. Bagaimana Bentuk dan gejala Globalisasi ?
7. Bagaimana Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi ?
8. Apa Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa ?

2
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Pengertian Multikulturalisme


2. Mengetahui Unsur Multikulturalisme
3. Mengetahui Bentuk Masyarakat Multikulturalisme
4. Mengetahui Pengertian Globalisasi
5. Mengetahui Proses Globalisasi
6. Mengetahui Bentuk dan gejala Globalisasi
7. Mengetahui Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi
8. Mengetahui Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.5 Multikulturalisme
2.5.1 Pengertian Multikulturalisme

Secara bahasa multikulturalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu dari


kata multi dan kultural.

Multi berarti banyak atau lebih dari satu sedangkan kultural berarti
budaya. Jadi multikultural adalah budaya yang banyak atau lebih dari satu.

Sedangkan secara istilah multikulturalisme adalah istilah yang


digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan
di dunia.

Multikulturalisme juga dapat disebut sebagai kebijakan kebudayaan


yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman dan
berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat.

Kebudayaan tersebut menyangkut nilai – nilai, norma – norma, sistem,


budaya, kebiasaan, adat istiadat, dan politik yang dianut oleh mereka.

2.5.2 Unsur Multikulturalisme

Terdapat beberapa unsur multikulturalisme, khususnya di Indonesia.


Berikut adalah unsur – unsur multikulturalisme yang ada di Indonesia :

1. Suku Bangsa; suku bangsa di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari


Sabang sampai Merauke.

4
2. Ras; ras di Indonesia muncul karena adanya pengelompokan besar
manusia yang memiliki ciri biologis, seperti warna rambut, warna kulit,
ukuran tubuh, dan lain sebagainya.
3. Agama dan Keyakinan; agama dan keyakinan di Indonesia cukup
beraneka ragam, mulai dari agama islam, kristen, katolik, hindu, budha,
hingga kong hu cu.
4. Ideologi; ideologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku.
5. Politik; politik merupakan usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.
6. Tata Krama; tata krama merupakan segala tindakan, perilaku, adat
istiadat, sopan santun, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan kaidah
maupun norma tertentu.
7. Kesenjangan Sosial; adanya penggolongan manusia berdasarkan kasta.
8. Kesenjangan Ekonomi; adanya penghasilan yang berbeda antar
manusia.

2.5.3 Bentuk Masyarakat Multikulturalisme

Bentuk masyarakat multikulturalisme terbagi menjadi 5 bentuk, yaitu :

1. Primordialisme

Primordialisme merupakan sebuah pandangan atau paham yang


memegang teguh terhadap berbagai hal yang sudah ada sejak kecil.

Pandangan tersebut dapat berupa kepercayaan, tradisi, adat


istiadat, ataupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan hidup
pertama seorang individu.

Primordialisme ini memiliki fungsi untuk melestarikan budaya


kelompoknya.

Namun primordialisme ini juga dapat membuat seorang individu


atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme.

5
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang cenderung bersifat
subyektif dalam memandang budaya orang lain.

Mereka akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah
mereka bawa sejak kecil.

Jadi primordialisme dapat diartikan dengan suatu kepercayaan


yang sudah mendarah daging.

2. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan anggapan suatu kelompok sosial bahwa


kelompoknyalah yang paling unggul dibandingkan dengan kelompok
lain.

Mereka akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah
mereka bawa sejak kecil (primordialisme).

Jadi etnosentrisme dapat diartikan dengan suatu anggapan dari


kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul
dibandingkan dengan kelompok lain.

3. Interseksi

Interseksi merupakan suatu pertemuan atau titik potong yang


dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk di dalam sosiologi.

Interseksi juga merupakan pertemuan atau persilangan


keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi.

Baik berupa suku, agama, kelas sosial, jenis kelamin, dan lain
sebagainya dalam suatu masyarakat majemuk di dalam sosiologi.

Interseksi ini akan terbentuk melalui interaksi sosial atau


pergaulan yang intensif dari para anggotanya.

6
Interaksi sosial ini akan terbentuk melalui sarana pergaulan dalam
kebudayaan manusia, diantaranya adalah bahasa, kesenian, sarana
transportasi, pasar, sekolah, dan lain sebagainya.

Jadi interseksi dapat diartikan dengan suatu masyarakat yang


terdiri dari banyak suku, budaya, agama, ras, dan lainnya yang berbaur
menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.

4. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan pemikiran atas


kepercayaan yang telah diyakini menjadi semakin kuat.

Konsolidasi juga merupakan suatu proses penguatan yang


dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan untuk seseorang atas
apa yang telah seseorang yakini.

Jadi konsolidasi dapat diartikan dengan suatu penguatan atas apa


yang telah melekat pada dirinya.

5. Politik Aliran

Politik aliran merupakan suatu kelompok masyarakat yang


tergabung ke dalam ormas – ormas yang memiliki suatu pemersatu.

Pemersatu tersebut dapat berupa partai politik yang ada di dalam


suatu negara.

Politik aliran juga merupakan suatu organisasi masyarakat yang


digunakan untuk memelihara dan menyejahterakan anggota
masyarakatnya.

Jadi politik aliran dapat diartikan dengan suatu partai politik yang
memiliki dukungan dari organisasi masyarakat sebagai pembangun
kekuatan dalam pemilihan umum.

7
2.6 Globalisasi
2.6.1 Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah tersebar luasnya pengaruh ilmu pengetahuan dan


kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain
sehingga tidak jelas lagi batas-batas yang jelas dari suatu negara.

Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sebuah


komunikasi dan organisasi di antara masyarakat satu dengan yang lainnya
yang berbeda di seluruh dunia yang memiliki tujuan untuk mengikuti kaidah-
kaidah baru yang sama. Hubungan tersebut disebabkan oleh penemuan baru
seperti alat elektronik dan internet.

Globalisasi juga dijelaskan oleh Anthony Giddens yang menerangkan


bahwa hubungan sosial akhirnya menjadi intens antar penduduk di dunia ini.
Kemudian terhubunglah satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang
menghasilkan dampak timbal balik antara wilayah sehingga berkembang luas
sampai aspek-aspek kehidupan antara keduanya.

2.6.2 Proses Globalisasi

Karena globalisasi sedikit banyak mengubah tatanan hidup masyarakat,


terjadinya globalisasi juga tidak datang begitu saja, namun terjadi melalui
sebuah proses. Proses terjadinya globalisasi dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:

a. Globalisasi Era Pra-Modern

Walaupun globalisasi sering dikaitkan dengan dunia yang modern dan


berhubungan dengan kecanggihan serta teknologi yang modern. Namun ada
pendapat yang melihat bahwa proses globalisasi sudah terjadi sebelum zaman
itu. Salah satunya era pra modern. 

8
Merupakan proses globalisasi yang terjadi jauh sebelum manusia
mengenal teknologi modern seperti sekarang ini. Kalau bisa kita bayangkan.
Manusia mengalami aktivitas global seperti fenomena migrasi zaman
prasejarah.

Era ini ditandai pula sebagai zaman kerajaan, penyebaran agama, jalur
perdagangan silk road dan migrasi antar benua. Pada era ini Periode pra
modern ini, berlangsung sekitar tahun 3500 SM hingga 1500 SM.

b. Globalisasi Era Modern Awal

Kemudian dilanjutkan pada periode selanjutnya pada periode tahun


1500-1600 an, terjadi kebangkitan imperium maritim Eropa, yang imperium
utamanya yakni Portugis dan Spanyol, kemudian disusul imperium Belanda
dan Britania. Kondisi ini menjadi titik balik ekspansi negara-negara kolonial
dari Eropa, menuju benua lain.

Pada era modern awal, imperium-imperium tersebut melakukan


ekspansi dengan tujuan utama untuk berdagang. Namun pada prakteknya,
terjadi kolonialisme pada negara-negara lain tujuan ekspansinya.

c. Modern Globalisasi Era Modern

Lalu kita lanjut membahas globalisasi pada era modern. Era ini terjadi
sekitar tahun 1850 hingga 1970.  Nah, perbedaan dari era sebelumnya yakni
modern awal, ialah dari tujuan ekspansi para imperium eropa, cara mengelola
perdagangan global, serta tingkat pertukaran informasinya.

Era ini juga ditandai dengan meningkatnya perdagangan internasional,


yang dituntut dengan meningkatnya perkembangan bank multinasional, alat
komunikasi, serta transportasi yang semakin modern.

9
d. Globalisasi Era Kontemporer

Nah, selanjutnya kita membahas proses globalisasi yang terjadi sejak


akhir periode modern, hingga saat ini, yakni era kontemporer. Pada periode
ini, globalisasi yang terjadi semakin mudah dan cepat dalam membantu
kebutuhan manusia untuk mengakses informasi dan mendapatkan
kebutuhannya. Kemajuan teknologi yang selalu up to date juga menjadi ciri
khas dari globalisasi era kontemporer ini. 

2.6.3 Bentuk dan gejala Globalisasi

Bentuk dan gejala dari globalisasi ini bisa dibagi dalam beberapa
bidang. :

a. Bidang Ekonomi

Bentuk dan gejala globalisasi di berbagai bidang di kehidupan sosial.


yang pertama bidang ekonomi, globalisasi ini erat dengan perdagangan bebas.

Misalnya kalau kamu ingin membeli barang-barang tertentu yang hanya


dijual di luar negeri, kamu bisa nih memesan secara online kemudian barang
itu akan langsung dikirim ke rumah kamu. Prinsip dari perdagangan bebas ini
seperti memudahkan transaksi antar negara, dan bisa lebih mudah berbelanja
melalui aplikasi jual beli di smartphone

b. Bidang Sosial

Kedua, bidang sosial, munculnya banyak teknologi baru yang


mempermudah hidup kita dan juga untuk saling terhubung satu sama lain.
Kita bisa belajar daring seperti saat ini, juga merupakan dampak baik
perkembangan teknologi. 

10
Kamu juga bisa melakukan video call, atau kirim-kirim pesan dengan
stiker lucu ke teman-temanmu, itu juga merupakan kegiatan sosial yang
dipermudah dengan teknologi.

c. Bidang Budaya

Ketiga, bidang budaya bisa kamu lihat dari bahasa. Di sekolah, kita juga
mempelajari bahasa asing, termasuk Inggris, bukan? Nah itu semua adalah
salah satu contoh bahasa dunia, namun semua orang mempelajarinya karena
yang menjadi bahasa internasional adalah bahasa Inggris.

Tak hanya bahasa Inggris, bahasa Prancis, Rusia, Mandarin, Jepang,


Jerman, dan banyak bahasa lainnya kita juga bisa kita pelajari sekarang ini. Itu
semua karena ketika negara sudah menerima globalisasi, maka bangsa
tersebut harus siap untuk terbuka dengan nilai-nilai budaya dari bangsa lain.

Penggunaan bahasa asing yang semakin marak tidak terlepas dari


interaksi budaya yang semakin meningkat diantara berbagai negara, entah
melalui kesenian seperti film, atau kunjungan wisatawan asing ke sebuah
negara yang membuat penggunaan bahasa asing menjadi semakin masif

d. Bidang Politik

Keempat, Politik. Kamu bisa melihat dari berbagai kebijakan Nasional


yang mempengaruhi keberadaan negara lain. Nah kita tahu juga kan adanya
kebijakan tentang cukai, ekspor, atau impor. Kebijakan ini pasti
mempengaruhi negara-negara lainnya lho!

Maka dari itu setiap negara memiliki Kedutaan Besar, untuk mewakili
mereka pada urusan diplomatik antar negara. Ada banyak lagi bentuk dan
gejala yang bisa diamati karena memang globalisasi merasuk ke dalam setiap
hal di hidup kita.

11
2.7 Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi

Menurut H.A.R. Tilaar, mullikulturalisme pada masa modern, terutama dalam


era globalisasi, berbeda dengan multikulturalisme pada masa lalu.
Multikulturalisme modern di dalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat ke
luar.

Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam


sebuah negara, tetapi juga seluruh kelompok etnis yang beragam di luar batas-
batas negara, termasuk di dalamnya perkembangan agama, isu jender, dan
kesadaran kaum marjinal.

Bagaimana seseorang dapat memiliki kesadaran multikultur adalah hasil dari


perkembangan pribadi seseorang yang bangga terhadap budayanya, namun dapat
menghargai budaya lain dalam ikatan komunitas yang lebih luas. Kesadaran
multikultural berarti seseorang mempunyai kesadaran serta kehanggaan memiliki
dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan
hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling
menghormati.

Untuk itu pentingnya pendidikan multikultural guna membangun manusia


yang dapat mengakui adanya perbedaan, persamaan hak, dan keadilan sosial
terutama di era globalisasi.

 Contohnya adalah adanya program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN)


yang dilaksanakan pemerintah melalui Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
(KEMENPORA). PPAN bertujuan mengembangkan generasi muda Indonesia
untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, sekaligus mempersiapkannya
menghadapi tantangan global di masa mendatang. Serta Memberikan kesempatan
kepada generasi muda untuk lebih mengenal adat-istiadat, kesenian, dan budaya di
negara tujuan, tukar-menukar pengalaman serta melakukan kegiatan bersama di

12
negara lain yang akan menimbulkan saling pengertian, penghormatan dan
toleransi.

2.8 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap


perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang
dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya
barat, misalnya pergaulan bebas.
Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu,
anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor
dan tagading (alat musik batak). Saat ini,teknologi semakin maju, ironisnya
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat,
bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah
(TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola
dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi
lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang
merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia
yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan
Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu
sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan
anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta

13
seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar
anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan)
sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-
film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi
norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman.
Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai
pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya
perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri
yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia .
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet,
turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan
ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan
penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan
teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal.
Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan
baik. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial
dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai
antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Multikultur adalah hasil dari perkembangan pribadi seseorang yang
bangga terhadap budayanya, namun dapat menghargai budaya lain dalam ikatan
komunitas yang lebih luas. Kesadaran multikultural berarti seseorang mempunyai
kesadaran serta kehanggaan memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya
sendiri, namun demikian dia akan hidup berdampingan secara damai, bahkan
saling bekerja sama dan saling menghormati.

Pengaruh globalisasi menimbulkan pengaruh yang negatif bagi


kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam
kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai menghilang. Akibatnya
teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai
baru tentang kesatuan dunia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus
tetap melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri agar dalam era globalisasi ini,
kebudayaan kita tidak semakin menghilang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Tri. 2011. Diktat Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang

http://www.google=pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah.com/

https://duduksamarata.blogspot.com/2020/08/multikulturalisme-dalam-era-
globalisasi.html

https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-globalisasi-sosiologi-kelas-12

https://www.yuksinau.id/pengertian-multikulturalisme/

Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:


Gramedia.

16

Anda mungkin juga menyukai