Anda di halaman 1dari 12

Tugas Tutorial 2

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

“Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi”

Oleh :

Aldy Jeremia

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan masalah yang berjudul “Multikulturalisme Dalam
Era Globalisasi” ini sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Tak lupa pula
saya mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada saya sebagai
upaya untuk menambah wawasan dari saya.

Makalah ini ditulis dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari buku
panduan maupun jurnal yang berhubungan dengan “Multikulturalisme Dalam Era
Globalisasi”. Dalam penyusunan makalah ini, saya selaku penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Maka pada kesempatan ini, saya
selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Pekanbaru, 11 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Definisi Globalisasi................................................................................4

2.2 Definisi Multikulturalisme.....................................................................4

2.3 Jenis-jenis Multikulturalisme.................................................................5

2.4 Penyebab Multikulturalisme di Indonesia..............................................5

2.5 Kasus-Kasus Multikulturalisme Di Indonesia........................................6

2.6 Perbandingan Antara Konsep Multikulturalisme dengan Kesetaraan....7

2.7 Solusi Untuk Mengatasi Multikulturalisme Di Indonesia......................7

BAB III KESIMPULAN........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multikulturalisme sendiri ingin tidak ingin identik dengan keberagaman,


konsep yang sulit akrab dengan kesetaraan. Lalu, mungkinkah Indonesia yang
masyarakatnya multikultural ini mampu mewujudkan kesetaraan?. Bernilainya
pembelajaran multikultural selaku upaya melindungi kelestarian budaya Melayu
nusantara. Perihal ini berguna dibahas untuk membangun wacana menimpa
pentingnya mempertahankan eksistensi kebudayaan lokal. Arus golbalisasi dikala
ini begitu deras menerpa bermacam kebudayaan lokal serta tidak tidak sering
mencabutnya dari akarnya. Trend budaya global menggerogoti kearifan- kearifan
lokal yang menyatu serta jadi ruh kebudayaan lokal. Kebudayaan Melayu
Nusantara yang sangat kental dengan nilai- nilai Islam wajib senantiasa dilindungi
serta dipertahankan dengan bermacam upaya, paling utama lewat pembelajaran.

Globalisasi menjadikan kebudayaan Barat selaku trend kebudayaan dunia.


Kebudayaan Barat yang didominasi budaya Amerika yang sarat dengan
konsumerisme, hedonisme serta materialisme jadi kebudayaan global serta kiblat
untuk kebudayaan- kebudayaan di negara- negara tumbuh. Budaya global ini
menyerang dunia diisyarati dengan hegemonisasi life style. Bertepatan dengan itu,
masa modern sudah melahirkan banyak kreasi bermacam sarana buat
memudahkan penuhi kebutuhan manusia. Sarana serta perlengkapan yang mutahir
hasil kreasi manusia itu mengalirkan nilai- nalai baru dari luar, ialah peredaran
serta pertukaran kebudayaan. Dunia hendak terus hadapi revolusi Four Ti
(technology, telecomunication, transportation, tourism) yang mempunyai
globalizing force yang dominan sehingga batasan antar wilayah serta antar negeri
terus menjadi kabur, serta hendak terbentuk suatu global village. Perihal ini
menjadikan kebudayaan yang tumbuh dikala banyak meninggalkan rumus aslinya.

Kecanggihan media komunikasi serta data selaku produk masa modern


sudah sanggup mentransfer kebudayaan ke segala penjuru denyut nadi kehidupan
warga global dengan sangat gampang serta cepat. Datangnya kebudayaan global

1
tersebut memunculkan akulturasi yang tidak sering menghempaskan nilai-nilai
kebudayaan asli (lokal) dari akarnya yang setelah itu mengambil alih
eksistensinya. Sementara itu, kebudayaan asing ini terkadang tidak sesuai ataupun
apalagi berlawanan dengan nilai serta norma kebudayaan lokal. Memandang
realitas di atas, kebudayaan Melayu yang sangat kental dengan nilai- nilai Islam
mengalami tantangan yang sangat hebat. Arus multikulturalisme di masa global
apalagi dapat jadi ancaman untuk eksistensi kebudayaan Melayu. Bukti diri
dominan pada Indonesia susah ditunjukan pada ilham kesetaraan. Oleh karena itu,
pada makalah ini penulis hendak menjelaskan terpaut tentang multikulturalisme
dalam masa globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari globalisasi?

2. Apa definisi dari multikulturalisme?

3. Apa saja jenis-jenis multikulturalisme?

4. Apa penyebab multikulturalisme di era globalisasi?

5. Apa saja kasus-kasus multikulturalisme di Indonesia?

6. Bagaimana perbandingan antara konsep multikulturalisme dengan


kesetaraan?

7. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi multikulturalisme di Indonesia?


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari globalisasi.

2. Untuk mengetahui definisi dari multikulturalisme.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari multikulturalisme.

4. Untuk mengetahui penyebab multikulturalisme di era globalisasi.

5. Untuk mengetahui kasus-kasus multikulturalisme di Indonesia.

2
6. Untuk memahami perbandingan antara konsep multikulturalisme dengan
kesetaraan.

7. Untuk memahami solusi untuk mengatasi multikulturalisme di Indonesia.

1.4 Manfaat

Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai referensi


bagi para pembaca dalam mengetahui informasi yang terkait dengan
multikulturalisme di era globalisasi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Globalisasi

Menurut awal mula katanya, kata globalisasi dari kata global yang
maknanya mendunia atau universal. Globalisasi berusaha melakukan
universalisasi sistem dunia agar semua negara memiliki sistem yang rata secara
global (Safril, 2015). Para ilmuwan barat mengatakan bahwa globalisasi
merupakan suatu proses kehidupan yang maknanya luas dan meliputi segala
bidang kehidupan, seperti ideologi, sosial budaya, politik, ekonomi yang dapat
dinikmati oleh seluruh manusia yang ada didunia (tanpa batas) (Syarbaini, 2015).
Selain itu, dapat diartikan globalisasi ini sebagai menghubungkan sosial dunia di
tempat-tempat jauh sehingga peristiwa disuatu daerah dapat dipengaruhi oleh
peristiwa yang terjadi di daerah lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya.

Ditinjau dari sisi lain, negara-negara yang kaya raya akan mengatur
ekonomi dunia dan negara-negara yang miskin dan kecil makin tidak mampu
untuk bersaing. Oleh karena itu globalisasi sangat berpengaruh terhadap
perekonomian dunia bahkan agama dan budaya pun dapat dipengaruhi oleh
globalisasi. Globalisasi sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal
(Robertson, 2007). Secara singkat, bahwa globalisasi adalah penyeragaman
berbagai bidang kehidupan pada masyarakat seluruh dunia.

2.2 Definisi Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah suatu pernyataan atas hak hidup dari budaya


yang lokal. Perlu ditekankan dalam multikulturalisme ini yang sangat penting
toleransi terhadap budaya lain dalam mengekspresikan budayanya.
Multikulturalisme tidak hanya suatu pandangan atau penglihatan yang menutup
diri terhadap budaya lain namun mengharuskan adanya interaksi dengan budaya
lain, yang duduk sama tinggi maupun berdiri sama rendah dengan budaya lain
(Tilaar, 2004). Multikulturalisme merupakan ideologi dan sebuah alat untuk
meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya, maka konsep kebudayaan ini
dapat dilihat dalam bagian fungsinya untuk kehidupan manusia (Parsudi, 2002).

4
2.3 Jenis-jenis Multikulturalisme

Parekh (2008) membedakan lima jenis dari multikulturalisme:

1. Multikulturalisme isolasionis, merupakan masyarakat dimana kelompok


kulturalnya menjalani kehidupan secara otonom dan terlibat dalam interaksi
minimal satu sama lain.

2. Multikulturalisme akomodatif, merupakan masyarakat yang memiliki budaya


dominan sehingga harus menyesuaikan. Masyarakat ini menerapkan bagaimana
UU, hukum, serta ketentuan yang dinilai sensitif secara kultural,
Multikulturalisme ini diterapkan dibeberapa negara Eropa.

3. Multikulturalisme otonomis, merupakan masyarakat yang kelompok-kelompok


kultural selalu berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan dan
menginginkan kehidupan otonom yang masih bisa diterima. Utamanya untuk
mempertahankan kehidupan mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
dominan; menantang kelompok yang dominan dan berusaha mengadakan suatu
masyarakat yang semuanya dapat eksis sebagai mitra sejajar.

4. Multikulturalisme kritikal/interaktif, merupakan masyarakat plural yang


kelompok kulturalnya yang fokus membentuk perspektif-perspektif khas mereka.

5. Multikulturalisme kosmopolitan, merupakan masyarakat plural yang akan


menghapus batas-batas kebudayaan untuk mengadakan masyarakat tempat
setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan sekaligus
mengembangkan kehidupan kebudayaan masing-masing (Azra, 2007).

2.4 Penyebab Multikulturalisme di Indonesia

Dalam bidang politik multikulturalisme, Kymlicka berpendapat terdapat


dua penyebab dari munculnya multikulturalisme, yang pertama adanya migrasi
masuk ke suatu daerah dan yang kedua adanya kebanggaan sebagai minoritas.
Penyebab pertama dialami oleh negara tujuan imigran yaitu pada negara Amerika
Serikat, Kanada, dan Australia. Sedangkan penyebab kedua bersifat pada unsur
identitas didasari oleh individu (Kymlicka, 2018). Pada dasarnya semua bangsa
yang ada didunia bersifat multikultural. Masyarakat multikultural dapat

5
menciptakan nilai tambah bagi bangsa dari negara tersebut. Banyaknya ragam dari
ras, etnis, suku maupun agama mempunyai karakteristik tersendiri, di bangsa
Indonesia yang rumit serta unik karena keanekaragaman suku bangsa, agama,
bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia merupakan sebuah
bentuk masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme bisa disebut
Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural. Faktor-faktor penyebab timbulnya
multikulturalisme adalah keadaan geografis, adanya pengaruh kebudayaan asing,
adanya perkawinan campur serta iklim yang berbeda. Indonesia, sebagai sebuah
negara yang kaya akan melimpah budayanya. Dari keadaan geografis Indonesia,
terdapat banyaknya pulau berjajar dari sabang sampai marauke, mulai dari
Sumatra hingga Papua. Setiap pulau adanya suku, etnis, agama dan ras tersendiri.
Dipandang adanya pengaruh kebudayaan asing, seperti masuknya etnis Cina,
Arab maupun India membuat masyarakat Indonesia ada kebiasaan yang berbeda
dan cara pandang hidup. Keadaan inilah yang mengubah masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang sangat multikultural.

2.5 Kasus-Kasus Multikulturalisme Di Indonesia

1. Konflik antar-suku, dimana adanya perkelahian antar suku. Contohnya


adanya konflik antara suku Madura dan suku Dayak yang terjadi di Sampit
pada tahun 18 Februari 2001. Adanya konflik antara suku Aceh dengan
suku Jawa di Aceh

2. Konflik antar-agama, merupakan perkelahian antara kelompok yang


memiliki kepercayaan agama yang berbeda. Contohnya konflik
masyarakat Ambon pemeluk agama Islam dengan masyarakat Ambon
pemeluk agama Kristen.

3. Konflik antar-ras, yaitu perkelahian antara ras yang berbeda.

4. Konflik antar-golongan, yaitu perkelahian antara golongan dalam suatu


masyarakat. Contohnya adanya konflik antara pendukung partai Demokrat
dengan simpatisan PDIP.

2.6 Perbandingan Antara Konsep Multikulturalisme dengan Kesetaraan

6
Multikulturalisme tak akan bisa identik dengan keberagaman, konsep yang
susah disatukan dengan kesetaraan. Kesetaraan memiliki kelemahan yang sangat
mendasar karena adanya teori yang salah tentang ketentuan kodrat manusia.
Menurut teori tentang ketentuan kodrat manusia dan memperlakukan kebudayaan
sebagai sesuatu tidak penting atau hanya sebagai kepentingan biasa (Parekh,
2008). Dimana Parekh juga mengatakan bahwa manusia tidak hanya sekedar
makhluk kodrati, tetapi makhluk kultural juga. Semua manusia mempunyai nilai
kemanusiaan. Mereka sama dan mereka juga berbeda, bahkan kesamaan dan
perbedaan tidak bertentangan. Kesetaraan bagi Parekh tidak dapat didasarkan
pada keseragaman masyarakat, karena disini keseragaman tidak lebih penting dari
adanya perbedaan. Menghormati kesetaraan dalam keseragaman tidak juga
mengandung keuntungan. Kesetaraan menurut Ranciere (2011), “Equality here is
not an essence, a value, or a goal. It is a presupposition of theory and practice...”
Dimana bahwa kesetaraan merupakan kondisi adanya setiap manusia. Kesetaraan
untuk menghindari sesuatu yang sering dipermainkan dibandingkan identitas
seperti gender, ras, etnis, dan agama.

2.7 Solusi Untuk Mengatasi Multikulturalisme Di Indonesia

Pancasila adalah solusi bagi permasahan-permasalahan yang ada di


Indonesia terutama multikulturalisme. Disebabkan pancasila ini dibuat oleh para
pendiri bangsa untuk kerasionalitasan bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk,
bermacam-macam agama, bahasa, budaya serta multi ras, yang bergambar di
dalam Bhineka Tunggal Ika, yang mana ini harus dijaga sebaik mungkin.
Kebhinekaan yang diinginkan oleh negara ini adalah yang bermartabat. Di
pancasila tedapat nilai-nilai yang digunakaj bangsa Indonesia sebagai pondasi atas
segala perbuatan dalam kehidupan bernegara maupun sehari-hari. Nilai-nilai
tersebut dapat mengatasi solusi atas masalah yang terjadi di negara Indonesia ini.

BAB III

7
KESIMPULAN

Kesadaran adanya keberagaman budaya disebut kehidupan multikultural.

Suatu keharusan agar masyarakat adanya keberagaman sehingga dapat mernjadi

apresiasi secara positif. Pemahaman ini disebut multikulturalisme, dimana ini

tantangan besar bagi bangsa Indonesia dimana harus tetap bersatu ditengah

keberagaman dan saling menghargai agar persatuan dan kesatuan pun tetap

terjalin.

DAFTAR PUSTAKA

8
Azyumardi, Azra. (2007). Identitas dan Krisis Budaya, Membangun
Multikulturalisme Indonesia. Jakarta : FE UI.
Parekh, B. (2008). The Politics of Multiculturalism. New York : Palgrave
Macmillan.
Robert, Robertus. (2011). “Yang-Politis, Yang-Estetis, dan Kesetaraan Radikal:
Etika Politik Jacques Ranciere.” Dalam Empat Esai Etika Politik. Jakarta:
Komunitas Salihara.
Robertson, & Anne, L. (2007). Simple Program Design : a Step by Step Approach
5th Edition. Course Technology Inc.
Safril Mubah, Ahmad. (2015). Isu-isu Globalisasi Kontemporer. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Suparlan, Parsudi, (2002). Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikutural.
Jurnal Antropogi Indonesia. No.69, UI dan Yayasan Obor Indonesia.
Syarbaini, Syahrial. (2015). Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi :
Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Will Kymlicka. (2018). Liberal Multiculturalismas a Political Theory of State–
Minority Relations. Political Theory Vol. 46(1) 81–91.

Anda mungkin juga menyukai