Oleh :
Aldy Jeremia
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan masalah yang berjudul “Multikulturalisme Dalam
Era Globalisasi” ini sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Tak lupa pula
saya mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada saya sebagai
upaya untuk menambah wawasan dari saya.
Makalah ini ditulis dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari buku
panduan maupun jurnal yang berhubungan dengan “Multikulturalisme Dalam Era
Globalisasi”. Dalam penyusunan makalah ini, saya selaku penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Maka pada kesempatan ini, saya
selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut memunculkan akulturasi yang tidak sering menghempaskan nilai-nilai
kebudayaan asli (lokal) dari akarnya yang setelah itu mengambil alih
eksistensinya. Sementara itu, kebudayaan asing ini terkadang tidak sesuai ataupun
apalagi berlawanan dengan nilai serta norma kebudayaan lokal. Memandang
realitas di atas, kebudayaan Melayu yang sangat kental dengan nilai- nilai Islam
mengalami tantangan yang sangat hebat. Arus multikulturalisme di masa global
apalagi dapat jadi ancaman untuk eksistensi kebudayaan Melayu. Bukti diri
dominan pada Indonesia susah ditunjukan pada ilham kesetaraan. Oleh karena itu,
pada makalah ini penulis hendak menjelaskan terpaut tentang multikulturalisme
dalam masa globalisasi.
2
6. Untuk memahami perbandingan antara konsep multikulturalisme dengan
kesetaraan.
1.4 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut awal mula katanya, kata globalisasi dari kata global yang
maknanya mendunia atau universal. Globalisasi berusaha melakukan
universalisasi sistem dunia agar semua negara memiliki sistem yang rata secara
global (Safril, 2015). Para ilmuwan barat mengatakan bahwa globalisasi
merupakan suatu proses kehidupan yang maknanya luas dan meliputi segala
bidang kehidupan, seperti ideologi, sosial budaya, politik, ekonomi yang dapat
dinikmati oleh seluruh manusia yang ada didunia (tanpa batas) (Syarbaini, 2015).
Selain itu, dapat diartikan globalisasi ini sebagai menghubungkan sosial dunia di
tempat-tempat jauh sehingga peristiwa disuatu daerah dapat dipengaruhi oleh
peristiwa yang terjadi di daerah lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya.
Ditinjau dari sisi lain, negara-negara yang kaya raya akan mengatur
ekonomi dunia dan negara-negara yang miskin dan kecil makin tidak mampu
untuk bersaing. Oleh karena itu globalisasi sangat berpengaruh terhadap
perekonomian dunia bahkan agama dan budaya pun dapat dipengaruhi oleh
globalisasi. Globalisasi sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal
(Robertson, 2007). Secara singkat, bahwa globalisasi adalah penyeragaman
berbagai bidang kehidupan pada masyarakat seluruh dunia.
4
2.3 Jenis-jenis Multikulturalisme
5
menciptakan nilai tambah bagi bangsa dari negara tersebut. Banyaknya ragam dari
ras, etnis, suku maupun agama mempunyai karakteristik tersendiri, di bangsa
Indonesia yang rumit serta unik karena keanekaragaman suku bangsa, agama,
bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia merupakan sebuah
bentuk masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme bisa disebut
Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural. Faktor-faktor penyebab timbulnya
multikulturalisme adalah keadaan geografis, adanya pengaruh kebudayaan asing,
adanya perkawinan campur serta iklim yang berbeda. Indonesia, sebagai sebuah
negara yang kaya akan melimpah budayanya. Dari keadaan geografis Indonesia,
terdapat banyaknya pulau berjajar dari sabang sampai marauke, mulai dari
Sumatra hingga Papua. Setiap pulau adanya suku, etnis, agama dan ras tersendiri.
Dipandang adanya pengaruh kebudayaan asing, seperti masuknya etnis Cina,
Arab maupun India membuat masyarakat Indonesia ada kebiasaan yang berbeda
dan cara pandang hidup. Keadaan inilah yang mengubah masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang sangat multikultural.
6
Multikulturalisme tak akan bisa identik dengan keberagaman, konsep yang
susah disatukan dengan kesetaraan. Kesetaraan memiliki kelemahan yang sangat
mendasar karena adanya teori yang salah tentang ketentuan kodrat manusia.
Menurut teori tentang ketentuan kodrat manusia dan memperlakukan kebudayaan
sebagai sesuatu tidak penting atau hanya sebagai kepentingan biasa (Parekh,
2008). Dimana Parekh juga mengatakan bahwa manusia tidak hanya sekedar
makhluk kodrati, tetapi makhluk kultural juga. Semua manusia mempunyai nilai
kemanusiaan. Mereka sama dan mereka juga berbeda, bahkan kesamaan dan
perbedaan tidak bertentangan. Kesetaraan bagi Parekh tidak dapat didasarkan
pada keseragaman masyarakat, karena disini keseragaman tidak lebih penting dari
adanya perbedaan. Menghormati kesetaraan dalam keseragaman tidak juga
mengandung keuntungan. Kesetaraan menurut Ranciere (2011), “Equality here is
not an essence, a value, or a goal. It is a presupposition of theory and practice...”
Dimana bahwa kesetaraan merupakan kondisi adanya setiap manusia. Kesetaraan
untuk menghindari sesuatu yang sering dipermainkan dibandingkan identitas
seperti gender, ras, etnis, dan agama.
BAB III
7
KESIMPULAN
tantangan besar bagi bangsa Indonesia dimana harus tetap bersatu ditengah
keberagaman dan saling menghargai agar persatuan dan kesatuan pun tetap
terjalin.
DAFTAR PUSTAKA
8
Azyumardi, Azra. (2007). Identitas dan Krisis Budaya, Membangun
Multikulturalisme Indonesia. Jakarta : FE UI.
Parekh, B. (2008). The Politics of Multiculturalism. New York : Palgrave
Macmillan.
Robert, Robertus. (2011). “Yang-Politis, Yang-Estetis, dan Kesetaraan Radikal:
Etika Politik Jacques Ranciere.” Dalam Empat Esai Etika Politik. Jakarta:
Komunitas Salihara.
Robertson, & Anne, L. (2007). Simple Program Design : a Step by Step Approach
5th Edition. Course Technology Inc.
Safril Mubah, Ahmad. (2015). Isu-isu Globalisasi Kontemporer. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Suparlan, Parsudi, (2002). Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikutural.
Jurnal Antropogi Indonesia. No.69, UI dan Yayasan Obor Indonesia.
Syarbaini, Syahrial. (2015). Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi :
Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Will Kymlicka. (2018). Liberal Multiculturalismas a Political Theory of State–
Minority Relations. Political Theory Vol. 46(1) 81–91.