Anda di halaman 1dari 4

BIOTEKNOLOGI FARMASI

TUGAS INDIVIDU

“GENETIC MODIFIED ORGANISM (GMO)”

Disusun Oleh :

Haniyah Nabilah

1801054

Dosen Pengampu :

apt. Yuli Hariyani, M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2021
1. Jelaskan peran GMO di bidang farmasi?
Jawaban :
GMO’s atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan produk rekayasa
genetika adalah organisme yang DNA-nya telah dirubah dengan menggunakan suatu
teknologi yang disebut dengan bioteknologi modern sehingga menghasilkan suatu
organisme atau produk yang berbeda dengan produk alamiahnya yang mempunyai
beberapa kelebihan karena dalam pembuatannya dilakukan seleksi terhadap sifat-sifat
baiknya.
Pada dasarnya produk-produk GMO’s sangat banyak dan tersebar di berbagai
bidang, karena aplikasi bioteknologi juga telah merambah ke berbagai bidang (pertanian,
farmasi dan kedokteran, industri, dan lingkungan).
Contoh peran GMO dibidang farmasi ialah produksi obat GMO seperti insulin,
antibodi monoklonal, anti alergi, anti kanker dan masih banyak lagi obat-obatan lainnya
untuk menyembuhkan berbagi penyakit telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
seperti yang dilaporkan oleh Singh et al. (2006) bahwa kemampuan untuk
mengekspresikan gen asing menggunakan teknologi rekayasa genetika telah membuka
opsi untuk memproduksi sejumlah besar produk makanan dan obat obatan/farmasi
komersial penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meskipun banyak
kekhawatiran tentang dampak negatif yang muncul.
2. Apakah GMO menguntungkan atau bahkan merugikan? Jelaskan dengan
penjelasan ilmiah
Jawaban :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa genetika (genetic
engineering) akhir-akhir ini cukup drastis dan meminta perhatian serius dari pemerintah
dan para ilmuwan. Rekayasa genetika pada dasarnya adalah seperangkat teknik yang
digunakan untuk memanipulasi komponen genetik, yakni DNA genom atau gen yang
dapat dilakukan dalam satu sel atau mahluk hidup (organisme), bahkan dari satu mahluk
hidup ke mahluk hidup lain yang berbeda jenisnya (Uzogara, 2000; Small, 2004;
Montaldo, 2006; Alberts et al., 2008; Sudjadi, 2008; Artanti et al., 2010; Asaye et al.,
2014; Pramashinta et al., 2014).
Mahluk hidup yang materi genetiknya telah dimanipulasi secara artifisial di
laboratorium melalui rekayasa genetika disebut dengan mahluk hidup transgenic atau
rekayasa genetika mahluk hidup (genetically modified organism/GMO) yang memiliki
sifat unggul dibandingkan dengan mahluk hidup asalnya (Lotter, 2008; Marinho et al.,
2012).
Tujuan utama pengembangan GMO adalah untuk mengatasi berbagai masalah
kekurangan pangan yang dihadapi penduduk dunia yang tidak mampu dipecahkan secara
konvensional, karena pertumbuhan penduduk yang begitu cepat (Amin et al., 2010; Azadi
dan Peter, 2010; Artanti et al., 2010; Marinho et al., 2012; Pramashinta et al., 2014).
Namun dalam pengembangannya sampai saat ini, GMO masih menimbulkan pro kontra
(kontroversi) di tengah-tengah masyarakat dunia.
di kalangan para ilmuwan, Kelompok yang pro GMO beralasan bahwa ada
potensi tak terbatas dalam rekayasa genetika yang bermanfaat untuk mengurangi
penggunaan pestisida, mengatasi kekurangan pangan, dan menghasilkan makan-makanan
yang lebih bergizi serta obat-obatan. Kelompok yang kontra/menolak berpendapat produk
pangan dan obat-obatan GMO belum diyakini aman untuk dikonsumsi karena masih
menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.
Dampak Positif dan Negatif Genetically Modified Organism (GMO’s)
a. Dampak Positif Genetically Modified Organism (GMO’s)
Dampak positif yang dimaksud disini adalah keuntungan yang dapat
diperoleh dari GMO’s, termasuk didalamnya kelebihan-kelebihan dari GMO’s
tersebut jika dibandingkan dengan produk-produk sesamanya yang alamiah.
Keuntungan pangan hasil rekayasa genetika antara lain meningkatkan efisiensi
dan produktivitas, nilai ekonomi produk, memperbaiki nutrisi, nilai palatabilitas
dan meningkatkan masa simpan produk. Dampak positif tersebut didapatkan dari
hasil bioteknologi di bidang pertanian dan pangan. Di bidang farmasi dan
kedokteran, hasil bioteknologi yang terdiri dari kedokteran regeneratif, terapi gen,
kloning terapeutik dan penggunaan bahan organik yang tepat dapat mengobati dan
menyembuhkan penyakit. Selain itu, bioteknologi di bidang industri juga
membawa manfaat tersendiri. Bioteknologi industrial dalam hal ini adalah
pembuatan biofuel dari tanaman, seperti dari kedelai, kanola,jagung, dan gandum.
b. Dampak Negatif Genetically Modified Organism (GMO’s)
Dampak negatif yang dimaksud adalah segala resiko yang ditimbulkan
oleh keberadaan GMO’s di lingkungan dan di masyarakat. Sedangkan resiko yang
perlu diperhatikan dari pengembangan GMO’s antara lain: kemungkinan
terjadinya gangguan pada keseimbangan ekologi, terbentuknya resistensi terhadap
antibiotik, dikuatirkan dapat terbentuknya senyawa toksik, allergen atau
terjadinya perubahan nilai gizi. Proses pembuatan GMO’s (bioteknologi) dapat
dimungkinkan terjadinya perubahan senyawa pada organisme yang bersangkutan,
sehingga dapat menjadi toksin. Gen baru yang dihasilkan, atau peningkatan kadar
hasil produksi dari gen yang sudah ada, dapat menyebabkan metabolisme dari
organisme yang dimodifikasi menyebabkan tingginya formasi toksin yang sudah
ada atau bahkan menimbulkan fomasi toksin baru.
Dampak negatif pada lingkungan dan pada kesehatan pada dasarnya masih
terdapat pro dan kontra, Sebagian pihak masih meragukan tentang keamanan dari
produk-produk GMO’s namun disisi lain beberapa pihak menyangkal dan
berpendapat bahwa produk-produk GMO’s aman dan tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa GMO’s berbahaya bagi kehidupan manusia dan alam
sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai