Anda di halaman 1dari 15

MULTIKULTURALISME DALAM ERA

GLOBALISASI

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen Pengampu :
Tsabitah Shabrina Al Fanani, M.Sos. 02000795

Disusun Oleh :
Anjelina Septiyani
043773061
ILMU HUKUM

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang mahakuasa karna gtelah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan masalah ini, atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Efektivitas
Pelaksanaan Pengajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 tepat waktu
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada ILMU HUKUM di
UNIVERSITAS TERBUKA.Selain kitu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Multikulturalisme Dalam Era
Globalisasi.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu Tsabitah


shabrina Al-fanani M.Sos. 02000795

, selaku Dosen Ilmu Sosial Budaya Dasar. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna
itu, keritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 4
1.2.1.Maksud: ....................................................................................................... 4
1.2.2. Tujuan:........................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
2.1. PengertianMultikulturalisme ......................................................................... 5
2.2. Multikulturalisme vs Bhineka Tunggal Ika ................................................... 6
2.3.Multikulturalisme di Indonesia ...................................................................... 7
2.4. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural ............................................................... 8
2.5.Faktor-FaktorPenyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural .................... 11
BAB III ............................................................................................................... 14
PENUTUP .......................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan.................................................................................................. 14
3.2. Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan


pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman,
dan berbagai macam budaya (mutikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Dalam arti ini keberagaman bukan sekedar keberagaman suku, ras,
ataupun agama, melainkan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan, termasuk di
dalamnya adalah kelompok-kelompok subkutur, seperti gay-lesian. para pecinta
prangko, punk, suckerhead, dan hinnya. Argumen inti mukikukuralisme adalah.
bahwa setiap bentuk kehidupan memiliki nilai yang berharga pada dirinya sendiri.
Maka setiap bentuk kehidupan kayak untuk hidup dan berkembang seturut
dengan pandangan dunianya, namun tetap dalam koridor hukum legal yang
berkku (bukan hukum moral).

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1.Maksud:

Maksud dari penulisan makalah adalah untuk menjelaskan tentang


matikulturalisme budaya yang ada di sekitar kita dan juga sebagai wawasan dan
pengetahuan lebih kepada pembaca.

1.2.2. Tujuan:

Tujuan pembuatan mukalsh ini sebagai tugas dari mata kuliah isbd dan untuk
bahan pembelajaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PengertianMultikulturalisme

Multikulturalisme adalah berhubungan dengan kebudayaan dan


kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan niki atau memiliki kepentingan
tertentu. Secara etimologis, multikultural berasal dari kata muki yang artinya
banyak/beragam dan kultural yang berartikan budaya. Keragaman budaya, itulah
arti ri makikukural. Keragaman budaya mengindikasikan bahwa terdapat
berbagai macam budaya yang memiliki ciri khas tersendiri, yang saling berbeda
dan dapat dibedakan satu sama bin. Paham atau ideologi mengenai multikultural
disebut dengan multikulturalisme. "Mutikulturalisme" pada dasarnya adalah
pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan
kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realtas keagaman, pluralitas,
dan mutkultural yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan,
pluralitas, dan mutikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa
macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial sejarah,
adat serta kebiasaan, Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman,
penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan
keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Sebuah ideologi yang mengakui
dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual
maupun secara kebudayaan.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu
kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun,
dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi
terbentuknya muhikukuralisme di masyarakat.

Multikultural dapat terjadi dindonesia karena:


1. Letak geografis indonesia
2. Perkawinan campur
3. Iklim

5
2.2. Multikulturalisme vs Bhineka Tunggal Ika

Masyarakat malikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa


macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah
adat serta kebiasaan.
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa
macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial,
sejarah, adat serta kebiasaan. Multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia pada
dasarnya merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang
begitu beragam dan kas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak
pulau dimana setiap pulau prsebut dihuni oleh sekelompok manusia yang
membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuk lah sebuah
kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Hal ini menyebabkan keberadaan
kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam Dalam konsep
multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang
berlandaskan bhineka tunggal ka serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional
yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia.
Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang
menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat, hal ini terjadi karena
kebanyakan masyarakat Indonesia belum memahami apa itu konsep
multikulturalisme dan tiap sukunya memiliki identitas diri yang sangat kuat. Hal
ini menyebabkan tiap suku saling mempertahankan budayanya sendiri dan
membentuk perisai bagi suku lain sehingga kurang terbentuknya katan sosial
antar suku yang satu perisai bagi suku lain sehingga kurang terbentuknya ikatan
sosial antar suku yang satu dengan suku yang lain. Sebagai contoh, orang Aceh
yang tinggal di pulau Jawa kemudian menjadi pengusaha sukses akan cenderung
memilih dan menerima pegawai yang merupakan orang Aceh walaupun
ketrampilannya kurang (jauh di bawah) orang Jawa yang juga melamar pekerjaan
di perusahaan tersebut.
Fenomena tersebut terjadi karena sesama masyarakat Aceh memiliki ikatan/
hubungan emosional yang sangat kuat serta kecenderungan untuk
mempertahankan identitas yang tinggi. Hal seperti inilah yang membuat
masyarakat Indonesia mudah dipecah belah, mudah diadu domba, mudah di
rusak, karena pada diri setiap masyarakat Indonesia belum memiliki identitas
yang kuat sebagai masyarakat indonesia. belum memiliki kedekatan ikatan
6
emosional dengan sesama masyarakat indonesia. Mereka hanya memiliki
identitas yang kuat dan ikatan emosional antar sesama suku mereka (misal antar
orang Jawa dengan orang Jawa), bukan antar suku Jawa dengan suku lainnya.
Dari fenomena ini terlihat bahwa dari berbagai macam suku yang ada di
Indonesia, temyata beberapa masyarakat dari tiap sukunya belum dapat
memahami, menerima, dan menghargai suku lainnya yang berbeda darinya.
Padahal mereka berada dalam satu nama, satu wilayah, satu bangsa, satu bahasa,
yaitu Indonesia.
Dari penjelasan diatas maka dapat saya simpulkan bahwa memahami
multikulturalisme itu sangatlah penting. Selain kita dapat memahami, menerima
dan menghargai keragaman budaya yang ada, kita juga dapat memperkuat ikatan
emosional antar suku dari budaya yang berbeda. Dengan menerima adanya
keragaman budaya, kita tidak lagi memandang perbedaan budaya menjadi
sesuatu yang berbeda melainkan menjadikan perbedaan tersebut sebagai
keragaman untuk memperkaya budaya.

2.3.Multikulturalisme di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat


keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istikh mayarakat mutikuhural Bila kita
mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan
berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
(Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan mutkurtural
memiliki makna yang sangat kus dan diperkakan pemahaman yang mendalam
untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat mutikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap
suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat
mutkutural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup
menetap di suatu tempat yang memiliki
sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat
yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan
menghasilkan kebudayaannya masing masing yang akan menjadi ciri khas bagi
masyarakat tersebut.
Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai
multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah
pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan
kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman,
7
pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Multikukuralisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian
diwujudkan dahm "politics of recognition" (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence
belum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman,
penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan
keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme
adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik
kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan
untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di
masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap
orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang
lain.
Pada dasamya, mutikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan
akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan has.
Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau
tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat.
Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai
masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan
yang sangat banyak dan beraneka ragam Dalam konsep multikulturalisme,
terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan
bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi
pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat
berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme
dimasyarakat.

Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:

a) Letak geografis indonesia


b) Perkawinan campur
c) Iklim

2.4. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

Pemahkah kamu mendengar istilah mutikultural? Istilah multicultural akhir-


akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan berkenaan dengan
merebaknya konflik etnis di negara ini Multikultural yang dimiliki Indonesia
dianggap faktor utama terjadinya konflik. Konflik berbau sara yaitu suku, agama,
ras, dan antargobongan yang terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku
dan berbagai daerah lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi
8
bangsa di satu sisi dan membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaiannya di
sisi lain. Hingga munculah konsep multikulturalisme.

Multikulturalisme dijadikan sebagai acuan utama terbentuknya masyarakat


mutikultural yang damai. Lantas, apa itu multikultural dan multikulturalisme?

1. Masyarakat Multikultural

Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism,


membicarakan masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang
masyarakat negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota
atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda dalam kesederajatan. Pada hakikatnya masyarakat multikultural
adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku vang masing-masing
mempunyar SU BAILE Hasyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun
memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di
masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup
berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan
perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh karena itu,
dalam sebuah masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal
dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut. Sebagai contoh,
pertikaian yang melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama terjadi
di berbagai negara mulai dari vate windows Yugoslavia, Cekoslavia, Zaire hingga
Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari Sri Lanka, India hingga
Indonesia.
Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal ini terbukti di Indonesia
memiliki banyak suku bangsa yang masing-masing mempunyai struktur budaya
yang berbedabeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat
istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain lain. Pada dasarnya suatu masyarakat
dikatakan multicultural jika dalam masyarakat tersebut memiliki
keanekaragaman dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang dimaksud
antara lain, keragaman struktur budaya yang berakar pada perbedaan standar nilai
yang berbeda beda, keragaman ras, suku, dan agama, keragaman ciri-ciri fisik
seperti wama kulit, rambut, raut muka, postur tubuh, dan lain-lain, serta
keragaman kelompok sosial dalam masyarakat.
Sikap yang Harus Dihindari Untuk membangun masyarakat multikultural
yang rukun dan bersatu, ada beberapa nilai yang harus dihindari, yaitu:

1. Primordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan. Menganggap


suku bangsanya sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini tidak
9
baik untuk dikembangkan di masyarakat yang multicultural seperti
Indonesia. Apabila sikap ini ada dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil
kemungkinan mereka untuk bisa menerima keberadaan suku bangsa yang
masyarakat yang multicultural seperti Indonesia. Apabila sikap ini ada
dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil kemungkinan mereka untuk
bisa menerima keberadaan suku bangsa yang lain.

2. Etnosentrisme artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada


masyarakat dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan
pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaanyang lain.
Indonesia bisa maju dengan bekal kebersamaan, sebab tanpa itu yang
muncul adalah disintegrasi sosial. Apabila sikap dan pandangan ini
dibiarkan maka akan memunculkan provinsialisme yaitu paham atau
gerakan yang bersifat kedaerahan dan eksklusivisme yaitu paham yang
mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.

3. Diskriminatif adalah sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap


sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa,
ekonomi, agama, dan lain-lain. Sikap ini sangat berbahaya untuk
dikembangkan karena bisa memicu munculnya antipati terhadap sesame
warga negara.

4. Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan


prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Indonesia memang memiliki
keragaman suku bangsa dan masing-masing suku bangsa memiliki ciri
khas. Tidak tepat apabila perbedaan itu kita besar besarkan hingga
membentuk sebuah kebencian

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan


mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual
maupun secara kebudayaan. Dalam multikulturalisme, sebuah masyarakat
(termasuk juga masyarakat Indonesia) dilihat sebagai sebuah kebudayaan
yang berlaku umum dahm masyarakat tersebut yang coraknya seperti
sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masing-
masing suku bangsa yang sangat jehs dan belum tercampur oleh warna
budaya lain membentuk masyarakat yang lebih besar.Ide
multikulturalisme menurut Taylor merupakan suatu gagasan untuk
mengatur keberagaman dengan prinsip-prinsip dasar pengakuan akan
keberagaman itu sendiri (politics of recognition).

10
2.5.Faktor-FaktorPenyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural

Pada dasarya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya


masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut.
Keragaman ras, etnis, suku Pada dasamyu semua bangsa di dunia bersifat
multikultural Adanya masyarakat mutikultural memberikan nilai tambah
bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku, ataupun agama menjadi
karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan numi
karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun ras.
Masyarakat mulikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang
berdasarkan pada ideologi mubkulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika
yang multikultural yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia
pada tingkat nasional dan lokal Berkaca dari masyarakat mubkultural
bangsa Indonesia, kita akan mempelajari penyebab terbentuknya
masyarakat multikultural Cobalah perhatikan peta Indonesia! Setelah
melihatnya apa yang ada dalam benakmu? Terlihat Indonesia, sebagai
sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. Beribu-ribu puhu berjajar
dari ujung barat sampai ujung timur, mulai dari Sumatra. hingga Papua.
Setiap pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama, dan ras masing-masing.
Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat multikultural Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa jadi
merupakan sebuah "monumen" betapa bangsa Activate Windows yang
mendiami wilayah dari Sabang sampai Merauke ini memang merupakan
bangsa yang majemuk, plural, dan beragam Majemuk artinya terdiri atas
beberapa bagian yang majemuk, phral dan beragam Majemuk artinya
terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesanan, plural artinya lebih
dari satu, sedangkan beragam artinya berwarna warni Bisa kamu
bayangkan bagaimana wujud bangsa Indonesia. Mungkin dapat dibaratkan
sebagai sebuah pelangi Pelangi itu akan kelihatan indah apabila beragam
unsur warnanya bisa bersatu begtu puh dengan bangsa kita. Indonesia akan
menjadi bangsa yang damai dan sejahtera apabila suku bangsa dan semua
unsure kebudayaannya mau bertenggang rasa membentuk satu kesatuan.
Kita mencita-citakan keanekaragaman suku bangsa dan perbedaan
kebudayaan bukan menjadi penghambat tetapi perekat tercapainya
persatuan Indonesia.

11
Namun, kenyataan membuktikan bahwa tidak selamanya
keanekaragaman budaya dan masyarakat itu bisa menjadikannya pelangi.
Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama
munculnya persoalan-persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Contoh
keanekaragaman yang berpotensi menimbulkan permasalahan baru
sebagai berikut.

1. Keanekaragaman Suku Bangsa

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan


budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan
ratusan suku bangsa yang hidupdan berkembang di berbagai tempat di
wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-
masing suku bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa,
kebiasaan, dan lain-lain. Kompleksitas nilai, norma, dan kebiasaan itu bagi
warga suku bangsa yang bersangkutan mungkin tidak menjadi masalah.
Permasalahan baru muncul ketika suku bangsa itu harus berinteraksi sosial
dengan suku bangsa yang lain. Konkretnya, apa yang akan terjadi
denganmu saat harus bertemu dan berkomunikasi dengan temanmu yang
berasal dari suku bangsa yang lain?

2. Keanekaragaman Agama

Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samadra


dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya
keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi
sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran
dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan
perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-
bangsa lain itu adahh masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan
kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar
Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya.
Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-
agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah
penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat beragama menjadi
idam-idaman hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang
mengajarkan permusuhan. Tetapi, mengapa juga tidak jarang terjadi
konflik atas nama agama?

12
3. Keanekaragaman Ras

Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak


bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.
Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-lain.
Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.Bangsa-bangsa
asing itu tidak saja hidup dan tinggal di Indonesia, tetapi juga mampu
berkembang secara turun-temurun membentuk golongan sosial dalam
masyarakat kita. Mereka saling berinteraksi dengan penduduk pribumi dari
waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya yang mampu mendominasi
kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina.
Permasalahannya, mengapa sering terjadi konflik dengan orang pribumi?
Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia
terdiri atas berbagai kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi
menimbulkan konflik sosial.
Berkaitan dengan perbedaan identitas dan konflik sosial muncul tiga
kelompok sudut pandang yang berkembang, yaitu:

1. Pandangan Primordialisme

Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari


genetika seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahimya
benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.

2. Pandangan Kaum Instrumentalisme

Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap


sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar
tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.

3. Pandangan Kaum Konstruktivisme

Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat


kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi
kelompok ini dapat diolah, dows hingga membentuk jaringan rekasi
pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan
hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya
budaya. Bagi mereka persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah
berkah.
13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada masalah ini kami memberikan beberapa definisi tentang


multikulturalisme dan beberapa modul tentang multikulturalisme. Dan
beberapa kasus yang menyangkut tentang makalah ini yaitu tentang
multikulturalisme berkaitan dengan perbedaan identitas dan konflik

3.2. Saran

Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak terdapat


kekurangan, Baik dari segi penulisan, penggunaan kata-kata maupun tata
bahasa penulis tuliskan dalam makalah ini. Maka dari itu penulis berharap
kepada pembaca yang agar sudikirany amemeber ikritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
http://mohkus na rto.wordpress.com/masyarakat-multikulturalisme/
Pratama,Putra. (2008). Makalah Multikulturalisme.
http://my.opera.com/Putra Pratama/blog/show.dml/2743875.

15

Anda mungkin juga menyukai