Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI DASAR KEPERAWATAN


KOMUNIKASI DALAM KONTEKS SOSIAL DAN BUDAYA

Dosen Pengampu :

Fadliyana Ekawaty, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

Disusun Oleh :

Meysha Febrina G1B123006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai
Komunikasi dalam konteks social dan keanekaragaman budaya serta keyakinan,
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Penulis menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa


dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini lebih baik dan
berdaya guna. Harapan saya semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua.

Jambi, 24 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan.................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Dalam Konteks Sosial .................................. 5


2.2 Pengertian Komunikasi Antarbudaya .................................................. 5
2.3 Fungsi Komunikasi Sosial dan Komunikasi Budaya ......................... 6
2.4 Haambatan dalam Komunikasi budaya dengan pasien ....................... 8
2.5 Peran mahasiswa dalam menjaga keanekaragaman budaya ............... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11


3.2 Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keanekaragaman masyarakat dan sosial budaya Indonesia merupakan sebuah
potensi kekayaan yang harus dioptimalkan sehingga terasa manfaatnya. Oleh
karena itu, potensi tersebut perlu diwujudkan menjadi kekuatan riil sehingga
mampu menjawab berbagai tantangan kekinian yang ditunjukkkan dengan
melemahnya ketahanan budaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan
nasional. Untuk itu, senergi segenap komponen bangsa dalam melanjutkan
pembangunan karakter bangsa (national and character building) yang sudah
dimulai sejak awal kemerdekaan perlu terus diperkuat sehingga memperkuat jati
diri bangsa dan mampu membentuk bangsa yang berkarakter, maju, dan berdaya
saing. Seiring dengan menguatnya persaingan arus local dan global dalam
internalisasi nilai-nilai baru, ketahanan budaya juga perlu semakin diperkuat
sehingga memiliki kemampuan untuk menumbuhsuburkan internalisasi berbagai
nilai lokal dan global yang positif dan produktif. Oleh sebab itu, upaya
pengembangan kebudayaan diarahkan pada tujuan universal peradaban.
Bahasa merupakan salah satu cirri yang paling khas manusiawi yang
membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Dari dulu di sadari bahwa
bahasa adalah kunci utama pengetahuan, memegang kunci utama berarti
memegang kunci jendela dunia. Sebab sejuta pengetahuan, seribu peradaban
semuanya tercipta dan terbahasakan, bahkan sejarah tidak akan terwujud jika
tidak ada bahasa di dunia. Begitu juga dengan sosiologisik yang merupakan studi
atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai
anggota masyarakat, maka kami merasa sangat penting membahas bahasa dalam
konteks sosial. Karena kita ketahui bahwa, ada dua aspek yang mendasar dalam
pengertian masyarakat. Yang pertama ialah bahwa anggota-anggota suatu
masyarakat hidup dan berusaha bersama secara berkelompok-kelompok. Aspek
yang kedua ialah bahwa anggota-anggota dan kelompok-kelompok masyarakat
dapat hidup bersama karena ada suatu perangkat hukum dan adat kebiasaan yang
mengatur kegiatan dan tindak laku mereka, termasuk tindak laku berbahasa.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu komunikasi sosial ?
2. Apa itu komunikasi antarbudaya ?
3. Apa fungsi komunikasi sosial dan komunikasi budaya ?
4. Hambatan dalam komunikasi budaya dengan pasien ?
5. Bagaimana cara menjaga keanekaragaman budaya ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu komunikasi sosial
2. Mengetahui fungsi komunikasi sosial
3. Mengetahui apa itu komunikasi antarbudaya
4. Mengetahui hambatan dalam komunikasi budaya dengan pasien
5. Mengetahui cara menjaga keanekaragaman budaya
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Dalam Konteks Sosial

Dapat dikatakan bahwa didalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan


yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya
untuk berkomunikasi antar sesama. Dengan seperti itu, Komunikasi sosial sangatlah
penting dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi
dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai makhluk sosial.

Komunikasi dalam konteks sosial dapat diartikan sebagai proses interaksi


antara individu atau kelompok individu dalam suatu lingkungan sosial yang bertujuan
untuk saling terhubung dan memahami satu sama lain. Komunikasi sosial dapat
dilakukan secara verbal maupun non-verbal, dan melibatkan pengiriman dan
penerimaan pesan atau informasi antara individu atau kelompok individu. Tujuan dari
komunikasi sosial adalah untuk membangun hubungan yang baik antara individu atau
kelompok individu, serta untuk memperkuat integrasi sosial dalam suatu lingkungan
sosial. Dalam konteks komunikasi antar budaya, tujuan utama dari komunikasi adalah
untuk meningkatkan integrasi sosial atas relasi antara individu atau kelompok
individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi dalam konteks sosial
antara lain :

- Keanekaragaman budaya: Dalam konteks sosial yang heterogen, perbedaan


budaya dan keyakinan dapat mempengaruhi cara individu atau kelompok
berkomunikasi. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghargai
perbedaan tersebut agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
- Integrasi sosial: Komunikasi dalam konteks sosial juga berfungsi untuk
memperkuat integrasi sosial antara individu atau kelompok dalam suatu
lingkungan sosial tertentu. Dalam hal ini, komunikasi dapat membantu
membangun hubungan sosial yang harmonis dan saling menguntungkan.
- Pemahaman bersama: Tujuan utama dari komunikasi dalam konteks sosial
adalah untuk mencapai pemahaman bersama terkait pesan yang
disampaikanOleh karena itupenting untuk memastikan bahwa pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh penerima.
- Meningkatkan pengetahuan: Komunikasi dalam konteks sosial juga dapat
berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait budaya
dan keyakinan yang berbeda-beda.

2.2 Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunkasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang


yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosialekonomi,
atau gabungan dari semua perbedaan ini). Menurut Stewart L.Tubbs, Komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang berbeda budaya (baik dalam arti
ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosioekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup
yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi
ke generasi. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi anatarbudaya sebagai human
flow across national boundaries. Sedangkan Fred E.Jandt mengartikan komunikasi
antarbudaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang-orang yang berbeda
budayanya.

Guo-Ming Chen dan William JSartosa mengatakan bahwa komunikasi


antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya
sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

- Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya


yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang
dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat
berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau
diperjuangkan.
- Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek
yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi
dalam proses pemberian makna yang sama.
- Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
- Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.

2.3 Fungsi Komunikasi Sosial dan Fungsi Komunikasi Budaya

a. fungsi sosial

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan
tersesat, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan
sosialKomunikasi yang memungkin individu membangun suatu kerangka rujukan dan
menggunakannya sebagai pantuan untuk menafsirkansituasi apapun yang ia
hadapiKomunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan
strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia
masukiTanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu
bagaimanamakan, minum, berbicar sebagai manusia dan memperlakukan manusi lain
secara beradap, karena cara- cara berprilaku tersebut harus dipelajari lewat
pengasuhan kluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah
komunikasi.

Implasif adalah fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi


cultural Para ilmuan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai
hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian
dari perilaku komunikasidan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memeliharamengembangkan atau mewariskan budaya= Fungsi komunikasi sosial
bisa terbentuk dengan adanya pembentukan dari dalam: pembentukan konsep diri,
pernyataan eksistenssi diri dan untuk kelangsungan hidupmemupuk hubungan &
memperoleh kebahagiaan.
Komunikasi memiliki peran penting dalam konteks sosial. Ada beberapa
fungsi komunikasi dalam konteks sosial :

- Menyampaikan informasi: Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan


informasi dari satu individu ke individu lainnya. Informasi yang disampaikan
dapat berupa fakta, data, atau pesan penting lainnya.
- Mengungkapkan pendapat: Komunikasi juga berfungsi sebagai sarana
untuk mengungkapkan pendapat atau gagasan pribadi. Dalam konteks sosial,
hal ini dapat membantu individu untuk memperoleh dukungan atau
persetujuan dari orang lain.
- Menggerakkan orang lain: Komunikasi dapat digunakan untuk
mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu. Contohnya, dalam
kegiatan kerja bakti atau sosialisasi.
- Membangun hubungan: Komunikasi juga berfungsi untuk membangun
hubungan antarindividu. Dalam suatu kelompok, komunikasi dapat membantu
individu untuk mengungkapkan diri dan memperoleh pemahaman terhadap
orang lain.
- Meningkatkan pemahaman: Komunikasi dapat membantu individu untuk
memahami maksud perkataan orang lain. Dalam suatu rapat atau percakapan,
komunikasi yang efektif dapat membantu individu untuk memperoleh
pemahaman yang sama terhadap suatu topik.
- Mewujudkan relasi yang penuh makna: Komunikasi merupakan modal
dasar dalam menjalin relasi yang penuh makna. Dalam komunikasi, individu
dapat memperhatikan diri sendiri serta mempertimbangkan kebutuhan orang
lain.

Dalam konteks sosial, fungsi-fungsi komunikasi tersebut dapat membantu


individu untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, memperoleh
dukungan, serta memahami orang lain dengan lebih baik.

b. Fungsi Budaya

1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi
komunikasi anatar budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi
yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan identitas sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku
komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial.
Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal
dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas
diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa,
agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b. Menyatakan ingtegrasi Social
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi
antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator
dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan
utama komunikasi.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama dan
saling mempelajari kebudayaan masing-masing

2. Fungsi sosial

a) Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan
berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya
fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang
menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar
kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
b) Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk
komunikasi massa.
c) Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d) Menghibur Diri
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antar budaya.
Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan tersebut termasuk
dalam kategori hiburan antarbudaya

2.4 Hambatan dalam komunikasi budaya dengan pasien

Ada beberapa hambatan antarbudaya yang dialami Dokter dan Perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien,antara lain:

1. Bahasa
Semua informan utama dalam penelitian ini menganggap hambatan
antarbudaya yang paling sering muncul dalam pelayanan kesehatan perawat
kepada pasien adalah mengenai bahasaBanyak pasien yang mereka jumpai
setiap harinya yang sulit berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau bahkan
tidak bisa sama sekali, ada juga yang sulit berkomunikasi karena penyakit
yang dideritanya

Namun para informan cukup mampu sejauh ini mengatasi kendala bahasa
tersebut dengan menggunakan keterampilan berbahasa yang mereka miliki,
kalau memang ada bahasa pasien yang mereka tidak pahami, perawat akan
menanyakan langsung ke keluarga yang mendampingi yang menguasai bahasa
tersebut atau bahkan memanggil jasa penerjemah, karena RSUP HAdam
Malik sudah menyediakan jasa penerjemah dalam hal pelayanan
kesehatan antarbudaya.
2. Pengalaman
Peran perawat yang menjadi informan utama menyebutkan cara
berkomunikasi dengan pasien yang berbeda budaya biasanya tergantung
pasien yang dilayani, ada yang tidak bisa menggunakan kalimat baku, tidaak
bisa menggunakan bahasa atau istilah medis, perawat tidak bisa kaku dan
suasana komunikasi nya pun sebisa mungkin tidak formal. Jenis hambatan ini
terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama
sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-
beda dalam melihat sesuatu (Lubis,2014:58).
3. Hambatan fisik
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP HAdam Malik sebagi
informan tambahan, durasi waktu dalam melayani pasien biasanya hanya
berkisar 5-10 menit, hal ini menjadi sebuah keterbatasan bagi para pasien
dalam menyampaikan keluhan mereka. Walaupun pasien cukup memahami
kondisi perawat yang sibuk karena jumlah pasien yang banyak, namun mereka
tetap akan merasa lebih senang kalau saja diperbolehkan berkonsultasi dengan
dokter dengan waktu yang lebih lama.
Hambatan fisik lainnya adalah faktor kelelahan yang dialami oleh kedua belah
pihak, baik perawat maupun pasien. Jumlah pasien yang sangat banyak
membuat perawat harus menjalani aktivitas pelayanan kesehatan dengan
intensitas yang tinggi setiap harinya.Demikian juga dengan pasien, prosedur
berobat yang rumit dan waktu menunggu yang cukup lama, membuat pasien
mengalami kelelahan setiap kali berobat.
4. Kompetisi
Kompetisi juga merupakan hambatan antarbudaya yang ditemui dalam
penelitian ini. Hambatan ini muncul apabila penerima pesan sedang
melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan (Lubis, 2014:8).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien sebagai informan tambahan,
ketika berkonsultasi dengan pasien, perawat sering mendegarkan keluhan
pasien sambil melakukan aktivitas lainnya, seperti mengisi status pasien atau
sambil memeriksa fisik pasien.
5. Non Verbal
Selain kondisi fisik, semua tenaga medis yang menjadi informan juga
mengatakan bahwa ketika mereka berkomunikasi dengan pasien, faktor-faktor
seperti gesture, ekspresi wajah dan kontak mata turut menjadi perhatian.
Mereka mengatakan bahwa pasien harus dilihat secara keseluruhan dari atas
sampai bawahSemua data ini nantinya akan mereka gabungkan bersama
dengan hasil pemeriksaan penunjang lainnya untuk penegakan diagnosa
penyakit pasien.
Ada kondisi di mana pasien mengaku paham dengan penjelasan dokter,
namun ekspresi wajah dan gerak tubuhnya menyatakan sebaliknya atau
menyatakan sehat namun wajahnya terlihat pucatJadi dalam hal ini dokter
harus mampu menganalisis kondisi pasien baik secara verbal maupun non
verbal. Demikian pula sebaliknya, komunikasi non verbal dokter juga menjadi
hambatan dalam pelayanan kesehatan dokter kepada pasien.

2.5 Peran mahasiswa dalam menjaga keanekaragaman budaya

Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak
ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari
budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting
dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada
mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan
negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran
kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran
mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.

Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya


daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan
budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler
dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM)
kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan
budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni
dan budaya daerah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut,
manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai
identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terbentuknya
bagaian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkan
berbeda dengan bahasa lainnya.

3.2 Saran
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan
manusia. Sebagai perawat,kita sudah semestinya mempelajari dan memahami
berbagai macam komunikasi dalam konteks-konteks yang berbeda sehingga
memudahkan kita dalam melakukan tindakan keperawatan yang benar dan
tepat terhadap pasien. Dengan telah mengetahui peran komunikasi secara
tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalam
konteks sosial,dan budaya, serta keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina2010"Sosiolinguisitik Perkenalan Awal"

Berry, Diane. (2007)Health CommunicationTheory and PracticeNew York;


Open University Press

KriyantonoRachmat(2014)Teknis Praktis Riset KomunikasiJakartaPrenada


MediaGroup

Littlejohn, Stephen W & Karen A Foss(2011)Teori Komunikasi.


JakartaSalemba Humanika

eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (3): 234 - 248

Lilieri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta


: Pustaka Belajar.

Mulyana, Deddy. 1996. Komunikasi Antar Budaya. Dalam Jalaluddin


Rahmat Daris (Ed), Panduan Berkomunikasi Dengan Orang- orang
Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai