Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai
Komunikasi dalam konteks social dan keanekaragaman budaya serta keyakinan,
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Dalam Konteks Sosial
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi dalam konteks sosial
antara lain :
a. fungsi sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan
tersesat, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan
sosialKomunikasi yang memungkin individu membangun suatu kerangka rujukan dan
menggunakannya sebagai pantuan untuk menafsirkansituasi apapun yang ia
hadapiKomunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan
strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia
masukiTanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu
bagaimanamakan, minum, berbicar sebagai manusia dan memperlakukan manusi lain
secara beradap, karena cara- cara berprilaku tersebut harus dipelajari lewat
pengasuhan kluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah
komunikasi.
b. Fungsi Budaya
1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi
komunikasi anatar budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi
yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan identitas sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku
komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial.
Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal
dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas
diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa,
agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b. Menyatakan ingtegrasi Social
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi
antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator
dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan
utama komunikasi.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama dan
saling mempelajari kebudayaan masing-masing
2. Fungsi sosial
a) Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan
berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya
fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang
menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar
kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
b) Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk
komunikasi massa.
c) Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d) Menghibur Diri
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antar budaya.
Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan tersebut termasuk
dalam kategori hiburan antarbudaya
Ada beberapa hambatan antarbudaya yang dialami Dokter dan Perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien,antara lain:
1. Bahasa
Semua informan utama dalam penelitian ini menganggap hambatan
antarbudaya yang paling sering muncul dalam pelayanan kesehatan perawat
kepada pasien adalah mengenai bahasaBanyak pasien yang mereka jumpai
setiap harinya yang sulit berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau bahkan
tidak bisa sama sekali, ada juga yang sulit berkomunikasi karena penyakit
yang dideritanya
Namun para informan cukup mampu sejauh ini mengatasi kendala bahasa
tersebut dengan menggunakan keterampilan berbahasa yang mereka miliki,
kalau memang ada bahasa pasien yang mereka tidak pahami, perawat akan
menanyakan langsung ke keluarga yang mendampingi yang menguasai bahasa
tersebut atau bahkan memanggil jasa penerjemah, karena RSUP HAdam
Malik sudah menyediakan jasa penerjemah dalam hal pelayanan
kesehatan antarbudaya.
2. Pengalaman
Peran perawat yang menjadi informan utama menyebutkan cara
berkomunikasi dengan pasien yang berbeda budaya biasanya tergantung
pasien yang dilayani, ada yang tidak bisa menggunakan kalimat baku, tidaak
bisa menggunakan bahasa atau istilah medis, perawat tidak bisa kaku dan
suasana komunikasi nya pun sebisa mungkin tidak formal. Jenis hambatan ini
terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama
sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-
beda dalam melihat sesuatu (Lubis,2014:58).
3. Hambatan fisik
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP HAdam Malik sebagi
informan tambahan, durasi waktu dalam melayani pasien biasanya hanya
berkisar 5-10 menit, hal ini menjadi sebuah keterbatasan bagi para pasien
dalam menyampaikan keluhan mereka. Walaupun pasien cukup memahami
kondisi perawat yang sibuk karena jumlah pasien yang banyak, namun mereka
tetap akan merasa lebih senang kalau saja diperbolehkan berkonsultasi dengan
dokter dengan waktu yang lebih lama.
Hambatan fisik lainnya adalah faktor kelelahan yang dialami oleh kedua belah
pihak, baik perawat maupun pasien. Jumlah pasien yang sangat banyak
membuat perawat harus menjalani aktivitas pelayanan kesehatan dengan
intensitas yang tinggi setiap harinya.Demikian juga dengan pasien, prosedur
berobat yang rumit dan waktu menunggu yang cukup lama, membuat pasien
mengalami kelelahan setiap kali berobat.
4. Kompetisi
Kompetisi juga merupakan hambatan antarbudaya yang ditemui dalam
penelitian ini. Hambatan ini muncul apabila penerima pesan sedang
melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan (Lubis, 2014:8).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien sebagai informan tambahan,
ketika berkonsultasi dengan pasien, perawat sering mendegarkan keluhan
pasien sambil melakukan aktivitas lainnya, seperti mengisi status pasien atau
sambil memeriksa fisik pasien.
5. Non Verbal
Selain kondisi fisik, semua tenaga medis yang menjadi informan juga
mengatakan bahwa ketika mereka berkomunikasi dengan pasien, faktor-faktor
seperti gesture, ekspresi wajah dan kontak mata turut menjadi perhatian.
Mereka mengatakan bahwa pasien harus dilihat secara keseluruhan dari atas
sampai bawahSemua data ini nantinya akan mereka gabungkan bersama
dengan hasil pemeriksaan penunjang lainnya untuk penegakan diagnosa
penyakit pasien.
Ada kondisi di mana pasien mengaku paham dengan penjelasan dokter,
namun ekspresi wajah dan gerak tubuhnya menyatakan sebaliknya atau
menyatakan sehat namun wajahnya terlihat pucatJadi dalam hal ini dokter
harus mampu menganalisis kondisi pasien baik secara verbal maupun non
verbal. Demikian pula sebaliknya, komunikasi non verbal dokter juga menjadi
hambatan dalam pelayanan kesehatan dokter kepada pasien.
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak
ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari
budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting
dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada
mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan
negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran
kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran
mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut,
manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai
identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terbentuknya
bagaian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkan
berbeda dengan bahasa lainnya.
3.2 Saran
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan
manusia. Sebagai perawat,kita sudah semestinya mempelajari dan memahami
berbagai macam komunikasi dalam konteks-konteks yang berbeda sehingga
memudahkan kita dalam melakukan tindakan keperawatan yang benar dan
tepat terhadap pasien. Dengan telah mengetahui peran komunikasi secara
tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalam
konteks sosial,dan budaya, serta keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA