Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Perencanaan dan Pengorganisasian Pesan bisnis”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu: Moh. Arif Faozan, S.E., MM

Disusun Oleh:
Muhamad Rafli Khoirudin (2005026040)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI ISLAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “Perencanaan dan Pengorganisasian Pesan bisnis” dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam kami curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya.
Makalah ini membahas bagaimana pengertian tentang Perecanaan dan Pengorganisasian pesan
bisnis, tujuannya serta karakteristiknya. Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari
bantuan orang lain, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Moh. Arif Faozan,
S.E., MM selaku dosen pengampu mata kuliah komunikasi bisnis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk menambah
wawasan dan ilmu pengatahuan. Oleh karena itu, penulias mengharap kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Semarang, 25 Agustus 2023

Muhamad Rafli Khoirudin

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
MAKALAH............................................................................................................................i
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................4
A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya.......................................................................4
B. Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya...................................................................5
C. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya............................................................................6
D. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya.............................................................................7
E. Hambatan Komunikasi Lintas Budaya.......................................................................9
BAB III................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang akan berinteraksi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui interaksi akan diketahui dan dipahami diri seseorang dan orang lain yang
berinteraksi. Komunikasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan
manusia. Collin Cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan
sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Dalam berkomunikasi ada
pertukaran pesan-pesan yang disampaikan tersebut merupakan pesan-pesan verbal yang
tercermin melalui kata-kata atau ungkapan, juga pesan-pesan nonverbal seperti tanda,
lambang atau simbol.1
Cara berpikir, ide bahkan harapan yang dihubungkan dengan cara berpikir
merupakan simboldalam berkomunikasi. Selain itu norma dan cara pandang di dalam
masyarakat juga merupakan sebuah simbol. Kaitannya dengan kehidupan sosial adalah
dengan melakukan interaksi satu sama lain. Dalam interaksi tersebut terdapat pertukaran
simbol nonverbal dimana komunikasi sedang berlangsung. Kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang realita yang diungkapkan
secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya, sangat tergantung pada
bahasa.Sehingga Keesing menyimpulkan bahwa bahasa adalah inti dari hakikat
kemanusiaan
Bahasa menjadi unsur pertama sebuah kebudayaan, karena bahasa akan
menentukan bagaimana masyarakat penggunanya mengkategorikan
pengalamannya.Bahasa akan menentukan konsep dan makna yang dipahami oleh
masyarakat, yang pada gilirannya akan memberikan pengertian mengenai pandangan
hidup yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain makna budaya yang
mendasari kehidupan masyarakat, terbentuk dari hubungan antara simbol-simbol dan
bahasa2
Menurut Phinney identitas Etnisdapat didefinisikan sebagai sense tentang

1 Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Banudng: Remaja Karya, 2001), hlm 1

2 Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya. Insan Cendekia

1
selfindividu sebagai anggota atau bagian dari suatu kelompok Etnistertentu dan sikap
maupun perilakunya juga berhubungan dengan sense tersebut. Park berpendapat bahwa
pembentukan identitas Etnismerupakan proses yang panjang dan rumit.Pembentukan ini
membutuhkan usahadari orang tua untuk mengkomunikasikan kebudayaan mereka
kepada anaknya dari pada mengkomunikasikan budaya lain yang sangat memegang
peranan besar di lingkungan mereka, karena anak-anak akan cenderung untuk melawan
yang ada sebelumnya3
Menurut Purwasito diungkapkan bahwa hambatan dalam pertemuan antar bangsa
adalah bahasa, budaya dan rasial. Proseskomunikasi diantara mereka berlangsung dalam
komunikasi lintas budaya. Dalam proseskomunikasi lintas budaya ini terjadi komunikasi
multikultur. Komunikasi multikultur menjelaskan bagaimana adat kebiasaan setiap orang
dalam berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal yang digunakan oleh masyarakat
dalam tindak komunikasi4.
Cara-cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya
bahasa yang kita gunakan, dan perilaku-perilaku nonverbal kita, semua itu terutama
merupakan respons terhadap fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya.
Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan
perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya tersebut pun
akan berbeda pula.
Dari hal tersebutlah, konsep mengenai lintas budaya perlu untuk dikaji. Tujuan
dilakukan kajian ulang untuk mendapatkan literatur yang sesuai yang membahas lintas
budaya.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian komunikasi lintas budaya?


2. Bagaimana karakteristik komunikasi lintas budaya?
3. Bagaimana tujuan dan alasan mempelajari komunikasi lintas budaya?
4. Bagaimana fungsi komunikasi lintas budaya?
5. Bagaimana hambatan komunikasi lintas budaya?
C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi lintas budaya?


2. Untuk mengetahui karakteristik komunikasi lintas budaya?
3 Suryanto. (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Jokjakarta :Mitra & Cendika Perss.

4 Andik, Purwasito. (2003). Komunikasi Multikutural. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

2
3. Untuk mengetahui tujuan dan alasan mempelajari komunikasi lintas budaya?
4. Untuk mengetahui fungsi komunikasi lintas budaya?
5. Untuk mengetahui hambatan komunikasi lintas budaya?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya


Definisi komunikasi lintas budaya yang paling sederhana, menurut Alo Liliweri
yakni komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang
kebudayaan. Dengan pemahaman yang sama, maka komunikasi lintas budaya dapat
diartikan melalui beberapa pernyataan sebagai berikut:5
a. Komunikasi lintas budaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif
antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
b. Komunikasi lintas budaya merupakan pertukaran pesan pesan yang disampaikan
secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar
belakang budaya.
c. Komunikasi lintas budaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi
atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau metode lainnya yang
dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
d. Komunikasi lintas budaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang
berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.
e. Komunikasi lintas budaya adalah pertukaran makna yang berbentuk symbol yang
dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
f. Komunikasi lintas budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang
melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu.
g. Komunikasi lintas budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau
perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian
informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau
tampilan pribadi, atau bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan.
h. Komunikasi antarbudaya ( intercultural communication apabila sebuah pesan yang
harus dimengerti ) terjadi dihasilkan oleh anggota budaya tertentu untuk konsumsi
anggota dari budaya yang lain.
Dalam bukunya DasarDasar Komunikasi Antarbudaya Alo membenarkan sebuah
5 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 15

4
hipotesis proses komunikasi antarbudaya, bahwa semakin besar derajat perbedaan
antarbudaya maka semakin besar pula kita kehilangan peluang untuk merumuskan suatu
tingkat kepastian sebuah komunikasi yang efektif. Jadi harus ada jaminan terhadap
akurasi interpretasi pesan-pesan verbal maupun non verbal6. Maksudnya adalah ketika
kita bertemu dengan orang orang dari budaya yang berbeda maka akan banyak perbedaan
dari berbagai macam hal yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidakpastian untuk
mencapai komunikasi yang efektif.
Kebudayaan sendiri sangat mempengaruhi seseorang dalam berkomunikasi. Semua
orang pasti memiliki latar belakang budayanya masing-masing, mereka lahir dan
dibesarkan di tempat yang mana memiliki kebudayaan yang kemudian mempengaruhi
cara berperilaku, dan juga cara berkomunikasi mereka. Sebelum kita berkomunikasi
dengan orang dari budaya yang berbeda dengan kita, lebih baiknya agar kita tahu
bagaimana kebudayaannya sehingga kita dapat bersikap dengan baik ketika
berkomunikasi dengannya.
B. Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya
Ada beberapa macam karaketeristik Komunikasi Lintas Budaya, antara lain :7
1. Ada dua atau lebih kebudayaan yang terlibat dalam komunikasi.
2. Ada jalan atau tujuan yang sama yang akhirnya menciptakan komunikasi itu.
3. Komunikasi Lintas Budaya menghasilkan keuntungan dan kerugian diantara dua
budaya atau lebih yang terlibat.
4. Komunikasi lintas budaya dijalin baik secara individu anggota masyarakat maupun
dijallin secara berkelompok atau dewasa ini dapat dilakukan melalui media.
5. Tidak semua komunikasi lintas budaya menghasilkan feedback yang dimaksud, hal
ini tergantung kepada penafsiran dan penerimaan dari sebuah kebudayaan yang
terlibat, mau atau tidaknya dipengaruhi.
6. Bila dua kebudayaan melebur karena pengaruh komunikasi yang dijalin maka akan
menghasilkan kebudayaan baru, dan inilah yang disebut akulturasi.

6 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 12

7 Komunikasi lintas budaya - Ilmu Komunikasi-Program studi terbaik di Sumatera Utara "Komunikasi Lintas Budaya - Ilmu Komunikasi-Program Studi Terbaik Di

Sumatera Utara". 2022. Ilmu Komunikasi-Program Studi Terbaik Di Sumatera Utara. https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/01/18/komunikasi-lintas-budaya/

#:~:text=Ada%20beberapa%20maca

5
Menurut Stella Ting-Toomey, ada beberapa karakteristik komunikasi antar budaya:
Karakteristik pertama, pertukaran simbolis, mengacu pada penggunaan simbol-simbol
verbal dan nonverbal antara minimal dua individu untuk mencapai makna bersama. The
characteristik kedua, proses, mengacu pada sifat saling bergantung dari pertemuan
antarbudaya. Setelah dua orang asing melakukan kontak budaya dan berusaha untuk
berkomunikasi, mereka masuk ke dalam suatu hubungan saling bergantung. Selanjutnya,
komunikasi antarbudaya adalah proses ireversibel karena penerima dapat membentuk
kesan yang berbeda bahkan dalam hal pesan berulang-ulang bersamaan. Karakteristik
ketiga, komunitas budaya yang berbeda, didefinisikan sebagai konsep yang luas. Sebuah
komunitas budaya mengacu pada sekelompok individu berinteraksi dalam senuah unit
dibatasi yang menegakkan seperangkat tradisi berbagi dan cara hidup. Karakteristik
keempat, menegosiasikan makna bersama, mengacu pada tujuan umum dari setiap
pertemuan komunikasi antarbudaya. Dalam negosiasi bisnis antarbudaya atau hubungan
romantis antarbudaya, tingkat pertama perhatian kita adalah bahwa ada keinginan pesan
yang disampaikan bisa dipahami. Karakteristik terakhir, situasi interaktif, mengacu
pada adegan interaksi pertemuan diadik. Sebuah adegan interaktif antara dua individu
yang saling memberi dan menerima8
Stella Ting Toomey mengemukakan Lima Asumsi Utama dalam Komunikasi
Antabudaya yakni:

1. Intercultural communication involves varying degrees of cutural group membership


differences : (Komunikasi Antarbudaya melibatkan berbagai tingkat perbedaan
keanggotaan kelompok budaya)
2. Intercultural communication involves the simultaneous encoding and decoding of
verbal and nonverbal messages in the exchange process. (Komunikasi antar budaya
melibatkan pesan verbal dan nonverbal dalam proses pertukaran)
3. Many intercultural Communication encounters involve wellmeaning clashes.
(Banyak pertemuan komunikasi antar budaya melibatkan benturan makna yang baik).
4. Intercultural communication always takes place in a context (Komunikasi
antarbudaya selalu berlangsung dalam suatu konteks).

8 Stella Ting Toomey, Communicating Across Cultures (New York: The Guilford Press,1999), h. 17-20

6
5. Intercultural communication always takes place in embedded systems (Komunikasi
antarbudaya selalu berlangsung dalam sistem tertanam)

C. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya


Untuk memerinci alasan dan tujuan mempelajari Komunikasi Lintas Budaya , Litvin
dalam Mulyana ( 2005) menyebutkan beberapa alasan di antaranya sebagai berikut:
1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya
sangat diperlukan.
2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya
tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.
4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.
5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola pola
budaya mendasar yang berlaku.
6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk
mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain
kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan
adalah masalah manusia.
8. Pemahaman atas orang lain secara Lintas Budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha
yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia
orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia,
tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
9. Pengalaman-pengalaman antar budaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan
kepribadian.
10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke
pandangan multicultural
11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan. Situasi-situasi Komunikasi Antar Budaya tidaklah
statik dan bukan pula stereotip. Karena itu, seorang komunikator tidak dapat dilatih

7
untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan
keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan
lingkungan komunikasi yang efektif dan saling memuaskan.
Sedangkan mengenai tujuan mempelajari Komunikasi Lintas Budaya, Litvin
dalam Mulyana (2005) menguraikan bahwa tujuan itu bersifat kognitif dan afektif,
yaitu untuk9:
1. Menyadari bias budaya sendiri
2. Lebih peka secara Budaya
3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain
untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu
menerima gaya dan isi knya sendiri.
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara
semesta wacana dan makna bagi para anggotanya
8. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-
kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang
Komunikasi Lintas Budaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari
secara sistematis, dibandingkan dan dipahami.

D. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya


1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi komunikasi
anatar budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari
seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial

9 Jalaluddin Rakhmat, 1949- (editor). Komunikasi antarbudaya : panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya / editor, Dr. Deddy Mulyana, M.A., Drs.

Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.. Bandung :: Remaja Rosdakarya,, 2006.

8
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku
komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku
itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal.
Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial,
misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat
pendidikan seseorang.
b. Menyatakan intergrasi social
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang
dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi
adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara
komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang
melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka
integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.
c. Menambah pengetahuan
Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama dan
saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan
berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya
fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang
menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar
kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang
berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui

9
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk
komunikasi massa.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat
lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi
antarbudaya. Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan
tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.10

E. Hambatan Komunikasi Lintas Budaya


Mengenai hambatan komunikasi, gangguan dan rintangan komunikasi pada
dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam (dalam Cangara: 2012: 167), yakni11:

1. Gangguan teknis, yaitu terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui
saluran mengalami kerusakan.
2. Gangguan semantik, yaitu gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan
pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:
a. kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan
oleh penerima termasuk dialek.
c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
membingungkan penerima.
d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-
simbol bahasa yang digunakan.
10 Pakpahan, Friska Berliana. "Fungsi komunikasi antar budaya dalam prosesi pernikahan adat batak di kota Samarinda (Studi kasus empat pasangan berbeda etnis

antara etnis batak dengan etnis jawa, toraja, dan dayak)." Journal Ilmu Komunikasi 1, no. 3 (2013): 234-248.

11 Cangara, Hafied. "Pengantar Ilmu Komunikasi, PT." Raja Grafindo Persada, Jakarta (2006).

10
3. Gangguan psikologis, yaitu terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh
persoalan-persoalan dalam diri individu.
4. Rintangan fisik atau organik yaitu rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis.
5. Rintangan status, yaitu rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara
peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan
dan bawahan.
6. Rintangan kerangka berpikir, yaitu rintangan yang disebabkan adanya perbedaan
persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam
berkomunikasi. Ini disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan
yang berbeda.
7. Rintangan budaya, yaitu rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya
perbedaan norma, kebiasaan dan nilainilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi.
8.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam komunikasi lintas budaya ada beberapa kajian yang perlu diperhatikan,
antara lain Bagaimana pengertian komunikasi lintas budaya, Bagaimana karakteristik
komunikasi lintas budaya, Bagaimana tujuan dan alasan mempelajari komunikasi
lintas budaya, Bagaimana fungsi komunikasi lintas budaya, Bagaimana hambatan
komunikasi lintas budaya.
Komunikasi lintas budaya diartikan sebagai komunikasi antarpribadi yang
dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Dalam komunikasi
lintas budaya memiliki karakteristik seperti verbal dan non verbal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)


Andik, Purwasito. (2003). Komunikasi Multikutural. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya. Insan
Cendekia
Cangara, Hafied. "Pengantar Ilmu Komunikasi, PT." Raja Grafindo Persada, Jakarta (2006).
Jalaluddin Rakhmat, 1949- (editor). Komunikasi antarbudaya : panduan berkomunikasi dengan
orang-orang berbeda budaya / editor, Dr. Deddy Mulyana, M.A., Drs. Jalaluddin Rakhmat,
M.Sc.. Bandung :: Remaja Rosdakarya,, 2006.
Komunikasi lintas budaya - Ilmu Komunikasi-Program studi terbaik di Sumatera Utara
"Komunikasi Lintas Budaya - Ilmu Komunikasi-Program Studi Terbaik Di Sumatera Utara".
2022. Ilmu Komunikasi-Program Studi Terbaik Di Sumatera Utara.
https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/01/18/komunikasi-lintas-budaya/#:~:text=Ada
%20beberapa%20maca
Pakpahan, Friska Berliana. "Fungsi komunikasi antar budaya dalam prosesi pernikahan adat batak
di kota Samarinda (Studi kasus empat pasangan berbeda etnis antara etnis batak dengan etnis
jawa, toraja, dan dayak)." Journal Ilmu Komunikasi 1, no. 3 (2013): 234-248.
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Banudng: Remaja Karya, 2001),
Stella Ting Toomey, Communicating Across Cultures (New York: The Guilford Press,1999), h.
17-20
Suryanto. (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Jokjakarta :Mitra &
Cendika Perss.

13

Anda mungkin juga menyukai