Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Krisis dan Strategi “PR”
yang di ampu oleh :
Dr. Ir. Yuni Dahlia Yoseph Mogot, M.Si., CPR.
Oleh : Kelompok 3
Nyimas Nabilah Zachwan 41819150
Zaghlul Irsyad Al Banna S 41819156
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................................
3.1. Tahapan Terjadinya Krisis.................................................................................
3.2. Penyebab Terjadinya Krisis................................................................................
3.3. Langkah-langkah Menghadapi Krisis................................................................
3.4. Langkah-langkah Setelah Melewati Krisis........................................................
3.5. Langkah-langkah Mencegah Krisis....................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Para stakeholders atau publik tersebut masih dibagi lagi menjadi dua
jenis: publik internal dan eksternal. Publik internal biasanya terdiri dari para
karyawan, dan pemangku kepentingan (pressure group). Sedangkan publik
eksternal terdiri dari para pelanggan / konsumen, media, investor,
government, dan komunitas. Dan untuk menjangkau publik-publiknya, PR
terus berjalan dengan dua fungsi: konstruktif serta korektif yang kini, sejak
adanya teknologi, aktivitas baru PR disebut E-PR atau cyber Public Relation.
Definisi menyebutkan, Cyber Public Relations adalah kegiatan kehumasan
menggunakan media internet, mulai dari kegiatan publikasi sampai customer
relations management. Jadi, penerapan perangkat ICT (Information and
Communication Technologies) untuk keperluan PR adalah E-PR, atau cyber
public relations. E-PR dijalankan tentunya dengan media baru di internet.
Media baru sendiri adalah media yang terbentuk dari interaksi antara
manusia dengan komputer dan internet secara khusus. Contoh media baru
seperti blog, web, online forum, online social network, dan lain-lain yang
medianya menggunakan komputer. Dengan E-PR, pengertian publik
perusahaan kian bias. Semakin mudah informasi tersebar, publik kini sulit
untuk dinyatakan sebagai orang-orang yang memiliki kepentingan dan minat
yang sama pada suatu hal. Publik tidak lagi tersebar di mana-mana, karena
teknologi memudahkan penggunanya mengumpulkan publik dalam suatu
ruang maya.
Publik juga tidak lagi menjadi besar, namun sangat besar. Hampir setiap
perusahaan besar mengikuti perkembangan E-PR dengan memasuki platform-
platform digital media sosial untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Tak
terkecuali dengan Holywings. Holywings adalah grup usaha yang memiliki
tiga jenis usaha yakni bar, club dan restoran. Selain menjalankan bisnis food
and beverage (F&B), Holywings adalah tempat nongkrong yang dikemas
khusus untuk generasi milenial.Dengan jargon “Never Stop Flying”,
Holywings berencana membuka 100 cabang di Indonesia. Holywings telah
tersebar di berbagai daerah antara lain Jakarta, Medan, Bandung, Makassar,
Semarang, dan Bali.
Pada awal tahun 2022, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tak
mengizinkan pembukaan Holywings di wilayahnya jika menjual minuman
beralkohol di atas lima persen. Bima tidak mau anak-anak muda keluar dari
Holywings dalam keadaan mabuk seperti yang terjadi di kota-kota lain. Selain
itu, ia juga mewanti-wanti manajemen Holywings agar tidak memakai konsep
seperti di cabang kota lain.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Public Relation
The British Institute of Public Relations mengartikan humas sebagai usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan perngatian antara organisasi dengan publiknya
(Morissan M. , 2010). The Public Relations Society of America (PRSA) juga
pernah membuat “Official Statement on Public Relations” (Pernyataan Formal
tentang Public Relations) dengan formal pada November 1982. Upaya itu
dilakukan
agar anggotanya memiliki sebuah definisi public relations yang tepat. Untuk
mengafirmasi bahwa public relations berkontribusi pada masyarakat. Sebagai
tambahan aspek konseptual di dalam definisi, panel menyimpulkan bahwa
aktivitas, hasil, dan pengetahuan diperlukan dalam praktik public relations. Fraser
P. Seitel, Senior Vice President dan director of Public Relations Affairs The
Chase Manhattan Bank, dalam bukunya The Practice of Public Relations, telah
merangkum berbagai macam definisi Public Relations menjadi berikut:
Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat pada 2000 pelaku
Public Relations telah membuat definisi tentang PR. Mereka menganggap
diantaranya bahwa PR adalah suatu ilmu suatu sistem, seni, fungsi, proses,
profesi, metode, kegiatan, dan sebagainya. Kemudian dipilih tiga definisi terbaik:
a. J.C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York mengatakan
PR adalah usaha yang kontinu dalam sebuah proses manajemen untuk
memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai,
dan publik yang lebih luas.
b. W. Emerson, Direktur PR Universitas Colgate mengatakan PR adalah
lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi
kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga
tersebut memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari publik serta menjamin adanya pengertian dan
penghargaan yang menyeluruh.
mana indikator targetnya berupa jumlah penjualan suatu produk, tidak dapat lepas
dari citra baik dan kedekatan dengan pelanggan yang dikuasai oleh ilmu PR.
Sedang Periklanan merupakan alat baik bagi Marketing maupun bagi PR. The
British Institute of Public Relations mendefinisikan Public Relations yaitu untuk
mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya.
Praktisi PR berlaku sesuai dengan salah satu teori organisasional, yakni boundary
role. Itu yang disampaikan Grunig dan Hunt. Maksudnya, para praktisi PR ini
memiliki fungsi di garis batas perusahaan atau organisasi mereka untuk
menghubungkan public internal dengan eksternalnya. Ardianto, Elvinaro dan
Soemirat, Soleh (Ardianto S. d., 2008) mengatakan dalma artian lain, praktisi PR
berdiri dengan satu kaki di dalam perusahaan dan satu kaki di luar perusahaan.
The Public Relation Society of America mengatakan bahwa core atau dasar dari
PR adalah untuk influence, engage, dan membangun relasi dengan para
stakeholders
Sampai di sini, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Public Relations pada
intinya adalah kegiatan komunikasi suatu lembaga atau perusahaan untuk
membangun dan memelihara hubungan dengan publiknya dan menghasilkan
persepsi publik. Ditinjau dari fungsinya, Harlow mendefinisikan salah satu dari
dua definisi Public Relations dalam Building a Public Relations sebagai
perwujudan (state of being) (Muslimin, 2004). Hal ini menunjukkan pembentukan
suatu divisi, bagian, atau seksi yang menjalankan kegiatan Public Relations itu
sendiri. Hal ini membuktikan bahwa hubungan dengan publik perlu sedemikian
dijaga agar perusahaan tetap dinilai baik oleh publiknya, baik itu publik internal
maupun eksternal. Kesimpulannya, keberadaan PR dalam sebuah perusahaan
adalah untuk menjamin keberlangsungan opini publik positif bagi perusahaan.
Layaknya ilmu sosial, sebuah hubungan dalam PR yang menempatkan manusia
sebagai objeknya adalah hal yang dinamis. Sehingga memerlukan penyesuaian
yang memakan waktu cukup lama.
PR secara umum, memiliki dua fungsi utama Public Relations:
Cutlip, Center and Broom menjelaskan rumus yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan sebuah program PR yakni rumus 7C, yaitu :
4. Clarity (kejelasan). Pesan harus diberikan dalam istilah sederhana dan kata-
katanya harus bermakna sama menurut pengirim dan penerima. Organisasi harus
berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.
5. Continuity and Consistency (kontinuitas dan konsistensi).
Komunikasi adalah proses tanpa akhir dan membutuhkan repetisi agar bisa masuk
serta beritanya harus konsisten.
6. Channel (saluran) Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan dan
pemilihannya harus sesuai dengan public sasaran.
7. Capability of the audience (kemampuan khalayak). Komunikasi harus
mempertimbangkan kemampuan audiens. Komunikasi akan efektif apabila tidak
banyak membebani penerima untuk memahaminya. Kemampuan ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti waktu, kebiasaan, kemampuan membaca dan
pengetahuan khalayak.
Di Indonesia kegiatan ini lebih akrab dengan Cyber Public Relation. Cyber Public
Relation atau E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai
sarana publisitasnya (Onggo, 2004). Jika diartikan secara harfiah satu persatu,
maka akan berarti :
1. E adalah electronic. Dalam hal ini sama konteksnya dengan e- mail dan e-
commerce yang prakteknya juga menggunakan perangkat elektronik dan
memerlukan jaringan internet. Atas
popularitas dan multifungsi media internet, serta kemudahannya, hal ini tentu saja
turut dimanfaatkan pelaku PR menjalankan kegiatannya.
E-PR dipilih sebagai alternatif baru yang bahkan kini menjadi opsi utama tiap
perusahaan dibanding melalui cara konvensional. Hal ini dikarenakan sifatnya
yang mudah, cepat, low cost hingga menghemat pengeluaran perusahaan, dan jitu.
Selain itu, faktor utamanya adalah pada publik sebagai objek kegiatan PR ini
sendiri. Hubungan yang dibangun perusahaan dengan publiknya yang merupakan
sekumpulan manusia tentulah tidak pasti, sebab manusia adalah organisme
dinamis. Manusia yang kebiasaannya selalu berubah-ubah, mengikuti tren dan
perkembangan zaman. Maka bila kebanyakan publik, atau bahkan hampir
semuanya beralih menggunakan alat-alat elektronik dan jaringan internet,
menggunakan media baru, media sosial, PR haruslah adaptif untuk mengikuti
keinginan publik. Maka hal ini akan menjadi sistem yang efisien pula dalam
perusahaan.
Publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sebuah kata
benda berarti orang banyak (umum). Dalam PR, publik sering juga disebut
stakeholder, yaitu semua pihak yang berada di dalam maupun di luar perusahaan
yang mempunyai peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Menurut Ummi
Abdurrachman yang dikutip oleh (Marhaeni, 2009) mengemukakan publik
sebagai sekelompok individu yang mempunyai kepentingan dan minat yang sama
pada hal yang sama, publik tersebar dimana-mana, tidak saling mengenal, bisa
kecil, bisa besar. Sedangkan Zawawi (Johnston & Zawawi, 2000) memiliki
pengertian sederhana mengenai publik yakni sekelompok orang yang memiliki
kepentingan atau kepedulian yang sama. Frank Jefkins yang dikutip oleh
(Marhaeni, 2009) mengatakan bahwa publik adalah kelompok atau orang- orang
yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun
eksternal.
Mengapa publik harus dikenali oleh setiap praktisi PR? Alasan pertama adalah
agar PR dapat mengidentifikasi khalayak dari setiap programnya. Kedua, seorang
PR juga harus bisa menentukan sasaran prioritasnya berdasarkan sumber daya
perusahaan. Serta mengenali publik akan berguna bagi PR dalam menentukan
media dan teknik komunikasi yang akan digunakan.
Dikutip dari (Ardianto S. d., 2008), publik dalam Public Relations dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yaitu :
John Dewey mengatakan bahwa publik dalam organisasi ialah sekelompok orang
yang memilih berlaku dan bekerja bersama secara sadar untuk menghadapi suatu
isu dan masalah serupa (Butterick, 2012). Menurut Iriantara publik juga dibagi
dalam dua kategori yaitu publik internal dan publik eksternal (Iriantara, 2004).
Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi atau perusahaan
seperti karyawan dan investor. Sedangkan publik eksternal adalah mereka yang
berada di luar organisasi seperti pemasok, pelanggan, pemerintah, media, dan
komunitas.
Para public berhubungan dan berinteraksi dalam sebuah ruang yang disebut ruang
public. Jurgen Habermas (Ihlen, 2009) menyatakan bahwa ruang publik dapat
terbentuk saat para anggota masyarakat/publik saling berkomunikasi, baik secara
face to face maupun melalui saluran komunikasi yang sifatnya massal. Mereka
mengekspresikan opini mereka tentang isu-isu umum dan membawanya ke dalam
diskusi yang rasional. Disrupsi teknologi ini secara nyata telah mengadakan
ruang-ruang publik baru bagi masyarakat dengan memiliki karakteristik yang
lebih fleksibel, tidak terbatas ruang dan waktu dan mudah dijangkau siapa saja.
Konsep dari PR adalah untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik
atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
Opini publik adalah pendapat suatu kelompok masyarakat atau sintesis dari
pendapat dan didapatkan dari suatu diskusi sosial dari pihak yang terkait dan
memiliki kepentingan. Opini public dijumpai di antara public atau sekelompok
orang yang berkomunikasi atas kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif
menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu itu menjadi perhatian, dan
apa yang harus dilakukan dalam situasi itu (Cutlip, Center, & Broom, 2006).
Dikatakan pula menurut Cutlip, Center, dan Broom opini merupakan pernyataan
penilaian tentang sebuah objek dalam situasi tertentu atau dalam keadaan tertentu.
Opini cenderung merefleksikan sikap individu, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek
dari situasi yang ada. Apakah public akan menunjukkan sikap keberpihakan
kepada perusahaan atau organisasi tertentu, atau penolakan. Istilah opini public
popular dalam bahasan komunikasi politik, sebab era awal teori opini public di
penghujung abad 18 yang memandang legitimasi atau pertentangan akibat adanya
perubahan sosial
politik yang saat itu mulai berkembang di Amerika Serikat dan Eropa. PR
memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang
berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang. Dalam
pelaksanaannya, PR menggunakan komunikasi untuk memberitahu,
mempengaruhi, dan mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku publik
sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah:
good image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling
pengertian), mutual confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling
menghargai), dan toleransi. Maka ketika tujuan-tujuan tersebut tidak tercapai, ada
sebuah masalah yang harus dievaluasi.
Pada kasus Surat Keberatan Eiger Adventure, PR Eiger secara cepat dinilai publik
tidak dapat memenuhi semua tujuan yang seharusnya dicapai dari publiknya. Atas
terkirimnya Surat Keberatan kepada para youtuber, opini public terhadap Eiger
menjadi tidak mendukung konten kreator dengan tidak memberikan toleransi atas
kualitas video, Eiger jelas-jelas tidak memiliki itikad baik untuk mengapresiasi
balik para konten kreator yang telah memberikan review atas produk Eiger. Eiger
telah kehilangan kepercayaan Eigerian.
Nova menyebut krisis berasal dari bahasa Yunani, artinya keputusan (Nova,
2009). Ketika krisis terjadi, perusahaan harus menentukan langkah yang harus
diambil. Sementara krisis dalam bahasa Cina berarti “bahaya” dan “peluang” pada
pengucapan We – Ji. Krisis memang menyeramkan, tapi bisa
saja krisis menjadi titik balik perusahaan dari sebuah permasalahan menuju arah
yang baik, menurut Kasali (Kasali, 2005). Krisis bisa mencetak korban di
perusahaan tapi juga dapat membawa keberuntungan bagi yang berperan dalam
penangan krisis. Krisis bersifat inevitable, yang berarti krisis dapat tetap terjadi
meski pencegahan telah dilakukan. Maka dari itu krisis jadi satu bagian yang terus
melekat pada proses pertumbuhan perusahaan (Kriyantono, 2015).
Penyebab krisis bisa dari dua factor: internal dan eksternal. Beberapa darinya
memang di luar dugaan. Saat situasi krisis ini muncul, peran PR amat dibutuhkan
dalam kegiatan perencanaan level manajemen. PR harus siap atas segala
kemungkinan, baik, maupun buruk. Sementara itu, setiap respon yang dikeluarkan
harus tetap baik. Tidak sedikit yang gagal mengatasi situasi ini, sebab tidak
mengetahui apa yang harus diperbuat.
membuat pihak lain terlihat salah dan mencari kambing hitam, atau pun
menggunakan jalur hukum.
Di samping itu, menurut Suwanto (Suwanto, 2018) ada sejumlah hal yang patut
dihindari oleh PR ketika menangani krisis. Larangan-larangan tersebut ialah:
Ketika menghandel sebuah krisis, PR harus terlebih dahulu memahami tipe atau
jenis krisis yang akan ditangani. Karena PR ini akan memudahkan PR untuk
memutuskan langkah yang tepat. Otto Lerbinger (1997) dalam kutipan Morissan
(Morissan, 2008) membagi krisis menjadi delapan tipe. Dari delapan tersebut,
semuanya telah mencakup factor internal (seperti yang disebabkan kesalahan
manajemen) dan factor eksternal (dipengaruhi kejadian lingkungan, seperti krisis
alami, teknologi, konfrontasi, kedengkian, nilai manajemen yang telah
menyimpang, sikap menajemen yang tidak etis, dan penipuan seta krisis bisnis
dan ekonomi).
Usaha serius harus dikerahkan pada tipe-tipe krisis yang dibagi oleh Claudia
Reindhart (1987) dalam (Morissan, 2008). Mereka membuat kategori krisis
berdasarkan waktu:
Dalam kutipan Kasali (Kasali, 2005), Steven Fink, seorang konsultan krisis
terkemuka dari Amerika melebarkan konsep anatomi krisis. Fink mengibaratkan
krisis seperti sebuah penyakit yang menyerang manusia. Maka dari itu, Fink
membagi tahap-tahap dalam satu krisis menggunakan bahasa (terminology)
kedokteran yang biasa digunakan untuk memantau stadium suatu penyakit.
Berikut tahap-tahap yang telah dikembangkan Fink:
1. Tahap Prodromal
Pada tahap ini, banyak terjadi keluputan. Sebab, dalam Kasali krisis pada tahap ini
mulai muncul (Kasali, 1994). Makanya sering juga disebut dengan warning stage
sebab tahap ini membunyikan tanda bahaya untuk segera mengatasi simtom-
simtom. Bila luput, tahap prodromal juga titik balik sebuah krisis. Krisis akan
menjadi lebih serius (tahap akut), atau selesai. Para eksekutif juga sering
memenggil tahap ini dengan tahap sebelum krisis (pre crisis). Namun, sebutan ini
hanya berlaku bila krisis berhasil memasuki tahap akut secara keseluruhan. Pada
tahap ini, akan tampak salah satu bentuk dari bentuk-bentuk di bawah:
a. Jelas sekali. Simtom-simtom awal sanat tampak jelas.
Dalam Kasali, pada tahap inilah orang-orang baru mengatakan sedang terjadi
krisis (Kasali, 1994). Padahal ada tahap prodromal, tahap sebelum krisis menjadi
akut, namun karena gejala yang tampak di awal sangat samar, dan bahkan tidak
terlihat, orag baru menyadari berada di tengah krisis. Dalam banyak hal, krisis
yang akut sering disebut sebagai the point of no return. Maksudnya, sekali gejala
di tahap prodromal tidak ditangkap dengan baik, perusahaan tidak akan bisa
keluar dari tahap akut. Kerusakan mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan,
isu menyebar luas. Tetapi, besaran kerugian akibat dar krisis bergantung pada
manajer krisis. Salah satu hambatan terbesar dalam menghadapi krisis pada tahap
akut – sekalipun sangat siap – adalah intensitas dan kecepatan serangan yang
datang dari berbagai pihak. Faktor kecepatan ditentukan oleh jenis krisis yang
menerpa perusahaan,
Kasali menyebut pada tahap ini the clean up phase atau the post mortem (Kasali,
1994). Umumnya, yakni tahap recovery (pemulihan) atau self analysis. Dalam
perusahaan, tahap kronis ditandai dengan adanya perubahan pada struktur
perusahaan. Seorang krisis manajer harus bisa memotong waktu krisis sependek-
pendeknya, sebab semua orang telah mencapai kelelahan maksimal. Tanda ini
juga diperkuat dengan pers yang mulai jenuh. Maka dengan bantuan krisis
manajer yang handal, perusahaan akan melewati tahap ini dengan baik.
4. Tahap Resolusi
Ini ialah tahap terakhir dalam krisis menurut Kasali (Kasali, 1994). Meski krisis
telah berlalu, jangan mudah percaya sebab hasil penelitian selalu menunjukkan
krisis tidak akan berhenti begitu saja di tahap ini. Umumnya krisis sama dengan
sebuah siklus, yang akan membawa keadaan kembali seperti awal (prodromal
stage).
Lalu ada lagi tahapan komunikasi krisis yang disarikan dari Coombs dalam
(Kriyantono, 2012).
Tahap
Krisis
Manajemen Krisis Komunikasi Krisis
Pra Mendeteksi sinyal-sinyal Perusahaan, khususnya bagian
Krisis krisis, melakukan llangkah internal mempelajari krisis untuk
pencegahan, menyiapkan menyamakan persepsi di antara
persiapan. anggota.
Di antara model komunikasi krisis saringan (Duke & Masland, 2002), terdapat
kesamaan. Persamaan tersebut berada pada crisis preparedness, atau rencana
komunikasi untuk mengantisipasi krisis. Langkah-langkah
perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan strategi generik yang akan diambil.
Dalam Public Relations dan sebuah komunikasi pemasaran, dua indikator yang
menjadi penilaian implementasi sebuah strategi dan program, adalah perbuatan
dan pesan. Program yang kuat dibangun atas perbuatan yang solid dan konsisten.
Keduanya harus berjalan beriringan, melengkapi satu sama lain. Kasali
membeberkan tiga strategi generik yang bisa dilakukan dalam pengelolaan krisis
(Kasali, 1994):
Pada tahun 1994, Hifni Alifahmi menjelaskan dalam bukunya Marketing Public
Relations terdapat empat sifat strategi yang dapat digunakan berbagai isu dan
situasi (Alifahmi & Abadi, 1994).
1. Strategi Proaktif
Selain itu, Thomas L. Harris juga memaparkan beberapa strategi yang banyak
digunakan untuk menangani berbagai isu dalam sebuah
perusahaan. Walau ini adalah strategi Marketing Public Relations, namun strategi
ini juga kerap diaplikasikan kepada perusahaan yang sedang ditimpa krisis bisnis
atau ekonomi hingga mengalami penurunan omzet. Maka strategi Marketing
Public Relation menjadi siasat yang strategis untuk memulihkan nama baik
sekaligus mengembalikan return perusahaan. Dikenal dengan Three Ways
Strategy, berikut adalah penjelasannya (Harris, 2006):
yang dimiliki oleh koalisi dominan dalam organisasi tersebut (Grunig, 1992).
Koalisi dominan mempengaruhi model public relations yang dipraktekkan dalam
organisasi melalui tiga aspek, yakni budaya organisasi, potensi dari departemen
public relations, dan skema public relations yang dianut oleh perusahaan.
Sehingga, model-model public relations Grunig dan Hunt adalah salah satu tool
yang dapat digunakan untuk melihat hubungan yang terjalin antara organisasi dan
publiknya, serta bagaimana praktisi public relations berperan didalamnya. Maka
dari itu, dengan mengetahui model PR yang digunakan dalam sebuah perusahaan,
kita juga dapat mengetahui strategi yang sedang berjalan.
strategi utama mereka, untuk berusaha menarik perhatian publik untuk melakukan
tindakan tertentu sesuai apa yang diinginkan oleh organisasi (Cutlip, Center, &
Broom, 2006).
sebuah standar hubungan antara pebisnis, pers, dan publik, dimana kemudian
menandai perubahan konsep di era publisitas yakni “the public be fooled”
menjadi “public be informed” (Grunig, 1992). Yakni adanya aktivitas atau
kegiatan di mana informasi dikirim keluar oleh sebuah organisasi. Sama halnya
dengan model press agentry, komunikasi yang digunakan dalam model ini adalah
satu arah (one-way), yakni dari organisasi kepada publiknya (penerima). Model
ini memiliki tujuan untuk mempersuasi publiknya tanpa adanya usaha untuk
memperalat publiknya dan informasi yang disampaikan oleh organisasi kepada
publik adalah jujur dan akurat serta cenderung menggunakan media sebagai alat
komunikasi dengan publiknya (Grunig, 1992).
Grunig dan Hunt (Butterick, 2012) juga mengungkapkan bahwa model public
information merupakan cara yang diterapkan oleh public relations yang memiliki
karakteristik dari sektor publik dan sukarelawan, organisasi pendidikan, dan
organisasi non-profit dalam berkomunikasi melalui rilis-rilis berita, surat kabar,
buku panduan, atau pun menggunakan media komunikasi elektronik seperti
website.
komunikasi dalam model ini masih asimetris dari organisasi ke publiknya, yakni
komunikasi dua arah dimana adanya ketidakseimbangan (imbalanced effect) pada
tataran komunikasinya. Perbedaannya terletak pada tujuan persuasi ilmiah yang
diterapkan dalam model dua arah asimetris ini. Tujuannya untuk mempersuasi
publiknya agar melakukan suatu tindakan tertentu dan mengubah suatu perilaku
agar berubah menjadi perilaku lain, dimana komunikator dalam model ini
mendapatkan tanggapan dari publik dan kemudian mengaplikasikan teori
komunikasi dalam persuasi untuk mempersuasi publik agar menerima sudut
pandang organisasi (Butterick, 2012).
Matthee juga mengungkapkan bahwa model ini juga menggunakan riset untuk
mengubah sikap publik agar sesuai dengan tujuan atau sasaran dari organisasi.
Riset tersebut terdiri atas dua bentuk yakni formatif dan evaluatif. Riset formatif
digunakan untuk merencanakan aktivitas yang dilakukan dan menetapkan sasaran
atau tujuan yang akan dicapai, sedangkan riset evaluatif digunakan ketika sasaran
tersebut telah dicapai dan hasilnya digunakan untuk mengubah sikap publik yang
mendukung tujuan organisasi dan menentukan pesan-pesan persuasif yang lebih
baik. Model yang disebut sebagai persuasi ilmiah ini juga
umumnya berfokus pada perubahan sikap jangka pendek dan berusaha untuk
memiliki publiknya.
Setelah menentukan strategi yang akan digunakan untuk meredam krisis, dalam
pelaksanaannya praktisi PR juga dilarang melakukan beberapa hal yang akan
membuat krisis menjadi runyam. Seperti yang disampaikan Cutlip dkk dalam
kutipan Morissan (Morissan, 2008) kesalahan yang sering dilakukan praktisi PR
saat dihadapkan krisis antara lain:
arogan. Perusahaan terlihat cepat menolak isu, tidak berusaha untuk meneliti
terlebih dahulu sebelum menangani isu.
Media baru atau juga akrab dengan New Media adalah berbagai bentuk media
yang menyatukan tiga unsur C, yaitu : computing and information technology
(IT), communication network, dan convergence (digitalized media and
information content) (Flew, 2005). Menurut West and Turner, disebutkan dalam
buku Komunikasi Pemasaran Terpadu: Pendekatan Tradisional hingga Era
Media Baru media baru pada dasarnya ialah teknologi berbasis komputer, antara
lain internet, e-mail, telepon seluler, dan kabel digital (West & Lynn H, 2008).
Maka hal ini masih akan terus berkembang, mengingat perkembangan teknologi
yang kian cepat dan penuh inovasi. Rozario dalam buku yang sama bahkan
mengatakan bahwa ini hanya soal teknis untuk mengkategorikan menjadi media
baru. Media baru yang sejak kemunculan internet dinilai memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya : mudah dimanipulasi, berjejaring, padat, mudah
diperkecil, terdesentralisasi, memberikan interaktivitas dan partisipasi publik yang
lebih besar serta sulit dikendalikan dan seolah tidak punya pemilik. Media baru
memiliki berbagai macam bentuk. Perlu diingat bahwa media baru berbeda
dengan media sosial, sebab media sosial adalah bagian dari media baru. Internet
sendiri sebagai media komunikasi dan pertukaran informasi, berpeluang
merevolusi sistem, struktur dan proses demokrasi yang selama ini kita kenal
(Firmanzah, 2008). Kehadiran media baru membawa perubahan gaya hidup yang
sangat cepat dan besar dalam industri media dan cara masyarakat menikmati dan
menggunakan media.
Teori New Media menyebutkan beberapa karakteristik khusus pada media baru
(Lister & al., 2009), antara lain:
disebut dengan dunia maya. Hal ini menjadi pemicu terbentuknya karakter budaya
baru, yakni budaya virtual.
Media social menjadi salah satu formula media jejaring di internet yang dapat
membuat jejaring komunitas virtual, seperti Facebook dan Twitter. Sebuah
platform kursus internasional bernama Coursera mengadakan program Facebook
Social Media Marketing bagi siapapun yang ingin mendalami pemasaran dan
branding melalui media baru, khususnya media sosial Facebook dan keluarga
besarnya. Meliputi Instagram, Messenger, dan Whatsapp (yang paling populer).
Dalam program yang peneliti ikuti tersebut, dikatakan bahwa media sosial sendiri
terbagi menjadi dua jenis jika dibedakan menurut fungsinya : connect dan create.
Ada beberapa media yang memiliki hanya fungsi pertama, fungsi kedua, atau
keduanya. Connect berarti media tersebut dapat menghubungkan penggunanya
untuk pertama kali dan membuat keduanya berinteraksi lebih jauh. Create berarti
media mampu membuat sebuah konten digital berupa gambar, tulisan, atau audio-
visual, hingga membagikan konten tersebut untuk dapat dinikmati pengguna lain.
"Kasus yang terjadi pada holywings membuat masyarakat ekonomi syariah DKI
Jakarta mengingatkan agar tidak terjadi lagi kedzaliman dan menghalalkan segala
cara dalam semua aktifitas ekonomi termasuk marketing campaign yang berujung
kepada tindakan SARA," kata Tito dalam rilisnya, Senin (27/6/2022).
Menurutnya, bagi umat islam, Muhammad bukan sekedar 'whats in a name' tetapi
berasal dari sosok manusia terbaik utusan Allah bagi seluruh umat. Sedangkan
Maria juga sosok wanita suci di dalam Islam bahkan menjadi nama satu surah di
Alquran.
"Dilihat dari sudut pandang ekonomi syariah sebagai ekonomi yang berdaulat,
berkeadilan dan terbuka sesuai dengan maqosith syariah berdasarkan alquran dan
sunnah. Prinsipnya adalah selalu mengedepankan keberkahan dan menentang
kezhaliman, zhalim itu sendiri adalah semua hal yang tidak menempatkan sesuatu
pada haknya," ujar dia.
Oleh karena itu, MES DKI mengimbau agar semua pihak tetap tenang dan bijak
menyikapi persoalan ini dan menyerahkan semua penyelesaian kasus ini kepada
pihak yang berwajib, dan berharap tidak ada terjadi lagi kasus seperti ini yang
berpotensi menyebabkan konflik seluruh masyarakat dapat bersama sama
mengantisipasi hal-hal serupa dimasa mendatang.
Kasus yang kemudian jadi bahan pembicaraan publik ini berawal dari promo
minuman beralkohol gratis yang diberikan untuk orang dengan nama tertentu.
Setidaknya dalam promo yang sempat beredar tersebut, ada dua nama yang
‘berhak’ mengklaim promo.
Tindakan cepat yang diambil aparat dirasa tepat dalam meredam kejengkelan
publik dan melokalisir permasalahan agar tidak semakin melebar. Namun tentu
diharapkan kejelasan dari setiap pihak, agar masalah ini semakin terang dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan adil.
Nama Holywings lagi-lagi menjadi sorotan publik. Kali ini Holywings dianggap
melakukan penistaan agama lewat promosi minuman keras (miras) yang tersebar
di media sosial.
Bukan sekali ini saja Holywings mencetak kontroversi dan membuat geram
publik. Bar sekaligus tempat hiburan malam itu bahkan sempat dilarang
beroperasi lantaran melanggar peraturan yang ditetapkan dalam Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu.
"Saksi itu terdiri dari 4 masyarakat umum dan 13 orang anggota Polri.
Anggota Polri ini adalah personel yang sedang bertugas piket atau berada
di kantor pada hari itu," kata Yuli.
"Sehingga dalam waktu dekat anggota yang terlibat akan dilakukan sidang
KEPP atau Kode Etik Profesi Polri," pungkas Yuli.
Untuk bentuk fisik Holywings akhirnya berdiri secara resmi pada 2015 silam.
Holywings kini telah memiliki cabang di beberapa kota besar seperti Jakarta,
Bekasi, Bandung, Serpong, Surabaya, Medan dan Makassar.
Rabu, 22 Juni 2022 menjadi mala petaka bagi bisnis Food, Beverage, and
Entertainment tersebut. Berawal dari konten Instagram @holywingsindonesia dan
@holywingsbar yang berisi:
“Dicari yang punya nama Muhammad & Maria. Kita kasih Cordon’s Dry Gin atau
Cordon’s Pink” demikian bunyi promosi tersebut.
Sesaat setelah diunggah, konten tersebut menuai banyak komentar dan kecaman.
Pihak manajemen segera menghapus unggahan tersebut. Tapi jejak digital dan the
power of netizen tidak bisa diremehkan.
Konten promosi tersebut dibuat oleh staf atau tim kreatif, tanpa ada koordinasi
dengan manajemen terlebih dahulu. Bahkan katanya para staf yang kini menjadi
tersangka adalah karyawan baru, yang bergabung kurang lebih 3-4 bulan.
Di setiap krisis, ada tiga upaya yang berusaha dilakukan oleh organisasi, yakni
meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa tidak ada krisis yang terjadi,
meminimalisir asumsi negatif berlebihan atas krisis, dan mengingatkan kembali
sisi positif organisasi pra-krisis.
Demi mewujudkan tiga upaya tersebut, Coombs (1998) memetakan tujuh strategi
komunikasi krisis, yakni :
Coombs dan Holladay (1996) menjelaskan bahwa krisis tidak hanya dibatasi pada
kasus semata, melainkan juga persoalan intepretasi dari para pemangku
kepentingan. Masyarakat umum adalah salah satu pemangku kepentingan yang
tentunya memiliki pandangan atas kasus Holywings. Misalnya saja, bisa timbul
kesan cuci tangan pimpinan Holywings terhadap para pekerjanya.
Dalam penangangan krisis di level organisasi seperti Holywings, sisi internal tidak
bisa ditinggalkan begitu saja. Rasa persatuan (morale) dari para karyawan di
Holywings juga perlu mendapat perhatian karena mereka juga termasuk salah satu
pemangku kepentingan.
Usai kecaman dan digruduk, enam tim kreatif Holywings kemudian diperiksa
sebagai saksi oleh Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat (24/6/2022). Tak
butuh waktu lama, di hari yang sama, keenam staf yang diperiksa sebagai saksi
tersebut kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Keenam tersangka yakni EJD (27), NDP (36), DAD (27), EA (22), AAB (25), dan
AAM (25). EJD merupakan direktur kreatif Holywings.
EJD bertugas mengawasi 4 divisi yakni kampanye, production house, graphic
designer, dan media sosial. NDP menjadi kepala tim promosi serta desainer
program. Hasil yang diproduksi oleh tim NDP diteruskan ke tim kreatif.
DAD, desainer grafis, memiliki peran sebagai orang yang mendesain promo
miras. Sementara EA adalah admin tim promosi yang mengunggah hasil promosi
ke media sosial.
Hotman pun rela menyambangi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang
Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, untuk sampaikan permintaan maaf
kepada umat Islam. Cholil mengatakan bahwa permintaan maaf diterima, namun
dirinya menegaskan bahwa proses hukum harus tetap berjalan. Pria yang juga
menjabat sebagai Rais Suriah PBNU ini mengharapkan penegakan hukum
dilakukan secara adil sehingga menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak.
Outlet Holywings di jalan Boulevard Kelapa Gading Jakarta Utara Ketika Disegel
Satpol PP DKI Jakarta (Sumber: tim tvOne) Namun penyegelan terhadap 12 outlet
tersebut dikatakan Pemprov DKI bukanlah akibat kasus promosi miras tapi karena
pihaknya menemukan beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
Holywings.
Usaha Indonesia (KBLI) 56301 jenis usaha bar yang telah terverifikasi. Selain itu,
petugas menemukan kegiatan yang tidak sesuai dengan perizinan yang dimiliki
karena menampilkan kegiatan hiburan seperti konser musik, penampilan joki
"disk" (disc jockey) baik dalam dan luar negeri yang diiringi disko.
Tak hanya soal kegiatan usaha yang tak sesuai, Dinas PPKUKM DKI menemukan
12 gerai Holywings hanya mengantongi Surat Keterangan Pengecer (SKP)
minuman beralkohol. Adapun 12 outlet Holywings yang ditutup antara lain:
Usai Pemprov DKI Jakarta menyegel 12 outlet Holywings yang ada di ibu kota,
beberapa daerah juga memutuskan hal yang sama.
Tak hanya Bandung, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memutuskan menutup
outlet Holywings yang ada di daerahnya. Eri mengatakan
seluruh outlet Holywings di wilayahnya tutup sementara sebagai buntut adanya
promosi minuman keras mengandung SARA yang dilakukan di Jakarta. "Soal
Holywings sudah kami rapatkan. Kami sampaikan untuk ditutup dulu sampai
kasusnya ditindaklanjuti," kata Eri, Selasa (28/6/2022).
"Setelah rapat semalam, kita putuskan untuk menutup seluruh gerai hiburan
Holywings yang ada di Kabupaten Tangerang. Dimana, penutupan ini bukan
hanya masalah perizinan, tapi juga Perda Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Ketenteraman dan Ketertiban Umum," kata Bupati Tangerang, Ahmed Zaki
Iskandar, Rabu, (28/06/2022).
Mengenai nasib 3.000 karyawan Holywings, dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI
Jakarta Ahmad Riza Patria pihaknya akan mencari solusi bersama terkait
nasib karyawan Holywings.
"Masalah ini menjadi masalah kita bersama. Untuk ke depannya akan kita cari
solusi," tuturnya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Sampai saat ini, masih banyak orang menganggap bahwa MPR hanya
berfungsi sebagai ahli dokumentasi, hubungan media, dan produksi konten
promosi. Keahlian teknis ini memang tugasnya, tetapi lebih jauh, MPR
lebih strategis dalam manajemen. Posisinya harus sebagai teknisi
komunikasi, juga konsultan komunikasi manajemen puncak.
Maka, perlu dibuat “pagar – pagar” yang membatasi dan mengatur pola
tersebut. Sistem dan panduan kerja, koordinasi lintas divisi, dan
komunikasi ke manajemen puncak harus tetap dijalankan. Sehingga setiap
materi promosi yang keluar ke publik sudah terverifikasi secara ketat dan
disiplin.
4.1. Simpulan
Kasus yang terjadi pada holywings membuat masyarakat ekonomi syariah
DKI Jakarta mengingatkan agar tidak terjadi lagi kedzaliman dan
menghalalkan segala cara dalam semua aktifitas ekonomi termasuk
marketing campaign yang berujung kepada tindakan SARA.
Kasus yang kemudian jadi bahan pembicaraan publik ini berawal dari
promo minuman beralkohol gratis yang diberikan untuk orang dengan
nama tertentu. Setidaknya dalam promo yang sempat beredar tersebut,
ada dua nama yang ‘berhak’ mengklaim promo.
Kontroversi lainnya baru saja terjadi beberapa waktu lalu. Melalui akun
media sosialnya yang kemudian dihapus, Holywings membuat promo
bertuliskan ajakan kepada orang-orang bernama Muhammad dan Maria
untuk datang ke Holywings.
"DICARI! yang punya nama Muhammad & Maria KITA KASIH
GORDON'S DRY GIN ATAU GORDON'S PINK GRATIS," tulis
promo yang tersebar di Twitter.
Konten tersebut sontak membuat publik geram dan menuntut Holywings
memberikan penjelasan dan meminta maaf. Setelah mendapatkan
tekanan warganet, Holywings menghapus unggahan promosi miras
tersebut dan kemudian membuat permintaan maaf terbuka seperti
berikut:
“ Terkait dengan viralnya unggahan kami (Holywings Indonesia)
menyangkut promosi dengan menggunakan nama “Muhammad &
Maria”, kami telah menindaklanjuti pihak tim promosi yang membuat
promosi tersebut tanpa sepengetahuan manajemen Holywings Indonesia
dengan sanksi yang sangat berat.
Tidak sampai maksud hati kami untuk mengaitkan unsur agama kedalam
bagian dari promosi kami, oleh karena itu kami meminta maaf yang
sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Terimalah permohonan maaf kami dan izinkanlah kami untuk
memperbaiki hal ini serta menjadi lebih baik lagi kedepannya.”
4.2. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan penelitian yang tekah di paparkan di
atas. Penulis menyadi bahwa dalam penelitian ini masih banyak
keterbatasan yang menyebabkan kesimpulan dari penelitian ini secara
spesifik hanya dapat digunakan dalam diskusi terkait Strategi Marketing
Public Relations Holywings. sehingga sebagai tindak lanjut penelitian ini,
penulis memberikan saran atau rekomendasi untuk peneliti selanjutnya
agar melakukan penelitian terkait Strategi Marketing Public
Relations Holywings dalam mempertahankan kepercayaan pengunjung.
Sehingga dapat lebih memahami bagaimana perkembangan kerjasama
tersebut dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://kabnews.id/perlunya-sentuhan-pr-di-holywings/
https://www.idntimes.com/business/economy/ridwan-aji-pitoko-1/gak-kapok-
kapok-ini-deretan-kontroversi-yang-melibatkan-holywings?page=all
https://regional.kontan.co.id/news/apa-kabar-perkembangan-kasus-penutupan-
outlet-holywings-1
https://www.tvonenews.com/berita/nasional/50521-berakhir-dengan-disegel-ini-
perjalanan-kasus-holywings?page=2
https://uici.ac.id/belajar-dari-kasus-holywings-peran-strategis-marketing-public-
relations/
https://economy.okezone.com/read/2022/06/29/320/2620215/alasan-terbesar-
penyebab-holywings-ditutup-bukan-karena-kasus-sara?page=2