Anda di halaman 1dari 39

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER ILMU NEGARA 2019/2020

MERANGKUM BUKU ILMU NEGARA

Oleh:

Muhammad Noor Farchan

NPM:

10040019055

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.Peristilahan dan Batasan

Menggunakan istilah atau terminologish adalah menunjukan suatu sebutan untuk nama suatu

cabang ilmu pengetahuan.Ilmu ialah sesuatu yang didapat dari pengetahuan dan pengetahuan

diperoleh dengan aneka cara.Tidak semua pengetahuan itu merupakan ilmu sebab setiap

pengetahuan itu baru dinamakan ilmu jika dipenuhi persyaratnnya(Sjachran Basah

1980:53).Menurut Ralph Ross dan Emest van den Haag syarat-syarat ilmu dari suatu pengetahuan

adalah

A.Rasional

B.Empiris

C.Umum

D.Akumulatif atau tersusun

A.Ilmu Kenegaraan

Kalau ditinjau sejarah perkembangan dari ketiga dari ketiga istilah yang telah dikemukakan

diatas,maka dapatlah diketahui di negara Belanda istilah yang paling tua telah diketahui di
kalangan Perguruan Tinggi adalah Staatswetenchap yang disalin dalam bahasa kita dalam Ilmu

Kenegaraan atau dalam bahasa Inggris “General State Science”.Kemudian disusul dengan istilah

seperti Staats leer atau Ilmu Negara dan istilah terbaru setelah perang dunia kedua di perguruan

tinggi adalah:Wetenschap der Politiek atau Ilmu politik.

Aliran Merkantilisme disebut juga ajaran neraca perdagangan atau”de leer van het handles

balans”,yaitu yang berusaha mempositifkan neraca perdagangan.Maksud mempositifkan neraca

perdagangan ini ialah mengusahakan neraca perdagangan itu agar supaya lebih aktif dengan

pengertian supaya volume ekspor lebih besar dari volume impor,sehingga terdapatlah saldo yang

menguntungkan dalam bentuk logam-logam murni yang datang mengalir masuk

B.Ilmu Negara

Istilah ilmu negara diambil dari istilah bahasa Belanda”Staatsleer”yang diambilnya dari istilah

bahasa Jerman”Staats lehre”.Didalam bahasa Inggris disebut”Theory of State”atau”The General

Theory of State”atau”Political-Theory”,sedangkan dalam bahasa Prancis dinamakan”Theorie

d’etat”

Timbulnya istilah Ilmu Negara atau Staatleer sebagai istilah tehnis,adalah sebagai akibat

penyelidikan dari seorang sarjana Jerman bernama Georg JELLINEK ini adalah”bapak dalam ilmu

negara”.Sebutan bapak dalam salah satu cabang ilmu pengetahuan ini,adalah untuk menunjukan

bahwa orang itulah yang pertama-tama sekali dapat melihat cabang ilmu pengetahuan itu sebagai

satu kesatuan,dan dapat menghubungkannya dalam satu kesatuan dan juga telah berhasil mencoba

meletakannya dalam satu system.Dan yang pertama menggunakan istilah Ilmu Negara adalah

Universitas Negeri”Gajah Mada”di Yogyakata


Jadi Hukum itu sifatnya hidup,yaitu timbul,tumbuh dan mati berhubungan dengan

perubahan-perubahan keyakinan masyarakat sedangkan Ilmu Negara ilmu yang menyelidiki

pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok dari pada negara dan hukum negara pada

umumnya.Maksud perkataan pengertian yaitu menitik beratkan kepada suatu

pengetahuan,sedangkan maksud dari pada sendi adalah menitik beratkan kepada suatu asas atau

kebenaran

C.Ilmu Politik

Politik,kalau menurut arti katanya atau secara etmilogis berasal dari perkataan bahasa Yunani-

purba yaitu polis.Polis adalah kota yang dianggap negara yang terdapat dalam kebudayaan Yunani-

purba,dimana pada waktu itu kota dianggap identik dengan negara,sehingga dengan demikian

polis,stadsaat atau the greek citystate ialah tempat-tempat tinggal bersama dari orang-orang biasa

selaku para warganya(citizens)dengan pemerintah yang biasanya terletak diatas sebuah bukit dan

dikelilingi benteng untuk menjaga keaman mereka terhadap serangan musuh yang datang dari luar

Kemudian dari istilah polis ini diturunkan dan dihasilkan kata-kata seperti:politeia(segala

hal ihwal yang menyangkut polis atau negara),polities(warga kota atau warga

negara),politikos(ahli negara),politieke techne(kemahiran politik),politieke episteme(ilmu

politik) dan kemudia istilah politik diambil oleh orang Romawi yang menghasilkan perkataan”ars

politica”(pengetahuan tentang negara atau kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan).

Lain halnya dalam ilmu negara,pemakaian teknis terhadapnya dapat dikatakan hamper

tidak ada atau setidak-tidaknya jarang terdapatnya pertentangan paham,seandainya terdapat juga

hal itu hanyalah merupakan persoalan didalam cara penafsiran alih bahasa saja jadi ilmu politik
mengandung berbagai sisi tinjauan.dari sisi Instutional merupakan ilmu yang menyelidiki

lembaga-lembaga negara seperti MPR Presiden dan lain-lainnya

2.Ruang Lingkup

Ilmu negara sebagai suatu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani purba.Ilmu Negara

menitik beratkan penyelidikannya kepada negara sebagai organisasi dalam pengertian umum.

STAATSWISSENCHAFT

(ILMU KENEGARAAN)

STAATSWISSENCHAFT dapat diabgi dalam dua bagian yaitu:

• STAATSWISSENCHAFT dalam arti sempit adalah suatu Ilmu Pengetahuan mengenai

negara dimana dialam penyelidikannya menekankan pada negara sebagai obyeknya

• RECHTSTWISSENCHAFT adalah Ilmu Pengetahuan mengenai negara yang terdiri dari

1. Hukum Tata Negara

2. Hukum Adminitrasi Negara

3. Hukum antar negara


BAB II

TEORI SIFAT HAKEKAT NEGARA

Guna memahami apa sebenarnya suatu negara akan diungkapkan oleh teori sifat hakekat negara

Dari sisi sosiologis maksud suatu negara adalah memahaminya sebagai anggota masyarakat

atau zoon politicon.Negara sebagai wadah bangsa menggambarkan cita-cita kehidupan

bangsannya.Pandangan sifat hakekat negara berkaitan dengan pandangan hidup yang

dianutnya.Oleh sebab itu banak paham sarjana yang mengungkapkannya:

1. Socrates

Semua manusia menginginkan kehidupan aman,tentram dan lepas dari gangguan yang

memusnahkan harkat manusia.Kala itu orang-orang yang mendambakan ketenraman

menuju bukit dan membangun benteng,serta mereka berkumpul disana sebagai kelompok

2. Plato

Plato adalah murid dari Socrates.Ia banyak menulis buku,diantaranya yang

terpenting;Politeia atau Negara,Politikos atau Akhli Negara,Nomoi atau undang-

undang.paham Plato mengenai negara adalah keinginan kerja sama dengan antara

manusia untuk memenuhi kepentingan mereka Sifat-sifat manusia

Sifat-sifat negara

1. Pikiran Golongan pengusaha

2. Keberanian Golongan tentara

3. Aneka kebutuhan Golongan pekerja


3. Aristoteles

Aristoteles adalah murid Plato,diantara buku yang ditulisnya Ethica,berisi ajaran tentang

keadilan,dan mengenai negara di tulisnya dalam buku Politica.Menurut Aristoteles negara

itu adalah gabungan keluarga sehingga menjadi kelompok yang besar

4. F.Oppenheimer

Bukunya Die Sache yang menguraikan tentang negara merupakan suatu alat dari golongan

yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat,golongan yang uat tadi

dilaksanakan kepada golongan yang lemah

5. Leon Duguit

Bukunya Traite de Droit Constitutionel.Berisikan ajaran hukum dan negara yang bersifat

realistis.Negara adalah kekuasaan orang-orang kuat memerintah orang-orang

6. R.Kranenburg

Mengenai pendapatnhya tentang negara,Kranenburg mengatakan bahwa negara itu pada

hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan dicipatakan oleh sekelompok manusia yang

disebut bangsa jadi menurut Kranenburg terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia

yang mempunyai kesadaran untuk mendirikan suatu organisasi,dengan tujuan untuk

memelihara kepentingan kelompok tersebut.Kranenburg beranggapan pengelompokan

manusia itu didasarkan atas 4 macam ukuran yaitu:

 Pengelompokan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur

 Pengelompokan pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur

 Pengelompokan tidak berada pada suatu tempat tetapi teratur

 Pengelompokan tidak berada pada suatu tempat dan tidak teratur(Padmo Wahjoni

Loc.cit)
7. Logemann

Berbeda dengan pendapat Kranenburg,Logemann mengatakan bahwa negara itu pada

hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasan yang meliputi atau menyatukan kelompok

manusia yang kemudian disebut bagsa.Jadi pertama-tama negara itu adalah organisasi

kekuasaan,maka organisasi ini memiliki suatu kewibawaan,atau gesag,dalam mana

terkandung pengertian dapat memaksakan kehendaknya kepada semua orang yang diliputi

oleh organisasi itu

Sementara itu sarjana lainnya seperti Karl Radek,juga Karl Kausthy terutama Otto

Bauer yang juga mempelajari bangsa itu.Menurut Otto Bauer bangsa itu adalah suatu

persatuan peranga yang terjadi dari persatuan hal ihwal yang telah di jalani oleh rakyat

itu.Hans kelsen tokoh dari aliran positivme menulis buku 1922 Allgemeine Staatslehre

menyatakan bahwa ilmu negara itu harus menitik beratkan pemikirannya secara yuridis

murni.Kelahiran negara menupakan suatu kenyataan.Negara merupakan suatu tertib hukum

yang memaksa

BAB III

TEORI PEMBENARAN HUKUM NEGARA

Teori pembenaran hukum dari pada negara atau teori penghalalan tindakan penguasa atau

Rechtsvnaardiging theorieen membahas tentang dasar-dasar yang dijadikan alasan-alasan sehingga

tindakan penguasa negara dapat dibenarkan.Secara nyata negara itu memiliki kekuasaan

Bagaimana legitimasinya kekuasaan itu.Untuk mengetahui hal legitimasi kekuasaan itu dapat di

kemukakan 4 teori
1. Pembenaran Negara Dari Sudut Ke Tuhanan(TheoCratische Theorieen) Teori ini

beranggapan tindakan penguasa/negara itu selau benar sebab didasarkan negara itu

diciptakan oleh Tuhan.Tuhan menciptakan negara ada secara langsung dan ada tidak secara

langsung.Ciri Tuhan menciptakan negara secara langsung itu penguasa itu berkuasa karena

menerima wahyu dari Tuhan,sedangkan ciri Tuhan menciptakan negara tidak secara

langsung yaitu penguasa itu berkuasa karena kodrat Tuhan(Azhary 1983:15)

Manusia itu sifatnya jasmaniah dan rohaniah.Karena itu maka kehidupan manusia pun

rangkap dua pula.Kehidupan jasmaniah yang fana berkiblat pada diri manusia,dan

kehidupan rohaniah yang baka,berkiblat kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kehidupan

jasmaniah yang fana mencari kepuasan untuk duniawi untuk diri sendiri

Dengan adanya dua macam kehidupan ini maa dari manusia telah terjadi dua macam

masyarkat,dua negara yang berasal dari dua orang anak adam,Kain dan Abel.Dari kain

yang durhaka terjadi masyarkat duniawi,negara duniawi(civitas terrana)yang menampung

soal-soal duniawi yang tidak kekal.Dari abel yang saleh telah terjadi masyarkat

Tuhan,negara Tuhan.Negara dunia tersebut jufa civitas diabolic(negara setan)

2. Pembenaran Negara Dari Sudut Kekuatan

Siapa yang berkemampuan memiliki kekuatan maka mereka akan mendapat kekuasan dan

memegang tampuk pemerintahan.Kekuatan itu meliputi kekuatan jasmani(physic),kekuatan

rohani(phychis),atau kekuatan materi(kebendaan),maupun kekuatan politik

Menurut teori evolusi Charles Darwin bahwa kehidupan semesta alam ini diliputi oleh

serba perjuangan untuk mempertahankan hidup masingmasing

3. Pembenaran Negara Dari Sudut Hukum


Dalam teori ini tindakan pemerintah itu dibenarkan karena didasarkan kepada hukum.Teori

ini merinci lagi tentang hukum itu yaitu hukm keluarga(Patriachal),hukum

kebendaan(Patrimonial) dan hukum perjanjian

 Teori Patriachal

Teori Patriachal ini berdarsarkan hukum keluarga,zaman dahulu ketika masyarakat

masih sangat sederhana dan pada waktu negara itu belum ada,masyarakat itu hidup

dalam kesatuan-kesatuan keluarga besar yang dipimpin oleh seorang kepala

keluarga Patriachal ini berdarsarkan hukum keluarga,zaman dahulu ketika

masyarakat masih sangat sederhana dan pada waktu negara itu belum

ada,masyarakat itu hidup dalam kesatuan-kesatuan keluarga besar yang dipimpin

oleh seorang kepala keluarga

 Teori Patrimonial

Patrimonial berasal dari istilah patrimonium yang artinya adalah hak milik.Oleh

karena raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya,maka semua penduduk di

daerahnya itu harus tunduk kepadanya.Sebagai contoh dari negara pada abad

pertengahan dimana hak untuk memerintah dan menguasai timbul daripada

pemberian tanah.Hak-hak biasa tersebut terdiri dari:

1. Hak untuk mengangkat kepala desa

2. Hak memungut pajak

3. Hak untuk mengerahkan tenaga rakyat,misalnya mebuat jembatan,jalan-jalan

dan sebagainya

 Teori perjanjian
Teori-teori perjanjian dikemukakan oleh tiga tokoh yang termuka tentang dasar

hukum bagi kekuasaan negara yaitu:Thomas Hobbes,Jhon Loocke,Jean Jacques

Rousseau.

• Thomas Hobbes

Menurut Thomas Hobbes manusia selalu hidup dalam kekuatan karena takut akan diserang

oleh manusia lainnya yang lebih kuat keadaan jasmaninya.Karena itu lalu diadakan

perjanjian masyarakat dan daklam perjanjian raja tidak diikut sertakan

• Jhon Locke

Berbeda dengan Hobbes,menurut Jhon Locke antara raja dengan rakyat diadakan perjanjian

dan karena perjanjian itu raja berkuasa untuk melindungi hak-hak rakyat.Kalau raja

bertindak sewenang-wenang,rakyat dapat meminta pertanggung jawabnya,karenayang

primer adalah hak asasi yang dapat dilindungi oleh raja.Perlu dijelaskan bahwa didalam

perjanjian masyarakat itu terdapat dua macam-macam yang disebut sebagai:

1. Pactum unions-perjanjian untuk membentuk suatu

kesatuan(kolektivitas)antara individu-individu

2. Pactum subjektiones-perjanjian menyerahkan kekuasaan antara rakyart

dengan raja

• Jeran Jecques Rousseau

Paham Rousseau adalah kebalikan daripada Hobbes.Menurut Hobbes pactum unions

ditelan oleh pactum subjektiones sedangkan Rousseau pactum subjektiones yang ditelan

oleh pactum unions.Oleh karena itu akibat daripada ajaran Rousseau adalah kedaulatan

rakyat dan kekuasaan rakyat tidak pernah diserahkan pada raja bahkan kalau ada raja yang

memerintah maka raja itu hanya sebagai mandataris daripada rakyat


Dengan demikan dari ajaran Rousseau tersebut timbul konsekuensi baru,yaitu dengan

adanya revolusi-revolusi yang menentang terhadap keuasaan raja-raja yang bersifat

absolut,dan dengan runtuhnya kekuasaan raja-raja yang bersifat absolut ini,dan yang

disertai dengan timbulnya kekuasaan-kekuasaan baru disamping kekuasaan raja,maka

walaupun bentuk negaranya itu masi tetap kerajaan,tetapi kekuasaan raja itu sudah tidak

lagi sama dengan kekuasaannya yang semula.Karena sekarang disamping kekuasaaan raja

tadi ada kekuasaan baru,yaitu kekuasaan badan perwaklian atau parlemen.Menurut

Rousseau bila kekuasaan ada pada rakyat maka itu adalah Demokrasi(Soehino-opcit119-

123)

4. Pembenaran negara dari sudut lain-lain

4.1. Teori Ethis/Teori Etika:

Menurut teori ini maka negara itu ada karena suatu keharusan susila,untuk ini ada

3 pendapat yaitu:

a. Pendapat PLATO dan ARISTOTELES:

Mereka mengatakan bahwa manusia tidak akan ada arti bila manusia itu belum

bernegara

b. Pendapat EMANUEL KANT:

Beliau berpendapat tanpa adanya negara,manusia itu tidak dapat dapat tunduk

pada hukum-hukum yang dikeluarkan.Menurut Kant negara itu adalah ikatan-

ikatan manusia yang tunduk pada hukum akibatnya tindakan negara tadi

dibenarkan

c. Pendapat WOLFT:
beliau menyatakan keharusan untuk membentuk negara merupakan kehaursan

moral yang tertinggi.pendapat ini sukar diterangkan secara ilmiah karena

teorinya berpangkal pada filsafat

2. Teori absolut dari Hegel:

Menurut Hegel maka manusia itu tujuannya untuk kembali pada cita-cita yang absolut dan

penjelmaan daripada cita-cita yang absolut dari manusia adalah negara

 Teori Psychologis

Teori ini mengatakan bahwa alasan pembenaran negara itu adalah berdarsarkan

pada unsur psyxhologis manusia,misalnya dikarenakan rasa takut,rasa kasih sayang

dan lainlainnya.dengan demikian tindakan negara tadi dibenarkan.(Padmo Wahjono

opcit:12)

BAB IV

TEORI TERJADINYA NEGARA

Dalam teori ini dikandung pengertian bahwa urutan pentahapan yang berlembang dari hal yang

sangat sederhana dari terjadinya negara sampai kepada lahirnya negara yang modern.Memang

untuk memahami terjadinya negara banyak dasardasar ataupun teori-teori yang dikemukakan para

ahli dan negara hukum.Uraian disini akan mengambil sikap guna memahami pentahapan yang

berkembang sehingga muncul apa yang disebut negara itu.mengenai teori terjadinya negara ada 2

macam sisi pembahasan.


1. TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER(PRIMAIRE STAATS WORDING)

Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas

tetntang terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada

sebelumnya

Menurut teori ini perkembangan negara secara primer melalui 4 fase:

 PHASE GENOOTSHAP

Pada fase ini merupakan perkelompokan dari orang-orang yang menggabungkan

dirinya untuk yang menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama,dan

disandarkan pada persamaan

 PHASE REICH

Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah sadar akan

HAK MILIK ATAS TANAH hingga munculah tuan yang berukuasa atas tanah dan

orang-orang yang menyewa tanah

 PHASE STAAT

Pada fase ini masyarkat telah sadar dan tidak bernegara menjadi bernegara dan

mereka telah sadar bahwa mereka berasa pada satu kelompok

 PHASE DEMOCRATISCHE NATIE:

Phase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pada phase

Staat,dimana Democratische Natie ini terbentuk atas kesadaran Demokrasi Nasional

 PHASE DICTATUUR(DICTATUM)

Mengenai phasel dictatuur ini timbul 2 pendapat yaitu:

 Menurut SARJANA JERMAN


Mereka berpendapat bahwa bentuk diktatur ini merupakan perkembangan

lebih lanjut daripada Democratische Natie

 Menurut sarjana kainnya

Mereka berpendapat bahwa Dictatur ini bukanlah merupakan perkembangan

lebih lanjut daripada Democratische Natie tetapi merupakan VARIASO atau

PENYELEWENGAN daripada Democratische Natie

2. TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER(SCUNDAIRE STAATS

WORDING) Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang

membahas tentang terjadinya negara yang dihubungkan dengan negaranegara yang telah

ada sebelumnya.Mengenai masalah Pengakuan atau Erkening ini ada 3 macam sbb:

 PENGAKUAN DE FACTO(Sementara)

Yang dimaksudkan dengan pengakuan de Facto adalah pengakuan yang bersifat

semebtara terhadap munculnya atau terbentuknya suatu negara baru,hal ini masih

dalam tahap penelitian hingga akibatnya pengakuan yang diberikan bersifat

sementara

 PENGAKUAN DE RUJE(PENGAKUAN YURIDIS)

Yang dimaksudkan dengan pengakuan DE RUJE adalah pengakuan yang seluas-

luasnya dan bersifat tetap terhadap munculnya atau timbulnya atau terbentuknya

suatu negara

 PENGAKUAN ATAS PEMERINTAHAN DE FACTO

Yang dimaksudkan dengan pengakuan terhadap pemerintahan de facto adalah suatu

pengakuan hanya terhadap pemerintahan suatu negara.Jadi apa yang diakuii hanya

terhadap pemerintahan,sedangkan terhadap wilayahnya tidak diakui apalah


artinya.Negara yang telah ada didalam lingkup kenegaraan dapat terjadi

keruntuhan/lenyap.Hal yang menyebabkannya adalah:

 Hilangnya negara karena faktor alam

Disebabkan oleh gunung meletus dan pulau ditelan air

 Hilangnya negara karena faktor sosial

Disebabkan oleh karena adanya penaklukan,suatu revolusi,perjanjian dan

penggabungan

BAB V

TEORI TUJUAN NEGARA

Tujuan negara ialah negara itu sendiri.Kata Hegel negara itu adalah person yang mempunyai

kemampuan sendiri dalam mengejar pelaksanaan IDEE umum.Ia memelihara dan

menyempurnakan diri sendiri.Maka kewajiban tertingi manusia adalah menjadi warga negara

sesuai dengan undang-undang

 Tujuan negara memelihara dan menjamin hak-hak asasi yaitu:

1. Hak hidup/nyewa(leven)

2. Hak badan(lijf)

3. Hak atas harta benda(Vermogen)

4. Hak atas kehormatan(Eer)


5. Hak kemerdekaan(Vrij heid)

Pada zaman modern ini lazimnya tujuan negara itu menyelenggarakan kesejahtraan dan

kebahagiaan rakyatnya demi tercapainya masyarakat adil dan makmur

BAB VI

TEORI

TIPE-TIPER NEGARA

1. TIPE TIPE NEGARA MENURUT SEJARAH

 Bersifat theocraties(keagamaan)

 Pemerintah bersifat absolut(mutlak)

1. Tipe Negara Yunani Kuno

Negara Yunani kuno mempunya type sebagai negara kota atau polis(city state).Besarnya

negara kota hanyalah satu kota saja yang dilingkari benteng

pertahanan.Penduduknya sedikit dan pemerintahan demokrasi langsung.Dalam

pelaksanaan demokrasi langsung rakyat diberikan pelajaran ilmu pengetahuan atau

dikenal dengan istilah encyelopaedie

• Tipe Negara Romawi

Tipe negara Romawi adalah Imperium.Yunani sendri menjadi daerah jajahan dari

Romawi

• TIPE NEGARA ABAD PERTENGAHAN


Ciri khas tipe negara abad pertengahan adalah adanya dualisme(pertentangan)

 Dualisme antara penguasa dengan rakyat

 Dualisme antara pemilik dan penyewa tanah sehingga munculnya Feodalisme

 Dualisme antara Negarawan dan Gerejawan(Secularisme)

• TIPE NEGARA MODERN

Pada negara-negara modern tipenya adalah:  Berlaku

asas Demokrasi

 Dianutnya pahan negara hukum

 Susunan negarnya kesatuan.Didalam negara hanya ada satu pemerintahan yaitu

pemerintah pusat yang mempunyai wewenang tertinggi

2. Tipe Negara Yang Ditinjau Dari Sisi Hukum

• Tipe Negara Policie(Polizei Staat)

Pengertian policie adalah welvaartzorg.yang mencakup dua arti:

 Penyelenggara negara positif(bestuur)

 Penyelenggara negara negative(menolak bahaya yang mengancam

negara/keamanan)

• Tipe Negara Hukum(Rechts staat)

Disini tindakan penguasa dan rakyat harus berdarsarkan hukum ada tiga bentuk tipe negara

hukum

A. Tipe Negara Hukum Liberal

Tipe negara Hukum Liberal ini menghendaki agar supaya negara berstatus pasif artinya

bahwa warga negara harus tunduk pada peraturan-peraturan negara.Penguasa dalam

bertindak sesuai dengan hukum


B. Tipe Negara Hukum Formil

Negara ukum formil yaitu negara hukum yang mendapat pengesahan dari

rakyat,segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu,berdarsarkan

undang-undang.Dalam hal ini STAHL.Seorang sarjana Denmarl maka negara

Hukum Formil itu harus memenuhi 4(empat)unsur:

 Bahwa harus adanya jaminan pada undang-undang

 Adanya pemisahan kekuasaan

 Pemerintahan didasarkan pada undang-undang

 Harus ada peradilan adminitrasi

C. Tipe Negara Hukum Materil

Negara hukum materil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut daripada

negara Hukum Formil.Jadi apabila pada negara Hukum Formil tindakan dari

penguasa harus berdarsarkan undang-undang atau harus berlaku asas legalitas

• Tipe Negara Kemakmuran(Wohlfaart Staats)

Pada tipe negara Kemakmuran atau Wohlfaart Staats ini,negara mengabdi sepenuhnya

kepada masyarakat.Dalam negara Kemakmuran maka negara adalah alat satu-satunya

untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat,disini negara aktif dalam menyelenggarakan

kemakmuran warganya,untuk kepentingan seluruh rakyat dari negara

BAB VII

TEORI
BENTUK NEGARA DAN

BENTUK PEMERINTAHAN

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan seringkali,dicampur adakan pengertiannya.Juga

aada para ahli membicarakan susunan negara.

Berdarsarkan latar belakang uraian diatas,ingin dikemukakan bahwa:

 Teori bentuk negara bermaksud membahas system penjelmaan politis daripada unsur-

unsur negara

 Teori bentuk pemerintahan adalah meninjau bentuk negara secara yurudis,yang

bermaksud mengungkapkan system yang menentukan hubungan antara alat-alat

perlengkapan negara tertinggi dan tinggi dalam menentukan kebijaksanaan

kenegaraan,hal ini ditemui dalam konstitusi negara

Karena itu bentuk pemerintah(Regeringsvonn)ini kadang kala disebut sistem

pemerintahan.Sistem ialah susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu

dengan lainnya dengan teratur dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu

 Susunan negara adalah juga menyangkut bentuk negara yang ditinjau dari segi

susunannya yaitu berupa negara yang tersusun tunggal dan bersusun jamak

1. BENTUK NEGARA

Niccolo Machivelli dengan buku II Principe artinhya sang raja menyatakan bentuk negara bila

tidak Republik,maka lainnya Monarchie Nicollo Machivelli memberikan pendapat awal


tentang bentuk negara republik dan monarchie.Sarajana-sarjana mencari tolak ukur pembeda

antara republic dan monarchie

Jellinek dalam bukunya yang terkenal Allgemeine Staatslehre membedakan bentuk negara

reoublik dan monarchie berdarsarkan pembentukan kemauan negara.Bila cara pembentukan

negara itu ditentukan oleh seorang saja terjadilah monarchie.

 Leon Duguit

Dalam bukunya”Traitede Droit Constitutionel”jilid II halaman 607 diutarakan bahwa

untuk menentukan apakah negara berbentuk monarchie atau Republik ialah dengan

menggunakan”cara Penunjukan/pengangkatan kepala negaranya”

 Ottp Koerllreutter

Ia sependapat dengan faham Duguit tentang pembagian bentuk negara dalam bentuk

monarchie dan republic,akan tetapi karena ia sebagai orang fasis jerman

dikemukakannya bentuk yang ketiga

dinamakan”AUTORITARENFUHRERSTAAT”.Monarchie(dewasa ini) adalah

suatu negara yang di perintah oleh suatu dinasti,dimana kepala negaranya diangkat

atas dasar keturunan.

Aristoteles meninjsu mengenai bentuk negara itu berdarsarkan ukuran

KWANTITAS untuk bentuk IDEAL dan ukuran KWALITAS untuk bentuk

PEMEROSOTAN.Jadi disini Aristoteles memperhatikan banyak memerintah,hingga

menghasilkan bentuk ideal dan bentuk pemerosotan.Menurut beliau adalah sebagai

berikut:

a) Monarchie
Apabila yang memerintah satu orang untuk orang banyak maka bentuk negara

adalah MONARCHIE dan klau merosot dimana ia memerintah didasarkan

pada kepentingan sendiri maka bentuknya menjadi DIKTATUR atas TIRANI

b) ARISTOKRASI

Bila yang memerintah beberapa orang dan demi kepentingan orang banyak

maka bentuk negara ini dinamakan

ARISTOKRASI.Pemerosotan daripada aristokrasi ini yaitu apabila beberapa

orang yang memerintah untuk kepentingan golongan sendiri maka bentuk

negara menjadi OLIGARCHIE sedangkan apabila hanya kepentingan orang

kaya maka dinamakan

PLUTOKRSASI

c) POLITIEA

Bila yang memerintah seluruh orang dan demi kepentingan seluruh orang pula

maka bentuknegara demikian dinamakan POLITIEA,sedangkan kalau ia

merosot menjadi perwakilan dinamkan DEMOKRASI.Jadi demokradi

merupakan pemerosotan daripada apabila POLITIEA

Jadi apabila kita dibuatkan skema bentuk negara menurut Aristoteles itu alah

sebagai berikut:

BENTUK IDEALNYA BENTUK PEMEROSOTANNYA

a) Monacrchie  Diktator/Tirani

b) Arisstokrasi  Oligarchie/Plutokrasi

c) Politie Demokrasi  Demokrasi


Polybios adalah bentuk pengikut Aristoteles yang memperbaiki sejarah bentuk

negara jadi Aristoteles.

2. BENTUK PEMERINTAHAN

Bentuk pemerintahan atau sistem pemerintahan ada 3 macam:

A.Bentuk pemerintahan dimana adanya hubungan yang erat antara Ekselutif dengan

Parlemen.Eksekutif dan Parlemen saling tergantung satu dengan yang lainnya.Eksekutif yang

dimpin oleh seorang perdana mentri dibentuk oleh parlemen dari partai/organisasi yang

mayoritas di parlemen.

Sistem Parlementer yang berasal dari Ingris ini dapat menimbulkan 3 variasi:

a) Eksekutif lebih tinggi kekuasaannya Parlemen

b) Eksekutif seimbang kekuasannya dengan Parlemen

c) Eksekutif lebih rendah kekuasaannya dari Parlemen

Dalam system Perlemen tunduk kepada control langsung dari rakyat. Control ini dilakukan dengan

dua cara yaitu:

a. Referendum, mempunyai 3 macam yaitu:

1.referendum obligator (yang wajib)

2.referendum fakultatif

3.referendum consultative

b. Usul Inisiatif Rakyat


Hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undangundang

kepada perlemen dan pemerintah.

3. Susunan Negara

Negara dapat ditinjau dari segi susunan nya akan menimbulkan dua kemungkinan bentuk

yaitu :

a. Negara kesatuan. Ini adalah Negara yang bersusunan tunggal

b. Negara federasi. Ini adalah Negara yan bersusunan jamak.

BAB VIII

TEORI KEDAULATAN

Teori kedaulatan memiliki kekuasaan tertinggi dalam Negara yang ada beberapa teori :

1. Teori Kedaulatan Tuhan

2. Teori Kedaulatan Raja

3. Teori Kedaulatan Negara

4. Teori Kedaulatan Hukum

5. Teori Kedaulatan Rakyat


BAB IX

TEORI UNSUR-UNSUR NEGARA

Unsur Negara adalah hal-hal yang menjadikan Negara itu ada atau hal-hal yang diperlukan

untuk terbentuknya Negara (elemen daripada Negara) Unsur-unsur Negara ada 3 sudut

pandang :

1. meninjau unsur-unsur Negara secara klasik atau tradisional

2. meninjau unsur-unsur Negara secara yuridis

3. meninjau unsur-unsur Negara secara sosiologis

a. Unsur-unsur Negara secara Klasik yaitu wilayah tertentu, rakyat, dan pemerintahan yang

berdaulat.

b.Unsur-unsur Negara Secara Yuridis yang dikemukakan oleh Logemann

1. Gebiedsleer (Wilayah Hukum) yang meliputi darat, laut, udara serta orang dan batas

wewenangnya

2.Persoonsleer (Subjek hokum) unsur subjek hokum daripada Negara adalah pemerintah yang

berdaulat

3. De leer van rechtsbetrekking (hubungan hokum) hubungan hokum antara penguasa dan dikuasai

termasuk hubungan hokum keluar dengan Negara lainnya secara inetrnasional.


c. Unsur-unsur Negara secara sosiologis yaitu mempunyai 2 faktor :

1. Faktor social yaitu unsur masyarakat, ekonomis, kulturil

2. Faktor alam yaitu unsur wilayah dan bangsa.

BAB X

TEORI FUNGSI NEGARA

Untuk apa organisasi Negara itu dibentuk atau dengan kata lain apa yang menjadi tugas daripada

Negara akan diuraikan oleh Teori Fungsi Negara. Dalam teori fungsi Negara ada lima paham

1. Fungsi Negara pada abad ke XVI di Prancis

2. Fungsi Negara menurut John Locke

3. Fungsi Negara Menurut Montesquieu 4. Fungsi Negara menurut van Vollen Hoven

5. Fungsi Negara menurut goodnow.

BAB XI

TEORI KONSTITUSI

Istilah konstitusi dikenal sejak jaman purba yunani, akan tetapi masih diartikaan materiil, sebab

belum diletakkan dalam suatu naskah yang tertulis. Hal ini dapat dibuktikan pada paham

Aristoteles yang membedakan istilah politiea dan nomoi.


Politiea diartikan sebagai konstitusi sedangkan nomoi diartikan undang-undang. Politiea

mengandung kekuasaan tertinggi di banding nomoi.

Kita mengenal beberapa istilah konstitusi

1. Konstitusi dalam arti materiil adalah perhatian terhadap isinya yang terdiri dari atas pokok

yang sangat penting dari struktur dan organisasi Negara 2. Konstitusi dalam arti formil adalah

perhatian terhadap posedur, pembentukannya harus istimewa dibandingkan dengan pembentukan

perundangundangan lain.

3. Konstitusi dalam arti tertulis adalah konstitusi tersebut dinaskahkan tertentu guna memudahkan

pihak-pihak mengetahuinya.

4. Konstitusi dalam arti merupakan undang-undang tertinggi adalah baik pembentukan dan

perubahan nya melalui prosedur istimewa dan juga ia merupakan dasar tertinggi dari

perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam Negara itu.

Paul Scholten dalam bukunya Algemeen Deel, membentangkan tentang metode konstruksi dalam

penyusunan hokum positif menurut paul scholten, suatu konstruksi yang baik harus mengandung 4

hal yaitu :

1. Harus menutupi/meliputi sendi-sendi/bahan-bahan hokum yang akan mencakup seluruh

lapangan hokum positif

2. Harus memenuhi aestechtische eisen (eisen=syarat)

3. Harus harmonis dalam arti tidak ada pertentangan


4. Harus hemat rasionil berarti jangn panjang-panjang tetapi gunakan kata-kata sesingkat

mungkin

5. Konstitusi menurut paham Leon Duguit

Menurut duguit, peraturan hokum objektif itu tidak bergantung pada kehendak manusia. Dan

pekerjaan pembuat undang-undang (wetgever) sesungguhnya bukanlah membentuk norma-norma

tetapi menemukan menetapkan norma-norma yang sudah ada didalam masyarakat. Maka demikian

menurut Duguit, konstitusi bukanlah sekedar undang-undang yang memuat sejumlah/sekumpulan

normanorma semata, akan tetapi struktur Negara yang nyata-nyata terdapat dalam kenyataan

masyarakat.

6. Konstitusi menurut paham Maurice Hauriou

Pandangan hauriou mengenai “hokum” adalah realistis. Itulah sebab ajaran Hauriou disebut

institutionalisme karena menurut hauriou institution ialah suatu kelompok manusia yang

berkelompok mengelilingi ide. Institution itu pun mempunyai 3 unsur pokok yaitu :

1. Ide, yakni suatu cita-cita yang baik yang menjelma masyarakat.

2. Elite, yakni lingkungan ruling class yang lebih dulu menyerap/menerima ide tadi untuk

selanjutnya merumuskan dan menyebarkan ide tersebut kepada masyarakat.

3. Milieu, yakni masyarakat yang sudah harus matang untuk menerima ide tersebut.

Tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara :

A. Ketertiban (de orde) ketertiban masyarakat

B. Kekuasaan (het gezag), yang mempertahankan orde tadi

C. Kebebasan (de vrijheid), yakni kebebasan pribadi dan manusia.


6. Konstitusi menurut Ferdinand lassale

Pengertian sosiologis atau politisi adalah “konstitusi adalah factor-faktor kekuatan yang nyata

dalam masyarakat”. Jadi konstitusi menggambarkan hubungan antara kekuasaan-kekuasaan yang

terdapat dengan nyata dalam Negara.

Pengertian Yuridis “konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan Negara dan

sendi-sendi pemerintahan”

7. Konstitusi menurut paham A.A.H Struyeken

Konstitusi adalah Undang-undang yang memuat garis besar dan asas-asas tentang organisasi dari

pada Negara.

8. Konstitusi menurut paham Dr. Gruys

Undang-undang dasar adalah suatu jenis istimewa Undang-undang.

a. undang-undang: hokum objektif. Menurut undang-undang apabila memenuhi 4 syarat:

1. Persetujuan kehendak

2. Sebab yang halal

3. Kemampuan menurut hokum dari masing-masing pihak

4. Perihal tertentu

b. undang-undang: dalam arti formal berarti suatu keputusan yang berasal kekuasaan tertinggi

Negara.
c. undang-undang dalam arti materiil berarti setiap keputusan penguasa yang mengandung

tujuan yang bersifat umum.

9. Konstitusi menurut Herman Heller Melalui 4 fase:

a. perumusan masalahnya

b. penentuan patokan kerja

c. pembentukan paham dasar

d. penyusunan pendapat dalam suatu sistematika.

Dengan demikian bahwa konstitusi yang ditulis atau disebut juga dengan undangundang dasar,

hanyalah sebagian konstitusi yang hidup dalam masyarakat.

10. Konstitusi menurut paham Carl Smitth

Carl Smitth membagi konstitusi menjadi 4 pengertian yaitu :

1. Konstitusi dalam arti asbolut

Mengandung arti bahwa konstitusi disamping memuat tentang bentuk Negara, factor intergace

dan norma-norma dasar/struktur pemerintahan

2. Konstitusi dalam arti relative

Mengandung arti bahwa konstitusi dihubungkan dengan kepentingan suatu golongan tertentu

didalam masyarakat, sehingga tidak berlaku umum dan sifatnya adalah relative karena hanya

terdapat dan dimuat dalam konstitusi Negara tertentu saja.


Konstitusi dalam arti positif

Konstitusi dalam arti ideal

Mengandung arti sebagai wadah yang menampung idea, maka ide yang bersangkutan sicantumkan

satu persatu sebagai isi konstitusi seperti yang dimaksud dalam pengertian pokok konstitusi yang

kedua.

11. Konstitusi menurut paham CF. strong

Ditinjau dari segi hakikat Negara dalam mana konstitusi berlaku. Strong mengelompokan Negara-

negara didunia kedalam dua kelompok besar, yaitu Negara kesatuan dan Negara federal/serikat.

Negara kesatuan adalah bentuk Negara dimana wewenang legislative tertinggi dipusatkan dalam

satu badan legislative nasional/pusat. Contoh Negara kesatuan adalah Republik Indonesia Jepang,

Britania raya, prancis, belgia dll

Negara federal adalah Negara didalam mana dua Negara atau yang lebih sederajat bersatu karena

tujuan-tujuan tertentu yang sama. Dalam Negara federal Negara yang bergabung yang dinamakan

Negara bagian, mempunyai kedudukan yang kuat. Karena memang yang mula-mula ialah beberapa

Negara yang kemudian disebut Negara bagian.

12. Konstitusi menurut paham hawgood

Dua macam bangunan Negara, yakni bentuk Negara dan bentuk pemerintahan. Karena dua hal ini

pada hakikatnya tercantum dalam setiap konstitusi, maka dalam memperbandingkan bentuk-bentuk

Negara Hawgood memperkenalkan Negaranegara ideal. Hanya diambil 3 macam saja :


1. Spontaneous state. Konstitusi disebut revolutionary constitution adalah Negara yang timbul

sebagai akibat revolusi

2. Negotiated state, konstitusi disebut parliamentarian constitution adalah Negara Negara

yang berdasarkan kebenaran relative.

3. Derivative state, konstitusinya disebut neonational constitution adalah Negara yang

mengambil pengalaman dari Negara yang sudah ada.

BAB XII

TEORI LEMBAGA PERWAKILAN

Lembaga perwakilan adalah cara yang sangat praktis untuk memungkinkan anggota

masyarakat menerapkan pengaruhnya terhadap orang-orang yang menjalankan tugas

kenegaraan.

Georg Jellinek mengatakan timbulnya konstruksi Lembaga perwalian dikarenakan adanya

3 hal yaitu :

a. Sebagai pengaruh hokum perdata Romawi di abad menegah

b. Adanya system feudal diabad menengah.

c. Situasi abad menengah itu sendiri.

Dalam teorinya ada beberapa macam dari lembaga perwakilan.


1. Teori Mandat = mandat imperative, mandat bebas, mandate representative

2. Teori Organ

3. Teori Sosiologi dari Rieker

4. Teori Hukum Obyektif dari Leon Duguit

5. Teori Gillber Abcariant :

a. siwakil bertindak sebagai “wali” (trustee)

b. si wakil bertindak sebagai “utusan” (delegate)

c. si wakil bertindak sebagai “politico”

d. siwakil bertindak sebagai “partisan”

6. Teori Prof. DR. A. Hoogerwerf (Moh Koesnardi dan Bintan R. Saragih op cit : 189) wakilinya

ada 5 model yaitu :

a. Model Delegate (utusan)

b. Model Trustee (wali)

c. Model Politicas

d. Model Kesatuan

e. Model diversifikasi (penggolongan)

7. Sifat Perwakilan

8. Macam-macam Lembaga Perwakilan


9. Fungsi Lembaga Perwakilan = lembaga perwakilan yang disebut parlemen umumnya

mempunyai tiga fungsi yaitu :

a. Fungsi Perundang-undangan = undang-undang biasa seperti UU Pemilu, UU pajak dan

sebagainya

b. Fungsi Pengawasan = interpelasi (minta keterangan), angket (mengadakan penyelidikan),

mosi, amandemen (mengadakan perubahan)

c. Sarana Pendidikan Politik = peranan edukatif yang melalui pembahasanpembahasan

kebijaksanaan pemerintah DPR, dan dimuat dan ditulis oleh media masa.

10. Lembaga Perwakilan di Indonesia :

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

B. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disebut juga Parlemen

c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang terdiri dari dua tingkat yaitu DPRD tingkat I

dan DPRD Tingkat II. 11. Partai Politik

12. Pengertian Partai Politik :

a. Klasifikasi Partai Politik

1) Jumlah dan fungsi anggota 2) Sifat

dan orientasi tsb.

Menurut jumlah dan fungsi anggotanya dikenal :

1) Partai Massa, yaitu partai yang selalu mendasarkan kekuatan nya pada jumlah anggotanya.

Hubungan sesamanya agak longgar.


2) Partai Kader, partai yang mementingkan loyalitas dan disiplin anggotanya. Tidak perlu

jumlahnya banyak yang kalau perlu loyal dan disiplin. Karena itu untuk menjadi anggota

pimpinan yang menyeleweng sangat tegas.

13. Sistem Pemilihan Umum

Cara pengangkatan pemilihan umum kita kenal memiliki dua cara yaitu :

1) Melalui system pemilihan organisasi

2) Melalui system mekanis.

BAB XIII

TEORI SENDI-SENDI PEMERINTAHAN

Cara yang dipakai oleh penguasa dalam menyelenggarakan pemerintahan. Menurut teorinya

terdapat dua cara yaitu :

1) Sendi wilayah (territorial)

Penguasa dalam menyelenggarakan pemerintahan sangat memperhatikan factor wilayah dari suatu

wilayah.

Factor wilayah Negara dibagi menjadi dua bagian :

1. Wilayah Tugas (desentrialisasi) Desentrialisasi dirinci

5 macam :
a. Desentrialisasi politik, hal ini terkait dengan pemerintahan dan politik

b. Desentrialisasi fungsional, yang terkait kepada golongan-golongan yang mempunyai fungsi

dalam Negara

c. Desentrialisasi cultural yang menyangkut bidang kebudayaan

d. Desentrialisasi Teknis yang menyangkut ketenaga ahlian tertentu

e. Desentrialisasi Collaboratif adalah kepada swasta diberi wewenang menjalankan tugas Negara.

2. Wilayah Jabatan (Dekosentrasi)

Dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau kepala

Instansi vertical tingkat atasnya pejabat-pejabatnya di Daerah.

3. Sendi Keahlian

Bermaksud penyelenggaran pemerintahan dijalankan oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya

Ada dua macam sendi keahlian :

1. government by official yaitu pemerintahan dijalankan dengan system

pegawai negeri

2. government by commite yaitu pemerintahan dijalankan dengan system

kepanitiaan.

BAB XIV

TEORI ALAT ALAT PERLENGKAPAN NEGARA


Alat-alat yang harus dimiliki suatu Negara memilik 3 sudut pandang :

1. Paham goerg jellinek

2. Paham yang meninjau dari segi fungsi Negara

3. Paham yang meninjau dari segi yuridis

BAB XV

TEORI KERJA SAMA ANTARA NEGARA

Kerjasama antar Negara adalah suatu hubungan dari beberapa Negara yang dalam hubungan itu

terjalin kerjasama dari Negara-negara yang berkedudukan sama dan sejajar.

Teori kerjasama ini dapat ditinjau ikhwalnya :

1. Bentuknya

a. Bentuk Klasik

bentuk klasik kerjasama antar Negara ini oleh georg jellinek dianalisis dalam dua segi :

1. Kerja sama dalam arti luas 2. kerja

sama dalam arti sempit

b. Faham federalism
Federalisme adalah peninjauan kerjasama antar Negara tersebut apakah menghasilkan suatu organ

tertentu atau tidak. Untuk itu terdapat :

1. Organisierten Verbindungen

2. Nicht organisierten verbindungen

3. scheinBare state VeerBINDUNGEN

4. staaten verbindungen in Rechtssine

2. Hukumnya

Jika meninjau kerjasama antar Negara ini dari segi hokumnya maka untuk itu kita masuki

lapangan hokum internasional atau hokum antar Negara Hukum yang akan berlaku itu :

1. Hokum antar Negara umum

2. Hokum antar Negara yang khusus misalnya Traktat

3. Politiknya

Jika ditinjau dari segi politik maka memandangnya dari segi internasional relation yang

didalamnya mencakup :

1. Internasional politic

2. Internasional organitation

4. Sumbernya

1. Traktat

2. Kebiasaan International
3. Pendapat sarjana-sarjana tentang sendi-sendi hokum

4. Keputusan-keputusan pengadilan internasional

Anda mungkin juga menyukai