Anda di halaman 1dari 7

Meggie Leomita Hellen W

010002200432

1. Definisi Ilmu Negara adalah ilmu tentang negara, yang diselidiki sifat hakikatnya,
struktur dan bentuknya, asal mulanya dan segenap persoalan-persoalan yang berkisar di
sekitar negara dalam pengertian umum serta membahas dan meneliti sifat-sifat umum
dan ciri-ciri tabiatnya.

2. Mata kuliah Ilmu Negara ini berusaha sejauh mungkin untuk mengkorelasikan teori-teori
mengenai negara dan hukum dengan realita. Ilmu Negara merupakan mata kuliah wajib
di dalam kurikulum inti Fakultas Hukum di Indonesia, yang menjadi ilmu pengetahuan
dasar mengenai negara dan hukum yang akan didalami lebih lanjut dalam mata kuliah
pada cabang-cabang ilmu hukum. Sebagai mata pelajaran pengantar mempunyai
kedudukan yang sama dengan pengantar ilmu hukum dan pengantar hukum Indonesia.
Karena sifatnya sebagai mata pelajaran persiapan, maka pelajaran yang diperoleh dari
Ilmu Negara tidak mempunyai nilai-nilai yang praktis, melainkan mempunyai nilai yang
teoritis.

3. Bapak Ilmu Negara adalah George Jellinek karena Ia orang pertama yang menyelidiki
serta membahas ilmu pengetahuan tentang Negara secara menyeluruh, kemudian
menyusunnya secara sistimatis.

4. - Ilmu negara sebagai staatswissenschaft (ilmu pengetahuan dalam arti yang sempit),


yang menyelidiki negara dalam keadaan abstrak dan umum;

- Ilmu negara sebagai rechtswissenschaft (ilmu pengetahuan dalam arti luas), yang


terbagi ke dalam dua kategori, yaitu individuelle staaslehre(ilmu pengetahuan yang
menyelidiki negara tertentu), misalnya mempelajari lembaga negara, peradilan, dan
sebagainya; serta pezielle staaslehre (ilmu pengetahuan yang penyelidikannya ditujukan
kepada negara dalam pengertian umum, serta lembaga-lembaga perwakilan yang
dipelajari secara khusus).

5. Ilmu Negara:

 Lebih teoritis, mementingkan normative


 Lebih statis, mempelajari lembaga Negara yang resmi
 Lebih tajam konsepnya dan lebih terang metodologinya
 Banyak dikaji ahli hokum

Ilmu Politik:

 Lebih bersifat praktis


 Lebih mementingkan sifat-sifat dinamis Negara
 Lebih konkrit dan mendekati realitas
 Banyak dikaji ahli sejarah dan sosiologi

6. Menurut George Jellinek secara tersirat bahwa ilmu negara berpangkal dari filsafat
sebagai sumber dari segala ilmu namun Hans Kelsen berpandangan bahwa sebenarnya
negara itu sama dengan hukum atau dengan kata lain negara itu adalah penjelmaan
daripada Tata Hukum. Heller mengatakan kenyataan dari negara itu terletak pada
fungsinya. Kalau negara mempunyai fungsi maka nyatalah negara itu ada.

7. Socrates berpendapat bahwa Negara bukan organisasi yang dibuat manusia untuk
kepentingan dir sendiri, tetapi Negara adalah susunan obyektif yang berdasar pada
hakikat manusia, dan karena itu bertugas untuk melaksanakan hukum-hukum yang
obyektif yang mengandung keadilan bagi umm dan tidak hanya melayani kebutuhan
penguasa yang berganti-ganti orangnya.
8. Negara menurut Plato disebabkan karena banyaknya kebutuhan hidup serta keinginan
manusia. Pendapat Plato mengenai gambaran tentang negara dan manusia dapat juga
dijelaskan dengan cara lain, yaitu bahwa dalam memandang negara, Plato berpendapat
bahwa negara dipersamakan dengan manusia yang memiliki 3 (tiga) kemampuan jiwa,
yaitu:

1. Akal Pikiran
2. Kehendak
3. Perasaan
Jesuia dengan 3 (tiga) Kemampuan jiwa yang ada pada manusia tersebut, maka di
dalam Negara juga terdapat 3 (tiga) golongan masyarakat yang mempunyai
Kemampuannya masing-masing.
I. Golongan yang memerintah ~ merupakan otak Negara, yang menggunakan akal
pikirannya.
II. Golongan ksatria/prajurit ~ menjaga keamanan Negara, disamakan dengan
kemauan hasrat manusia.
III. Golongan rakyat biasa ~ petani, pedagang, disamakan dengan perasaan manusia.

9. Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti
lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. 

10. Menurut Imannuel Kant negara menjamin kebebasan individu sebagai anggota
masyarakat, negara tidak dipekenankan mencampuri urusan warga masyarakatnya.

11. Pendapat Hegel mengenai teori kedaulatan negara adalah semua kekuasaan bersumber
pada negara.

12. Menurut Karl Marx Negara akan tetap ada sebagai suatu organisasi akibat dari suatu
penjelmaan dari sejarah dan sebagai hasil dari kehidupan manusia itu sendiri jika
kemajuan-kemajuan dalam proses produksi dan pembagian kerja terdapat dan selama
hak milik memegang peranan yang penting.

13. Pendapat aliran liberal mengenai hubunganantara individu warga negara dengan negara
adalahpaham ini ditujukan pada kebebasan di bidang ekonomian politik, sehingga
negara harus bebas dari campur tangannya. Hubungan antara individu dengan negara
adalah menghendaki kebabasan rakyat dari campurtangan pemerintah dengan
mengemukakan unsur-unsur yang penting dalam negara hukum seperti hak
asasimanusia dan pembagian kekuasaan negara

14. Pengertian Negara memang selalu berubah-ubah hal ini memang sejalan dengan
perkembangan masyarakat saat itu.

15. Perbedaan pendapat antara Agustinus dengan John Calvin mengenai negara adalah
menurut Agustinus negara dibagi menjadi 2 yaitu Civitas Dei (Negara Tuhan)  dan Civitas
Terrena/Civitas Diaboli (negara duniawi). Namun negara duniawi ini di tolak oleh
Agustinus, dimana pandangan Agustinus terhadap negara lebih ke religious atau
ketuhanan. Sedangkan John Calvin berpendapat bahwa negara tidak boleh campur
tangan dalam urusan keluarga dan masyarakat. Dan aliran ini tidak mengakui gereja
sebagai perantara Tuhan dan tidak mengakui kekuasaan Paus. Kekuasaan negara
merupakan pemberian Tuhan yang dipegang oleh Raja.

16. Negara memiliki sifat monopoli, artinya memiliki kekuasaan atau kewenangan yang
seutuhnya untuk mengatur dan menentukan tujuan yang akan dicapai oleh negara
tersebut.
17. Menurut Thoms Hobbes menekan pentingnya kekuasaan pada negara, kalau tidak,
maka warga negara akan saling berkelahi dalam memperjuangkan kepentingan mereka.
sehingga negara sendiri harus kuat dalam memaksa ketaatan para masyarakat untuk
menuruti peraturan yang telah dibuat dan negara harus menetapkan suatu tatanan
hukum. Menurut John Locke berpendapat bahwa antara rakyat dan raja harus
diselenggarakan perjanjian, dan perjanjian tersebut membuat raja berkuasa untuk
melindungi hak- hak rakyat. Menurut JJ Rousseau melihat keberadaan sejati manusia
sebagai oknum yang memiliki otonomi etis. sehingga yang berdaulat di dalam Negara
adalah rakyat, dan penguasa merupakan mandataris dari rakyat.

18. Teori Negara Teokrasi Langsung

Teori teokrasi langsung menyatakan bahwa otoritas kekuasaan sebuah negara berasal
dari Tuhan kemudian diberikan secara langsung kepada manusia yang
memerintah.Manusia yang mendapat kekuasaan tersebut dianggap sebagai titisan
Tuhan. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap raja berarti pelanggaran terhadap Tuhan.
Contohnya adalah Iskandar Zulkarnaen yang dianggap sebagai putra Zeus. Firaun dari
Mesir juga dianggap sebagai titisan dewa matahari.

Teori Negara Teokrasi Tidak Langsung

Teori teokrasi tidak langsung juga menyetakan bahwa kekuasan berasal dari Tuhan,
tetapi dengan perspektif yang agak berbeda. Teori teokrasi modern meyakini bahwa
kekuasaan berasal dari Tuhan dan diberikan kepada manusia tertentu dalam suatu
proses sejarah tertentu.
Contohnya adalah kerajaan Belanda. Dalam sejarah, raja Belanda diyakini sebagai
pengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya. Hal ini diterapkan
ketika pemerintah Belanda menjajah Indonesia. Sejarah mencatat politik Belanda ini
disebut politik etis.
19. Teori Kekuasaan membenarkan adanya Negara berdasarkan pada adanya kekuatan
tertentu yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang, apakah itu merupakan
kekuatan jasmani, kekuatan rohani, maupun kekuatan materi.

20. TEORI PATRIARCHAL: Zaman dahulu masyarakat sangat sederhana dan masih bersifat
keluarga. Maka dalam keluarga itu yang diangkat menjadi kepala keluarga adalah orang
yang kuat, berjasa dan bijaksana dalam sikap keluarganya, istilahnya adalah PRIMUS
INTERPARIS.

TEORI PATRIMONIAL: Patrimonial berasal dari istilah patrimonium yang artinya adalah
hak milik. Oleh karena raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya. Maka semua
penduduk didaerahnya harus tunduk kepadanya.

21. Tujuan Negara adalah  mengatur kehidupan rakyatnya. Secara


umum, tujuan terakhir setiap negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya.

22. Menurut Shang Yang tujuan negara adalah pembentukan. Kekuasaan negara yang
sebesar-besarnya. Selanjutnya menurut Shang Yang, perbedaan tajam antara negara
dengan rakyat akan membentuk kekuasaan negara

23. Tujuan Negara menurut Machiavelli adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban,


keamanan, dan ketentraman. Selain itu, tujuan Negara dalam konteks waktu itu adalah
untuk mempersatukan Italia yang terpecah-pecah.

24. Menurut Dante tujuan Negara adalah untuk mempersatukan semua negara-negara di
bawah satu kekuasaan untuk membawa kemajuan umat manusia di seluruh dunia,
terutama dalam mencapai kebahagiaan hidup yang setinggi- tingginya.
25. A.) Pertumbuhan primer

Pertumbuhan negara dalam bentuk sederhana kemudian berkembang mealui tingkat


yang lebih maju menjadi negara modern
Contoh Negara : Belanda dan Inggris

B.) Pertumbuhan Sekunder

Teori yang membahas terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah
ada sebelumnya
Contoh Negara : Indonesia

Anda mungkin juga menyukai