Anda di halaman 1dari 28

ILMU NEGARA

PENGERTIAN ILMU NEGARA


Istilah ilmu negara

 STAATSLEER (BELANDA)
 STAATSLEHRE (JERMAN)
 THEORIE DE’ ETAT (PERANCIS)
 GENERAL THEORY OF STATE (INGGRIS)
 RAJYA SATRA, ARTA SASTRA (INDIA)
PENGERTIAN ILMU NEGARA

 Prof H Abu Daud Busro, SH : Ilmu yang menyelidiki


pengertian-pengertian pokok dan sendi –sendi pokok
daripada negara dan hukum negara pada umumnya.

 Moh. Kusnadi dan Prof Bintan Saragih : Ilmu yang


menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian pokok
tentang negara dan hukum tata negara

 Soehino ,SH : Ilmu yang menyelidiki atau


membicarakan negara, ini telah nyata ditunjukkan
sendiri oleh namanya
Kesimpulan definisi ilmu negara

 ILMU NEGARA adalah ilmu pengetahuan yang


mempelajari tentang negara secara keseluruhan,
baik itu hukum tata negara, fungsi negara, hakikat
negara, asal usul negara dan lain sebagainya.
OBJEK ILMU NEGARA

 NEGARA
DEFINSI NEGARA

 NEGARA DALAM ARTI  NEGARA DALAM ARTI


YANG LUAS YANG SEMPIT
NEGARA DALAM ARTI YANG LUAS

 Merupakan kesatuan sosial yang diatur secara


konstitusional untuk mewujudkan kepentingan
bersama
Negara dalam arti yang sempit

 George Jellinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telh
berkediaman di wilayah tertentu

 George Frederick Hegel : Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan kelompok

 Mr Kranenburg : Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri

 Roger F Soltau : Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur dan
menegndalikan personal bersama atas nama masyarakat

 Prof. R. Djokosoetomo : Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang
berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

 Prof Soenarko : Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu,
dimana kekuasaan Negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan (Souvereignity)
UNSUR-UNSUR NEGARA

 Wilayah : batas wilayah dimana kekuasaan itu berlaku. Adapun


wilayah terbagi menjadi tiga yaitu : darat, laut dan udara

 Rakyat : semua orang yang berada di wilayah negara itu dan yang
tunduk pada kekuasaan negara tersebut

 Pemerintah : Alat negara dalam menyelenggarakan segala


kepentingan rakyatnya dan merupakan alat dalam mencapai tujuan

 Pengakuan dari negara lain: Unsur ini bukan merupakan syarat


mutlak, adanya suatu negara karena unsur ini tidak merupakan
unsur pembentuk bagi negara melainkan hanya bersifat
menerangkn akan adanya negara. Pengakuan oleh negara lain
terbagi menjadi dua yaitu secara DE FACTO dan DE JURE
HUBUNGAN ILMU NEGARa dengan CABANG
ILMU YANG LAIN

 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata


Negara (HTN)

 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum


Hubungan ilmu negara dengan htn

 Ilmu negara merupakan pengantar sebelum


mempelajari Hukum Tata Negara. Karena ilmu
negara yang merupakan ilmu pengetahunha yang
murni mempelajari dasar-dasar pokok dan sendi-
sendi pokok dari negara
 Oleh karenanya ilmu negara dapat memberikan
dasar-dasar teoritis untuk hukum tata negara yang
positif dan konkrit
HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN ILMU
POLITIK

Objek ilmu politik adalah negara secara umum Yang


diselidiki adalah kekuatan-kekuatan sosial yang
terdapat dalam masyarakat secara langsung yang
dapat mempengaruhi pemerintahan negara dapat
bahkan ikut merubah dan menentukan struktur
negara.
Karena ilmu politik penyelidikannya berkaitan dengan
faktor-faktor kekuasaan yang riil dalam masyarakat
HUBUNGAN ILMU DENGAN NEGARA
DENGAN ILMU POLITIK

PERSAMAAN PERBEDAAN

 Menurut Herman Heller


 Persamaan ilmu negara perbedaannya terletak pada ilmu
dengan ilmu politik negara tugasnya terbatas pada
usaha-usaha yang melukiskan
ada pada objeknya lembaga-lembaga kenegaraan ,
sehingga sifatnya deskriptif dan
yaitu keduanya statis
 Ilmu politik lapangan kerjanya
mempelajari tentang lebih luas karena juga melipouti
NEGARA usaha-usaha untuk mengadakan
analisa dari sebuah peristiwa
politik atau peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan negara.
Sifatnya lebih dinamis
Perbedaan ilmu negara dan ilmu politik

ILMU NEGARA ILMU POLITIK

 Ilmu negara tugasnya terbatas  Usaha-usaha untuk


pada usaha-usaha untuk mengadakan analisa dari
melukiskan lembaga-lembaga peristiwa-peristiwa politik
kenegaraan (peristiwa dalam kehidupan
 Sifatnya deskriptif dan statis kenegaraan)
 Hanya mempelajari  Sifatnya mempelajari negara
bentukan-bentukan formal dalam keadaan dinamis
yang dibatasi oleh hukum  Hanya mempelajari negara
 Approach : segi yuridis dalam keadaan bergerak
 Teoritis hanya mencarai fakta  Approach : yuridis dan
 Bebas nilai (Free Value) sosiologis
 Praktis lebih mengutamakan
segi fungsional
Hubungan ilmu negara dengan ilmu hukum

 Memiliki objek penyelidikannya yang sama yaitu negara


dalam hal ini adalah rakyat, karena hukum berada dalam
negara dan objek hukum itu adalah rakyat itu sendiri.
Hubungan ini terlihat jelas ketika menyangkut status hukum
seseorang. Ada dua macam status hukum seseorang, yaitu
berdasarkan keturunannya (ius sanguinus) dan berdasarkan
tempat kelahirannya (ius soli)

 Suatu negara dapat menghasilkan unsur-unsur rakyat yang


menjadi potensi positif dan potensi negatif. Potensi positif
dimana negara dapat memenuhi segala sesuatu yang menjadi
hak rakyat, misalnya menetapkan UMR. Sedamgkan potensi
negatif yaitu dimana negara tidak siap menghadapi masa
depan, dimana negara tidak dapat menyediakan lapangan
kerja yang luas bagi rakyat.
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU NEGARA

 Aliran dalam ilmu negara artinya adalah paham-


paham-paham atau pendapat-pendapat yang pada
suatu waktu dalam perkembangan sejarah manusia
mempunyai pengaruh besar terhadap
ketatanegaraan

 Untuk menguraikan paham-paham dalam ilmu


negara mesti dimulai dari paham-paham yang paling
kuno, yaitu paham di zaman Yunani Kuno
PENDAPAT PARA FILSUF YUNANI KUNO

 1. SOCRATES : Yunani , 469-399 SM


 Semasa hidupnya Socrates tidak pernah meninggalkan karya
tulisan, sehingga sumber pemikiran utamanya berasal dari tulisan
muridnya bernama Plato

 2. PLATO : Yunani, 427 -347 SM


 Murid dari Socrates
 Karya yang terkenal betjudul “politiea” atau Republik yang
menguaraikan tentang gambarang negara yang “ideal”

 3. ARISTOTELES : Yunani, 384-322 SM


 Murid dari Plato
 Karya yang terkenal berjudul “Politica” yang mengatakan bahwa
negara itu merupakan persekutuan yang mempunyai tujuan
tertentu.
SOCRATES

 Sarjana yang memperkenalkan istilah “theoria”


sebagai pengetahuan.
 Menurut Socrates tugas negara adalah mendidik
warga negaranya dalam keutamaan yaitu
memajukan kebahagiaan warga negaranya dan
membuat mereka mereka sebaik mungkin. Seorang
penguasa mempunya pengertian tentang “yang baik”
PLATO

 Dalam bukunya yang berjudul “Politiea” menjelaskan


tentang bagaimana corak negara yang sebaiknya atau
tentang bagaimanakah suatu bentuk negara yang ideal.

 Ilmu negara pada masa Plato merupakan cakupan dan


seluruh kehidupan yang meliputi “polis” (Kota Negara),
akan tetapi tidak diterangkan apa yang dimaksud
dengan negara itu. Dan ia hanya menggambarkan
negara-negara dalam bentuk ideal

 Plato menyamakan negara dengan manusia yang


mempunyai tiga kemampuan jiwa, yaitu kehendak, akal
dan perasaan
PLATO : PENGGOLONGAN MASYARAKAT

 PERTAMA : Golongan yang memerintah yang merupakan


otaknya di dalam negara dengan menggunakan akal
pikirannya. Orang yang mampu memerintah adalah orang
yang mempunyai kemampuan dalam hal ini seorang Raja
yang berfilsafat tinggi.

 KEDUA : Golongan ksatria atau prajurit yang bertugas


menjaga keamanan negara jika diserang dari luar atau kalau
keaaan di dalam negara mengalami kekacauan

 KETIGA : Golongan rakyat biasa yang terdiri dari petani dan


pedagang. Pada saat itu orang menganggap bahwa golongan
masyarakat itu termasuk golongan yang terendah dalam
masyarakat.
ARISTOTELES

 Dalam bukunya yang berjudul “Politica”


menyebutkan bahwa tugas negara adalah
menyelenggarakan kepentingan umum

 Aristoteles membedakan negara menjadi tiga bentuk


yaitu : Monarki, Aristokrasi dan Politiea
ALIRAN BARU ILMU NEGARA

 Thomas Aquinas
 Aliran Cavinis
 George Frederick Hegel
 Karl Max
 Aliran National Sosialisme
 Aliran Liberalisme
THOMAS AQUINAS

 Menurut pendapat Thomas Aquinas : Kedudukan negara di dalam masyarakat berpangkal pada
manusia sebagai mahluk masyarakat (animal social) disamping manusia sebagai mahluk sosial
(animal politicum)

 Tugas negara menurut Thomas Aquinas :


- Menyempurnakan tertib hukum
- Menyelenggarakan kesejahteraa umum warganya

Negara harus membebaskan diri untuk mencampuri urusan perseorangan, keluarga dan
masyarakat dengan hukum-hukum lainnya karena mereka lebih mengenal kepentingan mereka
sendiri dan lebih tahu bagaimana caranya menyelenggarkan kepentingannya tersebut. Apabila
kepentingyang ban umum dirugikan, maka negara harus campur tangan antara masyarakat
hukum yang satu dengan masyarakat hukum yang lain

Pada zaman Thomas Aquinas ini berkembang pemikiran untuk mencari suatu peraturan
hukum yang lebih sempurna dari hukum positif yang kemudian disebut Hukum Alam yang
bersifat abadi dan tidak berubah-berubah karena pegaruh waktu dan tempat.
Hukum alam ini adalaih hukum yang timbul dari kodrat manusia sebagai mahluk ciptaan
Tuhan berbudi pekerti yang luhur. Asas hukum alam ini disebut asas hukum primer
ALIRAN CAVINIS

 Aliran Cavinis mnedasarkan ajarannya pada Kedaulatan Tuhan dan


menegembalikan semua kekuasaan pada Tuhan. Hanya saja aliran ini tidak
mengakui gereja sebagai perantara Tuhan dan tidak mengakui kekuasaan
Paus.

 Kekuasaan negara adalah langsung kekuasaan Tuhan. Maksudnya


kekuasaan negara merupakan pemberian dari Tuhan yang dipegang oleh
seorang Raja.

 Kekuasaan negara menurut aliran ini dibatasi bahwa negara tidak campur
tangan terhadap golongan-golongan yang telah ada dalam masyarakat
seperti keluarga, perusahaan, kesenian dsb

 Asas yang terkenal dari aliran Cavinis adalah kedaulatannya di dalam


lingkungannya sendiri, yang artinya mereka bebas dalam
menyelenggarakan kepentinganya sendiri tanpa dicampuri oleh negara.
KARL MAX

 Dalam bukunya berjudul “Das Komunistische Manifest “ tahun


1848 menyebutkan : Negara akan tetap ada sebagai suatu organisasi
akibat dari suatu penjelmaan dari sejarah dan sebagai hasil dari
kehidupan manusia itu sendiri. Negara sebagai alat kekuasaan
untuk menindas dan menguasai golongan lain akan lenyap dan
berubah menjadi masyarakat yang tidak bernegara dan tidak
berkelas

 Ajaran Karl Max disebut Sosialisme Ilmiah yang artinya sosialisme


yang telah memperoleh penilaian sebagai ilmu pengetauan karena
ajarannya mengadung kebenaran bagi kaum komunis.

 Pendapat Karl Max selanjutnya adalah keharusan dari


perkembangan sejarah manusia bahwa masyarakat akan menuju
sosialisme yang dipimpin oleh diktator proletar.
ALIRAN FACISME

 Mengajarkan bahwa kedaulatan tertinggi terletak pada negara dan


tidak mengakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi dari negara.
Paham ini juga menolak adanya negara hukum yang demokratis
dimana dalam negara yang demoratis diakui adanya hak-hak
kemerdekaan manusia

 Menurut aliran facisme semua kekuasaan dipusatkan pada negara,


dalam negara hanyaada satu partai sebagai elit dan partai-partai
laintidak diakui Negara adalah satu dan sama

 Negara facisme mempunyai ciri-ciri yaitu : otoriter, totaliter dan


korporatif
 Jadi dalam negara facisme tidak mengenal negara hukum yang
dapat menjamin kebebasan hukum dan kebebasan politik dari
warga negaranya
ALIRAN NATIONAL SOSIALISME

 Aliran ini berkembang di Jerman. Menurut paham


ini bangsa Jerman adalah bangsa yang paling unggul
atau utama di dunia.

 Paham ini dihidupkan karena adanya anggapan


“mitos” bahwa bangsa Jerman memilik kedudukan
yang lebih tinggi dari bangsa-bangsa di dunia, baik
dilihat dari ciri-ciri jasmaniah maupun dari ciri-ciri
rohaniahnya.
ALIRAN LIBERALISME

 Aliran ini dikenalkan oleh Emmanuel Kant

 Aliran ini menghendaki kebebasan rakyat dari campur tangan


pemerintah denga mengemukakan usu-unsur yang penting dalam
negara hukum, seperti hak-hak asasi manusia dan pembagian
kekuasaan.

 Dari ajaran ini bahwa negara hukum tidak dapat dipertahankan lagi
tanpa campur tangan pemerintah terhadap kemakmuran rakyatnya.
Pemerintah tidak boleh tinggal diam, meskipun campur tangan dari
pemerintah itu harus dibatasi dengan undang-undang.

 Paham liberalisme ini membiarkan setiap individu


mengembangkan bakatnya masing-masing tanpa paksaan dan
tanpa tekanan.

Anda mungkin juga menyukai