Anda di halaman 1dari 34

NAMA: MOH.

HAIQAL HIJRATULLAH
NIM: D10121104
DOSEN: ANDI DEWI SH, MH.

UTS ILMU NEGARA


1. Peristilahan,Ruang Lingkup, dan
Objek Penyelidikan Ilmu Negara.
Peristilahan

 Istilah Ilmu Negara berasal dari istilah bahasa


Belanda staatsleer. Kata staat berarti negara,
sedangkan kata leer berarti ilmu, sehingga
staatsleer berarti Ilmu Negara. Istilah Staatsleer
berasal dari Bahasa Jerman yakni staatslehre yang
juga berarti Ilmu Negara. Dalam Bahasa Inggris
disebut Theory of State atau The General Theory
of State atau Political Theory. Sementara itu,
dalam Bahasa Prancis disebut Theory d’etat.
Ruang Lingkup
 Ilmu negara sebagai suatu pengetahuan telah dikenal
sejak zaman Yunani Purba. Sebagai pengetahuan asli
dari Eropa Kontinental terutama Jerman, ilmu negara
menitikberatkan penyelidikannya kepada negara
sebagai organisasi dalam pengertian umum. Georg
Jellinek melihat ilmu negara dari dua sisi dari
tinjauan zweiseiten theorie, yaitu :
 - Sisi Tinjauan Sosisologis
 - Sisi Tinjauan Yuridis
Objek
 Ilmu Negara memandang obyeknya yaitu negara dari
sifat atau pengertiannya yang abstrak, artinya obyeknya
tersebut lepas dari tempat, keadaan dan waktu. Jadi
belum memiliki ajektif tertentu, bersifat abstrak, umum,
universal. Dari obyeknya tersebut kemudian dibicarakan
adalah; kapankan sesuatu itu dinamakan negara kapan
tidak, apakah yang disebut dengan negara, hakekatnya
dan sebagainya. Jadi yang diselidiki lebih lanjut adalah
asal mula negara, hakekat negara, bentuk-bentuk negara
dan pemerintah.
2. Metode Penyelidikan Ilmu
Negara dan Hubungan Ilmu negara
dengan Ilmu-Ilmu lainnya
Metode Penyelidikan Ilmu Negara

 Metode Deduksi, yaitu metode berdasarkan proses penyelidikan atas


asas-asas yang bersifat umum yang dipergunakan untuk menerangkan
peristiwa-peristiwa khusus (tertentu) atau penjelasan teoritis yang
bersifat umum terhadap fakta-fakta yang bersifat kongkrit.

 Metode Induksi, yaitu metode yang merupakan kesimpulan umum yang


diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah mempelajari peristiwa-
peristiwa khusus atau peristiwa-peristiwa yang kongkrit. Cara kerja
metode induksi merupakan kebalikan dari cara kerja metode deduksi.

 Metode Diakletis (Dialectische Methode), yaitu metode tanya jawab,


proses penyelidikan dilakukan dengan cara tanya jawab untuk mencoba
mencari pengertian-pengertian tertentu.
 Metode Filosofis (Pholosophical Method), yaitu metode yang dalam
proses penyelidikannya meninjau serta membahas objek penyelidikan
secara abstrak-idiil.

 Metode Perbandingan (Comparative Method), yaitu suatu metode dengan


mengadakan perbandingan di antara kedua objek penyelidikan atau lebih,
untuk menambah dan memperdalam pengetahuan yang mendalam
tentang objek yang diselidiki.

 Metode Sejarah (Historical Method), yaitu suatu metode yang didasarkan


pada analisis dari kenyataan-kenyataan sejarah, yaitu ditinjau
pertumbuhan dan perkembangannya, sebab-akibatnya sebagaiman
terwujud dalam sejarahdan dari penyelidikan disusun asasasas umum
yang dapat digunakan.
 Metode Sistimatik, metode dengan menghimpun bahan-bahan yang sudah tersedia,
terhadap bahan-bahan itu dilakukan pelukisan,penguraian dan penilaian, kemudian
dilakukan klasifikasi atau rubricering ke dalam golongan-golongan di dalam suatu
sistematik.

 Metode Hukum (Yuridische/Legalistische Methode), yaitu metode yang dalam


penyelidikannya menitik beratkan pada segi-segi yuridis, sehingga faktor-faktor
yang besifat non-yuridis dikesampingkan.

 Metode Sinkretis (Syncretisme), yaitu metode yang dalam penyelidikannya


menggabungkan faktor-faktor yang bersifat yuridis maupun non-yuridis.

 Metode Fungsional (Funktionele Methode), yaitu metode yang dalam


penyelidikannya mengkaji objek penyelidikannya dengan menggandengkan gejala-
gejala dalam dunia ini, masig-masing tidak lepas satu sama lainnya, melainkan
terdapat hubungan yang timbal balik atau interdependent.
Hubungan Ilmu negara dengan Ilmu-
Ilmu lainnya
 Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik.
 Ilmu Negara dan Ilmu Politik mempunyai
hubungan yang erat dan saling terkait. Ilmu Negara
lebih menitik beratkan kepada sifat-sifat teoritis
karena itu kurang dinamis. Ini berarti bahwa lebih
banyak memperhatikan unsur-unsur statisnya
negara yang mempunyai tugas utama untuk
melengkapi dengan memberikan pengertian-
pengertian pokok yang jelas.
 Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata
Negara.
 Hubungan antara Ilmu Negara dengan Hubungan Tata
Negara, bahwa Ilmu Negara memberikan dasar-dasar
teoritis yang bersifat umum terhadap Hubungan Tata
Negara. Ilmu Nergara memberikan pengetahuan secara
umum tentang negara yang sangat diperlukan untuk
memahami sistem ketatanegaraan suatu negara, yang
dipelajari di dalam Hubungan Tata Negara. Jadi Ilmu
Negara merupakan ilmu pengantar dari Hubungan Tata
Negara.
 Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum
Administrasi Negara.
 Hukum Administrasi Negara adalah rangkaian ketentuan-
ketentuan yang mengikat alat-alat negara tinggi dan rendah,
pada waktu alat-alat negara tadi mulai menjalankan
pekerjaan dalam hal menunaikan tugasnya, seperti yang
ditetapkan dalam Hubungan Tata Negara. Hubungan
Administrasi Negara adalah berkenaan dengan negara
tertentu secara riil, sedangkan Ilmu Negara tidak mengenai
negara tertentu, melainkan menyelidiki terbentuknya sifat
dan wujud negara-negara di dunia pada umumnya.
3. Definisi, Hakikat, Sifat dan
unsur-unsur Negara
Definisi

 Definisi Ilmu Negara yang dikemukakan oleh para pakar,


yang pada prinsipnya mengacu pada definisinya R.
Kranenburg.

 Kranenburg menulis dalam bukunya Algemene Staatsleer


bahwa Ilmu Negara adalah ilmu yang menyelidiki negara;
ilmu yang menyelidiki tumbuh, wujud, dan bentuk-bentuk
negara. Ilmu negara menyelidiki sifat hakikat, struktur dan
bentuknya, asal mulanya dan segenap persoalan disekitar
negara dalam pengertian umum. Juga dibahas dan diteliti
sifat-sifat umum dan ciri-ciri tabiatnya.
Hakikat
 Hakikat negara diartikan sebagai penggambaran tentang sifat
hakiki dari negara, mengenai apakah sesungguhnya negara
tersebut. Hal itu sangat tergantung pada perspektif yang
digunakan. Leon Duquit menjelaskan bahwa pentingnya
pembicaraan hakikat negara agar dapat mengetahui luasnya
kekuasaan negara, serta kebebasan dari warga negaranya.
Sebab yang menjadi persoalan pokok dalam negara itu adalah
pertimbangan antara kekuasaan negara itu disatu pihak
dengan kebebasan warga negara dipihak lain.53 Kedua hal itu,
kendatipun dapat dibahas secara terpisah, namun
sesungguhnya saling terkait dan saling memperkuat satu
dengan yang lain.
Sifat
 Negara pada dasarnya adalah merupakan organisasi
kekuasaan. Sebagai organisasi, negara memiliki sifat-
sifat yang berbeda dibandingkan organisasi lainnya.
Menurut Miriam Budiardjo, sifat negara adalah:
 Negara Bersifat Memaksa
Negara bersifat memasak artinya bahwa negara memiliki
kekuasaan fisik sifatnya legal. Alat untuk itu adalah seperti
tentara, polisi, dan alat hukum lainnya. Dengan adanya sifat
yang memasak, maka semua peraturan perundangundangan
yang berlaku diharapkan akan ditaati sehingga keamanan
dan ketertiban negara pun tercapai .
 Negara Bersifat Monopoli
Negara bersifat monopoli artinya negara menetapkan
tujuan bersama masyarakat, yaitu dengan menentukan
mana yang boleh/baik dan juga mana yang tidak
boleh/tidak baik karena akan dianggap bertentangan
dengan tujuan suatu negara dan masyarakat.

 Negara Bersifat Mencakup Semua


Negara bersifat mencakup semua artinya segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua
orang tanpa kecuali.
Unsur-unsur
 Unsur-unsur Negara adalah bagian-bagian pokok yang harus ada sebagai
pembentuk dan menjadikan Negara itu ada. Unsur-unsur negara meliputi:
 Rakyat
Rakyat dalam suatu negara adalah semua orang yang secara nyata berada
dalam wilayah suatu negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan
dalam negara tersebut. Rakyat dibagi menjadi dua yaitu penduduk yang
merupakan warga negara tersebut dan bukan penduduk yaitu mereka yang
tinggal sementara waktu.
 Wilayah
Wilayah adalah unsur mutlak dari suatu negara. Wilayah adalah landasan
material atau landasan fisik negara. Luas wilayah suatu negara ditentukan
oleh perbatasannya. Di dalam batas tersebut, negara wajib menjalankan
yuridiksi territorial tersebut
 Pemerintahan yang berdaulat
Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan
segenap rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara. Kekuasaan
itu disebut sebagai kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam
suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara
itu. Kedaulatan negara bersifat asli, tertinggi, dan tidak dapat dibagi-bagi.

 Pengakuandari Negara lain


Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang memperkuat terbentuknya
sebuah negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang
menerangkan bahwa suatu negara telah berdiri sehingga negara tersebut
dikenal oleh negara-negara lain.
4. Teori Asal Mula dan Teori
Lenyapnya Negara
Teori Asal Mula
Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan ini juga sering disebut sebagai teokrasi. Teokrasi meyakini jika negara terbentuk karena kehendak
Tuhan. Teori ini meyakini jika suatu negara terbentuknya negara lebih karena kehendak Tuhan dibanding
perjuangan maupun revolusi.

Teori Perjanjian Masyarakat


Teori perjanjian masyarakat juga dikenal sebagai teori kontrak sosial. Artinya suatu negara terbentuk karena
adanya perjanjian antar masyarakat.

Teori Kekuasaan
Teori kekuasaan berarti sebuah negara terbentuk karena adanya kekuasaan. Artinya orang atau kelompok yang
paling kuatlah yang mendirikan negara. Secara garis besar, teori kekuasaan berarti kelompok yang paling kuat
akan menguasai kelompok yang paling lemah, setelah adanya pertarungan sengit.

Teori Hukum Alam


Terjadinya negara karena sesuatu yang alamiah terjadi merupakan teori hukum alam. Teori ini mengatakan jika
hukum alam tidak dibuat oleh negara, namun ada karena memang menurut kehendak alam.
Teori Lenyapnya Negara
 Teori Organis
Sebagai suatu organisme, negara tidak akan lepas dari kenyataan dan
perkembangannya dari mulai berdiri, berkembang, besar, kokoh, dan kuat.
Kemudian, melemah sampai akhirnya tidak mampu lagi untuk mempertahankan
eksistensinya sebagai negara. Setelah itu, lenyap dari percaturan dunia. Dengan
demikian, teori organis berpandangan bahwa suatu negara pada saat tertentu akan
lenyap seperti suatu organisme hidup.

 Teori Anarkis
Para penganut teori ini berkeyakinan bahwa pada suatu saat negara pasti akan
lenyap dan muncul lah masyarakat yang penuh kebebasan dan kemerdekaan, tanpa
paksaan, tanpa pemerintahan, serta tanpa negara. Anarkisme atau dieja anarkhisme
yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan,
dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan
penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta
perangkatnya harus dihilangkan atau dihancurkan.
 Teori Marxis
Menurut terori ini bahwa negara sebagai suatu tata
paksa,tidak perlu diperangi dan tidak perlu dihapus,
karena ia datang dan lenyap dengan sendirinya
menurut syarat-syarat obyektifnya sendiri. Negara
pada saatnya akan lenyap dengan sendirinya, akan
mati tua jika syaratsyarat bagi adanya dan hidupnya
negara sudah tidak ada lagi.
5. Tujuan dan Fungsi Negara
Tujuan

 Tujuan negara secara umum dapat dilihat pada


perwujudan beberapa unsur, seperti keadilan,
kemakmuran, keamanan, dan kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan banyak teori yang ada, secara umum
ada lima tujuan negara yang paling utama di
antaranya, yaitu sebagai berikut:
 Menciptakan keadaan agar rakyat bisa mencapai
keinginan-keinginannya secara maksimal.
 Memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial.
 Mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman
dan tenteram dengan taat kepada Tuhan. Pemimpin
negara dalam menjalankan kekuasaannya
berdasarkan kekuasaan Tuhan.
 Berusaha menyelenggarakan ketertiban, keamanan,
dan ketenteraman agar tercapai tujuan negara yang
tertinggi, yaitu kemakmuran bersama.
 Memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak
asasi manusia. Kemudian kekuasaan penguasa
dibatasi oleh hak-hak asasi manusia.
Fungsi
 Melaksanakan Ketertiban
Fungsi pelaksanaan ketertiban ini hadir untuk mengatur
masyarakat agar tercipta kehidupan bernegara yang baik
sesuai dengan tujuan dan cita-cita negara.

 Kemakmuran dan Kesejahteraan


Negara berupaya agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera,
terutama dibidang ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk
itu, negara melakukan berbagai macam upaya seperti
pembangunan di segala bidang, serta berusaha untuk selalu
menciptakan kondisi perekonomian yang selalu stabil.
 Pertahanan
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya
serangan dari luar. Jadi, negara wajib nampu melindungi rakyat,
wilayah dan pemerintahannya dari berbagai ancaman, tantangan,
serangan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Maka dari itu, penting bagi setiap negara mempunyai alat-alat
pertahanan serta personel keamanan yang terlatih dan tangguh.

 Keadilan
Negara memiliki fungsi untuk menegakkan keadilan bagi seluruh
warganya meliputi seluruh aspek kehidupan lewat badan-badan
peradilan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan,
keamanan, dan lain-lain.
6. Bentuk Negara, Bentuk
Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan
Bentuk Negara
 Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka
dan berdaulat, dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan
mengatur seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaannya, negara
kesatuan ini terbagi kedalam dua macam sistem
pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi.

 Negara Serikat
Negara Serikat adalah beberapa negara bagian yang menjadi
sebuah negara berdaulat. Negara bagian tidak memiliki kedaulatan.
Berbeda dengan negara kesatuan, negara bagian memiliki
kewenangan untuk membuat undang-undang sendiri akan tetapi
tetap harus sesuai dengan Konstitusi dasar negara serikat tersebut.
Bentuk Pemerintahan
 Republik
Republik adalah negara yang dijalankan berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat
yang dilaksanakan secara demokratis melalui pemilihan umum.

 Monarki
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang seorang raja
atau kaisar. Pada sistem pemerintahan tersebut biasanya akan berlangsung
sepanjang hayat sang raja, ratu, atau sultan.

 Oligarki
Oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu.

 Otokrasi
Otokrasi adalah negara yang diperintah dengan kekuasaan tunggal seperti raja atau
diktator yang tidak dapat di ganggung gugat.
Sistem Pemerintahan
 Presidensial
Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan
di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan
tidak memiliki tanggung jawab terhadap parlemen (legislatif).
Sementara itu, menteri bertanggung jawab kepada presiden
karena presiden memiliki kedudukan sebagai kepala Negara
sekaligus kepala pemerintahan.
  Pemerintahan presidensial memiliki beberapa tiga unsur
pokok, yaitu presiden dipilih oleh rakyat dan bisa mengangkat
para pejabat pemerintahan, presiden memiliki masa jabatan
yang tetap, dan tidak ada status tumpang tindih antara badan
eksekutif dan badan legislatif.
 Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan
di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada
parlemen. Dalam sistem pemerintahan parlementer, parlemen
memiliki kekuasaan dan kewenangan yang besar dalam
mengawasi kebijakan eksekutif.
Salah satu ciri sistem pemerintahan parlementer adalah
anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik
yang memenangkan pemilihan umum. Selain itu, kabinet atau
pemerintah terdiri atas para menteri dan perdana menteri
sebagai pemimpin kabinet.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai