Anda di halaman 1dari 6

Nama : NAMA KAMU

NPM : NPM KAMU


Mata Kuliah : Ilmu Negara
Hari Tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Dosen : Prof. I Gde Pantja Astawa, S.H., M. H.
Dr. Hernadi Affandi, S.H., LL. M

1.
a. Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang membahas dan mengkaji pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara. Ilmu Negara mempelajari negara
secara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya, perkembangan dan jenis-
jenisnya. Ilmu Negara memiliki hubungan yang erat dengan dengan Ilmu Hukum
karena memiliki objek penyelidikan yang sama yaitu negara dalam hal ini adalah
rakyat, karena hukum itu berada dalam negara dan objek hukum itu adalah rakyat itu
sendiri. Hubungan ini terlihat jelas misalnya dalam tolak ukur status hukum
seseorang. Status hukum berdasarkan keturunan yaitu disebut ius sanguinis dan
status hukum berdasarkan tempat kelahiran yang disebut dengan ius solli.Ilmu
negara memiliki nilai-nilai, antara lain:
1. Totalitas, yaitu objek penyelidikan dapat diselidiki secara menyeluruh atau
als Ganzheit yang tidak tertuju semata-mata pada satu negara tertentu saja.
2. Umum, yaitu nilai yang tidak didapat dari gambaran secara keseluruhan
yang mengandung genusbegrip, bukannya species begrip.
3. Abstrak, yaitu nilai yang tidak nyata dan diperoleh sebagai akibat dari nilai-
nilai totalitas dan umum.
4. Teoritis, yaitu perumusan dan konkritisasi cita-cita sebagai lawan nilai
praktis.
5. Bebas nilai, yaitu netral (value free) yang tidak dipengaruhi oleh waktu,
tempat, dan keadaan selaku faktor-faktor yang variabel sifatnya.

b. Fungsi Ilmu Negara adalah sebagai pengantar untuk mata kuliah lain pada
cabang-cabang ilmu kenegaraan, seperti contoh Hukum Tata Negara, Hukum
Administrasi Negara, dan Hukum Internasional. Melalui pengantar inilah Ilmu Negara
mengenalkan banyak cabang ilmu lain tentang kenegaraan. Dengan dasar
pemahaman yang baik, maka daya pemahaman terhadap ilmu-ilmu tentang negara
lain dapat lebih baik, sehingga dampaknya nanti adalah penerapan ilmu yang tidak
salah.
Ilmu Negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi pokok Negara dapat memberikan dasar-dasar
teoritis yang bersifat umumuntuk Hukum Tata Negara. leh karena itu, agar dapat
mengerti dengan sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya sistem hukum
ketatanegaraan sesuatu Negara tertentu, sudah sewajarnyala hkita harus terlebih
dahulu memiliki pengetahuan segala hal ikhwalnya secara umum tentang Negara
yang didapat dalam Ilmu Negara. Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum
Administrasi Negara mempunyai hubungan yangerat dengan Ilmu Negara karena
ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama dengan Ilmu Negara, yaitu Negara.
Perbedaannya Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum Administrasi Negara
memandang Negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. obyek dari Ilmu
Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum Administrasi Negara adalah Negara yang
sudah terikat pada tempat, keadaan, dan waktu. jadi telah mempunyai ajektif
tertentu, misalnya Negara Republik Indonesia. Kemudian Negara dalam
pengertiannya yang konkrit itu diselidiki lebih lanjut mengenai susunannya, alat-alat
perlengkapannya, wewenang, dan ke!ajiba!an alat-alat perlengkapannya.
Sama hal nya terhadap hukum internasional. ilmu Negara yang menyelidik corak-
corak dan sifat-sifat Negara sebagai genus, juga member kontribusi teoritis bagi
perkembangan hukum internasional, terutama dalam pengajian mengenai kerja
sama antar Negara.

2.
a.
Karena yang diselidiki ilmu negara, bukanlah suatu negara yang secara positif ada,
melainkan negara sebagai suatu pengertian abstrak, dalam arti bahwa penyelidikan
dan pembahasan yang dilakukan ilmu negara itu tidaklah ditujukan kepada suatu
negara secara kongkrit ada pada sesuatu waktu dan tempat tertentu, melainkan
negara terlepas baik dari waktu maupun dari tempat ruang lingkupnya, tidak terbatas
kepada pelajaran kenegaraan mengenai negara yang ada pada waktu sekarang
saja, akan tetapi juga mengenai pelajaran kenegaraan pada masa yang akan
datang, bahkan kadang-kadang juga membicarakan negara-negara yang hanya ada
dalam konsepsi idiil seorang ahli pikir saja. Sehubungan dengan itu, maka ilmu
negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok saja dari
negara yang berlaku untuk dan terdapat pada setiap negara. Dicarinya hakekat
wujud, sifat-sifat, ciri-ciri, syarat-syarat, dan konstruksi-konstruksi dasar dari negara
“in abstracto” itu. Oleh sebab itu hasil penyelidikan ilmu negara itu bersifat umum
(ilmu negara umum). Hal ini senada yang disampaikan oleh Georg Jellinek dimana
dia membuktikan, bahwa ilmu negara merupakan ilmu tersendiri yang mempunyai
sifat teoritis atau yang mempunyai sifat ilmiah murni.

b.menurut pendapat saya, pernyataan tersebut masih relevan. Ilmu negara yang
mana pembahasannya dapat dikatakan umum, menjadi pokok / dasar dari
pembahasan dari ilmu-ilmu lain yang membahas secara khusus. Kajian ilmu negara
dapat digunakan untuk memahami dan mempelajari fenomena-fenomena yang baru
terjadi dalam perkembangan kenegaraan, namun bukan berarti ilmu negara adalah
ilmu baru. Hal ini berbeda dengan ilmu hukum tatanegara yang mengambil suatu
negara tertentu atau suatu “species” negara sebagai sasaran penyelidikannya. Ilmu
negara itu sebenarnya sudah lama dikenal, yakni sejak jaman Yunani kuno, tetapi
sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, ilmu negara itu belum lama.

3.
a.
teori primer: Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer (Primaries
Wording) adalah teori yang membahas tentang terjadinya negara yang tidak
dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Terjadinya negara secara
primer dimulai dari masyarakat yang paling sederhana kemudian berevolusi
ketingkat yang lebih maju.
Menurut teori ini perkembangan negara secara primer melalui fase:
a. Fase genootschap (Genossenschaf);
b. Fase Reich (Rijk);
c. Fase Staat;
d. Fase democratische Natie dan Fase Diktator

teori sekunder:
Yang dimaksud dengan terjadinya negar secara sekunder adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara dihubungkan dengan negara-negara yang
telah ada sebelumnya. Negara sebelumnya telah ada namun karena ada revolusi,
intervensi dan penaklukan maka muncul negara yang menggantikan negara yang
sudah ada. Kenyataannya terbentuknya negara secara sekunder tidak dapat
dimungkiri meski cara terbentuknya kadang tidak sah secara hukum. Namun karena
adanya revolisi, intervensi, dan penaklukan, timbul negara yang menggantikan
negara yang telah ada tersebut. Kenyataannya terjadinya negara secara sekunder
tidak dapat dipungkiri meskipun cara terbentuknya kadang tidak syah menurut
hukum. Jadi yang paling penting dalam pembahasan terjadinya negara secara
sekunder ini adalah masalah pengakuan atau Erkening.

b. menurut saya, terbentuknya semua negara bisa dilihat dari kedua teori tersebut.
namun memang pada perkembangannya seharusnya mulai ada gabungan baik dari
dari teori primer atau teori sekunder. Terbentuknya negara pada intinya pada kedua
teori tersebut terdiri dari masyarakat, ada wilayah dan ada pengakuan. Dari kedua
teori tersebut sudah cukup untuk membentuk sebuah negara.

4.
a. Unsur terbentuknya suatu negara terdiri dari dua bagian, yaitu unsur pokok
(konstitutif) dan unsur deklaratif. Unsur pokok adalah unsur yang paling penting,
karena merupakan syarat wajib yang harus dimiliki oleh calon negara. Unsur
deklaratif adalah unsur tambahan yang boleh-boleh saja tidak dimiliki oleh suatu
negara. Terkait unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang
mengatur tentang apa-apa yang harus dimiliki untuk membentuk suatu
negara, disebut Konvensi Montevideo. Menurut konvensi ini, unsur-unsur berdirinya
sebuah negara adalah sebagai berikut:
 Rakyat
 Wilayah yang permanen
 Penguasa yang berdaulat
 Kesanggupan berhubungan dengan negara lain.
 Pengakuan.
Berdirinya suatu negara terdiri atas unsur-unsur pembentuknya yang tidak dimiliki
oleh organisasi lain. Unsur pembentuk berdirinya suatu negara, yaitu rakyat,
wilayah, pemerintah yang berdaulat. Ketiga unsur ini disebut unsur pokok yang
menjadi syarat mutlak terbentuknya negara. Suatu negara tidak dapat disebut
sebagai negara jika salah satu unsur ini tidak ada. Unsur pokok negara ini disebut
juga unsur konstitutif atau unsur pembentuk. Berikut ini penjelasan secara terperinci
masing-masing unsur tersebut:
 RAKYAT
Rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada
peraturan di negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan rakyat
adalah unsur penting bagi terbentuknya suatu negara. Rakyat sendiri
dikategorikan menjadi; penduduk dan bukan penduduk serta warga negara
dan bukan warga negara. Penduduk adalah orang-orang yang berdomisili
atau menetap dalam suatu negara. Bukan penduduk adalah orang yang
sementara waktu berada dalam suatu negara. Warga negara adalah orang-
orang yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu negara. Bukan warga
negara adalah orang-orang yang tinggal dalam suatu negara, tetapi tidak
menjadi anggota dari negara tersebut. Jadi, unsur yang pertama adalah harus
ada rakyat dulu.
 WILAYAH
Setelah rakyat, unsur selanjutnya yang membentuk suatu negara adalah
wilayah. Unsur wilayah adalah hal yang sangat penting untuk menunjang
pembentukan suatu negara. Tanpa adanya wilayah, mustahil sebuah negara
bisa terbentuk. Wilayah inilah yang akan ditempati oleh rakyat dan
penyelenggaraan pemerintahan. Wilayah suatu negara adalah kesatuan
ruang yang meliputi daratan, lautan, udara, dan wilayah ekstrateritorial.
 PEMERINTAHAN
Unsur selanjutnya yang membentuk Negara adalah pemerintahan. Unsur
pemerintah yang dimaksudkan disini adalah pemerintahan yang sah dan
berdaulat. Pemerintahan yang sah berarti pemerintah yang diakui oleh rakyat
untuk menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan, pemerintahan yang
berdaulat berarti memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur jalannya Negara.
 PENGAKUAN
Selain unsur pokok, terdapat pula unsur lain yang menjadi pembentuk suatu
negara, yaitu pengakuan dari negara lain. Adapun pengakuan dari negara lain
merupakan unsur negara yang bersifat deklaratif atau bersifat menerangkan
keberadaan suatu negara. Suatu negara baru penting untuk menerangkan
keberadaannya agar dikenali oleh negara lainnya. Fungsinya adalah agar
negara baru tersebut dapat menjalin hubungan diplomatis dengan negara
lainnya, begitupun sebaliknya.

b. Ilmu negara adalah salah satu cabang ilmu yang harus bekerja sama dengan
cabang ilmu negara yang lainnya karena dapat memberi dan menerima pengaruh
dan bantuan jasa satu sama lain yang saling memerlukan sehingga dapat terjadi
hubungan komplementer. Berbagai macam bidang yang dapat mengkomplementer
dengan Ilmu Negara antara lain Ilmu Hukum,Ilmu Poltik,Hukum Tata Negara,Hukum
Administrasi Negara. Dari beberapa cabang ilmu yang sudah disebutkan pada
intinya membahas tentang “Negara” secara mendasar. Kita adalah mahluk sosial
yang tidak bisa dipisahkan dari kata manusia yang lainnya dari berbagai kumpulan
manusia ini yang memiliki tujuan hidup bersama disebutlah dengan satu istilah yaitu
masyarakat. Dari berbagai masyarakat ini di bentuklah sebuah wadah yang disebut
negara. Agar dapat mewujudkan sebuah negara yang semestinya,kita harus terlebih
dahulu memahami segala aspek-aspeknya antar lain unsur negara. Ada 3 mengaat
mempelajari unsur negara, Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga
bisa dimanfaatkan dengan baik. Kemudian membangun pondasi pemikiran yang
kuat untuk mewujudkan negara yang semestinya. Selanjutnya, dengan mempelajari
unsur negara, kita dapat memahami unsur serta fungsi negara untuk dikorelasikan
kepada cabang ilmu yang lainnya misal Hukum Tata Negara,Hukum Administrasi
Negara,Ilmu Hukum dan Ilmu Politik.

Anda mungkin juga menyukai