Anda di halaman 1dari 14

UAS

Oleh :

ALFIN SAHRI 2010111068

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

Dosen : Bpk. Frenadin Agustara

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
1. Jelaskan hakikat dari manusia dari aspek biologis maupun sebagai makhluk social !
a) manusia dari aspek biologis
Manusia yang mempunyai organ badan, nafsu, hati nurani, serta ide benak Baru
dikatakan manusia apabila mempunyai organ badan, mulai dari tangan, kaki, baik
organ dalam ataupun organ luar terlebih terdapat organ melanjutkan generasi, dan
yang membedakan manusia dengan makhluk yang yang lain merupakan memiliki ide
benak dan hati nurani.
b) manusia dari aspek social
Manusia biasanya, dilahirkan seseorang diri, namun tidak bisa hidup tanpa manusia
lain( makhluk sosial). Bagi kodrat alam manusia bagaikan makhluk sosial di manapun
mereka terletak, senantiasa hidup bersama serta berkelompok. Kelompok- kelompok
manusia yang mendiami sesuatu daerah tertentu diucap warga. Aristoteles( 384- 322
SM) berkata kalau manusia itu“ Zoon Politicon” maksudnya kalau manusia itu
bagaikan makhluk pada dasarnya mau senantiasa berkumpul dengan sesamanya.
Dalam mengalami alam sekitar, dia wajib hidup berkawan dengan manusia- manusia
yang lain serta pergaulan ini hendak mendatangkan kepuasan untuk jiwanya.
Manusia, disamping bertabiat bagaikan makhluk orang, pula berhakekat dasar
bagaikan makhluk sosial, mengingat manusia tidak dilahirkan dalam keadaaan yang
sama( baik raga, psikologis, sampai area geografis, sosiologis, ataupun murah)
sehingga dari perbandingan seperti itu timbul inter dependensi yang mendesak
manusia buat berhubungan dengan sesamanya. Berdasar dari usaha pewujudan
hakekat sosialnya di atas, manusia membentuk ikatan sosio- ekonomis di antara
sesamanya, ialah ikatan di antara manusia atas landasan motif eksistensial ialah usaha
pemenuhan kebutuhan hidupnya( baik raga ataupun psikis).
a. Kemukakan berbagai jenis tatanan norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat dengan mengemukakan uraian perbedaan di antara tatanan norma
tersebut !
Norma Agama
adalah kaidah-kaidah atau peraturan hidup yang dasar sumbernya dari wahyu ilahi.
Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang harus diterima manusia dan
dijadikan sebagai pedoman, baik itu sebagai perintah, larangan, serta ajaran yang
sumbernya dari Tuhan Yang Maha Esa. Contoh norma agama:
- Melaksanakan ketentuan agama, contoh : menghormati orang lain, membantu
sesama manusia, tidak melakukan tindakan yang semena-mena terhadap orang
yang lemah, dan lain sebagainya.
- Menjauhi larangan agama, contoh : berbuat fitnah, minumanminuman keras,
melakukan perjudian, mencuri, membunuh, dan lain sebagainya.
- Melaksanakan ibadah atau sembahyang tepat pada waktunya. Norma Agama
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan yang menjadi keprcayaannya.
(Bisa berupa Larangan adan anjuran bagi pemeluknya)
Norma Kesusilaan: Setiap manusia mempunyai hati nurani yang merupakan
perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya. C.S.T . Kansil berpendapat
bahwa pengertian norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai
suatu suara hati sanubari manusia atau insan kamil. Contoh norma kesusilaan antara
lain
1. Dilarang membunuh.
2. Berkata jujur dan benar.
3. Menghargai dan menghormati orang lain.
4. Berbuat baik dan berlaku adil terhadap sesama. Norma Kesusilaan bersumber dari
hati nurani, fungsinya mengatur hubungan manusia dalam hidup soisla agar manusia
itu bersusila sesuaid engan tingkah laku yang diinginkan masyarakat.
Norma Kesopanan/Adat dapat disebut dengan norma adat dalam suatu masyarakat
tertentu. Landasan kaidah ini ialah kepantasan, kebiasaan, serta kepatuhan yang
berlaku pada masyarakat tersebut. Pengertian norma kesopanan merupakan sebuah
peraturan hidup yang sumbernya dari tata pergaulan masyarakat mengenai etika
sopan santun, serta tata krama yang ada dalam masyarakat. Contoh norma kesopanan
atau adat antara lain :
1. Bertutur kata yang sopan dan tidak menyakiti perasaan seseorang.
2. Masuk rumah orang lain dengan permisi terlebih dahulu.
3. Tidak meludah di sembarang tempat.
4. Menghormati orang lain yang lebih tua atau yang dituakan. Norma kesopanan
mengatur hubungan manusia dngena manusia lainnya agar tingkah laku manusia itu
teratur dalam hubungan social di masyarakat.

Perbedaan :

AGAMA SUSILA KESOPANAN HUKUM


Tujuan Penyempurnaan manusia, jangan Ketertiban masyarakat, jangan
sampai manusia jahat sampai ada Korban
Isi Ditujukan pada sikap batin Ditujukan pada sikap lahir
Asal-usul tuhan Kekuasaan luar yang memaksa
Sanksi Masyarakat Masyarakat
Diri sendiri
secara tidak secara resmi
resmi
Daya kerja Membebani
Membebani kewajiban kewajiban dan
memberi ha

b. Ada pendapat menyatakan “hukum itu mempunyai kelebihan pada “daya paksanya”
melalui sanksi. Kemukakan pandangan saudara atas pendapat tersebut.

Hokum adalah norma, dimana norma adalah segala aturan-aturan yang ada dalam
masyarakat, dimana sifat dari norma yaitu mengikat, artinya peraturan itu harus
mengikat di dalm hati nurani setiap manusia. Namanya juga norma, tanpa norma
maka kehidupan social masyarakat tidak akan tertib, halter sebutlah lahir norma
menciptakan ketertiban di lingkungan social. Sifat adalah segala sesuatu yang sudah
ada di dalam diri kita, sperti sifat pemarah dan lain sebagainyaa. Analisis syaa
mengenai pernyataan di atas adalah hokum yang adsa di dalm masyrakat sudah
diwarisi oleh masyarakat yang turun-temurun, hal tersebut yang membawa daya
paksanya cukup kuat, dengan didukung oleh sanksinya.

2. Hukum dapat diklasifikasikan dari berbagai aspek atau pembidangan, seperti menurut
bentuk, isi, fungsi dan lain sebagainya.
a. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi hukum menurut bentuk, isi dan fungsinya.
a) Menurut bentuknya
1) Hukum tertulis
hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dalam
berbagai peraturan negara yang berasal dari SISTEM HUKUM EROPA
KONTINENTAL / CIVIL LAW.
Karakteristik :
- Setiap Orang Mendapatkan Jalan Masuk (Akses) Yang Sama Kedalam Hukum-
- Pengetahuan Orang Mengenai Hukum Senantiasa Bisa Dicocokan Kembali –
- Dengan Yang Telah Dituliskan, Sehingga Mengurangi Ketidakpastian –
- Memberikan Banyak Kemudahan Untuk Melakukan Pembuatan,
- Perubahan Dan Pengembangan Hukum Menjalankan fungsi sebagai social
engginering

2) Hukum tidak tertulis


hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu
(Hukum Adat) berasal dari tradisi SISTEM HUKUM ANGLO SAXON –
COMMON LAW,
karakteristik:
- Mudah menyesua ikan diri dari perkembangan nilai-nilai dalam masyrakat
- Lebih sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat
- Kurang dapat mewujudkan nilai dasar kepastian hukum
- Menjalankan fungsi sebagai sosial kontrol

b) Menurut isinya
1) hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubunganhubungan antara orang
yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan;
jenis-jenis hukum privat : Hukum Pidana, Hukum dagang
2) hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan.
Jenis-jenis hukum public : HTNN, HAN. HIP, Hukum Acara, Hukum
Pidana

c) Menurut fungsinya
1) Materill
hukum yang memuat peraturanperaturan yang mengatur kepentingan-
kpentingan dan hubungan-hubungan berwujud perintah-perintah dan
larangan-laranagan. Contoh Hukum Material : Hukum Pidana, Hukum
Perdata, Hukum Dagang, dan lain-lain. Jika orang berbicara tentang Hukum
Pidana, Hukum Perdata, maka yang dimaksudkan adalah Hukum Pidana
Material dan Hukum Perdata Material.
2) Formill
hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-
cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau peraturan-
peraturan yang mengatur bagaimana caracaranya mengajukan sesuatu
perkara ke muka pengadilan dan bagaimana cara-cara Hakim memberi
putusan. Contoh Hukum Formal : Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara
Perdata. Hukum Acara Pidana : peraturan-peraturan hukum yang mengatur
bagaimana cara memelihara dan mempertahankan Hukkum Pidana Material
atau peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-caranya
mengajukan sesuatu perkara-perkara ke muka Pengadilan Pidana dan
bagaimana caranya Hakim pidana memberi putusan. Hukum Acara Perdata
yaitu peraturan-peraturan hukum yang mengatur bagimana cara memelihara
dan mempertahankan Hukum Perdata Material atau peraturan-peraturan
yang mengatur bagaimana cara-caranya mengajukan sesuatu perkara-
perkara ke muka Pengadilan Perdata dan bagaimana caranya Hakim perdata
memberi putusan.
b. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi hukum menurut sumbernya dan tempat
berlakunya.
a) Berdasrkan sumbernya
1) hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundangan
2) hukum kebiasaan (adat), yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan-
peraturan kebiasaan adat
3) hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negaranegara di dalam suatu
perjanjian antara negara
4) hukum jurisprudensi yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim

b) Berdasarkan tempat berlakunya

1) Hukum Adat, hukum yang berlaku bagi masyarakat hukum adat tertentu
2) Hukum lokal atau daerah, hukum yang berlaku bagi masyarakat yang berdiam
dalam wilayah/daerah administratif otonom tertentu
3) Hukum Nasional, hukum yang berlaku bagi masyarakat yang berdiam di wilayah
negara tertentu
4) Hukum Internasional, hukum yang melintasi batas-batas negara dan berlaku
bagi masyarakat di banyak negara yang berdaulat

c. Kemukakan bidang hukum perdata materiil itu ditinjau dari klasifikasi sebagaimana
dimaksud huruf “a” dan “b”, termasuk kategori klasifikasi apa saja?

Hukum perdata materill adalah Aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan
kewajiban perdata. Jadi dapat diklasifikasikan pada kategori: berdasarkan
sumbernya adalah “hukum kebiasaan (adat), sedangkan berdasarkan tempat
berlakunya adalah hukum nasional.

3. Jelaskan hakikat hukum sebagai sistem sosial.


Pasti, kita kerap mendengar ataupun apalagi mengucapkan sebutan“ sistem’. Tetapi,
apakah yang diartikan dengan sistem? Apa pula korelasinya antara“ sistem” dengan“
hukum”? Hukum itu sendiri merupakan sistem. Ada lembaga legislative yang menyusun
regulasi, diketahui pula lembaga eksekutif yang melaksanakan serta menegakkan
regulasi, dan lembaga yudikatif bagaikan pengemban proses peradilan kala terjalin
konflik antara ketentuan dalam sistem. Salah

satu contoh sistem kemasyarakatan yang dibaangun hukum, yakni sumbangan


hukum dalam konteks berlalu- lintas. Tiap masyarakat warga tidak bisa membuat
ketentuan sendiri buat memakai kendaraan bermotor di jalan kanan. Tiap pengendara
secara sendirinya tanpa diperintah oleh polisi sekalipun, hendak mengendarai
kendaraan mereka pada jalan sebelah kiri. Terjalin harmoni, aliran arus social mengalir
secara lancer Hukum Negeri tidak sempurna. Jauh dari sempurna. Tetapi seburuk-
buruknya sistem hukum di indoneisa. Apalah jadinya apabila hukum Negeri tidak
ditegakkan. Pada dasarnya, manusia yang satu merupakan“ serigala” untuk manusia
yang lain.( homo homini lupusKembali pada contoh aktivitas pada pabrik diatas tanpa
regulasi terpaut hukum perburuhan, hingga golongan pengusaha hendak menekan hak-
hak buruh semacam tiada proteksi hak normative, jam kerja yang tidak manusiawi,
keadaan kesehatan yang tidak dicermati, ha katas jaminan hari tua serta pesangon,
keselamatan kerja yang tidak mencukupi, sampai upah minimum hendak jadi perihal
yang istimewa. Dengan demikian, bisa pula dismpulkan, kalau hukum Negeri yakni
sekumpulan aturan- aturan( rules), baik tertulis ataupun tidak tertulis, yang pada
hakikatnya bawa khasiat untuk kelancaran hidup bersosial- kemasyarakatan.
Maksudnya pula, apabila setelah itu mencuat/ terbit peraturan hukum yang tidak logis,
tidak berguna, serta tidak tahan uji moril, hingga sejatinya ketentuan tersebut bisa
ditengarai mempunyai motif politis ataupun muatan kepentingan dibaliknya yang
pantas diwaspadai ataupun apalagi dengan sekuat tenanga wajib dilawan oleh kekuatan
segenap rakyat, bila butuh. Seperti itu yang setelah itu diketahui dengan sebutan
revolusi, kudeta, pembrontakan, dsb. Sebab sifatnya merupakan sistem, sistem kaidah,
hingga sistem baru hendak bisa diucap bagaikan sistem tatkala dia bisa merangkul
serta melindungi secara efektif serta efisien.

Program computer yang tidak sempurna, penuh“ bug” sehingga meimbulkan error,
bisa mengganggu sistem program yang lain yang sehat. Inilah yang setelah itu diketahui
dalam dunia maya/ cyber, bagaikan“ virus”.

Hukum lebih luas dari hanya analogi program computer. Dia melingkupi pula
sesuatu sistem terprogram, dan“ antivirusnnya”. Seperti itu sebabnya, otoritas Negeri
wajib sanggup menegakkan hukum dengan membagikan kepastian hukum serta
perlindunngan social dalm makna ditegakkan secara efisien dan efesien. Kedua elemen
yang disebutkan belum lama ini ialah tulang punggung hukum sutau Negeri Kala Negeri
lalai, ataupun absen melaksanakan kedudukannya, tidak muncul kala warga betul- betul
sangat memerlukan kedatangan Negeri, ataupun apalagi tidak efisien serta tidak efesien
berikan proteksi. Kalau sistem yang membangun sistem social warga jauh lebih
lingkungan dari hanya membangun sistem computer. Dinamika manusia serta
komunitasnya jauh lebih jauh bermacam- macam, terus tumbuh, dan penuh anomaly
yang sukar diprediksi.
4. Kemukakan tujuan dari hukum, kemudian kemukakan pendapat sdr., apakah kesemua
tujuan dari hukum dapat diwujudkan secara simultan.

Pada hakikatnya tujuan pokok hukum merupakan menghasilkan tatanan warga


yang tertib, menghasilkan kedisiplinan serta penyeimbang. Tiap ikatan
kemasyarakatan tidak boleh berlawanan dengan ketentuanketentuan dalam
peraturan hukum yang terdapat serta berlaku dalam warga. Hukum berperan
bagaikan pengatur penyeimbang antara hak serta kewajiban manusia bagaikan
makhluk sosial, serta mewujudkan keadilan dalam hidup bersama. Perihal itu
dikemukakan oleh Jeremy Bentham yang menegaskan kalau sesuatu hukum diakui
bagaikan hukum, bila dia membagikan kemanfaatan yang sebesar- besarnya untuk
sebanyak- banyaknya orang. Dari prinsip tersebut dapatlah diambil sesuatu
kesimpulan kalau hukum itu wajib membagikan khasiat untuk warga banyak tanpa
memandang status sosial siapapun( equality before the law).

Memanglah tidak dapat dipungkiri kalau para pakar tidak terdapat kesamaan
pemikiran tentang apa yang jadi tujuan hukum. Terdapat pakar memandang kalau
tujuan hukum buat melindungi kepentingan warga, serta pula memandang kalau
tujuan hukum bukan buat mengendalikan tata tertib dalam warga serta yang lain.
pemikiran para pakar tentang tujuan hukum, ialah bagaikan berikut.

Bagi teori etis( etische theorie), hukum cuma sekedar bertujuan


mewujudkan keadilan. Teori ini awal kali dikemukakan oleh filsuf yunani,
Aristoteles, dalam karyanya Ethica Nicomachea serta Rhetorika yang melaporkan
kalau“ hukum memiliki tugas suci ialah berikan kepada tiap orang yang dia berhak
menerimanya”.

Sebaliknya bagi teori utilities( utuliteis theorie), hukum bertujuan


mewujudkan sekedar apa yang berfaedah saja. Hukum bertujuan menjamin
terdapatnya kebahagiaan sebanyakbanyaknya pada orang sebanyak- banyaknya.
Teori ini dianjurkan oleh Jeremy Bentham seseorang pakar hukum dari inggris
dalam bukunya Introduction to the morals and legislation. Teori- teori ini juga
memiliki kelemahan sebab cuma mencermati hal- hal universal serta sangat
individualistis, sehingga tidak membagikan kepuasan untuk perasaan hukum. Bagi
Sudikno Mertokusumo tujuan pokok hukum merupakan menghasilkan tatanan
warga yang tertib, menghasilkan kedisiplinan serta penyeimbang. Dengan tercapai
kedisiplinan di dalam warga diharapkan kepentingan manusia hendak terlindungi.
Dalam menggapai tujuannya itu hukum bertugas membagi hak serta kewajiban
antar- perorangan di dalam warga membagi wewenang serta mengendalikan
metode membongkar permasalahan hukum dan memelihara kepastian hukum.

Immanuel Kant melaporkan tujuan hukum merupakan bagaikan pelindung


hak- hak asasi serta kebebasan warganya. Sebab manusia makhluk berakal serta
berkehendak leluasa. Negeri bertugas menegakkan hak- hak serta kebebasan
warganya. Kemakmuran serta kebahagiaan rakyat ialah tujuan Negeri serta hukum.

Geny berkomentar kalau tujuan hukum merupakan buat keadilan sekedar. Isi
hukum didetetapkan oleh faktor kepercayaan seorang yang dinilai etis. Adil ataupun
tidak, benar ataupun tidak, terletak pada sisi batin seorang, jadi tumpuan dari teori
ini. Pemahaman etis yang terletak pada masing- masing batin orang jadi dimensi
buat memastikan corak keadilan serta kebenaran.

Hingga buat menggapai tujuan hukum itu sendiri, hukum wajib menawarkan suatu
yang lebih daripada hanya keadilan procedural, hukum wajib berkompeten serta
pula adil dengan demikian hukum sanggup mengidentifikasi kemauan warga
ataupun public serta memiliki komitmen untuk tercapainya keadilan substantive

5. Rechtsvinding (penemuan hukum) di dalam praktek sering dilakukan oleh seorang


hakim dalam melaksanakan tugasnya dalam memutus suatu perkara.
a. Jelaskan maksud perlu dilakukan rechtsvinding oleh hakim ? apa hubungannya
dengan Pasal 22 AB?
Sistem hukum di Indonesia menganut aliran rechtsvinding yang menegaskan
hakim wajib mendasarkan putusannya kepada peraturan perundang- undangan
yang berlaku. Perihal ini selaras dengan syarat Pasal 20 Algemene Bepalingen van
Wetgeving voor Indonesie(“ AB”) yang melaporkan kalau hakim wajib mengadili
bersumber pada undang- undang. Tetapi demikian, hakim senantiasa mempunyai
kebebasan buat menafsirkan serta berkomentar. Hakim mempunyai keterikatan
yang leluasa( vrije gebondenheid) dalam melakukan tugasnya mengadili sesuatu
masalah. Pada sebagian peluang, hakim hendak dihadapkan kepada kondisi wajib
mengadili sesuatu masalah yang tidak mempunyai dasar hukum ataupun
pengaturan hukumnya tidak jelas. Dalam kondisi ini, hakim tidak bisa menolak buat
mengadili masalah tersebut dengan dalih tidak terdapat hukum yang
mengendalikan.

Tidak hanya 2 syarat tersebut, Pasal 22 AB pula melaporkan kalau hakim


yang menolak buat mengadili dengan alibi undang- undangnya bungkam, tidak jelas
ataupun tidak lengkap, bisa dituntut sebab menolak buat mengadili.

Dengan demikian, bisa diambil kesimpulan kalau hakim wajib mendasarkan


putusannya dalam mengadili kepada peraturan perundang- undangan serta leluasa
buat menafsirkan serta menginterpretasikan hukum tersebut. Walaupun demikian,
dalam perihal masalah yang diadili tidak terdapat ataupun tidak jelas dasar
hukumnya, hakim juga senantiasa harus buat mengadili masalah tersebut. Sehingga
pada prinsipnya, asas legalitas wajib dijadikan pedoman dini untuk hakim buat
mengadili permasalahan yang lagi mereka tangani.

b. Sebutkan dan jelaskan metode/cara penemuan hukum!

Menurut Mertokusumo (2010: 73), untuk menemukan hukum tersedia beberapa


metode penemuan hukum. dalam hal peraturan perundang-undangannya tidak
jelas, maka tersedia metode interpretasi atau metode penafsiran.
Lebih lanjut Mertokusumo (2010: 73- 12), menyatakan metode penafsiran sejak
semula dibagi 4, yakni interpretasi gramatikal, sistematis, historis dan teleologis.
Selain itu dikenal interpretasi komparatif dan interpretasi antisipatif. Sementara
Yudha Bhakti Ardhiwisastra (2000 : 9), membagi cara penafsiran dalam beberapa,
yaitu:
a) Menafsirkan undang-undang menurut arti perkataan (istilah) atau biasa disebut
penafsiran gramatikal, yaitu antara bahasa dengan hukum terdapat hubungan
yang erat sekali. Bahasa merupakan alat salah satunya yang dipakai pembuat
undang-undang untuk menyatakan kehendaknya.
b) Menafsirkan undang-undang menurut sejarah atau penafsiran historis, yaitu
setiap ketentuan perundang-undangan mempunyai sejarahnya. Dari sejarah
peraturan perundang-undangan hakim dapat mengetahui maksud pembuatnya.
c) Menafsirkan undang-undang menurut sistem yang ada di dlam hukum atau biasa
disebut dengan penafsiran sistematik, yaitu perundang-undangan suatu negara
merupakan kesatuan, artinya tidak sebuah pun dari peraturan tersebut dapat
ditafsirkan seolaholah berdiri sendiri.
d) Menafsirkan undang-undang menurut cara tertentu sehingga undang-undang itu
dapat dijalankan sesuai dengan keadaan sekarang yang ada di dalam
masyarakat, atau biasa disebut dengan penafsiran sosiologis atau penafsiran
teleologis.
e) Penafsiran otentik atau penafsiran secara resmi, yaitu adakalanya pembuat
undang-undang itu sendiri memberikan tafsiran tentang arti atau istilah yang
digunakannya di dalam perundangan yang dibuatnya. Hakim tidak
diperkenankan melakukan dengan cara lain selain dari apa yang telah
ditentukan pengertiannya di dalam undang-undang itu sendiri.
f) Penafsiran interdisipliner yaitu penafsiran yang dilakukan dalam suatu analisis
masalah yang menyangkut berbagai disiplin ilmu hukum. disini digunakan logika
lebih dari satu cabang ilmu hukum.
g) Penafsiran multidisipliner yaitu penafsiran seorang hakim harus juga
mempelajari suatu atau beberapa disiplin ilmu lainnya di luar ilmu hukum.
Metode penafsiran sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh ajaran von Savigny
sebagaimana dikutip dalam Mertokusumo (2010: 74). Savigny menyatakan
penafsiran adalah rekonstruksi pikiran yang tersimpul dalam undang-undang. Lebih
lanjut Savigny menyatakan penafsiran merupakan suatu seni.

6. Jelaskan beberapa peristilahan hukum di bawah ini:


a. Subjek hokum

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban
menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut hukum. Subjek
hukum adalah setiap makhluk berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan
menggunakan hak-hak kewajiban dalam lalu lintas hukum. Sedangkan sifat subjek
hukum yaitu: mandiri, terlindungi (minderjarig, onbekwaam heid), perantara.

Beberapa pengertian subjek hukum menurut para ahli antara lain :

1) Subjek hukum menurut Subekti adalah pembawa hak atau subjek di dalam hukum
yaitu orang.

2) Subjek hukum menurut Mertokusumo adalah segala sesuatu yang dapat


memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Hanya manusia yang dapat menjadi
subjek hukum.
3) Subjek hukum menurut Syahran adalah pendukung hak dan kewajiban.

4) Subjek hukum menurut Chaidir Ali adalah manusia yang berkepribadian hukum,
dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat demikian itu
dan oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.

5) Subjek hukum menurut Agra adalah setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban sehingga mempunyai wewenang hukum atau disebut dengan
Rechtsbevoegdheidz.

6) Dalam hukum Islam, Subjek hukum adalah perbuatan manusia yang dituntut oleh
Allah SWT berdasarkan ketentuan hukum. Perbuatan yang dibebani hukum dalam
usul fiqih dikenal dengan istilah mukallaf. Subjek hukum terdiri dua macam, yaitu
manusia sebagai subjek hukum tersebut berkedudukan sebagai aqidain. Namun
agar aqidain dapat mengadakan bisnis secara sah, maka harus memenuhi syarat
kecakapan (ahliyah) dan kewenangan (wilayah) bertindak di depan hukum.
Pengertian subjek hukum menurut Pasal 1 ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah adalah orangperorangan, persekutuan, atau badan usaha yang berbadan
hukum atau tidak berbadan hukum yang memiliki kecakapan hukum untuk
mendukung hak dan kewajiban.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli hukum di atas dapat kita disimpulkan bahwa subjek
hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dalam hukum
sehingga segala sesuatu yang tersebut dalam hal ini adalah manusia dan badan hukum (yang
disamakan seperti manusia/ orang yang bisa menyandang hak dan kewajiban).

b. Objek hokum

Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum (manusia/badan
hukum) dan yang dapat menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek
hukum, oleh karenanya dapat dikuasai oleh subjek hukum. seperti tanah, mobil, rumah, dll.
Objek hukum menurut Pasal 499 KUHPerdata, yakni benda.

Objek hukum adalah segala Sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh subjek hukum secara
yuridis (menurut dan berdasarkan hukum). hal itu disebabkan oleh manfaatnya yang harus
diperoleh dengan jalan hukum (objek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum. yaitu
segala sesuatu yang dapat diperoleh secara bebas dari alam (benda non ekonomi) seperti
angina, cahaya matahari, bulan, yang pemanfaatannya tidak diatur oleh hukum. hal-hal
tersebut bukanlah termasuk objek hukum karena benda-benda itu dapat diperoleh tanpa
memerlukan pengorbanan sehingga membebaskan subjek hukum dari kewajiban-kewajiban
hukum dalam pemanfaatannya.
Menurut Soeroso objek hukum biasanya adalah benda atau zaak. Pengetahuan tentang benda
atau zaak terdapat secara luas pada buku II KUHPerdata tentang hukum kebendaan atau
zaken-recht yang berasal dari hukum barat. Setelah kemerdekaan pengetahuan tentang
hukum benda dalam bab II KUHPerdata terjadi perubahan mengenai tanah dengan lahirnya
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan
PerundangUndangan lainnya.

Menurut ilmu pengetahuan hukum, benda itu dapat diartikan dalam arti luas dan sempit.
Benda dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki oleh orang. Pengertian ini
meliputi benda-benda yang dapat dilihat, seperti mobil, motor, rumah, tanah, dan sebagainya,
dan benda-benda yang tidak dapat dilihat, yaitu berbagai hak seperti hak tagihan, hak cipta,
dan lain-lain.

c. Perbuatan hokum

akibat itu dikehendaki oleh yang bertindak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur perbuatan hukum yang pertama ialah perbuatan itu disengaja dan unsur yang
kedua ialah menimbulkan hak dan kewajiban. Perbuatan hukum dapat dibagi dalam 2
bagian : 1) Perbuatan hukum yang sifatnya sederhana Perbuatan hukum yang sifatnya
sederhana merupakan perbuatan hukum yang bersegi satu, ialah apabila hanya
merupakan satu kejadian saja atau apabila akibat hukumnya (rechtsgevolgen)
ditimbulkan oleh kehendak seseorang saja, ialah orang yang melakukan perbuatan itu.
Contoh: a) Pembuatan surat wasiat atau testamen pasal 875 KUHPerdata. b) Hak istri
untuk melapaskan haknya atas barang-barang yang merupakan kepunyaan suami-istri
(berdua) setelah perkawinan (benda perkawinan pasal 132 KUHPerdata). 2) Perbuatan
hukum yang bersifat tidak sederhana Perbuatan hukum ini dapat bersegi dua atau lebih,
ialah perbuatan hukum yang akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dari dua atau
lebih subjek hukum. Contoh: - Sewa menyewa, jual beli, perjanjian kredit, perjanjian
deposito, semua perjanjian dan perikatan (overeenkomsten), seperti yang disebutkan
dalam pasal 1313 KUHPerdata, yang berbunyi “perjanjian adalah suatu perbuatan yang
menyebabkan satu orang (satu subjek hukum) atau lebih mengikat dirinya pada satu
subjek hukum lainnya atau lebih.

d. Hubungan hokum

Hubungan hukum adalah hubungan antara subjek hukum dengan subjek hukum
lainnya atau hubungan subjek hukum dengan objek hukumnya, yang diatur oleh aturan
hukum sehingga menimbulkan akibat hukum. misalnya subjek hukum dengan subjek
hukum dalam hubungan jual beli, subjek hukum dengan objek hukum yaitu ketika
seseorang memiliki hak milik atas tanah. Namun Van Apeldoorn tidak setuju dengan
hubungan yg terakhir ini (subjek hukum dengan objeknya) karena benda adalah tetap
sekedar objek hukum, karena sesuai asas ius in re hubungan hukum itu begitu dilindungi
hukum, karenanya tidak bisa diputuskan begitu saja. Hubungan hukum adalah hubungan
yang dilakukan oleh dua atau lebih subjek hukum yang dapat mengakibatkan akibat
hukum. hukum mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain
sebagai subjek hukum dan antara orang dengan badan hukum dalam masyarakat, atau
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. jadi hubungan hukum terdiri
atas ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan antara individu dengan
masyarakat. Ikatan-ikatan tersebut akan berakibat hukum berupa hak dan kewajiban di
depan hukum.

e. Peristiwa hokum

Peraturan hukum tidak dapat disamakan dengan dunia kenyataan, karena ia


memberikan kualifikasi tertentu terhadap dunia tersebut. Peraturan hukum memuat
rumusan-rumusan yang bersifat abstrak dan ia tidak akan berfungsi kalau tidak ada
sesuatu peristiwa atau kejadian yang menggerakkannya. Sesuatu yang dapat
menggerakkan peraturan hukum sehingga dapat berfungsi sebagai sesuatu yang sifatnya
mengatur disebut sebagai “Peristiwa Hukum”. Tidak semua peristiwa yang ada dalam
masyarakat bisa disebut sebagai peristiwa hukum. Hukum tidak dapat dirasakan secara
fisik, tetapi hanya dirasakan dengan pikiran atau secara abstrak. Ia merupakan barang
dalam angan-angan, bukan kenyataan. Lalu apa gunanya kenyataan atau peristiwa yang
nyata itu? Peristiwa yang nyata adalah untuk menggerakkan hukum. Dengan demikian,
fungsi dari peristiwa yang nyata adalah untuk mewujudkan peraturan hukum menjadi
kenyataan. Karena sebelumnya ia hanya merupakan rumusan kata-kata saja dalam sebuah
peraturan. Maka peristiwa hukum atau kejadian hukum (rechtsfeit) adalah
peristiwaperistiwa dalam masyarakat yang membawa akibat yang diatur oleh hukum.
Dengan kata lain, peristiwa hukum adalah peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang
akibatnya diatur oleh hukum.

f. Ubi societas ibi ius

Dimana ada manusia disitu ada hukum. Manusia tidak lbisa lepas dari hukum, karena
hukum ada sarana untuk menjaga diri dan lingkungan agar lebih tertib

g. Law as a tool of social engineering

hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum
diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat

h. Das sollen dan das sein

Das Sollen adalah segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan
bersikap. Contoh : dunia norma, dunia kaidah dsb. Dapat diartikan bahwa das sollen
merupakan kaidah dan norma serta kenyataan normatif seperti apa yang seharusnya
dilakukan.

Das Sein adalah segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal yang
kejadiannya diatur oleh das sollen dan mogen. Dapat dipahami bahwa das sein
merupakan peristiwa konkrit yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai