Anda di halaman 1dari 44

Yurisdiksi Dalam

Hukum
Internasional
Bagian Hukum Internasional
FH UNUD
Pengertian
Berasal dari bhs Latin yurisdictio
Yuris : kepunyaan hukum dan Dictio : ucapan
Yurisdiksi :kekuasaan/hak/kewenangan
berdasarkan atas hukum
Kewenangan negara untuk menyatakan dan
memberlakukan hukum negara yang bersangkutan
Unsur-unsur Yurisdiksi
1. Hak,kekuasaan dan kewenangan
2. Mengatur (legislatif, eksekutif, dan yudikatif)
3. Objek (hal, peristiwa, perilaku, masalah, orang,
benda)
4. Tidak semata-mata merupakan masalah dalam
negeri
5. Hukum Intenasional (sebagai dasar atau
landasannya)
Hubungannya dgn
Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi
Kedaulatan mengandung 2 segi:
Ke dalam : kekuasaan tertinggi utk mengatur
segala hal yg ada atau terjadi dlm batas-batas
wilayah negara itu
Ke luar : kekuasaan tertinggi utk mengadakan
hubungan dg anggota masy int lainnya dan utk
mengatur segala sesuatu yg meskipun
berada/terjadi di luar wilayah negara ybs namun
ada kaitannya dg kepentingan negara itu.
Karena negara memiliki kedaulatan (kekuasaan
tertinggi) itu maka dari situlah lahir hak atau
kekuasaan atau kewenangan utk mengatur hal-hal
internal maupun eksternal negara itu. Dari sinilah
diturunkan konsep yurisdiksi negara.
Dengan demikian, hanya negara yg berdaulatlah
yg memiliki yurisdiksi.
Jenis-jenis Yurisdiksi
Negara

Dari perspektif hak atau kekuasaan atau


kewenangan negara utk mengatur
Dari perspektif objek yg diatur
Dari perspektif ruang atau tempat objek yg diatur
Dari Perspektif hak atau kekuasaan
atau kewenangan negara utk mengatur
Yurisdiksi Legislatif: yurisdiksi suatu negara utk
membuat suatu peraturan perundang-undangan
utk mengatur suatu objek (yg tdk semata-mata
bersifat domestik).
Yurisdiksi Eksekutif: yurisdiksi negara utk
melaksanakan peraturan perundang-undangan
nasionalnya thd suatu objek yg tdk semata-mata
bersifat domestik.
Yurisdiksi Yudikatif: yurisdiksi negara utk mengadili
pelanggar peraturan perundang-undangan suatu
negara.
Dari Perspektif Objek yg
Diatur
Yurisdiksi Personal: yurisdiksi suatu negara atas subjek
hukum tertentu (orang maupun badan hukum).
Yurisdiksi Kebendaan: yurisdiksi negara utk mengatur
dan menerapkan hukumnya thd suatu benda yg
berada di suatu tempat tertentu.
Yurisdiksi Pidana: yurisdiksi suatu negara memberlakukan
hukum pidananya thd suatu tindak pidana tertentu.
Yurisdiksi Perdata: yurisdiksi negara utk menerapkan
hukum perdatanya thd suatu peristiwa perdata tertentu
yg terjadi di suatu tempat tertentu.
Yurisdiksi
Personal/Nasional

Nasional Aktif: negara memiliki yurisdiksi terhadap


warga negaranya yang melakukan tindak pidana
di luar negeri
Nasional pasif : negara memiliki yurisdiksi untuk
mengadili orang asing yang melakukan tindak
pidana terhadap warganegaranya di luar negeri.
Dari Perspektif Ruang/
Tempat Objek yg Diatur

Yurisdiksi Teritorial: yurisdiksi negara utk mengatur


dan menerapkan hukumnya thd suatu objek yg
berada di dalam wilayahnya (Catatan: ada
beberapa pengecualian).
Yurisdiksi Kuasi-Teritorial: yurisdiksi negara utk
mengatur dan menerapkan hukumnya thd suatu
objek yg berada di suatu tempat yg sesungguhnya
bukan wilayah negara itu tetapi berdekatan atau
bersambungan dg wilayah negara tsb. Zona
Tambahan 12 mil setelah laut teritorial
Yurisdiksi Ekstra-Teritorial: yurisdiksi negara thd suatu
tempat yg jauh berada di luar wilayahnya. Misal:
laut lepas, ruang udara bebas, dll.
Yurisdiksi Universal: yurisdiksi yg dimiliki oleh semua
negara thd suatu hal atau peristiwa tertentu dg
mengingat kekhasan hal atau peristiwa itu. Misal:
kejahatan yg dianggap sebagai musuh semua
umat manusia.
Yurisdiksi Eksklusif: yurisdiksi yang berlaku di ZEE
(Zona Ekonomi Eksklusif).
Pengecualian/tingkat
imunitas
1. Negara dan Kepala negara asing
2. Perwakilan diplomatik dan konsuler
3. Kapal pemerintah negara asing
4. Angkatan Bersenjata Asing
5. Organisasi Internasional
Ekstradisi Dalam HI
Timbulnya Persoalan Ekstradisi
Pengertian Ekstradisi
Unsur-unsur Ekstradisi
Asas-asas Ekstradisi
Kejahatan Politik
Perkembangan Selanjutnya
Klausula Atentat
Timbulnya Persoalan
Ekstradisi
Seorang pelaku kejahatan (tersangka ataupun
terpidana) melarikan diri ke suatu negara dg
maksud utk menghindari tuntutan hukum atau
pelaksanaan hukuman negara yg memiliki yurisdiksi
atas orang atau perbuatan orang itu.
Prinsip par in parem non habet imperium (suatu
negara berdaulat tdk boleh melakukan tindakan
yg bersifat pelaksanaan kedaulatan terhadap
negara berdaulat lainnya). Sementara ada pula
prinsip au de dere au punere (setiap kejahatan
harus dihukum).
Pengertian Ekstradisi
Penyerahan yg dilakukan scr formal, baik bdsk perj
ekstradisi yg tlh ada sebelumnya maupun bdsk prinsip
timbal-balik, atas seseorang yg dituduh melakukan
tindak pidana kejahatan (tersangka, tertuduh,
terdakwa) ataupun seorang terpidana, oleh negara
tempat orang itu berada atau bersembunyi kpd
negara yang memiliki yurisdiksi utk mengadili atau
menghukumnya, atas permintaan negara yg disebut
belakangan, dg tujuan utk mengadili atau
melaksanakan hukuman orang tsb.
Unsur-unsur Ekstradisi
Unsur subjek: negara yg meminta (requesting state)
dan negara yg diminta (requested state).
Unsur objek: orang yg diminta utk diserahkan
(terdakwa ataupun terpidana)
Unsur prosedur/tata cara: hrs ada permintaan,
dilakukan scr formal, ada perj ekstradisi atau prinsip
timbal balik, dsb.
Unsur tujuan: utk mengadili orang yg diminta atau
utk melaksanakan hukum terhadapnya.
Asas-asas Ekstradisi
Asas kejahatan ganda (Double criminality)
Asas kekhususan (Speciality)
Asas tidak menyerahkan pelaku kejahatan politik
(No extradition of political criminal)
Asas tidak menyerahkan warga negara (No
extradition of national)
Asas ne bis in idem atau non bis in idem.
Asas kedaluwarsa (Lapse of time)
Asas kejahatan ganda
Maksudnya: perbuatan yg dijadikan dasar
permintaan ekstradisi hrs mrp kejahatan baik bagi
requesting-state maupun requested-state.
Bgmn mengetahuinya: dpt dilihat dlam perjanjian
ekstradisi negara-negara ybs.
Eliminative system (Sistem Tanpa Daftar)
Enumerative system/List System (Sistem Daftar).
Asas kekhususan

Maksudnya: ekstradisi hanya dapat dilakukan utk


perbuatan yg scr tegas dijadikan dasar permintaan
ekstradisi.
Pertanyaan: bolehkan org yg diekstradisikan itu
diadili atas dasar kejahatan lain yg tdk disebutkan
dlm permintaan ekstradisi?
Pd dasarnya: demi kepastian hukum, jawabannya
Tidak.
Dlm praktik, ada pengecualian:
Jika requested state setuju.
Orang ybs setuju.
Orang ybs telah selesai menjalani hukuman utk
perbuatan yg dijadikan dasar permintaan ekstradisi
dan diberi jangka waktu tertentu utk meninggalkan
negara ybs tapi tetapi tidak digunakan (Catatan:
hal ini khusus berlaku jika ybs bukan
berkewarganegaraan requesting state)
Asas tidak menyerahkan
pelaku kejahatan politik

Maksudnya: permintaan ekstradisi tdk


diperbolehkan jika kejahatan yg dijadikan dasar
permintaan ekstradisi itu adalah kejahatan politik.
Mengapa Tidak?
Menentang suatu rejim karena memiliki keyakinan
politik yg berbeda bukanlah kejahatan. Sebab, hak
utk menganut suatu keyakinan politik adalah hak
asasi setiap orang (Pada mulanya kejahatan potitik
diartikan sebagai perbuatan seseorang yg
menentang suatu rejim karena orang ybs memiliki
keyakinan politik yang berbeda dg rejim yang
berkuasa itu).
Pelopornya, antara lain:
Sir James Mackintosh (24 Oktober 1765-30 Mei
1832): ahli hukum berkebangsaan Skotlandia
(seorang profesor yg juga sejarawan, dokter,
sekaligus politisi dan wartawan).
Menurut Mackintosh, pelaku kejahatan politik justru
harus diberi suaka.
Henricus Provo Kluit: sarjana Belanda, orang
pertama yg membahas scr ilmiah prinsip tidak
mengekstradisi pelaku kejahatan politik dlm
disertasinya yang berjudul De Deditoine
Profugorum (1829)
Perjanjian Ekstradisi Belgia-Perancis (1834):
perjanjian ekstradisi pertama yang memuat prinsip
ini.
Perkembangan Kejahatan
Politik
Makin sulit untuk mendefinisikan kejahatan politik.
Suatu kejahatan, acapkali, di samping
mengandung unsur kejahatan biasa juga
mengandung unsur kejahatan politik, sehingga sulit
untuk memisahkan keduanya.
Sempat dilakukan usaha utk memerinci jenis-jenis
kejahatan yg tergolong kejahatan politik. Namun
usaha ini tak memuaskan.
Konvensi Ekstradisi Eropa 1957 (European
Convention on Extradition) membuat 3 golongan
kejahatan politik:
Kejahatan politik murni (purely political offence)
Kejahatan politik kompleks (de delit complexe)
Kejahatan politik yg bertautan (de delit connexe)
Kejahatan politik murni (purely political offence):
kejahatan yg semata-mata ditujukan pd ketertiban
politik (political order)
Kejahatan politik kompleks (de delit complexe):
kejahatan yg di samping ditujukan kpd ketertiban
politik juga thd hak-hak pribadi warga negara.
Kejahatan politik yg bertautan (de delit connexe):
kejahatan itu sendiri tdk ditujukan kpd suatu tertib
politik namun memp hubungan erat dg tindakan
atau yg ditujukan kpd ketertiban politik.
Penggolongan tadi ternyata tidak cukup. Dlm
praktik msh tetap sulit utk membedakan kejahatan
biasa dg kejahatan politik, khususnya kejahatan
politik kompleks dan kejahatan politik yg bertautan.
Lahir teori Preponderance (yg diperkenalkan oleh
pengadilan Swiss): mana yg lebih dominan, unsur
kejahatan biasa atau kejahatan politiknya? Ini pun
tetap tak mudah.
Asas tidak menyerahkan
warga negara

Maksudnya: requested-state berhak menolak


permintaan ekstradisi yg ditujukan kpd warga
negaranya sendiri.
Ini bukan berarti ngr ybs melindungi penjahat krn ia
dpt mengadili org ybs berdsk asas nasional aktif.
Asas ne bis in idem atau
non bis in idem

Maksudnya: requested-state berhak menolak


permintaan ekstradisi jika org yg diminta
diekstradisikan itu telah pernah diadili dan telah tlh
memperoleh putusan akhir (final judgment).
Asas kedaluwarsa
Maksudnya: requested-state berhak menolak
permintaan ekstradisi jika penuntutan atau
pelaksanaan hukuman dari kejahatan yg dijadikan
dasar permintaan ekstradisi itu telah lewat waktu
(baik menurut hukum requesting-state maupun
requested-state).
Klausula Atentat
Yaitu: klausula yg dicantumkan dlm suatu perjanjian
ekstradisi yang menghilangkan sifat politik dari
suatu kejahatan.
Tujuannya: agar pelakunya dpt diekstradisi.
Contohnya: kejahatan pembunuhan atau
percobaan pembunuhan thp kepala negara dan
atau anggota keluarganya.
Yurisdiksi Quasi Teritorial
Yurisdiksi Ekstrateritorial
Yurisdiksi Ekstrateritorial
Yurisdiksi Ekstrateritorial
Yurisdiksi Ekstrateritorial
Yurisdiksi Universal
Yurisdiksi Universal
Yurisdiksi Universal
Yurisdiksi Eksklusif
Kasus 1
Musim gugur tahun 2007 Abu Hasan (Aljazair)
membeli bahan peledak C-4 dengan maksud
untuk melakukan serangan terhadap markas NATO
di Brunssum, Belanda.
Di Hasselt, Belgia dia mengatur bom waktu, namun
oleh karena adanya perubahan musim dari musim
panas ke musim dingin, dia mengalami
kebingungan sehingga bom waktu diatur sejam
lebih cepat dari yang direncanakan. Hasilnya bom
tersebut meledak lebih awal pada sebuah pompa
bensin di Gangelt, Jerman, saat ia mengisi bahan
bakar sebelum melintasi perbatasan dengan
Belanda.
Abu Hasan sedang membayar bahan
bakar yang ia beli sehingga ia selamat dari
ledakan tersebut, ia hanya mengalami luka
ringan dan kemudian ditangkap oleh polisi
Jerman.
Pompa bensi tersebut hancur total dan
beberapa orang tewas. Dunia terkejut atas
peristiwa ini dan beberapa negara ingin
mengadili Abu Hasan, atau mungkin juga
hal ini dilakukan oleh suatu organ
internasional.
Kasus 2
Pan Am Nomor penerbangan 103 adalah rute milik
Pan American World Airways yang melayani
penerbangan transatlantic dari Airport Heathrow
(London) menuju Airport Internasional John F.
Kennedy (New York).
Pada hari Rabu 21 Desember 1988, pesawat (jenis
Boeing 747-121) yang terbang melalui rute ini luluh
lantak oleh sebuah bom, yang menewaskan 243
penumpang, dan 16 awak pesawat. Kejadian ini
juga menewaskan sebelas orang penduduk
Lockerbie (sebelah selatan Skotlandia), dan puing
pesawat menghancurkan hampir 270 rumah.

Anda mungkin juga menyukai