Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN EKSEKUTIF DAN

LEGISLATIF DALAM SISTEM


PEMERINTAHAN BELANDA
SEJARAH SISTEM PEMERINTAHAN BELANDA
• Sistem parlementer di negeri Belanda timbul antara 1866-1868, ketika menjadi perselisihan yang
terus menerus antara raja dan parlemen. Kabinet pada waktu itu dipimpin oleh Van Zuylen dan
Heemskerk. sesudah peristiwa ini lahirlah di Belanda sistem parlementer yang oleh Undang-
Undang Dasar tidak diatur dan merupakan hukum kebiasaan dalam hukum tata negara.
• sistem parlementer adalah kelanjutan dari bentuk negara monarki konstitutional, yaitu kekuasaan
raja dibatasi oleh konstitusi. Karena itu, dalam sistem parlementer raja atau ratu dan presiden
adalah sebagai kepala negara. Kedudukan ratu di Inggris, raja di Thailand, dan presiden di
Indonesia adalah sebagai kepala negara.

• Eksekutif dalam sistem parlementer adalah kabinet. Kabinet yang terdiri atas perdana
menteri dan menteri-menteri bertanggung jawab sendiri atau bersama-sama kepada
parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh kabinet tidak dapat melibatkan kepala negara.
Karena itu di Inggris dikenal istilah “The King Can do no Wrong,” Pertanggungjawaban
menteri kepada parlemen dapat berakibat kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan
mandat kepada kepala negara karena parlemen tidak lagi mempercayai kabinet.
CIRI SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
• Terdapat hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif (parlemen), bahkan antara keduanya saling
mempengaruhi satu sama lainnya.
• Eksekutif yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik peserta pemilu yang
menduduki kursi mayoritas di parlemen.
• Kepala Negara berkedudukan sebagai Kepala Negara saja bukan sebagai kepala Eksekutif atau pemerintahan.
• Dikenal adanya mekanisme pertanggungjawaban menteri kepada parlemen yang mengakibatkan parlemen
dapat membubarkan atau menjatuhkan “mosi tidak percaya” kepada kabinet jika pertanggungjawaban atau
pelaksanaan pemerintahan yang dilakukan oleh menteri baik secara perseorangan maupun kolektif tidak dapat
diterima oleh parlemen.
• Raja/ratu atau presiden adalah sebagai kepala negara. Kepala negara tidak bertanggungjawab atas segala
kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet.
• Eksekutif bertanggungjawab kepada legislatif.
• Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri adalah ketua partai
politik yang memenangkan pemilihan umum, sedangkan partai politik yang kalah akan berlaku sebagai pihak
oposisi.
• Jika terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen, kepala negara akan membubarkan parlemen.
BENTUK SISTEM PEMERINTAHAN BELANDA
• Belanda adalah sebuah negara monarkhi konstitusional. Ratu merupakan Kepala Negara yang melambangkan
persatuan Belanda. Ratu terikat pada konstitusi dan fungsinya lebih banyak bersifat seremonial, namun juga
memiliki beberapa kewenangan yang merupakan kelanjutan dari tradisi the House of Orange. Ratu dalam hal
ini menunjuk formatur yang akan membentuk Dewan Menteri (Council of Ministers) setelah dilakukan
pemilihan umum.
• negara Belanda memakai sistem monarkhi konstitusional, dimana negara Belanda menggunakan sistem
konstitusional dengan raja sebagai kaisar atau kepala negara. Monarki konstitusional menggunakan konsep trias
politica atau disebut politik tiga serangkai. Ini berarti adanya konsep raja adalah cabang eksekutif.
HUBUNGAN EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF
DALAM SISTEM PEMERINTAHAN BELANDA

• Belanda berdasarkan konstitusi sejak tahun 1814 adalah sebuah negara kesatuan. Namun Belanda memiliki
sejarah yang panjang sebagai negara konfederasi dan federasi mulai dari terbentuknya “Union of Uthech” 1579
yang melepaskan diri dari kekuasaan Raja Philip Spanyol, hingga tahun 1795 saat invansi Perancis ke Belanda.
Propinsi-propinsi semula memiliki kedaulatan dan otonomi baik dibidang eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif. Saat ini yang sangat berperan dalam pemerintahan adalah prinsip desentralisasi.
• Desentralisasi dibagi menjadi dua yaitu :
1). Desentralisasi Terirotial
kekuasaan di propinsi dan lokal (municipal). Baik propinsi maupun municipal bisa dibentuk atau dirubah
berdasarkan undang-undang Parlemen.
2). Desentralisasi Fungsional
diberikan kepada suatu badan tertentu untuk menjalankan urusan tertentu, seperti Badan Pengawasan
Air (waterschappen, water control boards), Badan Komoditi, Badan Industri, dll. Semua bentuk desentralisasi
mendapatkan kekuasaan dari konstitusi dan aturan hukum lain yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai