Anda di halaman 1dari 6

DERALL MUHAMMAD YUSUF AZHARI

010001900154
KELAS: 601
DOSEN: BU ANDA

TUGAS MINGGUAN FILSAFAT HUKUM


PERTANYAAN:
1. Mengapa para filsuf kebanyakan berasal dari Yunani ? Apa yang menjadi dasar-dasar dari
filsafat
hukum dan bagaimana dalam penggunaannya ? Jelaskan !
2. Bagaimana sikap hakim menurut ajaran positivisme hukum pada abad 19 ? Mengapa sikap
hakim
harus seperti demikian ? Jelaskan !
3. Jelaskan pula pandangan ajaran hukum bebas terkait kesenian hukum di bidang peradilan !
4. Jelaskan selengkapnya uraian Prof. van Apeldoorn mengenai masalah “adakah pengertian
hukum
yang berlaku umum” !
5. Jelaskan dan uraikan mengenai persoalan “apa yang menjadi dasar kekuatan mengikat dari
hukum”!
6. Berikan penjelasan tentang pandangan penganut teori theokrasi mengenai kekuatan mengikat
dari hukum berikut perkembangan dari teori tersebut !
7. Menurut teori kedaulatan negara, hukum berasal dari perintah atau kehendak negara. Terkait
dengan itu berikan penjelasan mengenai dasar kekuatan mengikat dari hukum menurut ajaran
legisme !
8. Sehubungan dengan pertanyaan pada no. 7 di atas, berikan penjelasan mengenai perbedaan
mendasar antara ajaran legisme dan legalisme !
9. Jelaskan mengenai teori kedaulatan hukum dari Krabbe berikut kelemahan teorinya tersebut !
10. Apakah pemikiran Plato dipengaruhi oleh ajaran kaum Sophis dan apakah benar filsafat Plato
merupakan filsafat idealisme ?
11. Mengapa pemikiran Plato tentang hukum dan Negara berbeda dengan pandangan
Aristoteles ?
Jelaskan !
12. Jelaskan yang saudara ketahui tentang pemikiran Plato mengenai Negara, hukum dan
keadilan!
Termuat dalam bukunya yang mana pemikiran Plato tersebut ? Jelaskan dengan menyebutkan
karya-karya terpenting dari Plato !
13. Apakah cara berpikir Aristoteles juga idealisme ? Apa judul karya Aristoteles yang terkenal,
apa
yang dicarinya dalam karyanya tersebut ? Untuk kepentingan siapa negara dibentuk menurut
Aristoteles ? Jelaskan!

JAWABAN:

1. Karena orang orang Yunani mempunyai bakat yaitu selalu merenungkan dan mencari
esensi hukum karena adanya ketidakpuasan akan suatu pengetahuan.

Dasar-dasar filsafat hukum ada dua:


a. Teori filsafat
Yaitu Pandangan manusia mengenai tempatnya di alam semesta, Contohnya:

- manusia sebagai makhluk berakal di alam ini haruslah menjaga kelestariannya


- manusia sebagai makhluk alamiah maka harus menuruti hukum alam.
- apabila manusia menempatkan dirinya sebagai pemimpin maka ia akan berlaku
sebagai penguasa atau yang membuat aturan itu sendiri.
b. teori politik (Negara)
Yaitu pandangan manusia mengenai bentuk masyarakat yang baik. Contohnya:

-Bentuk kemasyarakatan yang baik tergantung manusia itu sendiri


-Bentuk-bentuk negara adalah bentukan para masyarakatnya berdasarkan dengan
watak dan pemikirannya
Kedua teori ini haruslah saling melengkapi, tidak ada yang boleh terlalu condong karena
akan menyebabkan ketidak seimbangan.
2. Hakim hanyalah menerapkan apa kata undang-undang, ia tidak berkewajiban untuk
mencari dan menggali nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Bahkan
ada kalimat yang lebih ekstrem legalistik dari Montesqiuieu: ”Tidak dituntut hakim yang
berfikir”. Maksudnya hanya sebagai corong UU saja.

Karena demi kepastian dan jaminan akan kepatuhan, hanya norma hukum yang telah
diundangkan, yang disebut hukum nasional yang positif,tanpa ada campur tangan
politik,rasa kasihan, dan lain lain
Contoh berakunya di negara: Belanda, Portugis, Jerman.

3. Kesenian Hukum Dibidang Peradilan berdasarkan tugas hakim

-pada abad 19
Hakim hanya boleh menjadi corong Undang - Undang dan hakim tidak boleh
menafsirkan apa yang ada dalam Undang - Undang.(Jerman, Belanda, Portugis)
-menurut ajaran hakim bebas
Hakim diberi keleluasan untuk mencari hukumnya sendiri.(Amerika)
-pada zaman sekarang
Hakin harus bisa mengkombinasi mana yang sesuai dengan Undang - Undang.

4. "adakah pengertian hukum yang berlaku umum" Menurut Prof.Van Apeldoorn, yaitu:
Hukum yang berlaku untuk siapa saja dan dimana saja. Jika pembentuk hukum sudah
berbeda - beda,maka apakah hukum bisa diaplikasikan atau diterapkan kepada seluruh
masyarakat? bisakah hukum berlaku umum? Secara empiris dan berdasarkan praktik
tidak ada keterangan hukum yang berlaku umum, jika ada pendapat yang setuju tentang
adanya pengertian hukum yg berlaku umum,maka pendapatnya keliru.

5. Hukum memiliki bentuk yang bermacam-macam berdasarkan siapa yang membentuk dan
membentuk untuk siapa. Sehingga produk hhukum baru bisa digunakan apabila
validasinya telah teruji

Teori - teori kekuatan mengikat dari hukum,yaitu:

1. Teori kedaulatan tuhan (teokrasi) : hukum berasal dari kehendak tuhan, tokohnya
adalah Agustinus
2. Teori kedaulatan Negara : hukum berasal atas kehendak penguasa negara tersebut,
tokohnya adalah, tokohnya adalah George Jellinek.
3. Teori kedaulatan rakyat : hukum yang berlaku mengikat atas dasar kehendak rakyat
dilihat dari kehendak social, tokohnya adalah J.J. Rosseau.
4. Teori kedaulatan hukum : hukum dibuat berdasarkan nilai batin hukum itu sendiri,
tokohnya adalah H. Krabbe
6. Menurut pandangan teokrasi, hukum berasal dari kehendak tuhan yang terdapat dalam
kitab sucinya. Fase - fase pergerakannya ada 3:

- fase ke-1 : teori ketuhanan masih digunakan secara keseluruhan.


- fase ke-2 : hukum ketuhanan hanya sebagian saja yang diberlakukan dan sisanya
berlaku hukum yang dibuat manusia.
- fase ke-3 : hukum tuhan sama sekali tidak digunakan, yang digunakan adalah hukum
yang dibuat manusia.
Fase ke-3 ini menimbulkan pergolakkan dari ahli hukum Frederich Julius Stahl yang
memperjuangkan teori theokrasi "hukum dibuat dari negara, negara itu memuat hukum
karena punya kewenangannya dan harus didasari oleh Tuhan".

7. Adanya kekuasaan negara itu sendiri pada sesuatu hukum kodrat, menyatakan bahwa
yang lebih kuat menguasai yang lebih lemah. Karena daya hukum itulah maka terjadi
negara yang bukan buatan manusia melainkan hasil alam. Yang artinya ia menjauhkan
diri dari usaha mencari pembenaran untuk kekuasaan pemerintahan. Seperti menurut
Ludwig Von Haller yaitu Negara adalah bentukan dari hukum alam oleh karena itu saat
Negara tercipta, Negara punya kewenangan membuat aturan-aturan hukumnya.

8. Ajaran Legisme :

Semua kaidah hukum yang mengikat penduduk maupun penguasa ditetapkan didalam


undang-undang. Pengadilan hanya bersifat pasif. Maka dari itu, hakim dalam
melaksanakan tugasnya hanya melakukan pelaksanaan UU yang belaka (wetstiopasing)
dengan cara yuridis sylogisme yaitu deduksi logis dari perumusan yang umum (preposisi
mayor) kepada suatu keadaan yang khusus sehingga sampai kepada kesimpulan.

Ajaran Legalisme :

Aliran Legalisme menerapkan hukum yang sangat kuat, pemerintahan negara yang kuat
dan kepentingan negara menjadi hal yang terutama dalam kehidupan bersama dalam
bernegara jelas terlihat bahwa Aliran Legalisme merupakan aliran yang menganut sistem
Kediktatoran Totalitarian. Sistem Totalitarian memungkinkan negara menerapkan aturan
yang sangat kuat, pemerintahan negara sangatlah kuat, kontrol negara yang besar dan
kepentingan negara merupakan kepentingan yang utama dalam kehiduapan bersama
dalam bernegara. Han Fei, seorang filsuf Legalis bahkan menyatakan bahwa
penguatkuasaan undang-undang yang ketat dan hukuman yang berat  perlu untuk
mengawal manusia yang bertindak liar sekaligus melahirkan keamanan dan kesejahteran
rakyat.
9. Menurut H. Krabbe teori kedaulatan hukum ialah "bahwa hukum itu dibuat berdasarkan
nilai batin hukum itu sendiri yang berada di kesadaran hukum tiap tiap individu".

Kelemahan-kelemahan teori kedaulatan hukum menurut H. Krabbe, yaitu :

1. Dianggap mencampur adukkan pengertian perasaan hukum dengan kesadaran hukum.


2. H. Krabbe tidak menjelaskan dimana dapat menemukan perasaan hukum dan
kesadaran hukum.
3. Apabila yang menjadi tolak ukur adalah prasaan hukum tiap - tiap orang sedangkan
perasaan hukum tiap orang berbeda , itu akan mengakibatkan hukum yang berlaku
banyak berdasarkan perasaan orang-orang itu sehingga tidak terciptanya kepastian
hukum.

10. Pemikiran Plato tidak dipengaruhi oleh kaum Sophis karen dalam ajaran Plato,filsafat
berasal dari sumber kebaikan yaitu pengetahuan , pengetahuan yang diperoleh dari panca
indera sifatnya relatif dan pengetahuan berasal dari dunia dan benda ( alam rohaniah )
atau antar fikiran dan hati kita harus sejalan maka akan menghasilkan orang baik yang
berpengetahuan. Pemikiran itu sangatlah bertentangan dengan pemikiran kaum Sophis.

Pemikiran Plato merupakan filsafat idealisme karena dia hanya berpegang teguh dengan
pendapat atau filsafatnya dan tidak memperdulikan pendapat yang lain.

11. Plato sendiri menerapkan filsafat idealisme dalam teorinya yang dilatar belakangi oleh
sumber kebaikan yaitu pengetahuan yang didapat dari keselarasan hati nurani dan akal
pikiran. Sedangkan Aristoteles memiliki sifat realistis yang dilatarbelakangi oleh bentuk
masyarakat politik dan peraturan per UU-an yang berlaku pada saat itu (berdasarkan
pandangan politik atau Undang - Undang).

12. Pemikiran Plato dalam buku “ The Republic “ dalam bukunya ini ia menjelaskan bahwa hukum
berlaku hanya untuk rakyat atau masyarakat saja,tidak berlaku untuk pemimpin dan rakyat
memiliki hak untuk meminta perlindungan pada Negara. Dan dalam buku ini disampaikan bahwa
Negara harus dipimpin oleh seorang filsuf karna dianggap memiliki pengetahuan banyak (pintar)
dan memiliki sifat baik sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Negara :
A. Negara dipandang sebagai suatu keharusan objektif yang berasal dari pembawaan manusia.
B. Tugas Negara adalah menciptakan hukum yang harus dilaksanakan oleh pemimpin yang
dipilih.

Hukum :
A. Hukum yang dibuat diberikan pada penguasa.
B. Hukum adalah alat untuk mencegah terjadinya pelanggaran atau ketertiban umum.
Keadilan :
A. Ide tentang keadilan dikaitkan dengan gagasan tentang polis (negara kota) yang dicirikan
dengan kekuasaan raja yang filsuf.
B. Keadilan didasarkan pada kebaikan yang ada dalam diri manusia.

Kemudian Plato dalam bukunya yang berjudul “ The Laws “ mengatakan hukum berlaku bagi
semua orang baik pemimpin maupun rakyat, dan juga aturan dasar tidak hanya mengatur rakyat
tetapi juga pemimpin karna pemimpin juga manusia yang bisa zalim/buat kesalahan. Hukum
harus sesuai dengan konsep Keadilan jadi jika hukum tidak adil maka itu bukan disebut hukum.
•Negara : Tatanan Negara yang baik hanya bisa diwujudkan denganmembuat peraturan dasar
( nomos ) .
•Hukum : Nomos dapat dipandang sebagai pastisipasi dalam gagasan keadilan dan berperan
dalam gagasan kebajikan.

•Keadilan : Keadilan tetap dipandang sebagai kebijakan atau kebaikan yang ada dalam diri
manusia.

Contoh Karya-karya penting Plato adalah:


1. Politiea
2. Politicos
3. Nomoi

13. Cara berpikir Aristoteles tidak idealisme tetapi realistis. Dalam karyanya prima
philosophia (filsafat yang pertama) mencari hakekat dari apa yang ada mencari makna
keadaan. Filsafat menurut Aristoteles ini adalah ajaran tentang kenyataan suatu cara
berpikir yang realistis. Negara menurut Aristoteles untuk kepentingan warga negaranya
yang bertujuan untuk mencapai kebaikan yang berarti kesempurnaan diri manusia ada
dalam anggota negara itu.

Anda mungkin juga menyukai