TESIS
OLEH
ALBERT DJALIUS
107005111/HK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum
Dalam Program Magister Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH
ALBERT DJALIUS
107005111/HK
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum
Anggota Anggota
Sarjana Strata Dua (S2) Magister Hukum di Program Studi Magister Ilmu Hukum
Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wataalla saja, karena dengan izinNya
jualah tesis ini selesai berjudul “Kebijakan Selektif (Selective Policy) Masuknya
tentang Keimigrasian”.
mengarahkan, memberi bahan data dan kesempatan kepada penulis sehingga tesis ini
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K)., selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada kami
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH., selaku Ketua Program Magister Ilmu Hukum,
dan seluruh Staf Pengajar yang dari beliau kami menerima pelajaran, bimbingan,
serta Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum., selaku Pembimbing yang
dengan sabar dan penuh perhatian telah banyak memberikan petunjuk, arahan,
bimbingan dan masukan serta motivasi berharga bagi penulis terutama selama
5. Bapak Drs. Lilik Bambang Lestari., selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I
Polonia dan Bapak Edi Firyan SH, MH., selaku Kepala Seksi Infokim yang sudah
kepada Ibu Juli, Ibu Fitri, Ibu Fika, Ibu Danti, Bapak Hendra dan yang tidak dapat
7. Orang tua tercinta Papa Djalius Naulah yang memberikan dorongan dan semangat
8. Teristimewa Eni Oktarina, SE. Isteri penulis yang setia dan sabar menghadapi
9. Khusus untuk anak Papa Vannyana Albert dan Muhammad Kazza Mensha Albert
10. Akhirnya kepada semua pihak, teman sejawat, handaitolan, karib kerabat yang
Allah untuk kita semua umat manusia dan alam ini. Amin Ya Mujibassailiin.
ALBERT DJALIUS
I. DATA DIRI
Agama : Islam
ALBERT DJALIUS
Halaman
ABSTRAK ..…………………………………………………………………… i
ABSTRACT ..………………………………………………………………….. ii
2. Konsepsi ...................................................................... 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak Indonesia yang berada diantara benua Asia dan Australia serta
Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik dan merupakan negara kepulauan yang
terbesar di dunia yang terdiri dari kurarng lebih 17.590 pulau memiliki luas 18
selat penting bagi pelayaran internasional. Ketujuh selat itu adalah Selat Malaka,
peningkatan lalu lintas orang dan barang antar Negara, sehingga batas-batas
perdagangan, industri, pariwisata dan sebagainya. Fenomena ini sudah menjadi hal
mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk dan
keluar wilayah negaranya dan bahkan untuk berkunjung maupun untuk berdiam
sementara.
atas suatu wilayah (hak teritorial) serta hak-hak yang kemudian timbul dari
1
Romli Atsmasasmita, Tindak Pidana Transnasional dalam Sistem Hukum
Pidana Indonesia, (Bandung: CitraAditya Bhakti, 1997), hal. 2.
kedaulatan negara tidak terbatas pada wilayah suatu negara tetapi kekuasaan itu
akan berakhir ketika kekuasaan negara lain dimulai. Dengan demikian secara
dengan kekuasaan atau yurisdiksi negara lain, kedaulatan juga dibatasi melalui
adanya perubahan hubungan antar negara dan “dalam” negara. Arus informasi,
modal dan manusia bergerak sangat cepat melintasi semua batasan wilayah
Negara. Tidak ada satu negara pun yang dapat melingkupi semua aspek
ketatanegaraan dalam satu mekanisme dan sistem kontrol yang berdiri sendiri
2
tanpa adanya kerjasama dengan negara lain.
dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain seperti modernisasi
wilayahnya. Dampak negatif arus migrasi adalah ketika arus migrasi dengan pola
(scheme) legal menjadi sangat sulit untuk dijadikan pilihan oleh para migran,
maka muncul upaya perpindahan penduduk antar negara secara tidak sah (migrasi
kejahatan baik secara kuantitas maupun kualitas. Jika dilihat dari aspek kualitas,
2
Syahrial Loetan, “ Millenium Development Goals (MDG) dan Program
Pembangunan di Indonesia “ Artikel dalam Jurnal Hukum Internasional Lembaga Kajian
Hukum Internasional FH UI, (Volume 1 tanggal 1 Oktober 2003), hal 61.
(organized crime).
dampak negatif atas arus migrasi, Selective Policy dapat dipergunakan sebagai
salah satu unsur pelaksana dalam mengawasi lalu-lintas orang ke luar masuk
Tahun 1992 yang dirubah dengan undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Tahun 2011 menyatakan: “ Keimigrasian adalah hal ihwal lalu-lintas orang yang
hukum yang sejalan dengan penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak azasi
manusia.
pengawasan dan pelayanan atas keluar masuk setiap orang ke dan dari wilayah
Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai dan tugas nasional negara kesatuan
adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Azasi
ditegaskan bahwa setiap orang asing yang masuk wilayah Indonesia wajib
memiliki visa yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan
asing saja tetapi Warga Negara Indonesia yang akan keluar wilayah Indonesia
juga harus memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku.
Untuk ijin masuk dan keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia
identitas diri yang sah sebagaimana ditetapkan dalam pasal 9 dari Undang-undang
Hasil dari Pengawasan yang dilakukan oleh pejabat imigrasi dapat ditindak
lanjuti dengan tindakan yustisial atau non yustisial. Hal-hal yang bersifat non
pemalsuan dokumen keimigrasian seperti paspor, visa, cap keimigrasian atau izin
Tahun 2011.
Keimigrasian.
B. Perumusan Masalah
3
Ibid hal. 56.
Indonesia.
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang
timbul. Oleh karena itu penelitian hukum merupakan suatu penelitian di dalam kerangka
know-how di dalam hukum. Dengan melakukan penelitian hukum diharapkan hasil yang
dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu yang
diajukan. 7 bertitik tolak dari tujuan penelitian sebagaimana tersebut diatas, diharapkan
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986,)
hal.118
5
Bahder Johan Nasution , Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : Mandar
Maju, 2008) hal.10
6
Ibid hal.77
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2007) hal.41
a. Secara teoritis
b. Secara praktis
Warga Negara Asing yang masuk dan keluar dari Wilayah Kesatuan
Republik Indonesia.
E. Keaslian Penelitian
1. Hamzah, Nim 037005074, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Pengaturan
2. Syafaruddin, Nim 982105030, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Aspek
3. Ratna Wilis, Nim 077005019, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis
4. Heru Hartono, Nim 087005049, Program Studi Ilmu Hukum, Judul Tesis Peran
penelitian yang akan dilaksanakan adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan.
1. Kerangka Teori
teori harus konsisten tentang apa yang diketahui tentang dunia sosial oleh
partisipan dan ahli lainnya, minimal harus ada aturan-aturan penerjemah yang
kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat teori, thesis
Menurut W.L. Neuman, yang berpendapat dikutip dari Otje Salman dan
anton F Susanto menyebutkan bahwa : “ Teori adalah suatu sistem yang tersusun
oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide
yang ringkas untuk berfikir Tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja” 11
menurut pendapat beberapa ahli, dengan rumusan sebagai berikut : “ Teori adalah
Kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam Penelitian ini
adalah Teori Kedaulatan dari Jean Bodin dan Thomas Hobbes yang menyatakan
8
H.R. Otje Salman, S dan Anton F Susanto, Teori Hukum, (Bandung, Refika
Aditama 2005) hal 23.
9
Ibid hal 23
10
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung, Mandar Maju, 1994)
hal 80.
11
H.R. Otje Salman, S dan Anton F Susanto, opcit hal 22.
12
Ibid hal 23.
Pendapat Bodin ini diperkuat oleh Hobbes bahwa tidak ada pembatasan
untuk membuat hukum oleh negara yang mempunyai kedaulatan, tidak ada prinsip
hukum alam, yang ada adalah kemampuan mengatur secara efektif pembatasan
kekuasaan mutlak dan peguasa (the ruler). Jadi Bodin dan pengikutnya lebih
melihat kedaulatan dari azas ketertiban dalam negeri. Sekalipun ada beberapa
perbedaan pendapat antara Bodin dengan para pengikutnya namun pada dasarnya
mereka masih sependapat bahwa kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi, ia harus ada
dalam satu kesatuan, Jean Bodin dapat dikatakan bahwa ia melihat kedaulatan dari
aspek intern, yaitu kekuasaan tertinggi negara untuk mengurus wilayah dan
rakyatnya. 14
1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap negara untuk secara bebas
2. Aspek intern kedaulatan ialah hak atau wewenang eksklusif suatu negara untuk
13
Iman Santoso, iman santoso, Perspektif imigrasi, dalam United
nationconvention Against Transnational organized crime, (Perum Percetakan Negara RI,
Jakarta 2007), hal 33 .
14
Ibid, hal 34.
wilayah tersebut. 15
seperti terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) bahwa “ the organization is based on the
principle of the sovereign equality of all its members” Prinsip yang terdapat
dalam piagam PBB ini dipertegas lagi dalam Resolusi Majelis Umum Nomor
urusannya dalam batas wilayahnya, Negara yang berdaulat memiliki hak dan
kewajiban seperti yang dikemukakan diatas, Disamping itu ada juga beberapa hak
the law) yaitu : Setiap negara menikmati personalitas hukum yang sama tanpa
15
Nkambo Mugerwa, subjecsts of International law, edited by max sorensen,
mac Milan, New York, 1968 dalam Boer Mauna, Hukum Internasional, pengertian
peranan danfungsi daam era dinamika global, (Bandung PT. Alumni, , 2005) hal. 24.
16
Iman Santoso, opcit, hal. 35.
negara mempunyai hak eklusif karena adanya prinsip kedaulatan negara dalam
batas wilayah negara yang bersangkutan tanpa ada keterikatan atau pembatasan
Internasional untuk mengatur segala sesuatu yang ada terjadi dalam negara.
atau pencerminan dari prinsip dasar kedaulatan negara, kesamaan derajat dan
kedaulatan penuh secara yuridis terhadap setiap orang yang masuk maupun
keluar, baik itu warga negaranya ataupun juga warga negara asing dibidang
17
Brunno simma, (ed), the carter of yhe united nations ; a Commentar, oxford
university, press, 1995 hal 73-89 dalam Boer Mauna, opcit, hal 38.
18
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Hukum Internasional Bungsu rampai, (Bandung;
Alumni, 1999) hal. 16.
19
Iman Santoso, opcit hal. 45
adalah kekuasaan tertinggi dari suatu negara, ini berarti diatas kedaulatan itu
lintas manusia masuk keluar ataupun pengawasan orang asing disuatu negara,
tetapi telah bertalian juga dengan pencegahan orang keluar wilayah Indonesia dan
keimigrasian. Fungsi ini mencakup hal-hal seperti penolakan orang asing untuk
merupakan salah satu rangkaian dalam proses peradilan pidana oleh karena itu
tunduk pada hukum acara pidana. Keberatan terhadap tindakan penyidikan dapat
20
Ibid, hal 46
21
Bagir Manan “Hukum Keimigrasian dalam sistem hukum nasional” (makalah)
disampaikan pada rapat kerja nasional Keimigrasian, (Departemen Hukum dan
Perundang-undangan, Jakarta 14-15 Januari 2000, ) hal. 7-9.
law) pada hakikatnya merupakan bagian dari kebijakan hukum pidana (penal
policy). 23
mengatur tentang hal ihwal keimigrasian, baik itu tentang orang asing yang masuk
dan keluar ataupun warga negara asing yang masuk dan keluar dari wilayah
fungsi dan peranan Keimigrasian dalam Konteks perkembangan dunia saat itu dan
berfungsi mengatur lalu lintas orang dan melindungi kepentingan nasional. Di sisi
2. Konsepsi
dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara
22
Barda Nawawi Arif, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung, Citra Aditya
Bhakti, 2003) hal. 14.
23
Ibid, hal. 15.
yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi
operasional 25
Konsep dapat dilihat dari segi subyektif dan obyektif. Dari segi subyektif
dari segi obyektif, konsep merupakan suatu yang ditangkap oleh kegiatan intelek
tersebut. Hasil dari tangkapan akal manusia itulah yang dinamakan konsep. 26
Konsep merupakan “alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain,
seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk
konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam
hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang
dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk
keperuan analitis”. 27
konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, kalau
masalah dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui
pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian dan suatu konsep
sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu.
Maka konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan
24
Masri Singarimbun dkk. Metode Penelitian Survey, (Jakarta : LP3ES,1989)
hal.34
25
Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian, (Jakarta : RajaGrafindo, 1998)
hal.307
26
Komaruddin, Yooke Tjuparmah S Komaruddi. Kamus Istilah Karya Tulis
Ilmiah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) hal.122
27
Satjipto Rahardjo. Ilmu Hukum, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,1996)
hal.70
28
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi. Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995) hal.7
29
Koentjoro Ningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1997) hal.21
dapatlah dijelaskan konsepsi ataupun pengertian dari kata demi kata dalam judul
karena itu harus ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, Dalam
bidang Keimigrasian.
hal keimigrasian sehingga berdasarkan prinsip ini hanya orang asing yang
Indonesia.
c. Keimigrasian ialah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
negara.
negara dalam hal imigrasi diartikan sebagai masuknya orang asing ke wilayah
i. Tindak Pidana Keimigrasian ialah segala tindakan yang dilakukan baik itu
Keimigrasian
Keimigrasian.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu untuk data hasil penelitian,
bidang Keimigrasian.
Data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini, adalah data sekunder
sebagai data utama dan data primer sebagai data pendukung. Data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Studi kepustakaan dari arsip-
penulisan tesis ini, penulis menggunakan data sekunder dan didukung oleh data
primer. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dari
Selain data sekunder, penulis juga menggunakan data primer, yaitu data yang
interview), 32 yaitu Kepala Kantor Imigrasi kelas I Polonia dan Kepala Seksi
32
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit., hal. 60.
serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini
cara :
a. Studi dokumen.
percakapan atau tatap muka yang terarah kepada pihak yang berkepentingan
Wawancara dilakukan pada Kepala Kantor Imigrasi kelas I Polonia dan Kepala
menurut penulis perlu dilakukan dikarenakan data yang perlu diambil ataupun
dari pada tesis ini, sehingga penulis dapat menambah apa saja data yang ada
Sekunder.
33
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, Universitas
Indonesia Press, 1986) hal. 21.
sesuatu yang harus dikerjakan untuk memperoleh pengertian tentang situasi yang
sesungguhnya, disamping itu juga harus dikerjakan untuk situasi yang nyata. 34
gambaran secara menyeluruh tentang gejala dan fakta yang terdapat dalam
34
Erickson dan Nosanchuk. Memahami Data Statistik Untuk Ilmu Sosial, (Jakarta
: LP3ES, 1996) hal.17
DI INDONESIA
Negara dengan niat untuk mencari nafkah dan tinggal menetap disana, defenisi
mana telah sama disetujui dalam konfrensi Internasional tentang Emigrasi dan
(Selective Policy) Artinya harus teliti dengan perizinan orang asing yang masuk
kewilayah Indonesia, yakni hanya tenaga ahli yang dibutuhkan saja yang boleh
36
masuk.itupun dibatasi, baik jumlah maupun jangka waktu menetapnya.
dimana Istilah imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio yang artinya
perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau negara
lain. Ada istilah emigratio yang mempunyai arti berbeda, yaitu perpindahan
penduduk dari suatu wilayah atau negara ke luar menuju wilayah atau negara
penduduk dari suatu negara untuk masuk kenegara lain. Pada hakekatnya
emigrasi dan imigrasi menyangkut hal yang sama yaitu perpindahan penduduk
antar negara, tetapi yang berbeda adalah cara memandangnya. Ketika seseorang
35
Direktorat Jenderal Imigrasi, Buku kenangan 50 tahun Imigrasi, hal 15.
36
Ibid, hal 16.
namun bagi negara yang didatangi orang tersebut peristiwa ini disebut sebagai
37
peristiwa imigrasi.
kelompok orang dari tempat asal ke tempat baru untuk tujuan menetap, namun
dewasa ini mempunyai arti yang lebih luas. Mengacu pada lalulintas orang
Jika pada periode primitif pola migrasi lebih dimaksudkan pada usaha
maka pola migrasi dewasa ini tidak terlepas dari aspek sederhana diatas.
Naluri manusia selalu berusaha terus menerus mencari lingkungan yang lebih
beragam.
selektif, yang mencakup masuk, berada, serta keluar dari wilayah Indonesia,
sajalah yang dapat diberi ijin masuk, ijin berada di Indonesia, sedangkan
Pejabat Imigrasi yang meliputi tempat pemeriksaan imigrasi dan pos lintas
batas.
38
Ibid, hal 17-18.
Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib melalui
identitas diri yang sah. Adapun dokumen yang diperlukan untuk masuk,
tinggal dan keluar dari wilayah Republik Indonesia yang merupakan dokumen
a. Paspor; dan
a. Paspor diplomatik;
c. Paspor biasa.
2. Perizinan Keimigrasian.
39
Iman Santoso, Perspektif Imigrasi dalam United Nation Convention Against
Transnastional Organized Crime, opcit, hal 76.
1) setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin
tinggal.
2) Izin tinggal diberikan kepada orang asing sesuai dengan visa dimilikinya.
Pada Pasal 49 ayat (1) Undang-undang nomor 6 tahun 2011 disebutkan bahwa
Izin tinggal diplomatik diberikan kepada orang asing yang masuk ke wilayah
Pada Pasal 49 ayat (2) Undang-undang nomor 6 tahun 2011 disebutkan bahwa
Izin tinggal Dinas diberikan kepada orang asing yang masuk ke wilayah
b. Anak yang baru lahir diwilayah Indonesia dan pada saat lahir ayah
f. Meninggal dunia.
1) Orang asing yang masuk wilayah Indonesia dengan visa tinggal terbatas
2) Anak yang pada saat lahir di wilayah Indonesia ayah dan/atau ibunya
3) Orang asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia ; atau
4) Anak dari orasng asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia.
1) Menanamkan modal;
2) Bekerja;
5) Menggabungkan diri dengan suami dan atau orang tua bagi isteri dan atau
40
Lihat Pasal 1 ayat (2) huruf e Peraturan Pemerintah RI no. 32 tahun1994
tentang Visa, Izin masuk dan izin Kemigrasian.
sah di bawah di bawah umur dari orang asing sebagaimana dimaksud dalam
7) Repatriasi.
Izin tingal tetap diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap di
Indonesia. Perpanjangan izin tinggal tetap diajukan paling lama 60 (enam puluh)
jenderal Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang
1. Keimigrasian di Indonesia
Belanda. Pada saat itu, terdapat badan pemerintah kolonial Belanda bernama
Sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, namun baru pada
merupakan titik mula dari era baru dalam politik hukum keimigrasian Indonesia,
41
Abdullah Sfahriful, Memperkenalkan hukum Keimigrasian (Jakarta; Grafika
Indonesia, 2005) hal 50.
Indonesia.
sebagaian besar masih dari peraturan tersebut merupakan warisan dari pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu, akibatnya pembentukan hukum dibidang
Keimigrasian menjadi tumpang tindih dan tidak tertata secara Sistematis, sehingga
Policy.
menyebutkan : “Keimigrasian adalah hal-ikwal lalu lintas orang yang masuk atau
Indonesia”.
1. Pengaturan tentang berbagai hal mengenai lalu-lintas orang keluar, masuk, dan
Republik Indonesia.
wewenang suatu negara serta merupakan salah satu perwujudan dan kedaulatan
(TPI), yaitu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat tertentu atau daratan lain
yang ditetapkan menteri kehakiman sebagai tempat masuk atau keluar wilayah
wilayah negara Indonesia secara tidak sah, artinya setiap tindakan keluar-masuk
kegiatan untuk mengontrol atau mengawasi apakah proses pelaksanaan tugas telah
sesuai dengan rencana atau aturan yang telah ditentukan 42. Dengan demikian
di Indonesia telah atau tidak sesuai dengan ketentuan keimigrasian yang berlaku.
Pengawasan orang asing meliputi masuk dan keluarnya orang asing ke dan
dari wilayah Indonesia, dan keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah
42
Ibid, hal 45
memberikan izin tinggal yang sesuai dengan visa yang dimilikinya. Selanjutnya
2. Fungsi Keimigrasian
dan penegakan hukum serta pengamanan terhadap lalu lintas keluar masuknva
setiap orang dari dan kedalam wilayah Republik Indonesia, serta pengawasan
konsep trifungsi imigrasi. Dimana konsep ini hendak menyatakan bahwa sistem
43
Abdullah Sfahriful, Memperkenalkan hukum Keimigrasian (Jakarta; Grafika
Indonesia) hal 64.
44
Ibid hal. 21
45
Iman Santoso, opcit, hal 56-57
kepada Warga negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA).
wilayah hukum negara Republik Indonesia baik itu Warga Negara Indonesia
1. Pemalsuan identitas
permasalahan :
5. Pemantauan/razia
c. Fungsi keamanan
46
JG. Starke, Pengantar Hukum Internasional (Jakarta; Sinar Grafika, 2000) hal
253.
(WNA) adalah :
keimigrasian.
negara.
waktu tertentu.
bidang lalu lintas orang dan barang yang dapat memfasilitasi pertumbuhan
masalah yang berporos pada atau paling tidak bertalian dengan negara asing.
ini lebih disebabkan karena dunia telah menjadi semakin kecil dan bahwa
subjek masalah keimigrasian adalah manusia yang bersifat dinamis. Hal itu
1) Bidang Politik
keimigrasian itu berada. Di satu sisi sebagai bagian dari sistem hukum
internasional, disisi lain hak seseorang untuk melintasi batas negara dan
47
Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam System Hukum Nasional (Jakarta;
Ghalia Indonesia, 2000) hal 30.
2) Bidang Ekonomi
daya alam dan manusia serta jasa fasilitas perbankan. Maka, sudah dapat
infrastruktur perekonomian.
terhadap seorang asing untuk memperoleh izin atau tinggal di suatu negara
persaingan hidup.
harus memiliki rumah dan dana dalam jumlah tertentu sebagai modal kerja
untuk tetap menjaga kondisi sosial dan budaya yang ada di dalam
masyarakat agar pengaruh dari luar tidak merusak straktur sosial budaya
dimaksud. diatas.
4) Bidang Keamanan
point). Kebijakan yang salah atau tidak tepat di dalam menangani masalah
ini akan mempunyai dampak yang sangat besar pada bidang lain. Sebagai
lintas negara, harus dapat menjangkau juga bidang lain seperti politik,
ekonomi sosial, dan budaya, baik yang berskala nasional regional, maupun
Dalam ilmu hukum terdapat beberapa ilmu hukum positif sebagai induk,
yaitu ilmu hukum kepidanaan, ilmu hukum keperdataan, ilmu hukum kenegaraan,
tumbuh pula berbagai cabang ilmu hukum sebagai disiplin hukum baru, seperti
hukum ekonomi, dan hukum keimigrasian. Jika dikaitkan dengan ilmu hukum
yang menjadi induknya, hukum keimigrasian adalah bagian dari ilmu hukum
kenegaraan, khususnya merupakan ilmu dari hukum adminisitari negara. 49 Hal itu
imigrasi untuk menangkal dan mencegah orang yang hendak masuk atau keluar
wilayah Indonesia. 50
48
A. Ridwan Halim, Flora Limau Mangestu, “Persoalan Praktis Filsafat Hukum
dalam Himpunan Distingsi”, (Jakarta : UKI, 1992) hal. 22
49
Iman Santoso, Op. cit, hal. 39
50
Lili Rasjidi, hukum sebagai suatu sistem (Bandung; Remadja Rosdakarya,
2001) hal 86.
51
Pumadi Pubacaraka, “Penggarapan Disiplin Hukum Dan Filsafat Hukum Bagi
Pendidikan Hukum”, (Jakarta : Rajawali 1987) hal. 15
administrasi negara
3) Hukum pidana
penyelenggaraan keluar masuk orang dari dan ke dalam wilayah Indonesia, serta
pengawasan orang asing yang berada di wilayah Indonesia, tetapi telah bertalian
juga dengan pencegahan orang keluar wilayah Indonesia dan penangkalan orang
52
Imam Santoso, Opcit, hal. 41
dari bidang hukum administrasi negara 53. Hukum administrasi negara mengatur
hubungan antara aparatur administrasi negara dan masyarakat yang mencakup dua
hal pokok. Pertama, mengatur tata cara administrasi negara (diperkenankan atau
ke luar negeri, pemberian izin masuk ke dalam negeri, dan izin bertempat tinggal
hak warga negara ataupun dari bahaya yang ditimbulkan atau berkaitan dengan
orang asing.
terdapat dua asas umum yang harus diterapkan dalam setiap implementasi peran
keimigrasian, yaitu : 54
dipercaya, asas kepastian hukum, asas motivasi yang benar, asas larangan
asas keterbukaan.
53
Bagir Manan, “ Makalah hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional”,
disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Keimigrasian, (Jakarta, 14 januari 2000) hal. 7
54
Wahyudin Ukun, Deportasi sebagai Instrumen penegakan Hukum dan
Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian, (Jakarta; PT. Adi Kencana Aji, 2004) hal
27.
isi tindakan atau isi keputusan, ukuran tata cara melakukan tindakan atau
Dalam perspektif yang lebih besar lagi, dapat dikatakan bahwa hukum
dan kewajiban, proses, serta kelembagaan dari setiap kegiatan interaksi ekonomi,
jugs diberikan kepastian mengenai subjek dan objek hukum dalam setiap kegiatan
hukum baru yang disebut hukum ekonomi dalam arti sempit, yang diberi nama
55
droit economique.
bagian dari hukum ekonomi dalam arti sempit adalah ketika kepemilikan hak
orang asing atas satuan rumah susun (apartemen dan kondominium) di Indonesia
hanya diberikan apabila orang asing tersebut adalah pemegang, KITAS (Kartu Izin
Tinggal Terbatas). KITAS ini merupakan produk administrasi negara yang berasal
55
Ibid, hal 9-10
seperti izin kunjungan, izin tinggal terbatas, ataupun tetap, yang dikaitkan dengan
lintas masuk dan keluarnya orang. Dalam pengaturan ini harus dengan sungguh-
Prinsip ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi apalagi menolak
56
Bagir Manan, “hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, opcit hal
87
57
Bagir Manan, Makalah Memantapkan Peranan Imigrasi Dalam Pelayanan, Penerapan
dan Penegakkan Hukum Keimigrasian Pada Era Globalisasi, disampaikan pada ceramah rapat
kerja Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Kehakiman, di Jakarta 21 Agustus 1996 dikutip
dari http://www.infoanda.com/id/link.php?lh=VlxXWlEEBQFS pada tanggal 06 Juni 2012 pukul
20.30 WIB.
pelayanan. Orang asing adalah tamu, dan karena itu harus diperlakukan secara
layak baik dalam hubungan yang bersifat hukum maupun dalam hubungan
sosial. Namun demikian hal tersebut harus tidak mengurangi kewajiban tamu
Setiap orang yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia dijamin
yang khusus.
administration) .
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 begitu juga dengan perkembangan global dewasa
ASING KE INDONESIA.
memudahkan orang masuk dan keluar dari wilayah Indonesia. Dalam aspek
pelayanan termasuk pengaturan pembebasan visa bagi orang asing dari negara-
negara tertentu. Berbagai bentuk pelayanan ini tidak terlepas dari kepentingan
nasional, karena itu setiap kemudahan keimigrasian yang diberikan kepada warga
negara asing dari satu atau beberapa negara tertentu dilakukan dengan sedapat
58
Iman Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi Dan
Ketahanan Nasional, Opcit hal 122.
Indonesia.
maupun orang asing. Jadi setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia,
Pemeriksaan Imigrasi atau disebut juga TPI, dimana dilakukan pemeriksaan oleh
Pejabat Imigrasi.
Keimigrasian sangat berkaitan erat dengan lalu lintas orang yang ke luar
atau masuk ke suatu negara dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 yang telah dirubah dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang
lintas orang masuk atau keluar wilayah Indonesia merupakan hak dan wewenang
Perangkat dokumen yang lazim digunakan bagi orang yang ke luar atau
masuk ke suatu negara adalah Paspor yaitu dokumen perjalanan resmi atau travel
59
Wawancara dengan LIlik Bambang L, Kepala Kantor Imigrasi Klass I Polonia
pada tanggal 4 Juni 2012 pukul 10.15 WIB.
mengurus terlebih dahulu ijin masuk ke negara yang hendak dituju melalui
Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal atau perwakilan yang ditunjuk oleh negara
yang bersangkutan. Izin masuk ke suatu negara tertentu lazim disebut dengan
61
istilah ”visa”.
pokok dan fungsi keimigrasian adalah pengawasan keimigrasian dalam hal ini
terhadap orang asing. Memberikan perizinan kepada orang asing jauh lebih mudah
salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang dilakuakan oleh
orang asing, karena keimigrasian sangat berkaitan erat dengan lalu lintas orang
yang ke luar atau masuk ke wilayah Indonesia serta keberadaan dan kegiatannya
di Indonesia.
bersifat selektif atau selective policy, artinya untuk terwujudnya hal tersebut maka
pada dasarnya telah dilakukan sejak orang asing tersebut mengajukan permohonan
Pemantauan merupakan salah satu cara atau kegiatan, atau upaya yang
dilakukan untuk mengetahui secara dini setiap peristiwa yang diduga mengandung
maupun kegiatan orang asing yang lazim dikenal dengan istilah penyelidikan.
62
Wawancara langsung dengan Edy Firyan selaku Kepala Seksi Informasi dan
Komunikasi kantor imigrasi Klass I Polonia Medan pada tanggal 07 Juni 2012 pukul
13.05 WIB
Operasi adalah suatu kegiatan terhadap suatu objek tertentu yang dibatasi
oleh tempat, waktu serta dana. Untuk mengetahui setiap peristiwa yang diduga
yang berlaku dibidang Keimigrasian, dapat diperoleh dari setiap bahan keterangan
yang mempunyai kaitan dengan perbuatan orang asing, baik lalulintas, keberadaan
maupun kegiatannya.
1. Orang asing pemegang izin singgah, izin kunjungan, izin tinggal terbatas,
izin tinggal tetap, tanpa izin keimigrasian, over stay, imigran ilegal, dan
orang asing yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan izin yang
diberikan;
pabrik;
dilakukan baik oleh badan-badan intelijen negara asing maupun oleh sindikat-
Sekuriti Umum yang tepat. Peranan dan kemampuan sistem sekuriti umum
kontra intelijen terbuka dan tertutup. Namun masih ada satu usaha kegiatan
lain yang dapat membantu secara tidak langsung atas kegiatan Sekuriti Umum
operasional yang serupa atau sama. Oleh karena itu maka kegiatan intelijen
yang dilakukan selaku aparat atau badan negara akan dinilai sebagai suatu
“kejahatan intelijen” oleh pihak negara lain yang dijadikan sasaran. Kegiatan
65
John Sarodja Saleh, Sekuriti dan Intelijen Keimigrasian Hasil Suatu Kajian
Tim, (Jakarta; Direktorat Jenderal Imigrasi Depkum dan Ham RI, 2008) Hal 90
yang dilakukan oleh orang asing, melalui sistem peringatan deteksi dini atau
bertugas :
bahan keterangan;
sumber-sumber laporan;
keimigrasian;
keimigrasian;
Operasi;
ke negara lain yang berarti terjadi lalu lintas antar negara. Tiap negara yang
pelanggaran atau kejahatan keimigrasian. Hal ini dikenal sebagai lalu lintas
keimigrasian yang terdiri dari Izin Masuk atau entry permit maupun Izin
kembali atau Re entry permit, dan izin keimigrasian lainnya. Hal tersebut
dan menentukan apakah suatu yang diawasi sesuai dengan standar yang telah
66
Moh Arif, Opcit., Hal 105
menyangkut norma agama dan sosial budaya lainnya, seperti halnya norma
keputusan Hakim.
Wilayah Negara pasal 1 ayat (1) Dalam Undang-undang ini yang dimaksud
dengan :
Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah dibawahnya
serta ruang udara diatasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral
dan/atau trilateral mengenai batas darat, batas laut dan batas udara serta
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.
5. Peyidikan Keimigrasian
yang merupakan alat bukti, kelanjutan dari adanya laporan keimigrasian atau
Penyidikan adalah salah satu proses peradilan terhadap suatu tindak pidana
sebagai penyidik umum, juga dilakukan oleh Pejabat Imigrasi yang diangkat
sebagai Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Polisi dalam hal ini
Tentang Hukum Acara Pidana ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) yang
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
Oleh karena itu dalam hal pelanggaran atau tindak pidana keimigrasian yang
pegawai negeri sipil dalam hal ini oleh Pejabat Imigrasi yang telah diberi
Salah satu tugas dan fungsi imigrasi ialah turut serta dalam menjaga ketertiban
dan keamanan negara dari gangguan dan ancaman baik dari dalam negeri
67
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
Keputusan ini memuat nama, umur, pekerjaan, alamat, jenis kelamin dan
kewarganegaraannya.
Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk selalu bergerak. dari sejarah
manusia, manusia merupakan makhluk yang mengalami pergerakan dari suatu tempat
ketempat lain apapun itu alasannya. Dikarenakan hal ini sudah menjadi hak yang
kodrati bagi manusia untuk mempunyai hak atas kebebasan bergerak. Kebebasan ini
68
Dwi Ari Listiyani, Artikel, Sistem Keimigrasian di Indonesia, Oleh, diakses dari
http://id.shvoong.com/humanities /history/2070240-Hukum Keimigrasian,, pada tanggal 07 Juni
2012 pukul 21.00 WIB
kebebasan ini bukan berarti bebas sebebas-bebasnya bergerak tanpa adanya aturan
berdasarkan alasan yang jelas secara hukum dan rasional. Pembatasan hak atas
kebebasan bergerak ini dapat dilakukan oleh setiap Negara dengan cara pencegahan
seseorang untuk masuk atau keluar wilayah Negara yang bersangkutan atas dasar
yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah
berdasarkan alasan tertentu. Penggunaan pencegahan dan penangkalan ini tidak boleh
digunakan sewenang-wenang oleh suatu Negara, Negara harus tetap menjamin hak
atas kebebasan bergerak setiap individu namun juga harus menjalankan kepentingan
alasan yang kuat dan rasionil dan berlandaskan hukum untuk alasan keamanan
masyarakat yang sesuai dengan kovenan internasional dalam hak sipil dan politik.
Berdasarkan prinsip ini, hanya orang-orang asing yang dapat memberikan manfaat
bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia serta tidak
rakyat, maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di izinkan masuk atau
keluar wilayah Indonesia. Orang asing karena alasan-alasan tertentu seperti sikap
permusuhan terhadap rakyat dan Negara Republik Indonesia untuk sementara waktu
secara selektif dapat diatur izin tinggal bagi orang asing sesuai dengan maksud dan
bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak keluar atau masuk ke wilayah
Indonesia. Namun, hak-hak ini bukan sesuatu yang tidak dapat dibatasi. Karena
alasan-alasan tertentu dan untuk jangka waktu tertentu warga Negara Indonesia dapat
dicegah ke luar dari wilayah Indonesia dan dapat ditangkal masuk ke wilayah
Indonesia. Tetapi, oleh karena penangkalan pada dasarnya ditujukan pada orang
asing, maka penangkalan terhadap warga Negara Indonesia hanya dikenakan dalam
petugas yang diberi wewenang. Menurut ketentuan Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2011 wewenang dan tanggung jawab pencegahan dilakukan oleh :
Republik Indonesia.
memuat :
b. Alasan pencegahan.
terhitung sejak tanggal penetapan. Keputusan pencegahan oleh Menteri Hukum dan
HAM serta oleh menteri keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1)
huruf a dan b berlaku untuk jangka waktu paling lama enam bulan, dan dapat
diperpanjang untuk paling banyak dua kali masing-masing tidak lebih dari enam
ayat (1) huruf c berlaku untuk jangka waktu sesuai dengan keputusan jaksa agung.
TNI) sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) huruf d berlaku untuk jangka
pencegahan tersebut tidak lebih dari dua tahun. Apabila tidak ada keputusan
masyarakat dan kepentingan masyarakat dengan alasan yang rasionil dan jelas karena
hal ini menyangkut hak asasi setiap orang. Alasan yang rasionil dan jelas ini bersifat
relatif, karena besarnya tingkat keamanan nasional, ketertiban umum, kesehatan dan
moral dan kepentingan masyarakat itu relatif bergantung dari keadaan Negara
melaksanakan kewenangannya harus dilandaskan pada pola fikir yang jernih dan hati
nurani mereka.
mata untuk mencapai tujuan dan dalam batas-batas seperti yang diatur dalam undang-
baik dari luar maupun dari dalam negeri serta tercapainya tujuan nasional.
dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh menteri dan anggotanya terdiri dari
unsur-unsur :
internasional.
Indonesia.
berlaku di Indonesia.
Pada dasarnya setiap warga Negara Indonesia berhak untuk masuk atau
kembali ke Indonesia kapan saja. Oleh karena itu penangkalan terhadap mereka
hanya dilakukan berdasarkan keadaan yang khusus. Keadaan khusus tersebut adalah
bahwa mereka telah lama berada dan tinggal menetap di luar negeri, sehingga sikap
mental,ucapan dan tingkah laku mereka benar-benar sudah seperti orang asing dan
melakukan tindakan yang memusuhi Negara Indonesia serta bersikap anti pemerintah
Negara Republik Indonesia. Selain itu penangkalan terhadap warga Negara Indonesia
menganggu stabilitas nasional dan dapat pula menimbulkan ancaman terhadap diri
penduduk suatu Negara lain dan melakukan tindakan atau bersikap bermusuhan
keluarganya
b. Alasan penangkalan.
Keputusan penangkalan yang dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) huruf a dan
c, berlaku untuk jangka waktu paling lama satu tahun dan setiap kali dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama atau kurang dari waktu tersebut.
berlaku untuk jangka waktu sesuai dengan keputusan jaksa agung. Apabila tidak ada
dimaksud dalam pasal 19 dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 berlaku untuk
jangka waktu paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling
lama enam bulan dengan ketentuan seluruh masa perpanjangan penangkalan tersebut
tidak lebih dari dua tahun. Apabila tidak ada keputusan perpanjangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), penangkalan tersebut berakhir demi hukum. Sama seperti
moral masyarakat dan kepentingan masyarakat dengan alasan yang rasionil dan jelas.
dalam menentukan,perlu adanya definisi lebih lanjut yang dituangkan didalam suatu
peraturan. Hal ini berguna untuk membatasi setiap diskresi pejabat-pejabat yang
warga Negara Indonesia yang berada diluar negeri yang diduga sebagai bekas
Indonesia eks anggota PKI ini sangat tidak rasionil dan tidak manusiawi, mereka
hanya memiliki pandangan politik yang berbeda, bahkan ada warga Negara
Indonesia yang tidak tahu menahu mengenai ideologi komunis yang diduga
Karena atas tuntutan hak asasi manusia ini maka Pemerintah Republik
di luar negeri yang diduga eks anggota PKI. Aturan-aturan keimigrasian yang
perihal mengenai pencekalan terhadap warga Negara Indonesia eks anggota PKI-
pun di revisi oleh DPR dan Pemerintah. Sehingga tidak ada lagi aturan yang
berdasarkan:
keimigrasian;
peraturan perundang-undangan;
pencegahan.
Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f bertanggung jawab atas
wisata, akan tetapi ada sebahagian wisatawan tidak menggunakan izin wisatanya
Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Indonesia pada umumnya atau
kota Medan khususnya, menggunakan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat
(BVKS) maupun menggunakan visa wisata akan mendapat izin kunjungan wisata
sesuai dengan izin masuk baik dengan visa atau bebas visa. Di dalam izin
kunjungan tersebut dijelaskan bahwa izin kunjungan digunakan penggunaannya
untuk berwisata, tetapi kenyataannya ada juga wisatawan yang
menyalahgunakannya untuk keperluan lain sebagai sampingan bahkan ada juga
wisatawan yang sama sekali tidak berwisata.
Penyalahgunaan tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor ruang lingkup
fasilitas bebas visa yang dinilai terlalu luas, dan pemberian tenggang waktu pada
izin kunjungan wisata yang terlalu lama atau karena faktor petugas migrasi
sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh Warga Negara Asing untuk menyalahgunakan
izin keimigrasian. 69
69
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Imigrasi Klass I Polonia Medan pada
tanggal 11 Juni 2012 pukul 14.15 Wib.
a. Kunjungan wisata
c. Kunjungan usaha
memiliki visa bagi wisatawan asing. yang merupakan fasilitas untuk kunjungan
khusus wisata. 71 Oleh karena itu, tujuan pemberian fasilitas Bebas Visa Wisata
(WNA) yang melakukan perjalanan wisata atau yang biasa disebut wisatawan
asing, misalnya bekerja atau berusaha atau bahkan ada yang mengedarkan ganja
70
Lukman Bratamidjaja Aspek Ilmu Perundang-undangan BVKS Bagian I, Pintu
gerbang nomor 44 Direktorat Jendral Imigrasi, Jakarta, 2002) hal 25.
71
Tim Analisa dan Evakuasi(Antonius Ginting, dkk) “ Analisa dan Evaluasi
tentang pengaturan fasilitas bebas visa wisata bagi orang asing yang berkunjung ke
Indonesia (laporan Penelitian) Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Jakarta,
1984.hal 9
No. M.01-12.01.02 tahun 1983 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS).
bebas visa.
Hasil penelitian Tim Evaluasi dan Analisa dari Badan Pembinaan Hukum
Nasional (BPHN) yang dilakukan sejak tahun 1992 – 1993 disejumlah daerah
terhadap pemberian Fasilitas Bebas Visa Wisata (BVW) yang telah diatur dalam
1983. Kemudian, setelah ruang lingkup fasilitas bebas visa dalam BVKS diperluas
dimanfaatkan orang asing sebagai salah satu cara masuknya imigran gelap ke
Indonesia. 72
bebas visa untuk wisata telah beberapa kali di atur, yaitu dalam :
Tabel 1.
Masa Tenggang Waktu Pemberian Fasilitas Bebas Visa
Bentuk Peraturan Tahun Tenggang Waktu
72
I Wayan Tangun Susila, dkk “Usaha penanggulangan tindak pidana imigrasi
dan imigrasi gelap di Kota Denpasar” Laporan Penelitian, Universitas Udayana dan PDII
LIPI (Jakarta) Denpasar 1993, hal 23.
Tetapi tenggang waktu 2 (dua) bulan ini dirasakan terlalu panjang atau lama.
Hal ini dikarenakan jarang sekali wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia
selama 2 (dua) bulan untuk berwisata saja. Lamanya jangka waktu ini ternyata
orang asing yang akan bekerja di Indonesia sudah ada pengaturannya, yaitu
mempunyai Izin Tinggal Terbatas dan memiliki izin Kerja yang diberikan oleh
responden yaitu para wisatawan asing tentang waktu pemberian fasilitas bebas
74
visa adalah sebagai berikut :
1. Tenggang waktu pemberian fasilitas bebas visa untuk wisata yang paling ideal
adalah 1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang selama 30 (tiga puluh) hari.
73
H.S. Sjarif, Pedoman Penggunaan tenaga kerja Asing di Indonesia dan
peraturan-peraturannya, (Sinar Grafika, Jakarta, 1996) hal 6-8.
74
Tim Analisa dan Evakuasi(Antonius Ginting, dkk) opcit hal. 16-17.
2. Tenggang waktu pemberian fasilitas bebas visa selama 2 (dua) bulan apalagi 3
a. Terlalu lama;
seksama.
3. Petugas Imigrasi
Peranan petugas imigrasi dalam hal pengawasan sangat besar. Tidak dapat
dipungkiri, meskipun aturan tentang keimigrasian telah baik, harus didukung oleh
mental petugas yang baik pula. Terutama para petugas yang bertugas di pintu-
mengetabui secara dini setiap peristiwa yang dapat diduga mengandung unsur-
75
I Wayan Tangun Susila, dkk, Opcit hal 21.
berikut : 76
1. Tahap pengawasan, yaitu dilakukan mulai pada saat orang asing mengurus izin
mendarat di wilayah Republik Indonesia harus juga diperiksa dan ketika orang
Indonesia yang dapat diakses oleh semua petugas imigrasi dimanapun berada,
oleh orang asing yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
penindakan imigrasi.
4. Koordinasi dengan instansi terkait, karena dari segi kauntitas petugas imigrasi
sangat kurang untuk mengawasi keadaan setiap orang asing dalam segala
bertanggung jawab dalam pengawasan orang asing dan dalam dalam hal ini
76
Tim Analisa dan Evakuasi (Antonius Ginting, dkk) Opcit hal 25-30.
77
Ibid, hal 19-30.
4) Polri
4) Polri
2) BAKN (BIN)
5) Polri
1) Departemen Perhubungan
3) Departemen Pertanian
koordinasi dengan :
1) BAKN
2) BIN
4) Kejaksaan Agung
6) Pemda
pelaksanaannya masih saja terdapat orang asing yang melakukan pelanggaran atau
koordinasi dengan instansi lain. Karena salah satu faktor penyebab terjadinya
Terhadap Keimigrasian
1. Upaya Preventif
orang asing. Pengawasan yang kurang terhadap orang asing yang masuk ke
78
I Wayan Tangun Susila, dkk, Opcit hal 28.
Undang-undang keimigrasian. 79
adalah orang asing yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa
dan negara Republik Indonesia serta tidak memyakan keamanan dan, ketertiban,
juga tidak bermusuhan baik terhadap rakyat, maupun terhadap Negara Indonesia
Dengan demikian orang asing yang ingin masuk dan menetap di wilayah
Indonesia harus dipertimbangkan dari berbagai segi, baik dari segi ekonomi
maupun sosial budaya bangsa dan negara Indonesia. Sikap dan cara pandang
seperti ini meupakan hal, yang wajar, terutama bila dikaitkan dengan
regional maupun internasional, dan meningkatuya arus orang asing yang masuk
negatif yang timbul akibat perlintasan orang antar negara, keberadaan kegiatan
79
Ibid,hal 28.
80
Arief Rahman Kunjono, “ Illegal Migrants dan Sistem Keimigrasian Indonesia;
suatu tinjauan Analisis Pintu gerbang nomor 44 Direktorat Jenderal Imigrasi, 2002, hal
27.
atau kesalahan. Hal ini secara preventif agar dilaksanakan sedini mungkin supaya
orang asing, sistem itu meliputi pengamatan dan pemeriksaan segala kegiatannya
mulai dari rencan dan beradanya orang asing di Indonesia sampai dengan
meninggalkan Indonesia the equality of service and security. 83 Hal ini ditegaskan
Pasal 38 ayat (1), Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011, yang dirubah dengan
81
I Wayan Tangun Susila,dkk, opcit hal 34
82
Wawancara dengan Kepala kantor Imigrasi Klass I A Polonia Medan, pada
tanggal 20 Juni 2012, pukul 12.30 WIB .
83
Arif Rahman Kunjono, opcit hal 20.
keimigrasian, seperti pada Bab VI tentang pengawasan terhadap orang asing dan
Dalam hal ini diadakan pemantapan mekanisme koordinasi dan operasi antara
instansi yang terkait dalam rangka pengawasan orang asing, instansi – instansi
memaksimalkan daya guna dan hasil guna pengawasan terhadap orang asing.
berkewajiban untuk :
84
Koerniatmanto soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia, Gramedia, Jakarta, hal 90-91.
alamatnya.
c. Mendaftarkan diri jika berada di Indonesia lebih dari Sembilan puluh hari.
Pengumpulan data dengan cara pengawasan orang asing ini dilaksanakan bagi
Indonesia.
akan datang atau masuk ke wilayah Indonesia haruslah memiliki visa yang
dilakukan oleh para atase imigrasi pads setiap perwakilan Indonesia di luar
85
I Wayan Tangun Susila, dkk, opcit hal 29.
Indonesia.
yang dilakukan oleh petugas imigrasi. Fungsi peugawasan ini sama juga
86
Saleh Wiramiharja, Langkah-langkah baru menunjang peningkatan
profesionalisme Keimigrasian” Pintu gerbang no. 45Dirjend Imigrasi, Jakarta, 2002, hal
21.
87
Ibid, hal 30.
preventif ini, yaitu tindakan yang dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau
menjaga kemungkinan terjadinya tindak pidana imigrasi dalam hal ini yaitu
khusus dari paspor-paspor negara lain dan dilengkapi dengan alas sinar
3. Meneliti setiap orang asing atau wisatawan yang hendak masuk lewat
2. Upaya Represif
tindakan yang, dilakukan aparatur penegak hukum sesudah terjadi kejahatan atau
88
tindak pidana.
88
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1984,hal 10.
1) Tindakan Yuridis
pengadilan oleh hakim dan kemudian dapat dikenakan sanksi pidana sesuai
2) Tindakan administrative
(1) Tindakan keimigrasian dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah
Indonesia yang melakukan kegiatan yang berbahaya dan patut akan diduga
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau
89
Wawancara dengan Kepala Kantor Keimigrasian klass I A Polonia Medan, pada
tanggal 20 Juni 2012, pukul 12.30 WIB
Indonesia
Indonesia
wilayah Indonesia.
(empat) alternative seperti disebutkan diatas dengan alasan bahwa orang asing
terlibat ke dalam daftar pencegahan dan penangkalan atau cekal (black list).
a. Pemidanaan
tahun 2011 tentang keimigrasian terdapat perubahan dalam hal ancaman sanksi
“Dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). orang asing yang dengan
sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya.”
umum. Selain itu, bagi orang asing yang masuk serta berada di wilayah Republik
wilayah suatu negara) dengan alasan bahwa orang asing tersebut wilayahnya tidak
“Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal,
berdasarkan kepentingan negara, itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya
dengan negara asal atau negara dari mana dia semula datang.”
Black list adalah istilah yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk
90
I Wayan Tangun Susila dkk, dalam Sri Setianingsih, op cit, hal 37
91
Ibid, hal 38.
internasional;
b. Pada saat berada di negaranya sendiri atau di negara lain bersikap bermusuhan
d. Atas permintaan suatu negara, orang asing yang berusaha menghindarkan diri
melakukan kejahatan yang juga diancam pidana menurut hukum yang berlaku
di Indonesia;
pasal 11, 12, 13, dan 14 Undang-undang no. 9 tahun, 1992. Di dalam pasal
disebutkan bahwa :
b. Alasan pencegahan
orang asing yang masih memiliki masalah di Indonesia, baik masalah politik,
dan lain sebagainya yang dapat mengganggu dan mengancam stabilitas nasional.
Sedangkan penangkalan ditujukan hanya kepada orang asing yang hendak masuk
C. Pengawasan Keimigrasian
hanya orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat,
terhadap orang asing. Pengawasan ini tidak hanya pada saat mereka masuk, tetapi
arus lalu lintas orang asing, maka pelaksanaan pengawasan orang asing perlu
Pemantauan merupakan salah satu cara atau kegiatan/ upaya yang dilakukan
untuk mengetahui secara dalam setiap peristiwa yang diduga mengandung unsur -
asing.
94
Pemantauan keimigrasian dapat berupa:
1) Memantau terhadap setiap peristiwa yang dapat diduga dan atau mengandung
keimigrasian
92
Direktur Pengawasan dan penindakan keimigrasian “ Petunjuk pemantauan
operasional Keimigrasian nomor : F4-IL.01.10-1.1044” tentang keberadaan dan kegiatan
orang asing di Indonesia, 1999, hal. 2
93
Ibid, hal 2
94
Ibnu suud,” Manajemen Keimigrasian” Amarja Press, 2005, hal 55.
Operasi adalah suatu kegiatan suatu objek tertentu terhadap yang dibatasi oleh
tempat, waktu serta dana. 95 Untuk mengetahui setiap peristiwa yang diduga
mempunyai kaitan dengan perbuatan orang asing baik lalu lintas, keberadaan
maupun kegiatannya.
maupun non phisik, dengan memperhatikan hak-hak azasi manusia dan senantiasa
disertai dengan dasar hukum dalam artian dilengkapi dengan sudut perintah.
halnya bentuk dan sifat pelanggaran politik ataupun pekerja terselubung. Oleh
karena itu, upaya dalam mencari dan menemukan bahan keterangan perlu
95
Direktur Pengawasan dan penindakan Keimigrasian, Opcit hal. 2.
96
Ibid, hal 3
benda dan tempat kejadian untuk dapat gambaran yang lebih jelas baik secara
a. Orang asing
Orang asing pemegang izin singgah dan orang asing pemegang izin
6) Orang asing yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan izin yang
diberikan.
b. Alat angkut
1) Niaga
97
Ibid, hal 5
3) Alat apung
c. Bangunan-bangunan
pemeriksaan di lapangan;
keimigrasian;
6. Kerjasama pengawasan
seperti pemerintah daerah, polisi atau aparat yang terkait lainnya. Kerjasama ini
98
Ibid, hal, 6.
a. Pengawasan
b. Imigran gelap
yang tidak didukung oleh dokumen resmi yang sah dan masih berlaku. Dan
keluar Indonesia namun karena sesuatu dan lain hal behun dapat berangkat.
c. Pengawasan perlintasan
2. Penindakan keimigrasian
a. Penyidikan Keimigrasian
pidana keimigrasian:
99
Ramadhan, K.H dan Abrar Yusra “ Lintas sejarah Imigrasi Indonesia” Dirjen
Imigrasi Hukum dan HAM RI 2005, hal 152.
Wewenang ini sudah sesuai dengan ketetuan dari pasal 7 ayat (2)
bawah koordinasi dan pengawasan penyidik tersebut dalam pasal 6 ayat (1)
bersama.
perlu.
secara materil maupun formal dan berjalan sesuai dengan yang berlaku
tahun 1981 (KUHAP) dan juga merupakan bantuan yang dapat diberikan
oleh penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a
KUHAP kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil seperti yang diatur oleh
Proses penyidikan ini dilakukan sebagai Pro Justisia yang akan segera
Keimigrasian
100
Ibnu suud, op cit hal 57.
ditangani oleh pihak keimigrasian ingin ditempuh dengan cara pro justitia, maka
Tetapi jalan ini jarang sekali ditempuh oleh pihak keimigrasian dalam kasus
kasasi dan jika perlu grasi yang akan digunakan oleh warga negara asing, yang
negara, karena dalam hal ini negara akan mengeluarkan biaya besar untuk
menjalani proses pro justitia tersebut. Ditambah lagi orang asing tersebut tidak
memiliki uang untuk membayar ongkos, biaya perkara. Maka akan lebih efektif
101
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Imigrasi Klas I A Polonia Medan,
tanggal 11 Juni 2012 pukul 14.05 WIB.
Indonesia;
Indonesia,
wilayah Indonesia.
mengenai orang asing sesuai dengan dimaksud dalam pasal 19 keputusan Menteri
1995 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan
Tindakan Keimigrasian.
Keimigrasian atau tanpa izin keimigrasiam mulai saat masuk. berada dan alcan
berdasarkan data yang diperoleh baik dari kantor kepolisian maupun kantor
imigrasi sangat sedikit yang ditindaklanjuti secara pro justitia. Hal ini bukan
sedikit, tetapi karena kedua instansi ini lebih banyak melakukan tindakan
keimigrasian yaitu berupa pendeportasian ke negara asal tanpa melalui proses pro
justitia walaupun telah ada pengaturannya dalam Undang- undang Nomor 6 Tahun
102
2011 tentang Keimigrasian.
102
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Imigrasi Klas I A Polonia Medan,
tanggal 11 Juni 2012 pukul 14.20 WIB.
103
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Imigrasi Klas I A Polonia Medan,
tanggal 11 Juni 2012 pukul 14.30 WIB.
A. KESIMPULAN
Indonesia sajalah yang dapat diberi ijin masuk, ijin berada di Indonesia,
Indonesia barulah ia boleh keluar dari Indonesia. Setiap orang yang masuk
sah. Adapun dokumen yang diperlukan untuk masuk, tinggal dan keluar
terdiri atas: Paspor diplomatik dan paspor dinas dan Paspor biasa, Surat
2. Peran dari petugas Imigrasi dalam selective policy adalah salah satunya
media, pencarian orang dan alat bukti yang berhubungan dengan tindak
fasilitas bebas visa yang dinilai terlalu luas, dan pemberian tenggang
waktu pada izin kunjungan wisata yang terlalu lama atau karena faktor
petugas migrasi sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh Warga Negara Asing
B. SARAN
asing ke Indonesia akan menambah devisa bagi negara, akibat dari kegiatan
setiap orang asing yang masuk ke Indonesia, sehingga hanya orang asing yang
Indonesia yang menyalahi aturan dan menindak tegas bagi para petugas yang
untuk wisata dan juga pemberian fasilitas tersebut dilakukan secara reciplocal
atau prinsip timbal balik hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia bukan
Indonesia.
A. BUKU-BUKU
Ginting, Antonius, dkk (Tim Analisa dan Evakuasi) “ Analisa dan Evaluasi
tentang pengaturan fasilitas bebas visa wisata bagi orang asing yang
berkunjung ke Indonesia Jakarta: laporan Penelitian Badan Pembinaan
Hukum Nasional (BPHN) 1984)
Marpaung, Leden, Asas Teori Praktek hukum Pidana, Jakarta: Sinar grafika,
2005.
Sarodja Saleh John, Sekuriti dan Intelijen Keimigrasian Hasil Suatu Kajian
Tim, (Jakarta; Direktorat Jenderal Imigrasi Depkum dan Ham RI,
2008)
Salman, H.R. Otje, S dan Susanto Anton F, Teori Hukum, (Bandung, Refika
Aditama 2005).
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Wawancara langsung dengan Edy Firyan selaku Kepala Seksi Informasi dan
Komunikasi kantor imigrasi Klass I Polonia Medan pada tanggal 07
Juni 2012 pukul 13.05 WIB
D. INTERNET