DI SUSUN
O
L
E
H
SMAN 1 SUWAWA
KAB. BONE BOLANGO
PROVINSI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga
saya dapat menyusun makalah dengan judul “Keadilan Hukum Di Indonesia”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Syamsu Mayang S.Pd
selaku guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang saya susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber bacaan. Saya berharap makalah ini dapat
dipahami.
Saya sebagai penyusun makalah merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini baik dari segi bahasa maupun isi yang terkandung di dalamnya karena adanya
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik dari bapak, agar makalah saya ke depannya bisa lebih baik lagi.
Daftar isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan perumusan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Keadilan menurut para ahli
2.2 Hukum menurut para ahli
BAB III PEMBAHASAN
3.1Gambaran tidakadilanh ukum di Indonesia
3.2Proses penyelesaian kasus salah tangkap menurut hukum dan
Peradilan di Indonesia
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Namun,hal ini perlu di ragukan karena kenyataan yang terjadi saat ini lembaga
penegak hukum menjadikan hukum sebagai alat yang di perjualbelikan oleh mereka
yang mempunyai kekuasaan. Sehingga timbulah ketidakadilan dalam penegakkan
hukum di negeri ini. Banyak sekali contoh kasus yang membuktikan bahwasanya
hukum di Indonesia lebih mengarah kepada ketidakadilan. Contohnya kasus seorang
nenek yang mencuri singkong dengan alasan cucunya kelaparan yang di vonis 2,5
tahun penjara dengan denda sebesar 1 juta rupiah. Sedangkan seorang anggota DPRD
yang telah mengkorupsi dana bansos sebesar 31 millar hanya di berikan vonis 1,5
tahun penjara. Dari kasus tersebut dapat kita lihat bahwa semakin miskin orang yang
terjerat hukum maka semakin berat pula vonis yang di berikan dan semakin kaya
orang yang terjerat hukum,semakin ringan pula vonis yang di berikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. ARISTOTELES
3. THOMAS HUBBES
Menurut Thomas Hubbes menyatakan bahwa keadilan yaitu sesuatu
perbuatan yang dikatakan adil jika sudah didasarkan pada suatu perjanjian
yang telah disepakati.
4. PLATO
Menurut Plato menyatakan bahwa keadilan ialah diluar suatu kemampuan manusia
biasa yang mana suatu keadilan tersebut hanya ada di dalam sebuah hukum dan juga
perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli.
5. W.J.S. POERWADARMINTO
6. JOHN RAWLS
Filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka
abad ke-20, John Rawls menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah
kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya
kebenaran pada sistem pemikiran.
7. NOTONEGORO
Keadilan adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
8. IMAM AL-KHASIM
Keadilan adalah mengambil hak dari orang yang wajib memberikannya dan
memberikannya kepada orang yang berhak menerimanya.
2.2 Apa itu hukum menurut para ahli?
1. JHON AUSTIN
3. Em Meyers
5. A.L GoodHart
Arthur Lehman Goodhart, seorang ahli hukum dan pengacara Amerika Serikat
memberikan definisi Hukum adalah semua peraturan yang digunakan oleh
pengadilan.
6. Bellfoid
7. Borst
Borst berendapat bahwa hukum adalah semua peraturan bagi perbuatan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, dimana saat pelaksanaan bisa dipaksakan
dengan tujuan untuk mendapat keadilan.
8. H.M.N. Poerwosutjipto
Pengertian hukum menurut Poerwosutjipto adalah keseluruhan norma, yang
oleh penguasa negara atau penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan
hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi
sebagian atau seluruh anggota masyarakat, dengan tujuan untuk mengadakan
suatu tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.
9. Karl Max
Karl Max menjelaskan bahwa Hukum adalah cerminan dari hubungan hukum
ekonomis suatu masyarakat di dalam suatu tahap perkembangan tertentu.
12. Montesquieu
Montesquieu adalah seorang ahli politik berkebangsaan Prancis yang terkenal
dengan ajarannya Trias Politika. Pengertian hukum menurut Motesquieu
adalah gejala sosial dan perbedaan hukum dikarenakan oleh perbedaan alam,
politik, etnis, sejarah, dan faktor lain dari tatanan masyarakat. Untuk itu
hukum suatu negara harus dibandingkan dengan hukum negara lain.
14. Salmond
Saldmond berendapat bahwa Hukum adalah kumpulan asas-asas yang diakui
dan ditetapkan oleh negara didalam peradilan
17. Stammler
Stammler mengemukakan pendapat bahwa hukum adalah suatu struktur
tertentu yang memberi bentuk pada tujuan-tujuan manusia yang
menggerakkan manusia untuk bertindak
18. Stampe
Stampe menyatakan bahwa hukum adalah hukum dalam tatanan responsif
memandang dirinya sebagai bagian yang tak terpisahikan dengan dunia sosial
yang mengitarinya
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 GAMBARAN KETIDAKADILAN HUKUM DI INDONESIA
Indonesia adalah negara hukum yang menjunjung tinggi hukum dalam segala aspek
kehidupan. Hukum di gunakan untuk menjaga keteraturan di masyarakt dan pemerintahan.
Hukum tidak memandang sebelah pihak atau yang biasanya di sebut dengan kata “Adil”. Adil
adalah sama berat,tidak berat sebelah,tidak memihak. Jadi dapat di simpulkan bahwa hukum
tidak boleh berat sebelah atau memihak sebelah pihak. Seperti lambangnya yang berbentuk
timbangan,dalam lambang tersebut memilki arti bahwa hukum itu harus seimbang,sama rata
tidak berat sebelah kiri atau kanan. Tidak mementingkan kaya atau miskin,memilki jabatan
tinggi atau tidak memiliki jabatan sekalipun.
Penegakan hukum yang terkesan kurang tegas tumpul keatas dan tajam kebawah
menjadi alasan atas kurangnya kepercayaan masyarakat kepada para penegak hukum. Kasus
yang akan saya angkat sebagai perbandingan bahwa penegakkan hukum yang adil sudah
tidak terjadi lagi di Indonesia adalah kasus TM (37) dan NA (20) yang terjerat kasus hukum
setelah ketahuan mencuri kayu manis milik perhutani di wilayah Gunung Sumbing. TM dan
NA nekat mencuri di area tersebut karena kepepet tak lagi punya uang untuk menghidupi
keluarga mereka. Atas perbuatan tersebut keduanya di jerat pasal 26 ke-19,pasal 78 Jo pasal
50 ayat (2) huruf c UU Nomor 11 tahun 2011 tentang cipta kerja tentang perubahan atas
beberapa ketentuan dalam UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan dengan ancaman 5
tahun penjara dan denda Rp 3,5 milliar. Sedangkan pada kasus Djoko Tjandra, dia telah
menjadi buronan selama 11 tahun dengan kasus tindak pidana korupsi atau cassie bank bali
dan hanya menerima hukuman 4 tahun 6 bulan penjara dengan denda Rp 100 juta.
Kasus tersebut menjadi contoh tumpulnya pisau hukum di Indonesia bagi orang-
orang kaya. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindakan kecil langsung ditangkap dan
dijebloskan kepenjara. Sedangkan seorang pejabat Negara yang melakukan korupsi uang
milyaran rupiah milik Negara dapat berkeliaran dengan bebasnya.
Masalah utama dalam penegakan hukum di Indonesia bukanlah pada produk sistem
hukumnya itu sendiri, melainkan pada kualitas manusia yang menjalankan hukum. Dengan
seperti ini peranan manusia dalam menajalankan hukum (penegak hukum) memiliki tempat
yang strategis. Masalah transparansi penegakan hukum sangat berkaitan dengan kinerja
badan-badan hukum atau lembaga pengak hukum yang ada. Lemahnya mentalitas penegak
hukum di Indonesia mengakibatkan pengakan hukum tidak berjalan dengan semestinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya penegakan hukum di indonesia yaitu lemahnya
pemahaman agama, kurangnya tanggung jawab, serta proses rekrutmen yang dilakukan tidak
transparan. Sehingga faktor ini memainkan peranan penting dalam memfungsikan hukum.
Jika peratauran hukum sudah baik, tetapi kualitas penegak hukumnya rendah maka akan
menjadi masalah. Sebaliknya jika peraturan hukumnya buruk sedangkan penegak hukum
baik, kemungkinan munculnya sebuah masalah masih terbuka.
3.2 Proses Penyelesaian Kasus Salah Tangkap Menurut Hukum & Peradilan Di
Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi ketidakadilan yang sudah berlarut-larut
terjadi di dalam negeri ini salah satunya yaitu melalui penguatan moral dan nilai-nilai
pancasila untuk menanamkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya substansi dari
setiap sila yang terdapat pada dasar negara Indonesia ini. Apabila semua pihak telah
sadar akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan,hukum dan kemanusiaan
yang ada dalam masyarakat,maka hukum di negeri ini pastilah dapat berjalan secara
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aristoteles, E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Balai Buku Ichtiar, Jakarta,
1962.
Manggala, Ibrahim. “Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Korban Salah Tangkap Dalam
Peradilan Pidana”. Journal Universitas Lampung, (2018).