Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI

MATA KULIAH
PRAKTIK PERADILAN PIDANA DAN PERDATA

NAMA : POPPY HAIRUNNISA


KELAS/NIM :C-1(032011133003)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021/2022
PERKARA PIDANA

I. INFORMASI PERKARA
Tindak Pidana Pencurian
No. Perkara : 44/Pid.B/2022/PN Sby

Pengadilan Yang Memeriksa : Pengadilan Negeri Surabaya

Majelis Hakim : 1. Hakim Ketua : Ojo Sumarna, S.H., M.H.

2. Hakim Anggota : I Gusti Ngurah Pharta


Bhargawa, S.H.,

3. Hakim Anggota : Imam Supriyadi, S.H., M.H.


Penuntut Umum : Dzulkifly Nento, S.H.
Panitera Pengganti : Aris Andriana, S.H.

Terdakwa : FEBRY SUSANTO BIN SAYUDI

Penetapan Sidang Pertama : Selasa, 18 Januari 2022

II. URAIAN PERKARA

 Bahwa ia terdakwa FEBRY SUSANTO Bin SAYUDI baik sendiri maupun bersama-
sama dengan Sdr. Bayu (DPO), pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 sekira pukul
03.30 Wib, bertempat di Kamar Kos Jl. Jemur Wonosari Gg. Lebar No.57 Surabaya
atau setidak-tidaknya masih pada suatu tempat lain yang masuk dalam daerah Hukum
Pengadilan Negeri Surabaya. Berdasarkan waktu dan tempat tersebut diatas, awalnya
pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 sekitar pukul 00.00 WIB, terdakwa yang saat
itu sedang membutuhkan uang, kemudian mengajak Sdr. Bayu (DPO) untuk melakukan
pencurian dan disetujui oleh Sdr. Bayu (DPO), kemudian terdakwa dan Sdr. Bayu
keluar berkeliling mencari sasaran dengan mengendarai sepeda motor, saat berada di
depan Rumah Kost di Jl. Jemur Wonosari Gg. Lebar No.57 Surabaya, terdakwa meliaht
ada kamar kost yang saat itu pintu kamar dalam posisi terbuka, kemudian terdakwa
menyuruh Sdr. Bayu untuk berhenti lalu terdakwa turun dari motor dan mendekati
kamar saksi Moh. Mansur yang saat itu sedang terbuka kemudian terdakwa masuk
kedalam kamar tersebut, terdakwa melihat 1 (satu) buah HP merk Oppo A3S warna
merah dengan Imei 1: 864022045427415 dan Imei 2: 864022045427407 yang saat itu
sedang diisi baterai nya oleh saksi Moh. Mansur ketika sedang tertidur, melihat hal
tersebut kemudian terdakwa mengambil HP tersebut, setelah mendapatkan HP tersebut
kemudian terdakwa keluar kamar menuju Sdr. Bayu yang saat itu menunggu terdakwa
diluar rumah kost untuk memantau situasi diluar rumah kost tersebut, setelah terdakwa
berhasil mengambil 1 (satu) buah HP merk Oppo A3S warna merah dengan Imei 1:
864022045427415 dan Imei 2: 864022045427407 milik saksi Moh. Mansur tersebut
terdakwa bergegas pergi dari rumah kost tersebut;
 Bahwa sekira pukul 08.30 WIB, terdakwa bersama dengan Sdr. Bayu (DPO) pergi
kerumah Sdr. Kolis (DPO) yang beralamat di Jl. Jemurwonosari Surabaya untuk
menawarkan 1 (satu) buah HP merk Oppo A3S warna merah dengan Imei 1:
864022045427415 dan Imei 2: 864022045427407 hasil curian tersebut, kemudian 1
(satu) buah HP merk Oppo A3S warna merah dengan Imei 1: 864022045427415 dan
Imei 2: 864022045427407 tersebut di beli oleh Sdr. Kolis dengan harga Rp. 650.000,-
(enam ratus lima puluh ribu rupiah), kemudian uang hasil penjualan tersebut di bagi
dua dimana masing-masing mendapatkan Rp. 325.000,- (tiga ratus dua puluh lima ribu
rupiah).
DAKWAAN PENUNTUT UMUM:
Pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-4 KUHP
Dengan ancaman maksimal pidana 7 Tahun terhadap perbuatan pencurian
dengan/pada waktu malam dalam suatu rumah ataupun di pekarangan tertutup yang
terdapat rumahnya (363 ayat (1) ke-3) dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu (363 ayat (1) ke-4).

III. JALANNYA PERSIDANGAN

Agenda Tanggal Sidang

Sidang Pertama Selasa, 18 Januari 2022

Pembacaan Dakwaan, Pembuktian Saksi, Senin, 7 Maret 2022


dan Pemeriksaan Terdakwa

Pembacaan Tuntutan Penuntut Umum Senin, 14 Maret 2022

Keterangan : Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa setelah


dilakukan sidang pertama, namun sidang selanjutnya banyak yang tertunda dikarenakan
beberapa alasan dimana terdakwa tidak dapat dihadirkan oleh Penuntut Umum. Agenda
yang dicantumkan pada tabel diatas merupakan jadwal yang telah terlaksana sesuai
agenda, oleh karena itu penulis dalam hal ini mulai mengikuti agenda persidangan terhitung
sejak pembacaan dakwaan. Sedangkan, mengingat Terdakwa yang tidak didampingi
oleh Penasehat Hukumnya. Dengan demikian tidak ada agenda eksepsi, pledoi, dan
pembuktian saksi dari pihak Terdakwa.

IV. PROSES PERSIDANGAN YANG DIAMATI

Senin, 7 Maret 2022


Pembacaan dakwaan merupakan tahapan persidangan pertama dilaksanakan
dimana setelah persidangan telah dibuka oleh hakim ketua majelis dan dihadiri
terdakwa dalam ruang sidang dengan keadaan sehat maupun tanpa tekanan,
selanjutnya dipersilahkan ole Penuntut Umum untuk memberikan dan memaparkan
atas uraian dakwaan yang dikenai maupun bentuk dakwaannya apakah tunggal/
subsidair/alternatif yang akan dibuktikan di persidangan, unsur demi unsur pasal
dakwaan saat agenda pembuktian.
Pembuktian Saksi dari penuntut umum (A charge), Sebelum beranjak pada
agenda pembuktian, hakim ketua selaku yang memimpin sidang akan
mempersilahkan terdakwa agar berpindah duduknya ke sisi samping kanan, agenda
ini akan menghadirkan saksi-saksi yang berkredibilitas dari penuntut umum yang
sebelumnya telah diperiksa dan di BAP pada tingkat penyidikan untuk menerangkan
kembali terkait apa yang mereka ketahui seputar perbuatan terdakwa maupun
kaitannya dalam poin pembuktian dakwaan hingga alat bukti lain.
Pemeriksaan terdakwa merupakah tahapan selanjutnya dalam agenda pembuktian
yang mana terdakwa diambil keterangannya dalam keadaan sehat dan tidak dibawah
tekanan, dimana hakikatnya pemeriksaan terdakwa wajib tetap dibutuhkan untuk
menyempurnakan keterangan-keterangan lain, sehingga dari terdakwa walau tidak
dibawah sumpah untuk melihat hubungan kausalitas alat bukti satu dengan yang
lainnya, dan pemeriksaan terdakwa menjadi hak sarana terdakwa untuk
mengemukakan keterangannya dalam proses persidangan untuk didengar oleh
majelis hakim.
BERIKUT DIBAWAH INI ALUR PERSIDANGANNYA:
 Agenda persidangan merupakan Pembacaan Dakwaan, Pembuktian Saksi dan
pemeriksaan Terdakwa yang berlangsung mulai pukul 14.00-16.00 WIB;
 Hakim ketua membuka sidang dengan tiga kali ketukan palu dan menyebutkan
sidang terbuka untuk umum;
 Sidang telah dihadiri oleh Penuntut Umum, Majelis Hakim yang terdiri dari 1
Hakim Ketua dan 2 Hakim Anggota, Terdakwa melalui zoom, Panitera
Pengganti, dan Saksi-saksi;
 Sebelum Penuntut Umum membacakan dakwaan, Hakim ketua memeriksa
identitas terdakwa kemudian menanyakan kesiapan terdakwa dan apakah sudah
menerima salinan dakwaan dari Penuntut umum tersebut;
 Dakwaan Penuntut Umum berupa dakwaan tunggal, yakni dakwaan berupa
tindak pidana pencurian, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
pada Pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-4 KUHP;
 Terdakwa yang tanpa didampingi oleh Penasihat Hukum, maka tidak ada
agenda eksepsi dan tidak ada putusan sela;
 Hakim ketua melanjutkan dengan agenda pembuktian oleh Penuntut Umum;
 Penuntut Umum menghadirkan dua orang saksi, ialah saksi yang bernama Moh
Mansur sebagai saksi korban dan Didik Priyono yang merupakan saksi lainnya;
 Penuntut Umum menunjukkan tiga barang bukti yang diperoleh dari
penyidikan, yakni 1 buah HP merk Oppo A3S warna merah dengan Imei 1:
864022045427415 dan Imei 2: 864022045427407, serta 1 (satu) buah jaket;
 Saat pemeriksaan Terdakwa, diperoleh pengakuan bahwasanya barang bukti
berupa 1 buah HP merk Oppo A3S warna merah dengan Imei 1:
864022045427415 dan Imei 2: 864022045427407 tersebut ialah barang yang ia
curi dari saksi korban.

Senin, 14 Maret 2022

Pembacaan tuntutan oleh penuntut umum memiliki tata cara/prosedur pengajuan


ke majelis yang hampir serupa dengan pembacaan dakwaan. Dijelaskan bahwa acara
pengajuan tuntutan disiapkan naskahnya oleh penuntut umum untuk diserahkan.
Sebelumnya perlu diketahui isi dari tuntutan yang dibacakan menjadi
rangkuman/kesimpulan atas telah terbuktinya pasal-pasal yang diajukan dalam
dakwaan didukung oleh alat-alat bukti yang dihadirkan selama proses persidangan.
BERIKUT DIBAWAH INI ALUR PERSIDANGANNYA:
 Persidangan diberlangsungkan sekitar pukul 14.00-selesai;
 Agenda hari tersebut adalah pembacaan tuntutan oleh Penuntut Umum;
 Hakim ketua membuka sidang dengan tiga kali ketukan palu dan menyebutkan
sidang terbuka untuk umum;
 Sidang dihadiri oleh Penuntut Umum, Majelis Hakim yang terdiri dari 1 Hakim
Ketua dan 2 Hakim Anggota, Terdakwa melalui zoom, Panitera Pengganti, dan
Saksi-saksi;
 Sebelum Penuntut Umum membacakan tuntutannya, Hakim ketua memeriksa
menanyakan kesiapan terdakwa dan apakah sudah menerima salinan tuntutan
dari Penuntut umum tersebut;
 Hakim Ketua Majelis mempersilahkan penuntut umum untuk mengajukan
tuntutannya;
 Dalam tuntutannya, Penuntut Umum menuntut Terdakwa atas tindak pidana
pencurian selama 5 tahun yang dikurangi dengan masa tahanan yang telah
dilakukan, yang berdasarkan alat bukti telah memenuhi unsur Pasal 363 ayat (1)
ke-3 dan ke-4 KUHP;
 Setelah dibacakan tuntutan, Majelis Hakim menanyakan mengenai Terdakwa
terdapat pledoi, dan Terdakwa tidak membacakan pledoinya. Akan tetapi,
mengatakan sangat menyesali perbuatannya tersebut.

V. CATATAN PELAKSANAAN SIDANG

 Selama pelaksanaan persidangan, perlu diperhatikan penting dan urgensi yang


ada terhdap kehadiran dari terdakwa baik secara langsung maupun e-court, oleh
sebab itu terjadi banyak penundaan agenda sidang oleh majelis hakim hingga
Maret 2022 karena Penuntut Umum yang belum dapat menghadirkan terdakwa
tersebut dengan beberapa faktor kesehatan.
 Melihat fakta bahwa terdakwa yang ternyata tidak didampingi oleh Penasehat
Hukumnya, sedangkan mengenai dakwaan Pasal yang dikenakan memiliki
maksimal hukuman penjara selama 7 tahun, yang kemudian dihubungkan dan
ditinjau secara hukum formiil mengenai aturan pada Pasal 56 KUHAP
menekankan bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi dan memperoleh
ancaman pidana lima tahun atau lebih sehingga tidak memiliki penasihat
hukumnya sendiri, maka sudah sepatutnya “pejabat yang bersangkutan pada
semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat
hukum bagi mereka.”
 Mengingat dalam hal ini setelah diidentifikasi yang mengemukakan terdakwa
merupakan golongan tidak mampu dan diancam dengan pidana lima tahun atau
lebih namun tidak memilik penasihat hukum sendiri, maka pejabat yang
bersangkutan tidak menerapkan, dinilai lalai, dan belum sesuai dengan ketentuan
Hukum Acara Pidana. Sudah sepatutnya pejabat yang bersangkutan harus
menunjuk penasihat hukum untuk terdakwa.
 Beberapa alat bukti maupun barang bukti yang diajukan dan ditunjukkan oleh
Penuntut Umum selama pembuktian meliputi barang hasil tindak pidana yang
disita, dan dua keterangan Saksi. Keabsahan alat bukti telah sesuai dengan Pasal
184 ayat (1) KUHAP “Alat bukti yang sah ialah: a.) keterangan saksi; b.)
keterangan ahli; c.) surat; d.) petunjuk; e.) keterangan terdakwa”.
 Ketika agenda pemeriksaan Saksi, majelis hakim terlebih dahulu disumpah
sesuai dengan agamanya dan diperiksa identitasnya untuk nilai kredibilitas saksi
yang bersangkutan. Menurut Pasal 76 ayat (1) KUHAP yang berbunyi “Dalam
hal yang berdasarkan ketentuan dalam undang-undang ini diharuskan adanya
pengambilan sumpah atau janji, maka untuk keperluan tersebut dipakai peraturan
perundang-undangan tentang sumpah atau janji yang berlaku, baik mengenai
isinya maupun mengenai tatacaranya” telah berkesesuaian dengan proses
persidangan. Dibandingkan dengan saat pemeriksaan terdakwa yang
memberikan keterangan tidak wajib untuk disumpah karena menyangkut hak-
hak terdakwa (non self incrimination) di persidangan.
 Pemeriksaan Terdakwa berjalan lancar tanpa adanya unsur-unsur
paksaan/tekanan dari penuntut umum, dalam keterangannya terdakwa langsung
mengakui perbuatannya bahwa ia telah mengambil 1 buah HP merk Oppo A3S
warna merah dari korban dan merasa menyesal atas perbuatannya.

VI. ANOTASI PERSIDANGAN

Penuntut Umum dalam hal ini berusaha untuk mengajukan dan


menunjukkan alat bukti demi memenuhi unsur dakwaan yakni dalam Pasal 363 ayat
(1) ke-3 dan ke-4 KUHP yakni mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau
sebagian milik orang lain dengan maksud akan memiliki barang itu dengan
melawan hak, yang dilakukan pada waktu malam hari dalam sebuah rumah
atau pekarangan tertutup yanag ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang
adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak, yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara bersekutu. Dengan
menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang didukung oleh 2 (dua) barang bukti
permulaan yang cukup, dan telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Terdakwa yang
selaras dengan keterangan saksi korban. Proses persidangan yang diikuti hingga
bagian tuntutan ini, tidak teridentifikasi terdapat alasan pemaaf sebagaimana
diatur dalam Pasal 44 KUHP dimana terdakwa berakal sehat, sadar dan menyesali
perbuatannya dinilai cakap hukum (usia diatas 21 tahun) sehingga, mampu
bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut.

Observasi terkait jalannya proses persidangan, penulis memberikan


beberapa anotasi sebagai berikut:
- Banyaknya pengunjung sidang yang memenuhi ruangan namun masih tidak
paham etiket dan tertib, tidak hikmat dan terkesan sedikit berisik hingga
mengganggu sidang dengan menyalakan/memainkan handphone
- Sebelum persidangan dimulai, Penuntut umum menyiapkan segala kelengkapan
yang diperlukan dan melakukan cross check beberapa kali dengan tujuan
menghindari hambatan saat persidangan berlangsung
- Selama proses persidangan, penulis tidak menemukan adanya petugas PN yang
menertibkan pada poin 1, sehingga mengharuskan hakim ketua majelis yang
menegur langsung
- Majelis Hakim telah menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana mestinya,
mulai dari memimpin persidangann, mengutamakan musyawarah mufakat serta
melaksanakan ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana yang berlaku.
- Melihat dari jadwal website SIPP PN Surabaya, banyaknya penundaan yang
terjadi sebelumnya dapat dicegah pada saat itu, sehingga agenda sidang
berikutnya disepakati bersama, majelis hakim menyebutkan agenda kedepan
adalah akan menjatuhkan putusan kepada terdakwa.

VII. KESIMPULAN
Persidangan perkara 44/Pid.B/2022/PN Sby telah berhasil dilaksanakan
sesuai agenda pada tanggal 7 Maret 2022 untuk bagian dakwaan-pembuktian saksi-
pemeriksaan terdakwa dan 14 Maret 2022 untuk bagian tuntutan yang diserahkan
oleh penuntut umum telah dibacakan. Alur sidang secara keseluruhan dikatakan
cepat karena tidak ada hambatan internal lagi, tiadanya pengajuan eksepsi, tanpa
menghadirkan saksi pihak Terdakwa, dan pledoi mempengaruhi agenda menjadi
tidak terlalu banyak. Penuntut umum dan majelis hakim tetap mengedepankan hak-
hak terdakwa secara umum, selama observasi di persidangan yang berlokasi pada
Pengadilan Negeri Surabaya dapat tersampaikan dengan baik setiap keselarasan
antara fakta hukum yang satu dengan yang lain menurut keterangan saksi dan
keterangan terdakwa. Setelah menganalisis kesesuaian dengan hukum pidana
materiil dan formiil diperoleh kesimpulan Penuntut umum masih harus
memperhatikan ketentuan Pasal 56 tentang terdakwa yang diancam maksimal 7
tahun memerlukan pendampingan penasihat hukum, namun tentang alat buktinya
telah dinyatakan sah dan cukup sesuai hukum pidana formiil, dan hukum pidana
materiil yang berkaitang langsung dengan dakwaan perbuatan terdakwa yang
melakukan tindak pidana telah sesuai dengan fakta-fakta yang diperoleh selama
persidangan.
VIII. DOKUMENTASI

Foto yang dilampirkan dibawah ini diambil sebelum dan sesudah proses persidangan
serta telah disesuaikan dengan tata tertib persidanga

Anda mungkin juga menyukai