KELOMPOK IV
MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
Nilai, Moral, Hukum tepat pada waktunya. Tugas ini merupakan salah satu tugas
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa didalam tugas makalah ini
terdapat berbagai kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik,saran,dan usulan terhadap tugas ini agar tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
a. Latar belakang.................................................................................................................1
b. Rumusan masalah............................................................................................................1
c. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
b. Manfaat Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................23
3.2 Saran............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat dengan segera
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Dengan adanya nilai, sebagai sesuatu
yang terpenting bagi manusia dalam subjek menyangkut segala sesuatu yang
baik atau yang buruk. Begitu juga moral, yang merupakan sebagai kualitas
perbuatan manusia dengan sesuai perbuatan yang dilakukan baik itu benar
atau salah. Dengan keterkaitan diantaranya, maka suatu sistem yang
dibutuhkan sebagai sistem peraturan yang teratur dengan tersusun baik dalam
pelaksanaan rangkaian kehidupan bagi setiap manusia untuk bimbingan dalam
dirinya adalah hukum.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian manusia, nilai, moral dan hukum?
2. Apa fungsi nilai, moral dan hukum?
3. Hubungan hukum dan Moral
4. Apa permasalahan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan
negara
5. Bagaimana cara menyelesaikan suatu kasus dalam permasalahan
nilai, moral dan hukum?
1
c. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1. Mengetahui maksud dari manusia, nilai, moral dan hukum.
2. Mengetahui fungsi dari nilai, moral dan hukum.
3. Mengetahui hubungan hukum dan moral
4. Mengetahui permasalahan nilai, moral dan hukum dalam
masyarakat dan negara.
5. Menjelaskan pemecahan suatu kasus serta memberikan pembahasan
dalam mengatasi permasalahan kasus tersebut.
d. Manfaat Penulisan
Manusia didasari sebagai makhluk sosial yang tidak pernah sendirian
dan tidak luput dari bersosialisasi ketika mereka sedang terjun ke dunia
masyarakat, terdapat perbedaan dari segi fisik maupun karakter, namun
sebagian dari mereka masih kurang memahami konsep dan manfaat dari
nilai, moral dan hukum ketika mereka melakukan aktivitas sehari-hari.
Maka dengan disusunnya penulisan ini, supaya kami dan para
pembaca dapat mengetahui yang dimaksud dengan manusia, nilai, moral dan
hukum serta fungsi dan permasalahnnya dalam masyarakat dan negara,
dengan memecahkan suatu kasus dalam permasalahan yang terjadi dan
membuat suatu pembahasan yang dapat diterima dalam pemecahan
masalahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian Manusia
Manusia adalah satu-satunya makhluk di dunia ini yang dapat berpikir, tetapi
apabila pikiran-pikirannya itu berjalan demikian saja karena asosiasi tanpa
pengarahan dan pengontrolan yang sadar, pikiran-pikiran semacam itu hanyalah
perbuatan manusia, bukanya perbuatan manusiawi, meskipun perbuatan-perbuatan ini
perbuatan-perbuatan dari tata susunan rasional.
Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau
tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan
dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan. Kegiatan
manusia tidak semata-mata digerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek rohaninya.
Manusia mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk berkegiatan dalam hidupnya.
2) Pengertian Nilai
Dalam kehidupan sehari, manusia selalu berkaitan dengan nilai, misalnya kita
mengatakan bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah, berarti kita melakukan
penilaian terhadap suatu objek. Manusia memberikan nilai pada sesuatu yang bisa
dikatakan adil, baik, indah, cantik, anggun, dan sebagainya.
Nilai merupakan sesuatu yang diharapkan (das solen) oleh manusia dan
sesuatu yang baik yang diciptakan oleh manusia. Nilai menjadikan dorongan manusia
untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam kehidupannya. Selain itu,
nilai juga merupakan sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek astraksi,
pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang
ketat.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian nilai dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
Macam-Macam Nilai
Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas manusia
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Terdiri dari nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilaireligius.
Jenis-Jenis Nilai
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah
lakunya
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini
adalah kode etika
3. Etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini
sama artinya filsafat moral.
Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia. Contoh: mobil, rumah, televisi, dan
lain-lain.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contoh: air, makanan, minuman,
pakaian, dan lain-lain.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi :
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
Contoh: adat istiadat.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia. Contoh: seni tari, seni musik, dan seni gambar.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia. Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk, dan
lain-lain.
3) Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa Latin yaitu “mores” yang berarti adat kebiasaan.
Kata mores ini mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti “akhlak” (Bahasa Arab) atau kesusilaan
yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Moral atau Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang dengan
itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas
mencakup pengertian tentang baik-buruknya perbuatan manusia.
Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia,
yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai
dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau
diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif
memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
4) Pengertian Hukum
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu
kepastianhukum, kemanfaatan dan keadilan. Friedmann berpendapat bahwa
efektifitas hukumditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a. Substansi hukumYaitu materi atau muatan hukum. Dalam hal ini peraturan
haruslah peraturan yang benar- benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mewujudkan ketertiban bersama.
b. Aparat Penegak HukumAgar hukum dapat ditegakkan, diperlukan
pengawalan yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang memiliki
komitmen dan integritas tinggi terhadap terwujudnya tujuanhukum.
c. Budaya HukumBudaya hukum yang dimaksud adalah budaya masyarakat
yang tidak berpegang pada pemikiran bahwa hukum ada untuk dilanggar,
sebaliknya hukum ada untuk dipatuhi demi terwujudnya kehidupan bersama
yang tertib dan saling menghargai sehingga harmonisasikehidupan bersama
dapat terwujud
1) Fungsi Nilai
Menurut Rokeach (1973) dalam Budi Juliardi (2014), nilai itu sendiri
berfungsi antaralain sebagai berikut :
2) Fungsi Moral
Moral berfungsi sebagai landasan dan patokan bertindak bagi setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan maupun
dalam lingkungan keluarga. Suatu hal yang paling penting adalah bahwa moral
berada pada batin atau pikiran setiap insan sebagai fungsi kontrol penyeimbang bagi
pikiran negatif yang akan direalisasikan.
Hukum sangat penting dan memang harus ada dalam sebuah masyarakat
(negara), karena hukum dalam kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Hukum adat,
Sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia
dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.
Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka
hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Contoh:
hukum adat minangkabau.
2. Hukum undang-undang
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua jenis
undag-undang yakni dalam arti material (setiap peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum bagi semua warga
negara) dan dalam arti formal (setiap peraturan yang karena bentuknya dapat
disebut UU). Contoh: UU pemilu.
3. Hukum yurisprudensi
Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur
oleh UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan
perkara yang serupa. Contoh: KUHP.
4. Hukum traktat
Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-
persoalan tertentu yang emnjadi kepentingan negara bersangkutan. Contoh:
hukum batas negara.
5. Hukum doktrin
6. Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-
asas penting dalam hukum dan penerapannya.
Jenis hukum berdasarkan isinya, yaitu:
a. Hukum public
Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negaranya.
Atau Hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang
masyarakat dan menjadi Hukum perlindungan Publik. Contoh: hukum tata
negara, hukum acara pidana.
b. Hukum privat
Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya
dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Contoh: hukum
waris, hukum dagang, hukum perdata.
c. Hukum Positif atau ius constitutum
Hukum yang berlaku saat ini di suatu negara. Misalnya, di Indonesia
persoalan perdata diatur dalam KUH Perdata, persoalah pidana diatur melalui
KUH Pidana, dll. Dalam hukum positif atau ius constitutum di indonesia,
berlaku tata hukum sebagai berikut:
1. Hukum Tata Negara adalah Peraturan-peraturan yang mengatur organisasai
Negara dari tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan wewenang alat
perlengkapan Negara.
2. Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan
antara individu-individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan
Eropa (civil law) dikenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik
dan hukum privat atau Hukum Perdata. Dalam sistem Anglo Sakson (common
law) tidak dikenal pembagian semacam ini.
3. Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta
menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang
melakukannya.
Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan
yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya „mungkin‟ ada hukum yang bertentangan
dengan moralatau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukumdan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan
indonesia dewasa ini. Apalagi dalamkonteks membutuhkan hukum.Kualitas hukum
terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukumtampak kosong
dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan antara hukumdan moral
sangat jelas.
Moral adalah salah satu bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Moral yang
berkaitan dengan nilai baik-buruk perbuatan manusia. Manusia yang bermoral
tindakannya didasari oleh nilai-nilai moral. Tindakan yang bermoral adalah tindakan
yang dilakukan secara sadar, mau dan tahu serta tindakan itu berkenaan dengan nilai-
nilai moral yang menjunjung tinggi nilai pribadi manusia, harkat dan martabat
bangsa.
Hukum adalah norma yang merupakan perwujudan dari nilai, termasuk nilai
moral. Antara hukum dan moral berkaitan. Hukum harus merupakan perwujudan dari
moralitas. Hukum sebagai norma harus berdasarkan pada nilai moral. Dengan
demikian, maka ketiganya memilikki keterkaitan tersendiri dalam terwujudnya suatu
kehidupan yang damai, tertib, aman dan sejahtera. Namun dalam kenyataannya, suatu
pelanggaran tetap terjadi, sehingga menimbulkan suatu permasalahan didalam
masyarakat dan negara.
Nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah laku di dalam kehidupan kelompok, tentunya tidak akan terlepas dari
tindakan-tindakan pelanggaran atas nilai itu sendiri. Jika seorang individu atau
kelompok sudah tidak mengindahkan lagi nilai toleransi dan bersikap meremehkan
penganut agama yang berlainan dengan agama yang dianutnya, tentu saja hal ini akan
menimbulkan permasalahan. Kerukunan diantara umat beragama akan hilang, bahkan
akan menjurus ke arah disintegrasi/perpecahan dan konflik antarumat beragama.
Bagi masyarakat profesi, nilai diwujudkan dengan membuat kode etik profesi
yang berisi nilai-nilai yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan berkaitan
dengan profesi yang diembannya. Kode etik biasannya dibuat secara tertulis dan
sistematis berdasarkan sistem moral yang ada, seperti kode etik guru untuk profesi
guru, kode etik jurnalis bagi profesi dalam bidang jurnalis dan sebagainnya. Akan
tetapi, walaupun kode etik sudah ada, tetep saja pelanggaran etik terjadi. Contohnya,
guru memukul siswa. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai yang seharusnya
melekat dalam diri seorang guru, yaitu guru sebagai panutan dan teladan bagi murid-
muridnya.
Moral kepada temannya, terutama dalam dunia remaja. Pengaruh pertemanan akan
berdampak positif jika moral yang dimiliki teman itu positif. Sebaliknya, akan
berpengaruh negatif jika moral yang ditampilkan emang buruk, seperti merokok,
menghisap ganja, minum-minuman keras dan perilaku amoral lainnya.
Pelanggaran moral dapat pula dilakukan oleh seorang individu karena adanya
pengaruh “figur otoritas”. Anak-anak cenderung memilih figur orangtua sebagai
panutan moral. Jika moral orangtua baik maka moral anak juga ikut baik, demikian
juga sebaliknya. Orangtua harus bisa menempatkan diri menjadi figur yang benar-
benar dicontoh oleh anak-anak untuk membentuk moral yang baik. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa figur otoritas sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai
moral orang lain.
Henslin (2006) menyatakan bahwa “menurut para ahli teori konflik, ide
bahwa hukum beroperasi secara tidak memihak dan menerapkan suatu peraturan yang
dianut oleh semua orang merupakan suatu mitos budaya yang dipromosikan oleh
kelas kapitalis”. Para ahli teori itu dijelaskan oleh Henslin yang mengutip pendapat
Spitzer (1975), bahwa hukum sebagai suatu alat yang didesain untuk
mempertahankan orang yang berkuasa dalam kedudukan mereka yang istimewa.
Permasalahan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara yang
berupa pelanggaran terhadap nilai, moral dan hukum diatas memiliki perbedaan
masing-masing. Misalnya, negara berhak memberi sanksi bila warga negara
melakukan pelanggaran hukum, tetapi tidak berwenang menjatuhkan sanksi bagi
pelanggaran moral dan etik/nilai, kecuali jika pelanggaran etik itu sudah menjurus
pada pelanggaran hukum.
E. Analisis Suatu Kasus dan Pembahasannya
1) Analisis Kasus
Untuk itu, Jari Kaltim, Pokja 30, dan BEM Unmul memberikan beberapa
rekomendasi serta tuntutan kepada Badan Kehormatan (BK) DPRD Samarinda.
Disebutkannya antara lain BK harus mengusut tuntas kasus dana penggantian
kerusakan Gedung DPRD Samarinda dan PT Shine Hill yang diberikan kepada ketua
DPRD Samarinda yang digunakan untuk membeli mobil golf. “Selain itu, kami
menuntut agar BK mengeluarkan rekomendasi pengusutan secara hukum dan
menyampaikan hasil pengusutan kasus tersebut kepada masyarakat,” tandasnya.
2) Pembahasan Kasus
Dari permasalahan kasus diatas bahwa seorang anggota DPRD yang menggunakan
jabatanya tak sesuai dengan amanahnya, yang seharusnya melaksanakan tugasnya
dengan benar, tetapi menyalahgunakan amanah. Dengan bersikap sombong dan
menggunakan amanahnya hanya untuk keuntungan dirinya, tak mementingkan
masyarakat yang lebih membutuhkan hak yang seharusnya. Ini merupakan
pelanggaran moral yang dimana dalam pengertian moral bahwa “moral adalah suatu
kualitas dalam perbuatan manusia yang dengan itu berkata bahwa perbuatan itu benar
atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup pengertian tentang baik-buruknya
perbuatan manusia.”
Dari pengertian tersebut bahwa moral adalah kualitas setiap manusia, seharusnya
seorang anggota DPRD dapat menjadi panutan serta menjaga kualitas dirinya yang
dimana sedang memegang jabatan atau amanah, seperti dalam pembahasan di bab
permasalahan moral berupa pelanggaran moral, bahwa figur otoritas sangat
berpengaruh dalam perkembangan nilai moral orang lain.
Kemudian permasalahan yang sangat terlihat pada kasus tersebut, bahwa DPRD telah
membeli mobil golf dengan melanggar kode etik. Ini merupakan permasalahan nilai
berupa pelanggaran nilai, yang dimana pelanggarannya harus diserahkan kepada
hukum sesuai dengan pembahasan bahwa “negara berhak memberi sanksi bila warga
negara melakukan pelanggaran hukum, tetapi tidak berwenang menjatuhkan sanksi
bagi pelanggaran moral dan etik/nilai, kecuali jika pelanggaran etik itu sudah
menjurus pada pelanggaran hukum.” Dari penjelasan tersebut bahwa anggota DPRD
tersebut sebaiknya ditindak lanjuti kepada hukum, supaya pelanggaran yang sudah
dilakukan dapat membuatnya jera dan tak melakukanya kembali.
Dalam undang-undang bahwa manusia sejakm lahir sudah memiliki hak dan
kewajiban, termasuk dalam menilai dan memilih sesuatu. Dalam permasalahan
tersebut bahwa BK belum dapat melakukan tindakan terhadap pelanggaran yang
terjadi. Karena BK menunggu keluhan serta survey-survey dari masyarakat terlebih
dahulu, akan tetapi hal tersebut dapat menjadikan terhambatnya suatu penuntasan
hukuman terhadap pihak yang telah melanggar hukum. Kemungkinan BK dapat
menindaklanjuti terhadap penuntasan permasalahan, akan tetapi harus didiskusikan
terlebih dahulu kepada pihak-pihak lembaga yang berwenang, serta yang
bersangkutan dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia adalah makhluk yang mempunyai fisik hampir sama dengan hewan,
hewan mempunyai kepala, telinga, dan juga kaki, maka manusia pun juga
memilikinya, namun yang membedakan dari kedua makhluk tersebut adalah
akal. Maka dari itu ada yang berpendapat bahwa manusia adalah hewan yang
berakal.
2. Nilai menjadikan dorongan manusia untuk melakukan tindakan agar harapan
itu terwujud dalam kehidupannya. Selain itu, nilai juga merupakan sesuatu
yang dipentingkan manusia sebagai subjek astraksi, pandangan, atau maksud
dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat. Fungsi nilai
secara langsung adalah mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi
sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah untuk
mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki fungsi
motivasi.
3. Moral atau Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang dengan
itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.
Moralitas mencakup pengertian tentang baik-buruknya perbuatan manusia.
Fungsi moral adalah sebagai landasan dan patokan bertindak bagi setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan
maupun dalam lingkungan keluarga. Moral berada pada batin atau pikiran
setiap insan sebagai fungsi kontrol penyeimbang bagi pikiran negatif yang
akan direalisasikan.
4. Hukum adalah suatu aturan atau ukuran perbuatan-perbuatan dan
menjuruskan perbuatan-perbuatan tersebut ke arah tujuan masing-masing
yang sebenarnya. Fungsi hukum adalah untuk menunjukan manusia mana
yang baik dan yang buruk sehingga segala sesuatu dapat berjalan tertib dan
teratur. Selain itu, hukum memiliki tujuan untuk melindungi dan memajukan
kemerdekaan yang benar, membuat manusia menjuruskan mereka ke arah
tujuan terakhir dan menunjukkan jalan yang perlu ke arah tujuan ini.
5. Permasalahan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara yang
berupa pelanggaran terhadap nilai, moral dan hukum memiliki perbedaan
masing-masing. Misalnya, negara berhak memberi sanksi bila warga negara
melakukan pelanggaran hukum, tetapi tidak berwenang menjatuhkan sanksi
bagi pelanggaran moral dan etik/nilai, kecuali jika pelanggaran etik itu sudah
menjurus pada pelanggaran hukum.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan kami selaku pembuat makalah ini. Serta dengan dibuatnya makalah ini kami
meminta saran kepada para pembaca untuk mengoreksi makalah ini apabila ada
kesalahan dalam sistematika penulisan makalah dan isi makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto, M. d. (2014). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara.
Syukri Albani Nasution, M. d. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.