2021
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG OBSERVASI
UPT. BENIH INDUK HORTIKULTURA GEDUNG JOHOR
Mengetahui
i
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd.,
M.Si NIP. 198410312010121003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayahdan
perlindungan yang di berikan keada penulis sehinnga penulisan laporan Magang 1 inidapat
di selesaikan tepat pada waktunya.
Rampungnya penulisan laporan magang 1 ini dapat di sadari tentunya tidakterlepas dari
dukungan, kerja sama dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulisanlaporan
magang
1 ini dapat tersusun, meskipun penulisan masih banyak kekurangan didalamnya maka
kritikan dan saran sangat di harapkan dari berbagai pihak yang bersangkutan. Sepantasnya
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasihyang sebanyak-banyaknya
kepada :
1. Ibu Khairiza Lubis, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pengampu yang telah
memantau, membimbing serta memberikan dukungan kepada penulis selama
melakukan observasi.
2. Ibu Ir. Nuriman Tambunan, selaku pembimbing lapangan yang telah mengarahkan
dan membina penulis dalam melaksanakan magang observasi di lapangan.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku ketua jurusan yang telah memberikan bimbingan
awal dan pembekalan magang 1.
4. Bapak dan Ibu guru serta staf/karyawan UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung
Johor, yang telah membantu dan membimbing penulis selama melakukan kegiatan
magang 1 ini.
5. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
6. Terima kasih atas semua pihak yang tidak sampai penulis sebutkan satu-persatu
dalam laporan ini. Semoga bantuan dan dukungan dari semua pihak mendapat Ridha
dan Rahmat di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap, laporan magang 1 ini dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis
dalam mempersiapkan dunia kerja walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Magang...................................................................................................2
1.4 Manfaat Magang.................................................................................................2
1.5 Tempat Magang..................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................vi
LAMPIRAN ..................................................................................................................vii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
UPT Benih Induk Holtikultura Gedung Johor dipilih sebagai tempat magang karena
memiliki UPT yang berhubungan dengan Biologi dan dapat membantu tugas akhir atau
skripsi mahasiswa sebagai syarat kelulusan strata I. Mata kuliah magang merupakan mata
kuliah universitas yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di seluruh program studi yang
1
ada di lingkungan Unimed. Mata Kuliah Magang I merupakan kegiatan intrakurikuler (mata
kuliah) dalam rangka mencari pengalaman kerja sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu
yang dimiliki.Oleh karena itu, tema atau jenis pekerjaan yang dilaksanakan mahasiswa dalam
Magang harus mencerminkan kompetensi lulusan program studi S-1 Biologi FMIPA
Unimed.
Mata kuliah magang terdiri dari dua mata kuliah, yakni Magang I yang diberikan pada
semester IV, magang I ini disebut juga sebagai Magang Observasi. Magang II diberikanpada
semester VI, masing-masing berbobot 2 SKS.Magang dilakukan dengan cara melakukan
magang kerja di laboratorium, lembaga, instansi, perusahaan atau tempat lain yang sesuai
dengan bidang ilmunya untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya.
2
mengkaji, meneliti dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dibidang
Sains.
4. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dan hubungan yang dinamis antara
Instansi dan Perguruan Tinggi.
5. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan saran/masukan kepada Instansi Pemerintah
dimana mahasiswa melaksanakan magang sebagai bentuk kontribusi dan umpan balik
dari mahasiswa kepada Instansi Pemerintah.
1.5 Tempat Magang
Magang observasi ini dilakukan di instansi UPT Benih Induk Hortikultura, Gedung Johor
yang beralamat lengkap di Jl. Karya Jaya V, Pangkalan Masyhur, Kec. Medan Johor, Kota
Medan, Sumatera Utara 20219.
Benih Induk Hortikultura, Gedung Johor merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Sumatera Utara yang
memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian khususnya dalam aspek
pengadaan benih hortikultura yang bermutu sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bibit
Sampai sekarang pengertian bibit masih sering dirancukan dengan pengertian benih
(seed) dan tanaman induk (parent stock). Banyak orang yang tertukar untuk mengistilahkan
bibit pada benih. Pengertian bibit juga sering tertukar dengan tanaman induk penghasil benih
atau bibit. Pengertian bibit yang dimaksud ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal
dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan
lainnya. Selain itu, bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut
(Setiawan, 1999). Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman.
Budidaya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik, karena
bibit merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam proses budidaya selanjutnya.
Selain itu, bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman
setelah berproduksi. Oleh karena itu untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat tertentu
dapat diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari induk yang memiliki sifat tersebut
(Setiawan, 1999).
Pengertian bibit biasanya diterapkan bagi tanaman buah tahunan. Pada tanaman buah
tahunan, “calon tanaman” dijual dalam bentuk tanaman kecil (bibit). Lain halnya dengan
tanaman sayuran, hias, dan buah semusim yang sering dijual dalam bentuk biji hasil
penangkaran yang biasa disebut benih untuk perbanyakannya (Setiawan, 1999).
4
2. Bibit Vegetatif
Bibit vegetatif diperoleh dari pembiakan secara tak kawin (asexual). Alasan yang
utama sehingga banyak bibit yang diperbanyak secara vegetatif ialah untuk mendapatkan
bibit yang memiliki sifat-sifat yang serupa dengan induknya. Pada perkembangan
selanjutnya, sistem pembiakan vegetatif memungkinkan penggabungan dua atau lebih induk
yang masing-masing memiliki sifat tertentu. Sebagai contoh pada bibit sambung atau okulasi,
bibit yang dihasilkan dapat memiiki sifat yang baik dari batang atas (misal kualitas buah
baik) dan sifat yang baik dari batang bawah (misal perakaran baik) (Setiawan, 1999).
Di pasaran dikenal berbagai macam jenis bibit. Konsumen sudah akrab dengan jenis
bibit biji, cangkokan, sambung, atau okulasi. Berdasarkan jenis perbanyakannya, bibit terbagi
enam jenis, yaitu :
Manusia pertama kali mengenal cara perbanyakan tanaman yaitu dari biji. Cara
perbanyakan ini bahkan dapat terjadi secara alami. Biji tanaman yang jatuh ke tanah, baik
secara alami atau melalui tangan manusia (setelah buahnya dikonsumsi), akan tumbuh
menjadi tanaman jika mendapat kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya. Kelebihan bibit
ini ialah perakarannya kuat, tetapi kelemahannya ialah sifat bibit belum tentu sama dengan
sifat induk dan pertumbuhan generatifnya lambat. Dengan demikian tidak mengherankan
kalau umur berbuahnya tidak secepat tanaman yang berasal dari bibit vegetatif. Bibit dari biji
dapat dikenali dari sosoknya yang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit dari bibit
vegetatif. Selain itu pada bibit ini tidak ditemukan luka bekas okulasi atau sambungan.
5
karena kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapat dilengkungan seperti cara pembubunan
yang umum. Kelebihan cara pembiakan cangkokan ialah pohon dari bibit cangkokan lebih
cepat berbuah dan dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilh
yang memiliki sifat baik. Sedangkan kelemahannya ialah perakaran cangkokan krang kuat
dan dangkal, bentuk pohon menjadi rusak, tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak
dalam waktu yang cepat, cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan,
serta jika sering dilakukan pencangkokan, produksi buah pohon induk menjadi terganggu.
Jenis bibit dapat dikenali dengan memperhatikan percabangannya yang lebih banyak. Selain
itu, bibit cangkokan dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih
pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji, dapat juga dengan dilihat
dengan tidak adanya bekas luka tempelan atau sambungan.
6
berasal dari perbanyakan biji. Prinsip pembuatannya sama dengan biji okulasi, yang
membedakannya ialah, pada bibit okulasi yang disambungkan adalah mata tunas, sedangkan
pada bibit sambungan yang disambungkan adalah kumpulan mata tunas atau batang.
Kelebihan dan kekurangan dari cara pembibitan ini sama dengan cara pembibitan okulasi.
Hortikultura berasal dari bahasa latin, yaitu hortus (kebun) dan colere
(menumbuhkan). Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan
kebun. Hortikultura merupakan cabang pertanian yang berurusan dengan budidaya intensif
tanaman yang di ajukan untuk bahan pangan manusia obat-obatan dan pemenuhan kepuasan
(Zulkarnain, 2009). Hortikultura adalah gabungan ilmu, seni, dan teknologi dalam mengelola
tanaman sayuran, buah, ornamen, bumbu-bumbu dan tanaman obat obatan. Hortikultura
7
merupakan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, dan berbagai tanaman hias, hortikultura
saat ini menjadi komoditas yang menguntungkan karena pertumbuhan ekonomi yang semakin
meningkat maka pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Peningkatan konsumsi
hortikultura disebabkan karena struktur konsumsi bahan pangan cenderung bergeser pada
bahan non pangan. Konsumsi masyarakat sekarang ini memiliki kecenderungan menghindari
bahan pangan dengan kolestrol tinggi seperti produk pangan asal ternak.
Secara umum perbanyakan dapat dilakukan dengan menggunakan organ seksual dan
aseksual dari tumbuhan. Perbanyakan seksual adalah perbanyakan dengan menggunakan biji.
Perbanyakan aseksual adalah perbanyakan tanaman dengan memisahkan bagian tanaman.
Perbanyakan tanaman seksual dengan biji memiliki kriteria biji harus dalam keadaan hidup,
tidak mengalami dormansi, dan ditanamam pada lingkungan yang baik. Adapun tahap yang
dilewati adalah proses imbibisi atau masuknya air, kemudian proses penguraian cadangan
makanan dan proses perkecambahan. Perbanyakan tanaman aseksual dilakukan dengan
beberapa cara yakni anakan, tunas, stek, cangkok, perundukan, penyambungan, okulasi, dan
kultur jaringan. Anakan tanaman merupakan tanaman muda yang tumbuh dari organ bawah
tanah tanaman yang memiiki seluruh organ vegetatif. Jika umur benih terlalu tua maka
tanaman tidak punya waktu menyelesaikan fase vegetatifnya dan lebih cepat memasuki fase
generatif dan hasil tidak optimal (shopa, et al., 2017).
Persemaian biji dapat dilakukan langsung atau dibibitkan terlebih dulu (hakim, et al.,
2015). Perbanyakan dengan bibit, umumnya dilakukan untuk tanaman hortikultura seperti
buah buahan yang terlebih dahulu dilakukan penyemaian biji pada lahan tertutup yang
kemudian akan dipindahkan kelahan yang terbuka setelah susunan akar, batang dan daun kuat
danlengkap.
8
Adapun suatu tumbuhan dapat tumbuh juga dipengaruhi oleh lingkungannya.
Diantaranya faktor air, sudu udara, media tanam, cahaya dan hara (Lakitan, 1995). Air
menentukan pertumbuhan tanaman selain sebagai komponen fotosintesis dapat juga
menentukan proses perkecambahan. Suhu udara mempengaruhi laju pertumbuhan tunas dan
perkecambahan. Cahaya menjadi komponenpenting dalam fotosintesis tumbuhan, unsur hara
adalah nutrisi bagi tanaman. Unsur hara N, P, K, berkaitan erat dalam mendukung proses
fotosintesis dan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman (syakir, et al., 2017). Media dari
suatu tanaman memiliki syarat cukup kompak, kapasitas penangas air yang baik, memiliki
aerasi yang baik terhindar dari gulma, bakteri, hama serta memiliki unsur hara yang baik.
9
BAB III
1. Waktu
2. Lokasi
10
Metode pelaksanaan dalam kegiatan magang I ini meliputi ;
11
BAB IV
Benih Induk Hortikultura, Gedung Johor merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Sumatera Utara yang
memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian khususnya dalam aspek
pengadaan benih hortikultura yang bermutu sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Benih Induk Hortikultura adalah salah satu unit
pelayanan teknis lingkup Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. UPT BIH Gedung Johor
memiliki Struktur Organisasi sebagai berikut:
KASUBBAG
Ir. Sriwahyuni
KASI PRODUKSI
Ir. Lovie R. Purnama
BENDAHARA
Suratmiati, SP
12
Saat ini Unit Pelaksana Teknis Benih Induk Holtikultura (UPT BIH) Gedung Johor,
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Dinas TPH Sumut). BIH ini
menyediakan benih bermutu dan bersertifikasi, dengan sejumlah varietas. Bagi Petani atau
masyarakat yang membutuhkan bibit unggul tanaman buah-buahan, dapat memperolehnya.
Ada beberapa pengembangan bibit dengan jenis tanaman buah antara lain durian dengan
sejumlah varietas, rambutan varietas brahrang Binjai, kueni varietas Barus, sawo varietas
Asahan, duku Tembung, nangka cempedak, pisang barangan hasil kultur jaringan, guava
tanpa biji, manggis varietas idaman, jambu air varietas madu deli dan kesuma merah, dan lain
lain. Ada beberapa bibit tanaman durian memiliki beberapa varietas, di antaranya otong,
kane, matahari, bintana, dan sebagainya. Bibit durian pada umumnya sudah mulai berbuah
pada umur 4 tahun. (Dinas TPH sumut, 2020)
Beberapa tanaman yang dikembangkan maupun sebagai koleksi UPTD BIH Gedung
Johor antara lain buah kuini barus, sawo asahan, pisang barangan, pisang kepok, bawang
merah, buah naga merah hibrida yang bisa berbuah tanpa proses perkawinan. Kemudian ada,
belimbing pancur batu, alpukat idola, durian kani, durian bintana, durian otong, durian
matahari, durian sunan, mangga malaba dan mangga kelong, jambu air madu deli hijau dan
kesuma merah, jambu klutuk merah tanpa biji dari Thailand. Masih ada kelengkeng Itoh,
kelengkeng pingpong, kelengkeng merah, rambutan brahrang, duku tembung, cempedak
sumana, sirsak ratu, manggis, rambutan rapiah, jambu bol, manggis, kurma, kentang, bunga
krisan, berbagai jenis anggrek, dan lain sebagainya. (Medan bisnis daily, 2020.
Bibit buah durian varietas matahari merupakan jenis yang cukup langka. Pohonnya
tidak tinggi seperti durian, umumnya melainkan sangat rendah. Buahnya berukuran besar-
besar. dengan dagingnya menggiurkan karena tebal dan berwarna kuning. Pada bibit kuini
varietas Barus, buahnya terasa manis, seratnya tidak kasar dan wangi, untuk bibit mangga,
dengan varietas kelong, malabah, dan garivta. Mangga umur 3 tahun biasanya sudah mulai
berbuah, sementara bibit tanaman manggis yang agak lama berbuah. Selain itu ada bibit jeruk
nipis, lemon lokal, lengkeng, buah tine, dan sejumlah tanaman koleksi (plasma nutfah) seperti
tanaman buah khas Papua yaitu buah matoa, dan lain lain. (Dinas TPH sumut, 2020).
Teknik pembibitan dan perbanyakan tumbuhan yang digunakan di UPT. BIH Gedung
Johor yaitu Teknik Sambungan dan Okulasi
1. Teknik Sambungan
13
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang
berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar
varietas pada tanaman durian.Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua
tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga
(Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata).
14
Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah).
Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang : sekam
padi (1:1:1).
Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan
siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag
harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag
30x40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan
tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh
dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya.
15
Namun bila diambil dari cabang yang lain,pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke
samping, berbentuk seperti kipas.Bentuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman
menjelang dewasa.
2. Teknik Okulasi
Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang
berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
16
pengangkutan jarak jauh untuk efisiensi tempat kita gunakan polybag yang lebih kecil
dari biasanya.
Bibit tanaman hortikultura di BIH gedung johor setelah di budidayakan akan dijual.
Untuk harga, masih relatif terjangkau tergantung ukuran tinggi pada tanaman dan jenisnya.
Tetapi semua bibit yang diperbanyak tersebut lebih cocok ditanam di dataran rendah. Bibit ini
bersertifikat ini tahan penyakit karena diambil dari induk yang sudah teruji kualitasnya. Bibit
diperbanyak lewat teknik sambung dengan pucuk pohon induk. Benih tanaman buah yang
disediakan itu untuk ditanam di lahan dataran rendah namun Bagaimana kalau ditanam pada
dataran tinggi mungkin rasanya berbeda atau tidak berbuah sama sekali. Khususnya bibit
mangga. namun kalau bibit tanaman durian, biasanya cocok di dataran tinggi maupun rendah.
Saat ini pada pembeli biasanya datang dari kabupaten maupun kota diluar daerah Provinsi
17
Sumatera Utara dari daerah Acehjuga ada. Tak hanya melayani borongan dengan secara
eceran pun tetap dilayani Selama ini, pembeli bibit tanaman durian yang dilayani BIH masih
terbanyak. Disusul jambu madu.(Dinas TPH sumut, 2020)
Mengutip dari hasil wawancara sumut pos dengan Kasubag Tata Usaha UPT BIH
Gedung Johor, Ibu Sri Wahyuni (Kasi Pelaksana Teknis) dan Ibu Nuriman Tambunan (Kasi
Produksi) kami memperoleh mengenai harga serta pembeli yang biasanya datang ke BIH
gedung johor untuk membeli bibit yang telah di budidayakan, “Soal harga, relatif terjangkau.
Tergantung tinggi tanaman dan jenisnya. Paling murah Rp10 ribu dengan tinggi sekitar 50
cm. Paling mahal antara Rp350 ribu hingga Rp400 ribu, itu bibit di planter bag yang sudah
berbuah,” kata Ibu Sri Wahyuni. “Selama ini, pembeli biasanya datang dari kota/kabupaten.
Dari Aceh pun ada. Tak hanya melayani borongan, eceran pun kami layani,” kata Ibu
Nuriman Tambunan. (Sumut pos, 2020).
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan magang yang telah kami lakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Beberapa tanaman yang dikembangkan maupun sebagai koleksi UPTD BIH Gedung
Johor antara lain buah kuini barus, sawo asahan, pisang barangan, pisang kepok,
bawang merah, buah naga merah hibrida yang bisa berbuah tanpa proses perkawinan.
Kemudian ada, belimbing pancur batu, alpukat idola, durian kani, durian bintana,
durian otong, durian matahari, durian sunan, mangga malaba dan mangga kelong,
jambu air madu deli hijau dan kesuma merah, jambu klutuk merah tanpa biji dari
Thailand. Masih ada kelengkeng Itoh, kelengkeng pingpong, kelengkeng merah,
rambutan brahrang, duku tembung, cempedak sumana, sirsak ratu, manggis, rambutan
rapiah, jambu bol, manggis, kurma, kentang, bunga krisan, berbagai jenis anggrek,
dan lain sebagainya.
2. Teknik pembibitan dan perbanyakan tumbuhan yang digunakan di UPT. BIH Gedung
Johor yaitu teknik sambungan dan okulasi.
3. Bibit tanaman hortikultura di BIH gedung johor setelah di budidayakan akan dijual.
Untuk harga, masih relatif terjangkau tergantung ukuran tinggi pada tanaman dan
jenisnya.Tetapi semua bibit yang diperbanyak tersebut lebih cocok ditanam di dataran
rendah.Bibit ini bersertifikat ini tahan penyakit karena diambil dari induk yang sudah
teruji kualitasnya.Bibit diperbanyak lewat teknik sambung dengan pucuk pohon induk
5.2 Saran
1. Instansi Magang
Untuk UPT Benih Induk Holtikultura Gedung Medan Johor Sumatera Utara kedepannya
agar lebih banyak menyediakan bibit jenis tanaman yang berbeda dalam setiap teknik
perbanyakan tanamannya (dalam hal praktek) dan harapannya agar intansi ini menjadi
instansi yang lebih maju lagi dan bermanfaat bagi alam serta masyarakat.
2. Jurusan Biologi
Sebaiknya untuk magang observasi selanjutnya atau untuk angkatan selanjutnya,
jurusan biologi lebih memperhatikan serta membimbing mahasiswanya dalam hal
pencarian tempat magang dan memberi bimbingan setiap minggunya untuk
membahas perkembangan magang.
3. Calon Peserta Magang
19
Untuk calon peserta magang observasi, agar tidak sungkan bertanya-tanya kepada
senior yang sudah melewati mata kuliah magang observasi sehingga bisa diperbaiki
dari sistem yang kurang baik sebelumnya (seperti pencarian tempat magang).
20
DAFTAR PUSTAKA
Asgar, Ali. Sytarya, Rahmat and Musaddad, Darkam. 2017. Pengruh Ozonisasi dan
Kemasaman untuk Mereduksi Residu Pestisida dan Mempetahankan Karasteristik
Kesegaran Cabai Merah dalam Penyimpanan. Jurnal Hortikultura . Vol 27 No 2
Delyani, Rista. 2017. Produksi Simplisia Kumis Kucing dengan Perbedaan Cara Pemupukan
dan Ketinggian Pangkas pada Rotasi Panen Tiga Minggu . Jurnal Hortikultura. Vol 8
No 3
Hakim, Muhammad Abdul dan Suhartanto, Muhammad Rahmad. 2015. penentuan masak
fisiologis dan ketahanan benih kenikir. J. Hort. Vol 6 No 2
Moekasan, Tonny Koestoni dan Prabaningrum, Laksminiwati. 2017 . budidaya kubis di dalam
rumah kasa dalam upaya menekan serangga hama. Jurnal Hortikultura. Vol.27 No 1
Nuraini, Yulia dan Eka, A Rurin. 2017. Peningkatan Kualitas Biourin Sapi dengan
Penambahan Pupuk Hayati dan Molase serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Pakchoy. J. Hort. Indonesia. Vol 8 No 3
Setiawan, A.I., 1999. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Shopa, Gina Aliya. 2017. teknik penanaman benih bawang merah asal true shallot seed di
lahan suboptimal. J. Hort. Vol. 27 No 1
Sutopo, Ahmad. Poerwanto, Roedhy dan Wiyono, Suryo. 2017. Keefektivan Bahan Pencuci
dan Pencegah Penyakit Terhadap Kualitas Buah Mangga cv. Gedong Gincu dan
Arumanis. J. Hort. Vol. 27 No 2
Syakir, Muhammad. Firmansyah, Imam dan Lukman, Liferdi. 2017. Pengaruh kombinasi dosis
pupuk N P dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. J. Hort. Vol. 27 No
1
vi
LAMPIRAN
1. Lampiran 1 (Dokumentasi)
vii
Melakukan wawancara Persemaian biji durian di
dengan salah satu Kebun Gedung Johor
pegawai
2. Lampiran 2 (Loogbook)
viii
ix
x
xi
xii