Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOSINTESIS

OLEH :

KELOMPOK 4

ANISA ATIKA PUTRI (4193220011)

RANGGA ADINATA (4193220013)

LAYDPA APRILIANI (419322015)

VALLMER GADING MARAN SIREGAR (4193520019)

KELAS PSB 2019 C

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Anugerahnya , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini dengan baik
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Terima kasih juga kami ucapkan
kapada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tulisan ini, dan kami juga
berterimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing saya untuk membuat Critical
Book Review ini.

Dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki tulisan ini ke waktu yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap Critical Book Review ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pembaca. Terima Kasih

Medan, 10 April 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................

a. Latar Belakang ...............................................................................................................................................


b. Tujuan CBR ......................................................................................................................................................
c. Rumusan masalah..........................................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................................................

BAB III IMPLIKASI BUKU ........................................................................................................................

a. Teori baru yang diperoleh..........................................................................................................................


b. Manfaat topic riview bagi pembangunan Indonesia........................................................................
c. Analisis mahasiswa.......................................................................................................................................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................

a. Kesimpulan ......................................................................................................................................................
b. Saran ...............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong kedalam
kerajaan Plantae. Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa.
Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi sendiri
dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang disebut fotosintesis
dalam organel sel bernama kloroplas.
Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui sebuah proses yang
disebut fotosintesis. Pada Klorofil ini sendiri ada di dalam bagian organel bernama
kloroplast. Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang
terdiri darigula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan
bantuan energy cahaya atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau
karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.
Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain
yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai cadangan
makanan.
Pada proses fotosintesis ini sering dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, dan beberapa
jenis alga serta bakteri yang akan menghasilkan sebuah energi yang dapat digunakan di
dalam berbagai aktivitas. Dan sebuah Energi tersebut juga disebut dengan nutrisi.
Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang mampu
menyusun senyawa organic dari senyawa anorganik dinamakan organisme autrotof.
Di bagian daun tumbuhan terdapat 2 lapisan sel yang memiliki nama mesofil. Pada
bagian ini terdapat setengah juta kloroplast tersebar disetiap millimeter persegi.
Kemudian Cahaya matahari akan melewati lapisan epidermis tanpa warna lalu menuju
mesofil. Pada bagian ini sebagian besar kegiatan dari fotosintesis berlangsung. Maka dari
itu setiap tumbuhan sangat membutuhkan sebuah klorofil atau yang biasa di sebut
dengan hijau daun agar dapat melakukan sebuah proses fotosintesis.

1.1 Tujuan Critical Book Report


 Memenuhi tugas wajib mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
 Mencari kesimpulan dan menilai isi buku tentang Fotosintesis
 Mengetahui lebih dalam tentang Fotosintesis

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian fotosintesis?
 Bagaimana proses terjadinya fotosintesis
 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi fotosintesis?
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku Utama


Judul buku : Biologi Edisi Kelima Jilid I

Pengarang : Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell

Penerbit : Penerbit Erlangga

Tahun terbit : 2002

Tempat terbit : Jakarta

ISBN : 979-688-468-2

Identitas Buku pembanding


Judul Buku : Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar
Penulis : Dr. Fauziyah Harahap, M.Si
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2012
Tempat Terbit : Medan
ISBN : 978-602-8848-88-6

2.2 Ringkasan Buku utama


Tumbuhan dan autotrof lainnya merupakan produsen biosfer.

Fotosintesis meyediakan makanan hampir bagi seluruh kehidupan di dunia baik secara
langsung mapupun tidak lansung. Tumbuhan disebut autotrof karena nutrient satu-
satunya yag meraka butuhkan ialah karbondioksida dari udara dan air serta mineral dari
tanah. Organisme heterotrof memperoleh materi organik dari melalui cara pemenuhan
nutrisi kedua. Heterotrof hidup bergantung pada senyawa yang dihasilkan oleh
organisme lain.

Kloroplas merupakan tempat fotosintesis pada tumbuhan.

Terdapat kira kita setengah juta kloroplas tiap millimeter persegi permukaan daun.
Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau terdapat di dalam kloroplas.
Kloroplas terutama di temui pada sel mesofil. Karbondioksida masuk ke daun, dan
oksigen keluar melalui pori mikroskopik yang disebut stomata. Pada umumnya sel
meofil memiliki kir-kira 30 sampai 40 kloroplas.
Bukti bahwa kloriplas menguraikan molekul air membuat para peneliti dapat
menelusuri atom melalui fotosintesis. Dengan menggunakan rumus molekul, kita dapat
merangkum fotosintesis dengan persamaan kimiawi ini :
6CO2+12H2O- Energi cahaya C6H12O6+6O2+6H2O

Hasil terpenting dari penguraian atom selama fotosintesis ialah ekstraksi hiidrogen dari
air dan penggabungan nya ke dalam gula. Produk limbah fotosintesis, O2, menggantikan
oksigen atmosfer yang telah dikonsumsi selama respirasi seluler.

Fotosintesis sebagai proses redoks

Saat respirasi, energy dilepas dari gula ketika electron yang berikatan dengan hydrogen
diangkut oleh pembawa ke oksigen, yang membentuk air sebagai produk samping.
Elektron ini kehilanngan energy potensialnya karena oksigen elektronegatif menarik
electron ini menuruni rantai transpor electron, dan mitokodria menggunakan energy
tersebut untuk mensintesis ATP. Fotosintesis yang merupakan reaksi redoks juga
membalik arah electron. Air terurai dan electron ditransfer bersama ion hydrogen dari
air ke karbon dioksida, yang mereduksinya menjadi gula. Kebutuhan akan energy ini
disediakan oleh cahaya.

Reaksi terang dan siklus Calvin bekerjasama mengubah energy cahaya menjadi
energy kimiawi berupa makanan.

Reaksi terang merupakan langkah fotosintesis yang mengubah energy matahari menjadi
energy kimiawi. Cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakkan transfer electron dan
hydrogen dari air ke penerima yang disebut NADP+ yang menyimpan electron berenergi
ini untuk sementara. Reaksi terang dengan menggunakan tenaga matahari untuk
mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang electron
bersama dengan nucleus hydrogen, atau H+. energy cahaya mula lula diubah menjadi
energy kimiawi dalam bentuk dua senyawa; NADPH dan ATP. Reaksi terang tidak
menghasilkan gula, gula itu terjadi pada siklus Calvin. Siklus ini berawal dari pemasukan
CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang telah disiapkan dalam kloroplas.
Pemasukan awal karbon ini dikenal sebagai fiksasi karbon. Untuk mengubah CO2
menjadi karbohidrat, siklus Calvin membutuhkna energy kimiawi dalam bentu ATP yang
jga dihasilkan oleh reaksi terang. Dengan demikian siklus Calvin inilah yang membuat
gula, tetapi siklus ini dapat melakukannya dengan bantuan NADPH dan ATP yang
dihasilkan oleh reaksi terang.

Reaksi terang mengubah energy matahari menjadi energy kimiawi berupa ATP
dan NADPH

Kloroplas merupakan pabrik kimiawi yang digerakkan oleh matahri. Tilakoid kloroplas
mengubah energy cahaya menjadi energy kimiawi dalam bentuk ATP dan NADH. Cahaya
merupakan bentuk energy yang dikenal sebagai energy elektromagnetik, yag disebut
juga dengan radiasi. Jarak antar puncak gelombang elektromagnetik disebut panjang
gelombang. Dalam hal tertentu cahaya berperilaku seperti tersusun atas partikel-
partikel diskret, yang disebut foton. Walaupun matahari meradiasikan spektru enuh dari
energy elektromagnetik, atmosfer bertindak sebagai jendela selektif, yang membiarkan
cahay tampak lewat dan menyaring sebagian besar fraksi radiasi lainnya. Begitu cahaya
bertemu dengan materi, cahaya dapat dipantulkan, diteruskan atau diserap. Bahan-
bahan yang menyerap cahaya tampak disebut pigmen. Kemampuan pigmen untuk
menyerap berbagai gelombang cahaya dapat diukur dengan meletakkan larutan pigmen
didalam spektofotometer.

Fotoeksitasi klorofil

Ketika molekul menyerap suatu foton, salah satu molekul elektron dinaikkan ke suatu
orbital dimana elektron tersebut memiliki energi potensial yang lebih tinggi. Ketika
elektron berada pada orbital normalnya, molekul pigmen dikatakan berada dalam kedua
dasarnya. Satu-satunya foton yang diserap ialah foton yang energinya tepat sama dengan
perbedanaan energi antara keadaan dasar dan keadaan terseksitasi, dan selisih energi
ini beragam dari satu jenis atom atau melekul ke jenis lainnya. Dengan demikian,
senyawa tertentu menyerap hanya foton yang bersesuaian denga panjang gelombang
tertentu, karena itulah setiap puigemn memiliki spektrum absorsi yang unik.

Energi dan foton yang diserap di ubah menjadi energi potensial elektron yang dinaikkan
dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi. Tetapi elektron ini tidak dapat menetap
disana terlalu lama: karena keadaan tereksitasi, seperti semua keadaan berenergi tinggi
lainnya, bersifat tidak stabil.

Fotosistem: Kompleks Pengumpul Cahaya dari Memebran Tilakoid

Klorofil yang tereksitasi oleh penyerapan energi cahaya memberikan hasil yang berbeda
dalam kloroplas utuh daripada kloroplas hasil isolasi. Pada lingkungan aslinya dalam
membran tilakoid, klorofil tersususn bersama protein dan molekul organik yang lebih
kecil lainnya menjadi fotosistem.

Fotosistem memiliki “kompleks antena” pengumpul cahaya yang tersusun atas suatu
kumpulan dari beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan molekul karotenoid. Ketika
setiap molekul antena menyerap foton, energinya disalurkan dari molekul pigemn ke
molekul pigmen lain hingga energi itu menemukan klorofil a tertentu.

Membran tilakoid dipenuhi oleh dua jenis fotosistem yang bekerja secara bersama dalam
reaksi terang dalam fotosisntesis. Kedua jenis itu disebut fotosistem I dan fotosistem II,
Sesuai dengan urutan ditemukannya. Klorofil pusat-reaksi fotosistem I dikenal sebagi
P700 karena pigmen ini paling baik dalam menyerap cahaya yang memiliki panjang
gelombang 700 nm (bagian spektrum yang sanagt merah). Klorofil pada pusat-reaksi
fotosistem II disebut P680 karena spektrum absorpsinya memiliki puncak 680 nm ( juga
bagian spektrum merah).

Aliran elektron nonsiklik

Selama reaksi terang fotosintesis, terdapat dua kemungkinan rute untuk aliran elektron
siklik dan nonsiklik. Aliran non siklik sebagai berikut :
1. Ketika fotosistem menyerap cahaya, suatu elektron yang dieksitasi ke tinkat energi yang
lebih tinggi dalam klorofil pusat-reaksi P680 ditangkap oleh apseptor elektron primer.
2. Suatu enzim mengektraksi elektron dari air dan mengirimnya ke P 680, menggantikan
seluruh elktron yang keluar dari molekul klorofil ketika molekul ini menyerap energi
cahaya. Reaksi ini menguraikan molekul air menjadi dua ion hidrogen dan satu atom
oksigen, yang segera bergabung dengan atom okssigen lain untuk membentuk O 3. Ini
merupaka lagkah penguraian air pada fotosintesis yang melepaskan O 2.
3. Setiap elektron terfotoeksitasi mengalir dari akseptor fotosistem II ke fotositem I melalui
rantai transpor elektron.
4. Begitu elektron menuruni rantai tersebut, eksergoniknya “jatuh” yang ke tingkat
energinya yang lebih rendah dipungut oleh tilakoid untuk menghasilkan ATP.
5. Apabila elektron mencapai “dasar” rantai transport elektron, elektron ini mengisi
“lubang” elektron di P700, molekul klorofil a dalam pusat reaksi fotosistem I . lubang ini
tercipta ketika energi cahaya menggerkakan elektron dari P 700 ke akseptor elektron
primer fotosistem I.
6. Akseptor elektron primer fotosistem I melewatkan elektron terfotoeksitasi ke rantai
transpor elektron kedua, yang menyalurkannya ke feredoksin (Fd), protein yang
mengandung besi. Enzim yang disebut NADP+ reduktase kemudian menyalurkan
elektron dari Fd ke NADP+.
Reaksi terang menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan ATP dan
NADPH, yang masing-masing menyediakan energi kimiawi dan tenaga reduksi, untuk
reaksi pebuatan gula dalam siklus Calvin.

Aliran Elektron Siklik

Pada kondisi tertentu, elektron terfotoeksitasi mengambil jalur alternatif yang disebut
aliran elektron siklik, yang menggunakan fotosistem I tetapi tidak menggunakan
fotosistem II. Elekron siklik kembali dari feredoksin (Fd) ke kompleks sitokeom dan dari
sana berlanjut ke klorofil P 700. Tidak ada pereduksi NADPH dan tidak ada pelepasan
oksigen. Akan tetapi, aliran siklik menghasilkan ATP. Ini disebut fosforilasi siklik, untuk
membedakannya dari fosforilasi nonsiklik.

Perbandingan Kemiosmosis Dalam Kloroplas dan dalam Mitokondria.

Kloroplas dan mitokondria menghasilkan ATP dengan mekanisme dasar yang sama yaitu
kemiosmosis. Rantai transpor elektron yang dirakit dalam membran memompa proton
melintasi membran begitu elektron lewat melalui sederetan pembawa yang berurut-urut
semakin elektronegatif.

Membran dalam mitokondria memompa proton dari matriks keluar ke ruang antar-
membran, yang kemudian berfungsi sebagai penampung ion hidrogen yang memberi
tenaga bagi ATP sintase. Membran tilakoid kloroplas memompa proton ari stroma ke
dalam ruang tilakoid, yang berfungsi sebagai penampung H +. Membran membuat ATP
begitu ion hidrogen berdifusi dari ruang tilakoid kembali ke stroma melalui kompleks
ATP sintase, yang tombol katalitiknya berada pada sisi stroma dari membran tersebut.
Dengan demikian, ATP terbentuk di stroma, dimana ATP ini digunakan utuk membantu
sintesis gula selama siklus Calvin. Gradien proton, atau gradien pH melintasi membran
tilakoid sangat penting. Apabila kloroplasnya diterangi, pH dalam ruang tilakoid turun
kira-kira sampai 5, dan pH dalam stroma meningkat kira-kira 8. Gradien sebesar tiga
satuan pH ini bersesuaian perbedaan seribu kali lipat pada konsentrasi H +.

Siklus Calvin menggunakan ATP dan NADPH untuk mengubah Co 2 menjadi gula
Siklus Calvin merupakan jalur metabolisme yang serupa dengan siklus Krebs, karbon
memasuki siklus Calvin dalam bentuk CO2 dan keluar dalam bentuk gula, menggunakan
ATP sebagai sumber energi dan mengkonsumsi NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk
penambahan elektron berenergi tinggi untuk membuat gula tersebut. Karbohidrat yang
dihasilkan pada siklus ini bukan glukosa melainkan gula berkarbon tiga dengan nama
gliseraldehida 3-posfat (G3P). Siklus ini terjadi tiga kali, yang mengikat (memfiksasi) tiga
molekul CO2.
Siklus Calvin dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
Fase 1: Fiksasi Karbon
Memasukkan setiap molekul CO2 dengan menautkannya pada gula berkarbon lima yang
dinamai ribolusabifosfat (RuBP). Enzim yang menkatalis adalah RuBP karboksilase, atau
Rubisko ( merupakan protein yang paling melimpah dalam kloroplas, dan mungkin
protein yang paling melimpah di Bumi). Produk reaksi in ialah intermediet berkarbon-
enam yang demikian tidak stabilnya sehingga terurai separuhnya untuk membentuk dua
molekul 3-fosfogliserat (untuk setiap CO2).
Fase 2 : Reduksi
Setiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru. Suatu enzim mentransfer
gugus fosfat dari ATP, membentuk 1,3-bisfosfogliserat sebagai produknya. Selanjutnya,
sepasang elektron yang disumbangkan dari NADPH mereduksi 1,3-fosfogliserat menjadi
G3P. Khususnya, elektron dari NADPH mereduksi gugus karboksil 3-fosfogliserat
menjadi gugus karbonil yang berupa G3P, yang menyimpan lebih banyak energi
potensial. G3P ini merupakan gula berkarbon tiga yang dibentuk dalam glikolisis oleh
penguraian glukosa. Untuk setiap 3 molekul CO 2 terdapat enam molekul G3P. Tetapi
hanya satu molekul dai gul berkarbon tiga ini dapat dihitung sebagai selisih perolehan
karbon. Siklus ini dimulai dengaan nilai 15 karbon dari karbohidrat dalam bentuk tiga
molekul gula berkarbon lima dalam RuBP. Sekarang terdapat nilai 18 karbon
karbohidrat dalam bentuk enam molekul G3P. Satu molekul keluar siklus untuk
digunakan oleh sel tumbuhan, tetapi lima molekul lainnya harus di daur ulang untuk
regenerasi tiga molekul RuBP.
Fase 3 : Pegenerasi Akseptor CO2 (RuBP)
Rangka karbon yang terdiri atas lima molekul G3P disusun ulang oleh langkah terakhir
siklus Calvin menjadi tiga molekul RuBP. Disini siklus menghabiskan tiga molekul ATP.
Dan RuBP sudah siap untuk menrima CO2 kembali dan siklusnya berlanjut.
Untuk selisih satu molekul G3P, siklus ini secara keseluruhan mengkonsumsi sembilan
molekul ATP dan enam molekul NADPH. Reaksi terang ini meregenerasi ATP dan
NADPH. G3P yang tersingkir dari siklus Calvin menjadi materi awal untuk jalur
metabolisme yang mensintesis senyawa organik lainnya, termasuk glukosa dan
karbohidrat lainnya. Reaksi terang saja atau siklus Calvin saja tidak dapat membuat gula
dari CO2 .
Fotorespirasi : Peninggalan Evolusioner?
Padi gandum dan edelai merupakan contoh-contoh tumbuhan C 3 yang penting dalam
pertanian. Tumbuhan ini memproduksi sedikit makanan apabila stomatanya tertutup
pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO 2 yang menurun dalam daun akan
mengurangi bahan ke siklus Calvin. Yang membuat keadaan ini emburuk, rubisko dapat
menerima O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara di dalam dauan, rubisko
menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO 2. Produknya terurai dan satu
potong senyawa berkarbon dua dikirim keluar dari kloroplas. Mitokondria dan
peroksisom kemudian memecah molekul berkarbon dua menjadi CO 2. Proses ini disebut
fotorespirasikarena proses ini terjadi dalam cahaya (foto) dan mengkonsumsi O 2
(respirasi). Tidak seperti respirasi seluler, fotorespirasi tidak menghasilkan ATP, tidak
seperti fotosintesis, fotorespirasi tidak menghasilkan makanan. Dan sebenarnya
fotorespirasi menurunkan keluaran fotosintesis denngan menyedot bahan organik dari
siklus Calvin.
Menurut suatu hipotesis, fotorespirasi merupakan perlengkapan evolusioner atau
peninggalan metabolik dari permulaan sejarah Bumi ini, ketika atmosfer mengandung
lebih sedikit O2 dan lebih banyak CO2 daripada saat ini. Pada atmosfir kuno saat rubisko
pertama kali muncul, ketidakmampuan tempat aktif enzim untuk mengeluarkan O 2 tidak
menjadi masalah. Hipotesis ini berspekulasi bahwa rubisko yang sekarang masih
mempertahankan afinitas warisan terhadap O 2, yang sekarang begitu terkonsentrasi
dalam atmosfer sehingga jumlah fotorespirasi tertentu tidak dapat dihindari.
Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi adalah hari yang panas, kering dan
terik, kondisi yang menyebabkan stomata menutup. Dalam spesies tumbuhan tertentu,
cara lain fiksasi karbon yang meminimumkan fotorespirasi sekalipun dalam iklim panas
dan gersang telah berkembang. Dua adaptasi fotosintetik yang paling penting ialah
fotosintesi C4 dan CAM.
Fotosintesis Merupakan Dasar Metabolik Biosfer
Gula yang dibuat dalam kloroplas memasok keseluruhan tumbuhan dengan energi
kimiawi dan rangka karbon untuk mensintesi semua molekul organik sel tumbuhan.
Kira-kira 50% materi organik yang dihasilkan oleh fotosintesis dikonsumsi sebagai
bahan bakar untuk respirasi seluler dalam mitokondria sel tumbuhan tersebut. Kadang-
kadang terjadi kehilangan produk fotosintesis ke fotorespirasi.
Pada skala yang lebih luas, produktivitas kolektif dari kloroplas yang kecil itu luar biasa,
diduga bahwa fotosintesis membuat kira-kira 160 milyar ton metrik karbohidrat tiap
tahun ( 1 ton metrik sama dengan 1000 kg, kira-kira 1,1 ton). Materi organik itu
ekuivalen dengan tumpukkan kira-kira 60 triliun buah buku yang sama dengan 17 kali
tumpukan buku ini dari Bumi ke matahari. Tidak ada prose kimiawi lain di planet ini
yang dapat menyamai keluaran fotosintesis. Selain itu tidak ada proses yang lebih peting
daripada fotosintesis untuk kesejahteraan kehidupan di Bumi.

Ringkasan buku pembanding


Pengertian fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata Foton cahaya, sintesis penyusunan. Fotosintesis adalah
peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida) dengan
pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang dipergunakan adalah zat
karbon (karbondioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat karbon.
Proses fotosintesis
proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbondioksida dan air menjadi gula
dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya
berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber
cahaya.
Tempat terjadinya fotosintesis
 Daun
Pada tumbuhan tingkat tinggi, biasanya kloroplas terbatas pada sel-sel batang muda,
buah-buah belum matang, dan daun. Daun inilah yang merupakan pabrik fotosintesis
yang sebenanya pada tumbuhan. Irisan melintang dari daun yang khas menyingkapkan
beberapa lapisan-lapisan jaringan yang berbeda-beda. Sel-sel tersebut juga
mengeluarkan suatu zat yang transparan seperti lilin yang dinamakan kutin.
Bahan ini membentuk kutikula, yang berfungsi sebagai penghalang lembab dipermukaan
atas daun tersebut, jadi mengurangi hilangnya air dari daun. Dibawah sel-sel epidermis
atas tersusun satu atau lebih barisan sel yang membentuk lapisan palisade. Sel-selnya
berbentuk tabung dan tersusun sedemikian hingga sumbu panjang tegak lurus pada
bidang daunnya.
Setiap sel penuh dengan kloroplas, dan sel-sel inilah yang melakukan fotosintesis paling
banyak di dalam daun. Di bawah lapisan palisade terdapat lapisan bunga karang. Sel-
selnya tidak beraturan bentuknya dan tersusun tidak rapat. Walau hanya berisi sedikit
kloroplas, fungsi utamanya penyimpan sementara molekul-molekul makanan yang
dihasilkan sel-sel lapisan palisade. Juga membantu pertukaran gas diantara daun dan
sekitarnya.
 Kloroplas
Kloroplas adalah plastida berwama hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat di dalam
sel tumbuhan lumut, paku-pakuan dan tumbuhan berbiji. jika dilihat dengan mikroskop
cahaya dengan perbesaran yang paling kuat, kloroplas sering kelihatan berbentuk butir.
Bagian-bagiannya yang kelihatan berwama tua disebut grana, sedangkan bagian-bagian
yang kelihatan berwama muda disebut stroma. Sejajar dengan permukaannya yang
lebar, di dalam kloroplas terdapat lamella. Secara urn urn suatu sel mesofil daun
mengandung 30-500 butir kloroplas yang berbentuk cakram atau gelendong.
Kloroplast berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, yang berbentuk pita spiral
ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang bentuk bintang ditemukan pada Zygnema.
 Klorofil
Klorofil ada 4 jenis yaitu : klorofil a,b,c dan d
Pada tumbuhan tingkat tinggi, umumnya mengandung klorofil a dan b. Klorofil ini
mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Dapat dilihat pada gambar:

Reaksi fotosintesis secara umum dibagi dua yaitu:


1.1 Reaksi terang
Yang pertama-tama melihat sepintas peranan cahaya dalam fotosintesis adalah Van Niel,
mikrobiologis dari Amerika. Dia meneliti fotosintesis pada bakteri belerang ungu dan
sampai pada kesimpulan tersebut. Mikroorganisme ini menghasilkan glukosa dari C02
seperti halnya tumbuhan hijau, dan untuk memperoleh hal itu jasad renik tersebut
memerlukan cahaya. Akan tetapi, air tidak dipakai sebagai bahan pemula, tetapi bakteri
ini menggunakan Hidrogen sulfide (H2S). Van Niel berpendapat bahwa tindakan cahaya
menyebabkan dekomposisi H-2S menjadi atom hydrogen dan sulfur.
Ia berpendapat bahwa pada tumbuhan hijau, energi cahaya menyebabkan air pecah
menjadi hydrogen dan oksigen. Kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi C02
dalam serangkaian reaksi gelap

CO2+2H2O (CH2O)+H2O+O2
Jika teori ini benar, kesimpulannya ialah bahwa oksigen yang dihasilkan dalam
fotosintesis berasal dari air seperti halnya seluruh sulfur yang diperoleh dalam proses
fotosintesis bakteri diturunkan dari H2S. persamaan reaksi fotosintesis harus diulang :
6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6H2O + 6O2

Reaksi terang dibagi atas dua tahapan yaitu:


 Fotosistem I dan II
Penemuan dua pigmen pusat reaksi sangat memuaskan para ahli karena dapat
membantu menjelaskan satu ciri lain dari fotosintesis. Cahaya merah yang panjang
gelombangnya lebih besar dari pada kira-kira 680 nm tidak memadai untuk
melancarkan fotosintesis walau klorofil pada panjang gelombang tersebut masih
menyerap. Dengan penyinaran simultan dari dua berkas cahaya monokromatik,
misalnya 670 nm dan 710 nm, koefisienan fotosintetik sungguh lebih besar dari pada
koefisienannya dengan satu panjang gelombang dari intensitas total yang sama.
Pengamatan ini mengarah kepada kesimpulan bahwa reaksi-reaksi terang harus
mencakup dua proses yang berlainan: satu yang diberi energi oleh cahaya dengan
panjang gelombang lebih besar, dinamai fotosistem I dan yang satu lagi dinamai
fotosistem II yang mendapat energi dari cahaya ber-panjang gelombang lebih pendek.
 Fotosistem I
Energi yang diperoleh pigmen-pigmen antena pada fotosistem I ditransfer ke molekul P
700 Elektron pada P 700 ditingkatkan keposisi yang sedemikian tingginya (kira-kira 0,6
volt) hingga dapat mereduksi akseptor elektron yang tampak pada gambar sebagai X.
Sebenarnya substansi x menyumbangkan elektronnya kepada NADP+, kemudian
mereduksinya dan membentuk NADPH yang diperlukan untuk reaksi - reaksi gelap.
Dengan cara ini cahaya yang diabsorpsi oleh fotosistem I menyediakan energi yang
diperlukan untuk mengoksidasi P700 dan mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Namun
elektron-elektron yang dipakai untuk mereduksi NADP+ kemudian digunakan dalam
reaksi gelap untuk sintesis PGAL.
 Fotosistem II
Absorpsi cahaya oleh fotosistem II mengarah kepada oksidasi P 680 dalam suatu cara yang
sama dengan caranya fotosistem I. Namun P 680 terokSidasi merupakan agen pengoksidasi
yang lebih kuat daripada P700 dengan potensial redoks yang lebih besar daripada + 0.82
volt. Langkah-langkah tepat yang terlibat masih belum pasti, tetapi untuk setiap 4
elektron yang diperoleh P680 maka molekul oksigen dilepaskan.

2H2O 4e + 4H + +O2
Absorpsi cahaya meningkatkan elektron-elektron ini ke atas energi yang cukup tinggi
sehingga elektron itu dapat mereduksi P 700 dalam fotosistem I. Jadi telah diketahui satu
di antara dua senyawa yang amat penting pada reaksi gelap, suatu mekanisme yang
menyediakan energi sebagai elektron-elektron dan mampu bergerak dalam lintasan tak
terputus dari molekul air ke NADP. Namun harus diketahui bahwa ATP merupakan
senyawa yang penting pada reaksi gelap. Inipun dibangkitkan oleh reaksi terang pada
fotosintesis.

Pada reaksi terang ini terjadi dalam 2 bagian yaitu Fotosistem I (non siklik) dan
Fotosistem II (siklik). Perbedaannya yaitu :
2.1 Reaksi gelap
Reaksi gelap pada fotosintesis itu sebenarnya merupakan serangkaian reaksi yang
melibatkan pengambilan C02 oleh tumbuhan dan reduksi C02 oleh atom hydrogen. Dr.
calvin dan rekan-rekannya di Universitas Califor-nia bertahun-tahun menyelidiki urutan
langkah demi langkah reaksi-reaksi kimia yang terlibat. Prosedur percobaan dasarnya
ialah mengekspos suspensi ganggang hijau uniseluler terhadap cahaya dan karbon
dioksida radioaktif. Penggunaan karbon radioaktif pada karbon dioksida “membuntuti”
atom tersebut sehingga memungkinkan meneliti transformasi kimianya.
Dengan teknik autoradiografi ini, Calvin menemukan bahwa 14C muncul dalam molekul-
molekul glukosa 30 detik setelah dimulainya fotosintesis. Bila ini dibiarkan fotosintesis
itu hanya berlangsung lima detik, dia menemukan radioaktivitas itu pada molekul-
molekul lain yang lebih kecil.
Secara bertahap, lintasan fiksasi karbon dapat ditentukan. Salah satu substansi penting
dalam proses ini ialah gula lima karbon yang difosforilasi yaitu ribulosafosfat.
Masing-masing menerima gugus fosfat yang kedua ( dari molekul ATP), sehingga
terbentuklah 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (DPGA). Kemudian zat ini direduksi
menjadi 3-fosfogliseraldehidaa (PGAL). Dalam proses tersebut dikeluarkan gugus fosfat.
Agen pereduksinya ialah bentuk tereduksi koenzim NADP. NADP ini sama seperti NAD
kecuali pada gugus fosfat yang ketiga. Sebagaimana NAD koenzim itu dapat direduksi
dengan perolehan dua elektron bentuk tereduksi itu yang kita sebut NADPH karena
(sebagaimana NAD), hanya satu proton yang menyertai reduksi itu.
Fakta mengenai reaksi-reaksi gelap fotosintetik yaitu dari asam 3-fosfogliserat ke PGA,
langkah-langkahnya merupakan kebalikan yang tepat dari langkah-langkah pada
glikolisis.
Pengaruh Cahaya Terhadap Klorofil
Bila suatu larutan klorofil ditempatkan dalam seberkas cahaya, maka akan
mengeluarkan cahaya berwarna merah tua. Fenornena ini dinamakan fluoresensi.
Ekstrak klorofil kasar dapat dengan mudah diperagakan. Ekstrakklorofil yang kasar
dapat dipersiapkan dengan mencelupkan daun-daun rumput kedalam etanol.
Keterangan untuk fenomena ini adalah bahwa energi cahaya yang diserap ditransfer
pada suatu elektron dalam molekul klorofil, sehingga mengangkatnya ketingkat energi
yang lebih tinggi. Elektron ini bebas berpindah-pindah mengitari molekul. Elektron-
elektron inilah yang dengan mudah diangkat ke tingkat energi tinggi, maka molekul
klorofil itu disebut "terangsang".
Dalam larutan klorofil tersebut, keadaan terangsang itu berlalu dengan cepatnya. Dengan
demikian, elektron itu mengeluarkan energi yang telah mengangkatnya pada permulaan.
Sebagian besar energi ini dibebaskan sebagai cahaya merah dengan panjang gelombang
yang sangat jelas.

Faktor Penentu Laju Fotosintesis


Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya
2. Konsentrasi karbondioksida Semakin banyak karbondioksida di udara, makin
banyakjumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis
3. Suhu Enzim-enzim yang bekelja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekelja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air Kekurangan air ataukekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
BAB III

IMPLIKASI BUKU

3.1 Implikasi Terhadap Teori

Pada kedua buku yang telah kami review menggunakan teori yang sama sehingga tidak ada
perbedaan signifikan diantaranya. Akan tetapi yang paling kuat dalam penggunaan teori adalah
buku utama dalam menyampaikan teori fotosintesis tidak hanya menjelaskan bagaimana proses
fotosintesis itu berlangsung, tapi ada penekanan yang kuat terhadap bagaimana seluk beluk dari
pigmen kloroplas itu bekerja, dan akhirnya memungkinkan untuk berlangsungnya proses
fotosintesis.

3.2 Manfaat topic review bagi pembangunan Indonesia

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada bangsa itu sendiri
dalam menyiapkan Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia bagi suatu bangsa. Tanaman
merupakan salah satu factor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara
perkembangan fisik makhluk hidup. Tanaman menghasilkan oksigen yang digunakan mahluk
hidup untuk bernafas setiap harinya. Dengan mengetahui bagaimana tumbuhan tersebut bisa
menghasilkan oksigen untuk kita yaitu dengan fotosintesis, kita bisa mencari cara bagaimana
agar tumbuhan dapat terus menghasilkan udara yang baik. Sebagai aktivis muda sudah
semestinya kita berlomba kreatif untuk inovasi demi inovasi demi kemajuan pembangunan
pepohonan di Indonesi itu sendiri agar kita bisa mendapat asupan oksigen yang lebih layak.

3.3 Analisis mahasiswa

Dari kedua buku kami menganalisis bahwa buku yang telah kami review memiliki
kesetaraan materi yang berbeda. . Sehingga membuat para pembaca berwawasan yang luas,
karena pada dasarnya tanaman sangat vital bagi kehidupan manusia. Kita sebagai Mahasiswa
perlu banyak mengkaji setiap buku agar banyak ilmu yang kita dapatkan. Sehingga ilmu yang
kita dapatkan tidak terpaku pada satu materi saja.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air,
karbondioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang
dipergunakan adalah zat karbon (karbondioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat
karbon.
Proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbondioksida dan air menjadi
gula dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya
berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber
cahaya. Proses fotosintesis melalui dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Reaksi terang menggunakan sinar matahri dan reaksi gelap hanya melibatkan proses
kimiawi. Kloroplas merupakan tempat fotosintesis pada tumbuhan. Fotosintesis sebagai
proses redoks. Reaksi terang dan siklus Calvin bekerjasama mengubah energy cahaya
menjadi energy kimiawi berupa makanan. Reaksi terang mengubah energy matahari
mannjadi energy kimiawi berupa ATP dan NADPH. Siklus Calvin menggunakan ATP
dan NADPH untuk mengubah Co2 menjadi gula.

Faktor-faktor Penentu Laju Fotosintesis


Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya
2. Konsentrasi karbondioksida Semakin banyak karbondioksida di udara, makin
banyakjumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis
3. Suhu Enzim-enzim yang bekelja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekelja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air Kekurangan air ataukekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.

.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfa’at bagi pembaca sekalian serta menjadi jalan untuk kita
mempelajari fotosintesis lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N., A., et all. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Erlangga.

Harahap, Fauziyah. 2012. FISIOLOGI TUMBUHAN : SUATU PENGANTAR. Unimed Press, Medan.

Anda mungkin juga menyukai