Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

RESPIRASI TUMBUHAN

Dosen Pengampu: Drs. Maizar, M.P

Mata Kuliah: Fisiologi Tumbuhan

Disusun Oleh:

Nama: Reihan Naufal Abiyyu

NPM: 214110088

Semester/Kelas: 3/D

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan
karunia-Nya yaitu iman dan kesehatann y a sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Makalah dengan judul “Respirasi Tumbuhan” dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah Fisiologi Tumbuhan ini. Besar harapan saya agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja yang membacanya.

Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
kata pengantar ini saya sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
dalam penyusunan dan membaca makalah ini.

Pekanbaru, 22 Desember 2022

penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
III. PEMBAHASAN........................................................................................................................8
3.1 Pengertian Respirasi...............................................................................................................8
3.2 Jenis-jenis Respirasi.............................................................................................................11
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi..............................................................14
3.4 Respirasi pada Tumbuhan....................................................................................................15
IV. PENUTUP...............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
4.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Respirasi.............................................................................................................6

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di

paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih

menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel

tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama

adalah karbohidrat.

Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah

fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari peri kehidupan tumbuhan sudah

demikian pesat berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan,

morfologi tumbuhan, dan sistematika tumbuhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu

yang mempelajari atau mencari keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk

mempertahankan kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energi yang

berkesinambungan. Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energi kimia yang

terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan energi

yang menyeddiakan energi bagi keperluan sel itu diseebut dengan respirasi. Respirasi sel

tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon dioksida

dan air.

Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun

(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan

anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang

1
tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara

sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2

ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian

mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau

cara keduanya (aerobik fakultatif).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai

kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses

yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang

memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber

energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari

tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang

berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan

berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang

kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,

monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.

Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.

Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida

(Kimball, 2002).

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik

(CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah

2
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan

untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Klorofil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Respirasi?

2. Apa saja jenis-jenis Respirasi?

3. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi laju Respirasi?

4. Bagaimana Respirasi pada Tumbuhan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Respirasi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis Respirasi

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Respirasi

4. Untuk mengetahui Respirasi pada Tumbuhan

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi

melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia

ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. Respirasi juga

biasa dikatakan reaksi oksidasi organk untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk

aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi.

Contoh:

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:

C6H206 + 6 02 —> 6 H2O + 6 CO2 + Energi

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :1.

Glikolisis.2. Daur Krebs.3. Transpor elektron respirasi.

Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen respirasi terbagi atas 2 macam, yaitu :

- Respirasi anaerob. Tidak memerlukan oksigen tetapi penguraian bahan organiknya tidak

lengkap. Respirasi macam ini jraang terjadi hanya dalam keadaan khusus. Substrat aerob adalah

glukosa, reaksinya :

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2 CO2 + ATP

- Respirasi aerob. Respirasi aerob memerlukan oksigen untuk menghasilkan tenaga (ATP).

Tindak balas ringkasnya ialah:

4
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O ΔHc -2880 kJ

Glikolisis, peristiwa perubahan : Glukosa Þ Glulosa – 6 – fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ

3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat. Jadi hasil dari glikolisis : molekul

asam piravat dan molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.

molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Glikolisis dosebut juga jalur Emdent-myehorf-panas merupakan rangkaian reaksi

perubahan glukosa menjadi asam piruvat. Glikolisis adalah proses penguraian heksosa menjadi

triosa, terjadi di sitosol. Proses ini terdiri dari dua bagian yaitu pertama penguraian substrat

heksosa baik glukosa maupun fruktosa yang berasal dari pati dan sukrosa maupun fruktan

menjadi fruktosa 1,6 biposfat (FBP). Kedua pemecahan FBP menjadi asam piruvat.

Daur Krebs (daur trikarbekdlat): Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat

merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

Bila cukup oksigen asam piruvat ditransfer ke dalam mitokondria melalui pertukaran dengna

OH- pada membrane dalam. Priruvat secara teknisnya bukan merupakan bagian dari siklus asam

sitrat. Asetil CoA merupakan bahan dasar masuk ke siklus sitrat dengan adanya oksaloasetat

(OAA) dengan bantuan enzim sitrat sintase membentuk asam sitrat dan dilepas CoA berperanan

lagi dalam membentuk asetil CoA.

Rantai Transportasi Elektron Respiratori: Pada system ini bekerja lima komponen yang

berpartisipasi dalam system pemindahan electron dari bahan dasar NADH dan FADH sebagai

donor sampai ke penerima terakhir yaitu mol oksigen, dari daur Krebs akan keluar elektron dan

ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di

dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui

5
sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada

tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut: proses

akseptor ATP

Gambar 1. Proses Respirasi

Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh penerimaan

cahaya yang diterima oleh daun. Diketahui pula bahwa kebutuhan energi dan ketersediaan

oksigen dalam sel juga mempengaruhi fotorespirasi. Walaupun menyerupai respirasi

(pernafasan) biasa, yaitu proses oksidasi yang melibatkan oksigen, mekanisme respirasi karena

rangsangan cahaya ini agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi tersendiri.

Proses yang disebut juga “asimilasi cahaya oksidatif” ini terjadi pada sel-sel mesofil daun dan

diketahui merupakan gejala umum pada tumbuhan C3, seperti kedelai dan padi. Lebih jauh,

6
proses ini hanya terjadi pada stroma dari kloroplas, dan didukung oleh peroksisom dan

mitokondria.

Secara biokimia, proses fotorespirasi merupakan cabang dari jalur glikolat. Enzim utama

yang terlibat adalah enzim yang sama dalam proses reaksi gelap fotosintesis, Rubisco (ribulosa-

bifosfat karboksilase-oksigenase). Rubisco memiliki dua sisi aktif: sisi karboksilase yang aktif

pada fotosintesis dan sisi oksigenase yang aktif pada fotorespirasi. Kedua proses yang terjadi

pada stroma ini juga memerlukan substrat yang sama, ribulosa bifosfat (RuBP), dan juga

dipengaruhi secara positif oleh konsentrasi ion Magnesium dan derajat keasaman (pH) sel.

Dengan demikian fotorespirasi menjadi pesaing bagi fotosintesis, suatu kondisi yang tidak

disukai kalangan pertanian, karena mengurangi akumulasi energi.

Jika kadar CO2 dalam sel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu

sehingga laju produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), RuBP akan dipecah oleh

Rubisco menjadi P-glikolat dan P-gliserat (dengan melibatkan satu molekul air menjadi glikolat

dan (P-OH). P-gliserat (P dibaca “fosfo”) akan didefosforilasi oleh ADP sehingga membentuk

ATP. P-glikolat memasuki proses agak rumit menuju peroksisoma, lalu mitokondria, lalu

kembali ke peroksisoma untuk diubah menjadi serin, lalu gliserat. Gliserat masuk kembali ke

kloroplas untuk diproses secara normal oleh siklus Calvin menjadi G3P.

7
III. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Respirasi

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi

dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.

Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua

aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada

seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar,

batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah

kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi

karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka

respirasi terjadi pada sel.

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua

tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa

memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa

bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan

energi dengan car menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses

pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Gas dan uap air

tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbon dioksida yang dihasilkan masuk

dan keluar dari tubuh secara difusi.

Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan

inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga dapat

melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah rawa/berlumpur

8
mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar ini disebut akar panas. Kandungan

katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya

proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim

atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor

dari aktivitas enzim.

Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada

tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi

energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis

yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu menyebabkan

seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk melakukan proses

fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan

dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada

proses respirasi sebagai berikut

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga tahap,

yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa

perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai

sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs

(daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob

menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi

elektron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh

melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses

respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.

9
Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam

nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,

karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti

lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat

digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga tahap,

yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa

perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai

sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs

(daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob

menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi

elektron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh

melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses

respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.

Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam

nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,

karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti

lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat

digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

10
3.2 Jenis-jenis Respirasi

A. Respirasi Aerob

Respirasi Aerob adalah proses biologi dimana senyawa organik tereduksi dimobilisasi

dan kemudian dioksidasi secara terkontrol. Dalam proses ini energi bebas dilepaskan dan

kemudian digabungkan dalam bentuk ATP, yang dapat segera digunakan dalam perkembangan

tanaman. Respiarsi aerobik secara umum disebut oksidasi senyawa gula berkarbon 6 (glukosa ).

Dengan reaksi dasar:

C6H12O6 + O2 + H2O 6 CO2 + 12 H2O

Glukosa di oksidasi secara sempurna menjadi CO2, dan oksigen (akseptor hidrogen

terakhir) direduksi menjadi air. Oksidasi glukosa dilakukan secara bertahap dalam beberapa

rangkaian reaksi guna menghindari kerusakan struktur seluler ( kebakaran) akibat pelepasan

energi yang sangat besar.

Tahap – tahap repirasi aeobik ( oksidasi glukosa):

1. Glikolisis

Istilah glikolisis yang berarti pemecahan gula, diperkenalkan pada tahun 1909 untuk

maksud perombakan gula menjadi etil alkohol. Tetapi sebagian sel akan menghasilkan asam

piruvat, bukan etanol, jika mendapat aerasi secara normal. Glikolisis terjadi pada semua

organisme hidup. Secara evolusi, tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang paling tua dari

ketiga tahapan respirasi. Glikolisis merupakan tahapan pertama respirasi, dimana glukosa

dipecah menjadi 2 buah senyawa 3 karbon, yang kemudian dioksidasi dan diubah menjadi asam

piruvat, yang akan digunakan dalam siklus asam trikarboksilat. Oksigen tidak dibutuhkan pada

11
konversi glukosa menjadi asam piruvat, sehingga glikolisis dianggap sebagai cara menghasilkan

energi pada jaringan tanaman ketika konsentrasi oksigen rendah.

Tahapan reaksi glikolisis dimulai dengan terjadinya dua kali fosforilasi glukosa/fruktosa,

dan kemudian pecah menjadi 2 buah senyawa gula 3 karbon: glyceraldehyde-3-phosphat Reaksi

ini memerlukan 2 ATP/glukosa Setelah terbentuk glyceraldehyde-3-phosphat, jalur glikolisis ini

mulai dapat mengekstrak energi. Jika tidak terdapat O2, siklus asam trikarboksilat dan transport

elektron tidak terjadi, sehingga reaksi glikolisis tidak dapat berlanjut karena tidak adanya suplai

NAD+. Akibatnya reaksi yang dikatalisis oleh glyceraldehyde-3-phosphat dehidrogenase tidak

dapat berlangsung.

2. Siklus Krebs / daur trikarboksilat

Dinamakan siklus krebs untuk menghargai ahli biokimia dari ingris, Hans A Krebs, yang

pada tahun 1937 mengajukan suatu daur reaksi untuk menerangkan cara perombakan piruvat

pada otot dada burung merpati. Siklus krebs terjadi di matriks pada mitokondria. Siklus asam

trikarboksilat disebut juga siklus asam sitrat karena pentingnya asam sitrat sebagai substrat

intermediet dalam siklus ini

Asam piruvat hasil glikolisis, ketika memasuki matriks mitokondria, didekarboksilasi

oksidatif sehingga menghasilkan NADH, CO2, dan asam asetat. Asam asetat selanjutnya

digabungkan dengan coenzim A, membentuk Asetil CoenzimA (asetil co A). Konversi asam

piruvat menjadi asetil coA terdiri atas tiga tahapan yaitu dekarboksilasi, oksidasi dan konjugasi

dengan Asetil coA. Oksidasi piruvat dalam mitokondriamenghasilkan 3 molekul CO2, 4

NADH,FADH dan ATP.

12
3.Transpor Elektron

Elektron berenergi tinggi yang ditangkap selama siklus asam trikarboksilat harus diubah

menjadi ATP, untuk dapat dimanfaatkan. Untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi melalui

glikolisis dan siklus Krebs, akan dihasilkan 2 NADH dalam sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2

dalam matriks. NADH + H+ + ½ O2 NAD+ + H20.

Oksidasi glukosa secara sempurna menghasilkan 4 ATP, 2 NADH dalam sitosol, 8

NADH dan 2 FADH2 dalam mitokondria. Karena 1 NADH setara dengan 3 ATP dan 1 FADH2

setara 2 ATP, maka dari 1 molekul glukosa dihasilkan total 38 ATP. Secara umum 56 % dari

total energi yang tersedia dalam glukosa dapat dikonversi menjadi ATP.

B. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan respirasi tanpa menggunakan oksigen. Dalam kondisi tidak

ada oksigen, tanaman melakukan metabolisme fermentatif. Fermentasi dapat terjadi melalui

fermentasi alkohol atau fermentasi asam laktat.

Laktat dianggap merupakan produk akhir fermentasi yang relatif lebih berbahaya

dibanding alkohol karena akumulasi laktat berdampak pada penurunan pH sitosol. Pada saat

kurang oksigen, tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yang hanya akan menghasilkan

energi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP saja.

13
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi

1. Keadaan protoplasma : Jaringan maristematik yang banyak mengandung sitoplasma akan

memiliki laju respirasi yang tinggi.

2. Ketersediaan subtrat terlarut, Laju respirasi akan meningkat dengan dengan meningkatnya

subtrat respirasi terlarut. Tumbuhan yang kekurangan pati, fruktan atau gulanya rendah

melakukan respirasi pada laju yang rendah.

3. Hidrasi jaringan: Laju respirasi akan meningkat dengan meningkatnya hidrasi jaringan.

4. Temperatur: Sampai dengan suhu tertentu Q10 respirasi = 2-3

5. Konsentrasi oksigen: Penurunan oksigen akan akan menurunkan dekarboksilasi pada siklus

krebs, akibatnya terjadinya hambatan pada ooksidsi NADH2, NADPH2 dan FADH2.

6. Konsentrasi CO2 : Meningkatnya konsentrasi CO2 akan menurunkan respirasi dan pada

konsentrasi yang tinggi akan menimbulkan keracunan.

7. Stimulasi mekanik : Akan meningkatkan laju respirasi

8. Pelukaan dan infeksi: akan meningkatkan laju respirasi akibat meningkatnya metabolisme

dalam meristem sekunder.

9. Garam – garam organik : akan meningkatkan laju respirasi

10. Cahaya : akan meningkatkan respirasi laju respirasi terutama pada daerah yang berklorofil.

11. Jenis tumbuhan : Umumnya bakteri, fungi, dan ganggang berespirasi lebih cepat

dibandingkan dengan tumbuhan berbijji. Ini dikarenakan fungi dan bakteri mengandung hanya

sedikit cadangan makanan dan tidak mempunyai sel berkayu nonmetabolik.

14
3.4 Respirasi pada Tumbuhan

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat

diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan

reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada

proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk

proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon

dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan.

A. Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Respirasi pada tumbuhan tingkan tinggi. Prosesnya berlangsung sevara aerob dimana

pada pernapasan tersebut terdapat pembebasan energi dari sari-sari makanan pada bagian dalam

sel tubuh tumbuhan yang dilakukan dengan cara oksidasi secara biologis. Oksidasi sendiri

merupakan proses reaksi di antara sari makanan dengan oksgen yang pada akhirnya akan

menghasilkan CO2 atau karbondioksida, energi dan juga H20. Reaksi tersebut merupakan jenis

rekasi enzimatis yang memiliki peran sebagai katalisator. Energi yang dihasilkan oleh tumbuhan

tersebut akan digunakan dalam proses pertumbuhan, pengangkutan mineral, pembentukan

protein, proses fotosintesis dan masih banyak lagi lainnya.

B. Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Rendah

Pernapasan pada tumbuhan tingkat rendah bisa terjadi dengan dua cara yakni aerob dan

juga anaerob. Respirasi anaerob yang biasanya disebut juga dengan fermentasi yakni suatu

proses pengubahan suatu senyawa utama menjadi senyawa lanjutan dengan menggunakan

bantuan enzim. Proses ini bisa kita jumpai pada pembentukan alhokol yang awalnya merupakan

glukosa. Respirasi pada tumbuhan tak sempurna ini juga bisa dijumpai pada pembentukan tempe.

15
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Respirasi pada tumbuhan merupakan proses pelepasan energi yang menyediakan energi

bagi keperluan sel. Respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Respirasi anaerob: proses respirasi tanpa menggunkan oksigen

b) Respirasi aerob: Proses respirasi dengan membutuhkan oksigen

Hasil dari respirasi:

a) Respirasi anaerob ( fermentasi) menghasilkan asam laktat atau etanol.

b) Respirasi aerob: Glikolisis : menghasilkan 2 NADH ( 1 NADH= 3 ATP) = 6 ATP, Daur krebs

: menghasilkan 2 ATP+ 8 NADH + 2 ubikuinol( 1 ubikuinol = 2 ATP) jadi jumlah total ATP=

30. Jadi jumlah total = 36 untuk satu molekul glukosa.

Faktor- fakor yang mempengruhi laju respirasi: Keadaan protoplasma : ,Ketersediaan

subtrat terlarut, Hidrasi jaringan, Temperatur, Konsentrasi oksigen, Konsentrasi CO2 , Stimulasi

mekanik , Pelukaan dan infeksi, Garam – garam organik , Cahaya , Jenis tumbuhan.

4.2 Saran

Adanya pengkajian lebih lanjut tentang proses-proses respirasi pada tumbuhan dan

diadakannya percobaan sederhana yang spesifik untuk membuktikan bahwa tumbuhan

melakukan respirasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, walyati dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. DEPDIKBUD. Universitas Andalas :
Padang.
Campbell, 1999, Biologi, edisi kelima jilid 1, Erlangga, Jakarta..

Dwidjosputro,D.1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia : Jakarta.

Gardner, F. P. R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan Budidaya,


Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Kimball, Jhon.W, 1983, Biologi, jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Lakitan,B.2004.Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada:Jakarta.

Lukman, Diah, 1997, Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.

Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1.


Gramedia:Jakarta.
Paramita, Octavianti. 2010. “Pengaruh Memar terhadap Perubahan Pola Respirasi, Produksi
Etilen dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera Indica L) Var Gedong Gincu pada
Berbagai Suhu Penyimpanan”. Jurnal Kompetensi Teknik Vol.2, No.1.
Purba, J.H. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi untuk Tanaman Padi Sawah
(Oryza sativa). Jurnal Sains danTeknologi 3 :146

17

Anda mungkin juga menyukai