RESPIRASI TUMBUHAN
Dosen Pengampu:
Dr. Eko Budi Minarno, M.P
Azizatur Rahmah, M. Sc
Ruri Siti Resmisari, M.Si
Asisten Praktikum:
Abdi Wahyu Nugroho
Oleh:
Nama : Rofifah Az Zahro
NIM/Kelas : 19620060/Biologi C
Tanggal praktikum : 30 September 2021
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Hasil dari pengamatan ini yakni :
Bahan Pengamatan Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Rimpang Jahe + + +
(Zingiber officinale)
Pucuk daun + ++ +++
(Syzygium
paniculatum)
Kuncup bunga + + ++
(Erythrina crista-
galli)
Kecambah Kacang + +++ ++++
hijau
(Vigna radiata)
Air kapur + + +
(Ca(OH)2)
Keterangan : (+) Air kapur mengalami penambahan kekeruhan.
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yakni membahas mengenai Respirasi Tumbuhan. Terdapat 5 botol
yang berisi air kapur dan diberi 4 jaringan tumbuhan yang berbeda beda dan 1 botol air
kapur sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan selama 72 jam. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, keempat jaringan tumbuhan tersebut menghasilkan
perbedaan kekeruhan pada air kapur. Penggunaan air kapur pada praktikum ini yakni
berfungsi sebagai indikator pada respirasi tumbuhan, karena air kapur akan berikatan
dengan karbon dioksida yang merupakan hasil dari proses respirasi. Terdapat botol A,B,C,
D dan E. Botol A yang berisi rimpang jahe, Botol B yang berisi pucuk daun Pucuk Merah,
Botol C yang berisi Kuncup bunga Dadap merah, Botol D yang berisi Kecambah Kacang
Hijau dan Botol E yang berisi rendaman air kapur sebagai kontrol. Pada botol A yang berisi
rimpang jahe, air kapur tidak mengalami penambahan kekeruhan pada hari pertama sampai
dengan hari ketiga. Pada botol B yang berisi pucuk daun Pucuk Merah, air kapur
mengalami penambahan kekeruhan secara bertahap dari hari pertama hingga hari ketiga.
Pada botol C yang berisi kuncup bunga Dadap Merah air kapur mengalami perubahan pada
hari kedua menuju ke hari ketiga. Pada botol D yang berisi Kecambah Kacang Hijau, air
kapur sudah mengalami perubahan secara spesifik pada hari kedua hingga hari ketiga.
Sehingga hasil air kapur yang paling keruh terdapat pada botol D yang berisikan kecambah
dilanjut dengan botol B yang berisikan pucuk daun Pucuk Merah. Berikutnya pada botol C
yang berisikan kuncup bunga Dadap Merah, sedangkan yang paling jernih terdapat pada
botol A yang berisikan rimpang jahe. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi respirasi. Hal ini sesuai dengan Adipraja et al (2019) bahwa rendahnya
suhu di sekitar penyimpanan rimpang jahe mengakibatkan rendahnya respirasi dan proses
metabolisme yang merombak pati menjadi gula sederhana, sehingga jumlah rimpang yang
bertunas menjadi rendah. Hal ini juga sesuai dengan Sholikhah et al (2018) bahwa Alasan
mengapa bahan yang digunakan adalah kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini
merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna
tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah
diamati dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu melakukan
respirasi. Hal ini juga sesuai dengan Anggrahini (2009) yang menyatakan bahwa kacang
hijau yang baru berkecambah belum banyak melakukan fotosintesis sehingga lebih banyak
melakukan respirasi untuk membakar makanan yang terdapat pada endosperma. kecambah
melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas
oksigen (O2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida
(CO2), air (H2O) dan sejumlah energi. Semakin besar suatu tanaman, maka makin besar
pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam respirasinya memerlukan oksigen yang
banyak pula.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Respirasi Tumbuhan yakni, Respirasi merupakan proses
penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana yang menghasilkan
energi berbentuk ATP (Adenosin Trifosfat) dan karbondioksida serta air melalui proses
oksidasi dalam molekul organik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Respirasi
Tumbuhan yakni Substrat Respirasi, Temperatur, Ketersediaan Oksigen serta Jenis dan
Umur Tumbuhan. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa Kecambah
merupakan tanaman yang paling cepat melakukan respirasi. Hal ini dikarenakan kecambah
belum banyak melakukan fotosintesis sehingga lebih banyak melakukan respirasi untuk
membakar makanan yang terdapat pada endosperma dan dipengaruhi oleh semakin besar
suatu tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam
respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula.
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikum ini dilaksanakan sesuai jadwalnya
sehingga praktikum berjalan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Adipraja, M. A., Anwar, S., dan Kusmiyati, F. 2019. Aplikasi Patrobucazol dan Pelapisan Lilin
Lebah Terhadap Mutu Rimpang Benih Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
selama penyimpanan. Jurnal Agro Complex. 3(3)
Anggraini, T. A., & Sukardi, M. P. 2017. Pengaruh Suhu dan Berat Terhadap Konsumsi
Oksigen Elver (Anguilla sp.). Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada
Burhan, Walyati et al. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Padang: Universitas Andalas
Hapsari S., Zaman, B. dan Andarani, P. 2016. Kemampuan Tumbuhan Kayu Apu (Pistia
stratiotes L) Dalam Menyisihkan Kromimum Total Cr-T dan COD Limbah
Elektroplating. Teknik Lingkungan. Vol 5 No 4
Harahap, Fauziyah. 2012. Fisiologi Tumbuhan Suatu Pengantar. Medan : Perdana Mulya
Sarana IKAPI
Imamah, L., Hasbullah, R., dan Nugroho L. 2016. Arrhenius Model to Predict Respiration Rate
of Minimally Processed Brocoli. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol 4 No 1
Irawan, M. Anwari. 2007. Glukosa dan Metabolisme Energi. Polton Sports and Science
Performance Lab. Vol 1 No 6
Paramita, Octavianti. 2010. Pengaruh Memar Terhadap Pola Perubahan Respirasi, Produksi,
Etilen dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera indica) var Gedong Gincu pada Berbagai
Suhu Penyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik. Vol 2 No 1
Pavlick, R, D, T., Drewr, K., Bohn, B., Reu and Kleidon. 2013. The Jena Diversity and Dinamic
Global Vegetation Model (JeDi – DGVM) : a diverse approach to representing
terrestrial biogeoghraphy and biogeochemistry based on plant functional trade-off.
Biogeoscience. 10(1)
Salisburry, Frank B., dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB
Setiowati, T dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta Timur : Azka Press
Sholikhah, Nur., Kurnia Widi Rahmawati, dan Setiyo Prajoko. 2018. PENGEMBANGAN
RESPIROMETER SEDERHANA DARI BAHAN DAUR ULANG. Indonesian
Journal of Natural Science Education (IJNSE). Vol 1 No 1
Smith, N.G., dan Dukes, J.S. 2012. Plant Resporation and Photosintesis in Global Scale Model:
Incorporating Acclimation to Temperature and CO2. Global Change Biology. (19) 1
Tjitrosomo, Siti Sutami et al. 1983. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa Bandung
Wills, R.A.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson, E.G. Hall. l98l. Postharvest An
Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and vegetables. New South Wales
University Press. Sydney
Wiraatmaja, I Wayan. 2016. Bahan Ajar: Respirasi dan Fotorespirasi. Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan
Pengamatan
24 Jam
Pengamatan
48 jam
Pengamatan
72 Jam