Si
LAPORAN
PRAKTIKUM IV
RESPIRASI PADA TUMBUHAN
Disusun Oleh:
Nim : 2084205022
Kelompok : 1 (SATU)
Anggota : Ramadhan Wirandi 2084205031
PENDAHULUAN
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas
di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih
menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel
tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama
adalah karbohidrat.
Pembakaran membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup.
Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas
fisiologi dalam tubuh. Di samping itu, pembakaran menghasilkan pula zat sisa berupa gas
asam arang (CO2) dan air. Bagaimana dengan organaisme yang hidup di lingkungan yang
kurang oksigen (anaerob) ?. Pada organisme anaerob, pembongkaran zat sumber tenaga
(glukosa) berlangsung tanpa melibatkan oksigen. Pembongkaran semacam ini disebut
respirasi anaerob.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan
anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar
yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa)
secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) dari pada respirasi
anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad enik (mikroorganisma).
Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa
zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).
Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-gas.
Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa menjadi
karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air (H2O). Proses utama
respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi senyawa-senyawa tersebut secara
terkendali untuk menghasilkan energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut
dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung
pada) faktor-faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi
merupakan proses metabolisme dasar yang terjadi di dalam sel hidup.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Respirasi bisa juga diartikan
sebagai reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan
untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan,
perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi kimia dalam
bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Respirasi juga
menghasilkan karbondioksida yang berperan pada keseimbangan karbon di alam.
Respirasi pada tumbuhan berlangsung siang dan malam karena cahaya bukan merupakan
syarat. Jadi proses respirasi selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
B. Macam respirasi
Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai berikut:
D. Mekanisme Respirasi
Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu karbohidrat, misalnya glukosa,
berlangsung dalam empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, daur sitrat,
dan oksidasi terminal dalam rantai respiratoris.
a) Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa, biasanya glukosa,
menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasme sel dan tidak
memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:
Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim heksokinase
membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan perubahan gula aldosa
menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan menyebabkan
perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasi oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase
menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP. Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah
menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan
dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat dikatalis oleh enzim
fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase ini dihasilkan
dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2
ATP.
Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat diikuti
dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang tertinggal
setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks asetil-asam lipoat.
Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi asam yamg membentuk suatu tioster
dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke
CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam lipoat tereduksi. Langkah terakhir,
adalah regenerasi asam lipoat dengan memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke
NAD. Reaksi terakhir ini penting agar suplai asam lipoat teroksidasi secara berkesinambungan
selalu tersedia untuk pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan
dua molekul asetil- CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.
C. Siklus Krebs
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi kimia. Asetil-CoA
merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini berlangsung
di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi dalam 2 fase utama :
Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat
(asam dikarboksilat berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat berkarbon
enam) dan membebaskan koenzim A (CoSH) dengan bantuan enzim kondensasi sitrat.
Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan reaksi
yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi berikutnya adalah asam
isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan bantuan enzim isositrat dehidrogenase
dan NAD atau NADP yang pada akhirnya membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus
krebs berikutnya adalah dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat,
dikatalis enzim karboksilase sehingga menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-ketoglutarat
diubah menjadi asam suksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehisrogenase dan
NAD serta CoASH. Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah oleh
suksinat tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang
tersimpan dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP menjadi
ATP. Oksidasi asam suksinat membentuk asam fumarat dengan bantuan suksinat
dehidrogenase dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam fumarat
mengalami hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat diubah menjadi
asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi menjadi
NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs.
2. Mekanisme Respirasi Anaerob
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut akan melangsungsungkan respirasi anaerob untuk dapat
bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada makhluk hidup hanya terjadi jika
persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob lazim disebut
sebagai fermentasi.
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan oksigen. Gula
adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol,
asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lainnya dapat juga dihasilkan dari
proses fermentasi ini seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman
beralkohol lainnya.
Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air dalam
waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan respirasi aerob
akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang terkadang tidak
mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun akibat respirasi anaerob
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut.
Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul
etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa diubah menjadi asam
piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat diubah menjadi etanol dan
karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan alkohol dehidrogenase. Berikut ini
adalah gambar proses fermentasi etanol.
2. Respirasi IntraMolekuler
Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses fermentasi. Respirasi
anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat, bahwa respirasi ini
hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob, oksigen tidak diperlukan; juga di
dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain.
Contohnya perubahan gula menjadi alkohol, di mana pada hakikatnya hanya ada pergeseran
tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol.
Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian seperti jagung, kacang, padi, biji
bunga matahari dan lain sebagainya yang tampak kering. Akan tetapi pada buah-buhan yang
basah mendaging pun terdapat respirasi anaerob. Hasil dari respirasi anaerob di dalam
jaringan- jaringan tumbuhan tinggi tersebut kebanyakan bukanlah alkohol, melainkan
bermacam-macam asam organik seperti asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat
dan asam susu.
E. Proses Respirasi
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria. Proses
ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP dibentuk dari
penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam
rantai transfer elektron yang terdapat pada membran mitokondria. Peristiwa aliran
elektron dan atau proton (H+) dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah
peristiwa Reduksi – Oksidasi (Redoks).
Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh energi hasil oksidasi dan
perbedaan proton antara ruang antar membran dengan membran sebelah dalam
mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif.Teori pembentukan ATP oleh gradient proton
ini dicetuskan oleh Piter Mitchell yang dikenalkan dengan teori Chemiosmotik. Teori
ini mendapatkan hadiah nobel tahun 1987.
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga ada
kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat makanan
sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia berupa ATP. Namun
demikian, zat sumber energi tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih
dalam bentuk cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat
tersebut harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat cangan
makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein.
Jika akar menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah, laju respirasi meningkat.
Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion diserap dan diangkut.
Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan
respirasi garam.
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Waktu
Praktikum dilakukan pada tanggal senin, 05 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB.
b. Tempat
Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas
Lancang Kuning
Tabung gabus
Tabung reaksi
Kain kassa
Tali atau benang
3.3 bahan-bahan
4.1 Hasil
Tabel 1.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, perubahan warna pada air kapur
dalam tabung reaksi yang di isi oleh kecambah dan perubahan warna pada juga pada
bromtimol blue yang diisi dengan tanaman hidrilla selama beberapa menit terjadi kekeruhan
dan perubahan warna pada tiap jaringan, oleh karena itu didapatkan banyak tipe jaringan
tumbuhan mempengaruhi respirasi seluler tanaman. Perubahan watna pada air kapur dalam
botol disebebkan oleh reaksi kimia yang terjadi antara kapur dan oksigen sebagai produk yang
dihasilkan dari respirasi seluler pada tumbuhan.
Bromtimol blue digunakan untuk menguji potosintesis dan respirasi mengunakan tehnik
yang sama seperti yang digunakan untuk pengujian ph.
Tabung 1 dan tabung 2 yang diisi kecambah mengalami perubahan kekeruhan
dimenit ke 2
Tabung 3 diisi daun hidrilla tidak mengalami perubahan pada menit ke 2
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Anna F., David C. Logan, dkk. 2006. Biology Journal: Heterogeneity of Plant
Mitochondrial Responses Underpinning Respiratory Acclimation to the Cold
http://www.territorioscuola.com/wikipedia/es.wikipedia.php%3Ftitle
%3DCiclo_de_las_pentosas&rurl.
Rocha, Marcio, Francisco licausi, dkk. 2010. Biology Journal: Glicolysis and the
Tricarboxylic Acid Cycle Are Linked by Alanine Aminotransferase during
Hypoxia Induced by Waterlogging of Lotus japonicas. Plant Physiology,
March 2010, Vol. 152, pp. 1501-1513, www.plantphysiol.org.
Sweetlove, Lee J., Aaron Fait, dkk. 2007. The Mitochondrion: An Integration Point of Cellular
Metabolism and signaling. Critical Review in Plant Science, 26: 17-47, 2007,
Taylor & Francis Group, LLC. (diakses pada 11 Desember 2022 )
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569342/pengabdian/pengayaan-materi-respirasi-pada-
tumbuhan-bagi-siswa-sma-kalasan.pdf.(Diakses pada 11 Desember 2022).