Anda di halaman 1dari 20

Asisten : Jumawita, S.

Si

LAPORAN
PRAKTIKUM IV
RESPIRASI PADA TUMBUHAN

Disusun Oleh:

Nama : Putri Fajar Robi

Nim : 2084205022

Kelompok : 1 (SATU)
Anggota : Ramadhan Wirandi 2084205031

Akbar Isnand 2084205033

Putri Aprina Siregar 2084205038

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


PEKANBARU

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas
di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih
menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel
tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama
adalah karbohidrat.
Pembakaran membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup.
Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas
fisiologi dalam tubuh. Di samping itu, pembakaran menghasilkan pula zat sisa berupa gas
asam arang (CO2) dan air. Bagaimana dengan organaisme yang hidup di lingkungan yang
kurang oksigen (anaerob) ?. Pada organisme anaerob, pembongkaran zat sumber tenaga
(glukosa) berlangsung tanpa melibatkan oksigen. Pembongkaran semacam ini disebut
respirasi anaerob.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan
anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar
yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa)
secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) dari pada respirasi
anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad enik (mikroorganisma).
Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa
zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).

Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-gas.
Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa menjadi
karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air (H2O). Proses utama
respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi senyawa-senyawa tersebut secara
terkendali untuk menghasilkan energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut
dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung
pada) faktor-faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi
merupakan proses metabolisme dasar yang terjadi di dalam sel hidup.

1.2 Tujuan Praktikum


 Terampil dalam membuktikan bahwa pada respirasi dikeluarkan oksigen dengan
indikator air kapur dan bromtimol blue.
II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Respirasi

Respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Respirasi bisa juga diartikan
sebagai reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan
untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan,
perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi kimia dalam
bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Respirasi juga
menghasilkan karbondioksida yang berperan pada keseimbangan karbon di alam.

Respirasi pada tumbuhan berlangsung siang dan malam karena cahaya bukan merupakan
syarat. Jadi proses respirasi selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.

B. Macam respirasi

Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu:

1. Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya


lengkap sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
2. Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi
penguraian bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya
dalam keadaan khusus.

C. Perbedaan Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob

Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk


tumbuhan, berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak
merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa
karbondioksida dan uap air.
2. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara
(hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus
menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan,
tidak memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat
dan karbondioksida.

D. Mekanisme Respirasi

1. Mekanisme Respirasi Aerob

Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu karbohidrat, misalnya glukosa,
berlangsung dalam empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, daur sitrat,
dan oksidasi terminal dalam rantai respiratoris.

a) Glikolisis

Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa, biasanya glukosa,
menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasme sel dan tidak
memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:

a. Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga karbon)

Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim heksokinase
membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan perubahan gula aldosa
menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan menyebabkan
perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasi oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase
menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP. Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah
menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan
dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat dikatalis oleh enzim
fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase ini dihasilkan
dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2
ATP.

b. Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam piruvat)

Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat. Reaksi ini


melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama dan reduksi NAD menjadi
NADH2 yang dibantu oleh enzim fosfogliseraldehida dehidrogenase. Dengan adanya ADP
dan enzim fosfogliserat kinase, asam 1,3-difosfogliserat diubah menjadi asam 3-fosfogliserat
dan ATP dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi asam 2-fosfogliserat oleh
aktivitas enzim fosfogliseromutase. Pelepasan air dari 2-fosfogliserat oleh enzim enolase
membentuk asam fosfoenolpiruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase, asam
fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP dibentuk. Pada fase ini dihasilkan dua
molekul asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.

b) Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-CoA.


Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat yang dihasilkan pada
tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang jika direaksikan dengan asam
oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi berlangsung pada membran luar
mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks dan memerlukan beberapa kofaktor dan suatu
kompleks enzim.

Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat diikuti
dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang tertinggal
setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks asetil-asam lipoat.
Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi asam yamg membentuk suatu tioster
dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke
CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam lipoat tereduksi. Langkah terakhir,
adalah regenerasi asam lipoat dengan memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke
NAD. Reaksi terakhir ini penting agar suplai asam lipoat teroksidasi secara berkesinambungan
selalu tersedia untuk pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan
dua molekul asetil- CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.

C. Siklus Krebs

Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi kimia. Asetil-CoA
merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini berlangsung
di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi dalam 2 fase utama :

a. Fase Pembentukan Asam Sitrat

Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat
(asam dikarboksilat berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat berkarbon
enam) dan membebaskan koenzim A (CoSH) dengan bantuan enzim kondensasi sitrat.

b. Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat

Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan reaksi
yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi berikutnya adalah asam
isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan bantuan enzim isositrat dehidrogenase
dan NAD atau NADP yang pada akhirnya membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus
krebs berikutnya adalah dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat,
dikatalis enzim karboksilase sehingga menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-ketoglutarat
diubah menjadi asam suksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehisrogenase dan
NAD serta CoASH. Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah oleh
suksinat tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang
tersimpan dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP menjadi
ATP. Oksidasi asam suksinat membentuk asam fumarat dengan bantuan suksinat
dehidrogenase dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam fumarat
mengalami hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat diubah menjadi
asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi menjadi
NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs.
2. Mekanisme Respirasi Anaerob

Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut akan melangsungsungkan respirasi anaerob untuk dapat
bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada makhluk hidup hanya terjadi jika
persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob lazim disebut
sebagai fermentasi.

1. Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan oksigen. Gula
adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol,
asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lainnya dapat juga dihasilkan dari
proses fermentasi ini seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman
beralkohol lainnya.

Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air dalam
waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan respirasi aerob
akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang terkadang tidak
mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun akibat respirasi anaerob
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut.

Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul
etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa diubah menjadi asam
piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat diubah menjadi etanol dan
karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan alkohol dehidrogenase. Berikut ini
adalah gambar proses fermentasi etanol.
2. Respirasi IntraMolekuler

Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses fermentasi. Respirasi
anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat, bahwa respirasi ini
hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob, oksigen tidak diperlukan; juga di
dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain.
Contohnya perubahan gula menjadi alkohol, di mana pada hakikatnya hanya ada pergeseran
tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol.

Beberapa spesies bakteri dan mikroorganisme dapat melakukan respirasi


intramolekuler. Oksigen yang diperlukan tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan dari
suatu persenyawaan. Contoh :

CH3CHOH.COOH + HNO3 → CH3.CO.COOH + HNO2 + H2O + Energi

(asam susu) (asam piruvat)

Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian seperti jagung, kacang, padi, biji
bunga matahari dan lain sebagainya yang tampak kering. Akan tetapi pada buah-buhan yang
basah mendaging pun terdapat respirasi anaerob. Hasil dari respirasi anaerob di dalam
jaringan- jaringan tumbuhan tinggi tersebut kebanyakan bukanlah alkohol, melainkan
bermacam-macam asam organik seperti asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat
dan asam susu.

E. Proses Respirasi
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria. Proses
ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP dibentuk dari
penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam
rantai transfer elektron yang terdapat pada membran mitokondria. Peristiwa aliran
elektron dan atau proton (H+) dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah
peristiwa Reduksi – Oksidasi (Redoks).
Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh energi hasil oksidasi dan
perbedaan proton antara ruang antar membran dengan membran sebelah dalam
mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif.Teori pembentukan ATP oleh gradient proton
ini dicetuskan oleh Piter Mitchell yang dikenalkan dengan teori Chemiosmotik. Teori
ini mendapatkan hadiah nobel tahun 1987.
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga ada
kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat makanan
sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia berupa ATP. Namun
demikian, zat sumber energi tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih
dalam bentuk cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat
tersebut harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat cangan
makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu:
1. Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri, yaitu :
a. Jumlah plasma dalam sel
b. Jaringan-jaringan meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh dengan
plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih
besar daripada jaringan- jaringan yang lebih tua di mana jumlah plasmanya sudah lebih
sedikit.
c. Jumlah substrat respirasi dalam sel
d. Tersedianya substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan
kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi.
Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
e. Umur dan tipe tumbuhan
f. Respirasi pada tumbuhan muda lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau
lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan
sedang berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju
respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase
pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian
akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.
2. Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, terdiri atas:
a. Suhu
Pada umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan
laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar
10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies tumbuhan. Perlu diingat,
kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja wnzim, akan menurunkan laju respirasi
karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
b. Kadar O2 udara
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-
beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin tinggi
kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.
c. Kadar CO2 udara
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses
respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga
tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh
hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.
d. Kadar air dalam jaringan
Pada umumnya dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan respirasi juga akan
meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
e. Cahaya
Cahaya dapat meningkatkan laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil
karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses
fotosintesis.
f. Luka dan stimulus mekanik
Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun menyebabkan
laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit hingga satu jam. Luka
memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu: (1) oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat
karena pemisahan antara substrat dan oksidasenya dirusak; (2) proses glikolisis yang normal
dan katabolisme oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah
mudahnya substrat dicapai enzim respirasi; (3) akibat luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke
keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.
g. Garam-garam mineral

Jika akar menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah, laju respirasi meningkat.
Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion diserap dan diangkut.
Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan
respirasi garam.
III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

a. Waktu
Praktikum dilakukan pada tanggal senin, 05 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB.
b. Tempat
Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas
Lancang Kuning

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain:

 Tabung gabus
 Tabung reaksi
 Kain kassa
 Tali atau benang

3.3 bahan-bahan

 kuncup bunga yang sedang membuka atau kecambah


 tanaman hidrilla
 aquades
 air kapur
 larutan bromotimol blue
3.4. Cara Kerja

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi


2. Isi tabung 1 dan tabung 2 dengan 5 ml air kapur
3. Pada tabung masukan kuncup bunga atau kecambah yang sudah di bungkus
dengan kain kasa dengan posisi mengantung
4. Psi tabung 3 dengan aquades secukupnya
5. Tambah 5-7 tetes larutan bromtimol blue pada tabung ke 3
6. Kemudian masukan beberapa daun hidrilla kedalam tabung, amati perubahan
yang terjadi
7. Ukur suhu pada ketiga tabung reaksi tersebut kemudian bandingkan antara
ketiganya
8. Catat menit keberapa terjadinya perubahan
IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1.

Perlakuan Bahan-bahan Waktu


Tabung 1 Kecambah Mengalami perubahan
dimenit ke 2
Tabung 2 Kecambah Mengalami perubahan
dimenit ke 2
Tabung 3 Hidrilla Tidak mengalami
perubahan dimenit ke 2
Tabel 2

Tabung 1 dan 2 Tabung 3

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, perubahan warna pada air kapur
dalam tabung reaksi yang di isi oleh kecambah dan perubahan warna pada juga pada
bromtimol blue yang diisi dengan tanaman hidrilla selama beberapa menit terjadi kekeruhan
dan perubahan warna pada tiap jaringan, oleh karena itu didapatkan banyak tipe jaringan
tumbuhan mempengaruhi respirasi seluler tanaman. Perubahan watna pada air kapur dalam
botol disebebkan oleh reaksi kimia yang terjadi antara kapur dan oksigen sebagai produk yang
dihasilkan dari respirasi seluler pada tumbuhan.

Bromtimol blue digunakan untuk menguji potosintesis dan respirasi mengunakan tehnik
yang sama seperti yang digunakan untuk pengujian ph.
 Tabung 1 dan tabung 2 yang diisi kecambah mengalami perubahan kekeruhan
dimenit ke 2
 Tabung 3 diisi daun hidrilla tidak mengalami perubahan pada menit ke 2
V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:


1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan
dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu senyawa
berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi selalu berlangsung
sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk
tumbuhan, berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak
merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa
karbondioksida dan uap air.
b. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat
sementara (hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika
terjadi terus menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi
tumbuhan, tidak memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau
asam laktat dan karbondioksida.
3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif
piruvat, siklus krebs, sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta
jalur pentosa fosfat.
4. Mekanisme respirasi anaerob meliputi proses fermentasi dan respirasi
intramolekul.
5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respirasi terdiri dari:
a. Faktor internal : Jumlah plasma dalam sel, jumlah substrat respirasi dalam
sel, umur dan tipe tumbuhan.
b. Faktor eksternal : Suhu, kadar oksigen dan karbondioksida di atmosfer,
kadar air dalam jaringan, cahaya, luka dan stimulus mekanik, serta
pengangkutan garam-garam mineral dari dalam tanah.

5.2. Saran

Praktikum selanjutnya diharapkan agar semua praktikan dapat mengikuti semua


pengamatan yang dilakukan saat praktikum. Sehingga praktikan dapat mengerti materi yang
dipraktikum
VI

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Anna F., David C. Logan, dkk. 2006. Biology Journal: Heterogeneity of Plant
Mitochondrial Responses Underpinning Respiratory Acclimation to the Cold

in Arabidopsis thaliana Leaves. Journal Compilation, 2006, Blackwell


Publishing Ltd, Plant, Cell and Environment, 29, 940-949. (diakses pada 25
Januari 2011)

Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.

http://www.territorioscuola.com/wikipedia/es.wikipedia.php%3Ftitle
%3DCiclo_de_las_pentosas&rurl.

Rocha, Marcio, Francisco licausi, dkk. 2010. Biology Journal: Glicolysis and the
Tricarboxylic Acid Cycle Are Linked by Alanine Aminotransferase during
Hypoxia Induced by Waterlogging of Lotus japonicas. Plant Physiology,
March 2010, Vol. 152, pp. 1501-1513, www.plantphysiol.org.

Salisbury, F. B. 1985. Plant Physiology. California: Utah State University, Wadsworth


Publishing Company, Belmot.

Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM Press

Sastramihardja, D., Arbayah S. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA Biologi-ITB,


Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjend Pendidikan Tinggi, Depdikbud.

Sweetlove, Lee J., Aaron Fait, dkk. 2007. The Mitochondrion: An Integration Point of Cellular
Metabolism and signaling. Critical Review in Plant Science, 26: 17-47, 2007,
Taylor & Francis Group, LLC. (diakses pada 11 Desember 2022 )

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569342/pengabdian/pengayaan-materi-respirasi-pada-
tumbuhan-bagi-siswa-sma-kalasan.pdf.(Diakses pada 11 Desember 2022).

Anda mungkin juga menyukai