Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

RESPIRASI (GLIKOLISIS)

Oleh
Kelompok 7
1. Kismiati

(13222055)

2. Mulyati

(13222067)

3. Nyimas Amalia R.H (13222074)

Dosen Pembimbing:
Fitratul Aini, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH


PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya
dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua
jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang
dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati.
Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukkan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul
glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan LGlukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi
gugus hidrogen (-H) dan alkohol (-OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa
yang berada dalam bentuk molekul D dan L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh
sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistem tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan D-Glukosa.
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus
kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di
dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di
dalam otot dan hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam
bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain berperan sebagai
bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai
sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis
molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molekul-molekul
dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa
akan menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan energi tubuh.
Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan
berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan

proses aerobik. Proses metabolisme secara aerobik dan proses metabolisme


aerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm). Dalam memecah
karbohidrat yang digunakan untuk menghasilkan energi yang berfungsi
sebagai metabolisme tubuh maka akan kita bahas dalam makalah mengenai
respirasi ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan respirasi?
2. Apa yang dimaksud dengan glikolisis?
3. Bagaimana tahapan proses glikolisis pada respirasi tumbuhan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Respirasi
Menurut Santosa (1990), Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa
organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan
dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi
lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa-senyawa antara yang
berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi
adalah CO2 yang berperan pada keseimbangan karbon dunia. Respirasi
berlangsung siang-malam karena cahaya bukan merupakan syarat.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa
organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan
organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun
anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi (Lovelles, 1997).
Seperti yang diuraikan diatas, respirasi berlangsung baik ketika ada
maupun tidak ada oksigen. Ketika tidak ada oksigen terjadi fermentasi, yang
merupakan penguraian gula yang terjadi tanpa oksigen. Akan tetapi, jalur
katabolik yang paling dominan dan efisient adalah respirasi aerobik, yang
menggunakan oksigen sebagai reaktan bersama dengan bahan-bahan organik
(aerobic berasal dari kata Yunani aer, udara dan bios, kehidupan). Beberapa
prokariota menggunakan zat selain oksigen sebagai reaktan dalam suatu
proses yang serupa yang memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen
sama sekali. Proses ini disebut respirasi anaerobik (awalan an- berarti
tanpa). Secara teknis, istilah respirasi seluler mencakup proses aerobik dan
anaerobik. Akan tetapi, istilah tersebut berasal dari sinonim untuk respirasi
aerobik karena adanya hubungan antara proses tersebut dengan respirasi
organisme, dimana sebagian besar organisme menggunakan oksigen
(Campbell, 2010).

Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria.


Proses ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP dibentuk
dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat pada membran
mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+) dalam rantai
tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi Oksidasi (Redoks)
(Suyitno, 2006).
Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh energi hasil
oksidasi dan perbedaan proton antara ruang antar membran dengan membran
sebelah dalam mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif. Teori pembentukan
ATP oleh gradient proton ini dicetuskan oleh Piter Mitchell yang dikenalkan
dengan teori Chemiosmotik. Teori ini mendapatkan hadiah nobel tahun 1987
(Suyitno, 2006).
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun
juga ada kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses
pembongkaran zat makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk
memperoleh energi kimia berupa ATP. Namun demikian, zat sumber energi
tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk
cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat tersebut
harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat
cadangan makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein
(Suyitno, 2006).
Jika karbonhidrat seperti sukrosa, fruktan, atau pati yang digunakan
sebagai substrat pada proses respirasi dan jika senyawa tersebut teroksidasi
secara sempurna, maka jumlah O2 yang digunakan akan persis sama dengan
jumlah CO2 yang diahasilkan. Nisbah CO2/O2 ini disebut kuoesion respirasi,
sering disingkat RQ (respiratory quotient). Nilai RQ ini pada kebanyakan
kasus akan mendekati nilai 1. Sebagai contoh, nilai RQ rata-rata dari daun
berbagai spesies adalah sekitar 1,05. Biji dari tanaman serealia dan legum
dimana pati merupakan cadangan karbohidrat utama juga menunjukkan nilai
RQ mendekati 0,1.
Tetapi jika bahan cadangan yang dominan bukan pati, misalnya lemak
atau minyak, maka nilai RQ dapat menjadi lebih rendah. Nilai RQ serendah

0,7 dapat terjadi. Sebagai contoh adalah oksidasi asam lemak yang umum
dijumpai, yakni asam oleat.
C18H34O2 + 25,5 O2 ---- 18 CO2 + 17 H2O
Nilai RQ dari reaksi di atas adalah 18/25,5 = 0,71.
Dengan mengetahui nilai RQ dari suatu organ atau jaringan, akan dapat
diperkirakan jenis senyawa yang dioksidasi (substrat dari proses respirasi)
pada organ atau jaringan tersebut. Tetapi perlu diinget bahwa senyawa yang
dioksidasi mungkin terdiri dari beberapa jenis, sehingga nilai RQ yang
terukur merupakan rata-rata dari hasil oksidasi berbagai senyawa tersebut.
Secara umum, nilai RQ ini dapat digunakan sebagai indikasi dari porsi
karbohidrat sebagai substrat respirasi. Jika nilai RQ semakin mendekati 1
maka semakin dominan porsi karbohidrat sebagai substrat respirasi. Respirasi
merupakan fungsi kumulatif dari tiga tahapan metabolik, diantara lain sebagai
berikut:
1. Glikolisis (berwarna biru kehijauan dalam seluruh bab ini)
2. Siklus Krebs (berwarna salmon)
3. Rantai transpor elektron dan fosforilasi oksidatif (berwarna ungu).
Dua tahap yang pertama, glikolisis dan siklus Krebs, merupakan jalur
katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lainnya.
Glikolisis, yang terjadi dalam sitosol, mengawali perombakan dengan
pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat.
Siklus Krebs, yang terjadi dalam matriks mitokondria, menyempurnakan
pekerjaan ini dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida.
Dengan demikian, karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi
merupakan fragmen molekul organik yang teroksidasi. Sebagian tahap
glikosis dan siklus Krebs ini merupakan reaksi redoks di mana enzim
dehidrogenases mentransfer elektron dari substrak ke NAD+, dan membentuk
NADH. Pada langkah ketiga respirasi, rantai transpor elektron menerima
elektron dari produk hasiln perombakan kedua langkah yang pertama tersebut
(biasanya melalui NADH) dan melewati elektron ini dari satu molekul ke
molekul yang lain. Pada akhir rantai ini, elektron digabungkan dengan ion
hidrogen dan oksigen molekuler untuk membentuk air. Energi yang dilepas

pada setiap langkah rantai tersebut disimpan dalam suatu bentuk yang
digunakan oleh mitokondria untuk membuat ATP. Modus sintesis ATP ini
disebut fosforilasi oksidatif karena sintesis ini digerakkan oleh reaksi redoks
yang mentransfer elektron dari makanan ke oksigen.
Gambar:
Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi diluar mitokondria dalam sitosol.
Siklus Krebs dan rantai transpor elektron ditempatkan didalam mitokondria.
Selama Glikolisis, setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul
senyawa piruvat. Piruvat melintasi membran ganda mitokondria

untuk

memasuki matriksnya, di mana siklus Krebs memecahnya menjadi karbon


dioksida. NADH mentransfer elektron dari glikolisis dan siklus Krebs ke
rantai transpor elektron, yang ada didalam membran krista. Rantai transpor
elektron ini mengubah energi kimia menjadi bentuk yang dapat digunakan
untuk menggerakkan fosforilasi oksidatif, yang bertanggung jawab atas
sebagian besar ATP yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Sejumlah kecil ATP
dibentuk langsung selama glikolisis dan siklus Krebs oleh fosforilasi tingkat
substrat (Campbell, 2002).
Tempat transpor elektron dan fosforilasi oksidatif ialah membran
dalam mitokondria. Fosforilasi oksidatif bertanggung jawab atas hampir 90%
ATP yang dihasilkan oleh respirasi. Sejumlah kecil ATP dibentuk langsung
dalam beberapa glikolisis dan siklus Krebs oleh mekanisme yang disebut
fosforilasi tingkat substrat. Modus sintesis ATP ini terjadi apabila enzim
mentransfer gugus fosfat dari substrat ke ADP. (Substrat yang dimaksud di
sini adalah molekul organik yang dihasilkan selama katabolisme glukosa
yang berurutan) (Campbell, 2002).
Respirasi menukar satuan energi yang besar yang ditumpuk dalam
glukosa dengan suatu perubahan kecil ATP, yang lebih praktis untuk
digunakan sel dalam melakukan pekerjaannya. Untuk setiap molekul glukosa
yang dirombak menjadi karbon dioksida dan air oleh respirasi, sel ini
menghasilkan kira-kira 38 molekul ATP(Campbell, 2002).

B. Glikolisis

Glikolisis berasal dari kata glukosa dan lisis (pemecahan), adalah


serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul
asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling
universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak
jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri
menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan
oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam
senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum
dikenal dengan istilah ATP dan NADH (Satriyo, 2012).
Menurut Suyitno (2006), glikolisis secara harfiah berarti pemecahan
glukosa atau dekomposisi. Melalui proses ini, satu molekul glukosa
sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat, dua
molekul ATP dan dua NADH radikal membawa elektron yang dihasilkan.
Butuh

bertahun-tahun

penelitian

melelahkan

dalam

biokimia

yang

mengungkapkan langkah-langkah glikolisis yang membuat respirasi selular


menjadi mungkin. Berikut adalah berbagai langkah yang disajikan dalam
urutan awal terjadinya dengan glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh
proses melibatkan sepuluh langkah dengan produk terbentuk di setiap tahap
dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda.
Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan EmbdenMeyerhof-Parnas (EMP pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav
Embden, Otto Meyerhof dan Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat
lintasan EntnerDoudoroff yang ditemukan oleh Michael Doudoroff dan
Nathan Entner terjadi hanya pada sel prokariota, dan berbagai lintasan
heterofermentatif dan homofermentatif (Satriyo, 2012).
Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 2 ATP + 2 NAD+ 2 Piruvat + 4 ATP + 2 NADH
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan
fosforilasi oksidatif adalah:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 2 H2O + energi

Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa,


biasanya glukosa, menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di
dalam sitoplasma sel dan tidak memerlukan adanya oksigen.
Menurut Lakitan (2013), rangkaian reaksi untuk mengkonversi glukosa,
glukosa 1-P, dan fruktosa menjadi asam piruvat pada sitosol disebut reaksi
glikolisis. Glikolisis secara harfiah berarti penguraian gula (pada awalnya
istilah ini digunakan untuk menjelaskan proses penguraian gula untuk
menghasilkan etil alkohol atau etanol, tetapi penguraian gula pada kondisi
kecukupan oksigen akan menghasilkan asam piruvat). Gula yang diurai
adalah heksosa. Beberapa tahap dari reaksi glikolisis mungkin berlangsung
pada kloroplas atau plastida lainnya, tetapi reaksi pada plastida-plastida ini
tidak lengkap.
Glikolisis merupakan tahap pertama dari 3 tahap proses respirasi.
Glikolisis kemudian diikuti oleh reaksi-reaksi pada Siklus krebs dan
selanjutnya transfer elektron yang berlangsung pada mitokondria. Reaksi
glikolisis secara lengkap dapat dilihat pada gambar, dimana pada gambar ini
diperlihatkan senyawa-senyawa antara yang terbentuk, enzim yang berperan,
dan aktivator logam yang dibutuhkan. Secara ringkas reaksi glikolisis dapat
dilihat sebagai berikut:
Glukosa + 2 NAD+ + 2 ADP2- + 2 H2
--------------2 piruvat + 2 NADH + 2H+ + 2 ATP3- +2 H2O
Glikolisis memberikan beberapa manfaat, yakni :
1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul
heksosa yang dirombak.
2. setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP,
jika substratnya berupa glukosa -1-P, glukosa -6-P, atau fruktosa -6-P
maka akan dihasilkan 3 molekul ATP.
3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa-senyawa antara yang dapat
menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam
tumbuhan.
1. Proses Glikolisis
Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam
tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui proses yang dinamakan

glikolisis (glycolysis). Proses ini berlangsung dengan menggunakan


bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma
(cytoplasm) yang terdapat pada sel eukariotik (eukaryotic cells). Inti dari
keseluruhan proses glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi
produk akhir berupa piruvat. Pada proses glikolisis, 1 molekul glukosa yang
memiliki 6 atom karbon pada rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi
produk akhir berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom
karbon (C3H3O3) (Irawan, 2007).
Proses ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai
dengan terbentuknya beberapa senyawa antara seperti glukosa 6-fosfat dan
fruktosa 6-fosfat. Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul
piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP serta
molekul NADH (1 NADH, 3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini
kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar
sumber energi. Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah
molekul NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya
akan mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan
dapat terbentuk (Irawan, 2007).
Glikolisis dimulai ketika satu molekul glukosa memasuki suatu sel
melalui protein transpor membran. Sel menginvestasi dua ATP dalam reaksi
endergonik yang memulai jalur ini. Pada reaksi pertama, suatu enzim
mentransfer 1 gugus fosfat dari ATP ke glukosa sehingga membentuk
glukosa-6-fosfat. Tidak seperti glukosa, glukosa-6-fosfat tidak melalui
transporter glukosa dalam membran plasma sehingga terjebak dalam sel.
Hampir semua glukosa yang masuk dalam sel, diubah menjadi glukosa-6fosfat. Fosforilasi ini menjaga kadar glukosa dalam sitoplasma lebih rendah
daripada kadar dalam cairan di luar sel. Dengan memelihara gradien
konsentrasi dalam membran plasma, sel lebih memilih untuk mengambil
lebih banyak glukosa (Starr, 2009).
Glikolisis yang berlanjut sebagai glukosa-6-fosfat, menerima satu
gugus fosfat dari ATP lain, kemudian terpisah menjadi dua. PGAL adalah
singkatan dari dua produk intermediet tiga karbon yang dihasilkan. Enzim

meningkatkan satu gugus fosfat ke tiap PGAL, membentuk dua molekul


PGA. Dalam reaksi ini, 2 elektron dan 1 ion hidrogen dari tiap PGAL ke
NAD+ sehingga 2 NADH terbentuk. Koenzim yang tereduksi ini akan
menyerahkan 2 elektron dan ion hidrogen dalam reaksi yang mengikuti
glikolisis. Satu gugus fosfat ditransfer dari tiap PGA ke ADP sehingga dua
ATP terbentuk. Koenzim yang tereduksi ini akan menyerahkan dua elektron
dan ion hidrogen dalam reaksi yang mengikuti glikolisis (Starr, 2009).
Satu gugus fosfat ditransfer dari tiap PGA ke ADP sehingga dua ATP
terbentuk. Dua ATP lagi terbentuk ketika satu gugus fosfat ditransfer dari
tiap produk intermediet ke 2 ADP. Kedua reaksi ini disebut fosforilasiting
katsubstrat, mentransfer satu gugus fosfat secara langsung dari substrat ke
ADP. Dua ATP yang digunakan untuk memulai reaksi glikolisis. Total ATP
yang dihasilkan adalah 4 ATP sehingga ATP netto yang dihasilkan sebesar 2
ATP per molekul glukosa yang memasuki glikolisis. Glikolisis berakhir
dengan pembentukkan dua molekul 3-karbon-piruvat. Produk ini dapat
memasuki reaksi tahap kedua dari reaksi aerobik atau fermentasi (Starr,
2009).
2. Tahap-tahap Proses Glikolisis

Gambar 1: Skema Proses Glikolisis (Raven, 2005).

1. Langkah 1: Fosforilasi glukosa


Langkah pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus
fosfat). Reaksi ini dimungkinkan oleh enzim heksokinase, yang
memisahkan satu gugus fosfat dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan
menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa-6-fosfat.
Dalam proses satu molekul ATP, yang merupakan sumber energi tubuh,
digunakan dan akan berubah menjadi ADP (adenosin difosfat), karena
pemisahan satu gugus fosfat. Seluruh reaksi dapat diringkas sebagai
berikut:
Glukosa (C6H12O6) + ATP + Hexokinase Glukosa 6-Phosphate
(C6H11O6P1) + ADP.
2.

Langkah 2: Produksi Fruktosa 6-Fosfat


Langkah kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini
dimungkinkan oleh aksi dari enzim fosfoglukoisomerase. Kerjanya
pada produk dari langkah sebelumnya, glukosa 6-fosfat dan
mengubahnya menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomernya

(isomer adalah molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang


sama tetapi pengaturan yang berbeda dari atom). Seluruh reaksi
diringkas sebagai berikut:
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Fosfoglukoisomerase (Enzim)
Fruktosa 6-Fosfat (C6H11O6P1).
3.

Langkah 3: Produksi Fruktosa 1,6-difosfat


Pada langkah berikutnya, isomer fruktosa 6-fosfat diubah menjadi
fruktosa 1,6-difosfat dengan penambahan gugus fosfat lain. Konversi
ini dimungkinkan oleh enzim fosfofruktokinase yang memanfaatkan
satu lagi ATP molekul dalam proses. Reaksi dapat diringkas sebagai
berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP
Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2).

4.

Langkah 4: Memisahkan dari Fruktosa 1,6-difosfat


Pada langkah keempat, enzim aldolase melahirkan satu pemisahan
fruktosa 1,6-difosfat menjadi dua molekul gula yang berbeda yang
keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang terbentuk adalah
gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Reaksi berjalan
sebagai berikut:
Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1) + Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1).

5.

Langkah 5: Interkonversi dari Dua Gula


Dihidroksiaseton fosfat adalah molekul berumur pendek. Begitu
dibuat, itu akan dikonversi menjadi gliseraldehida fosfat oleh enzim
yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, langkah keempat dan
kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + triose Fosfat gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1).

6.

Langkah 6: Pembentukan NADH & asam 1,3-Diphoshoglyceric


Langkah keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah
pembentukan NADH dari NAD+ (nikotinamida adenin dinukleotida)
dengan menggunakan enzim fosfat dehidrogenase triose dan kedua

adalah penciptaan asam 1,3-diphoshoglyceric dari molekul fosfat dua


gliseraldehida dihasilkan pada langkah sebelumnya. Kedua reaksinya
adalah sebagai berikut:
Fosfat dehidrogenase triose (enzim) + 2 NAD+ + 2 H- 2NADH
(reduksi nikotinamida adenin dinukleotida) + 2 H+ Triose fosfat
dehidrogenase + 2 gliseraldehida fosfat (C 3H5O3P1) + 2P (dari
sitoplasma) 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2).
7.

Langkah 7: Produksi ATP & Asam 3-fosfogliserat


Langkah ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama
dengan

dua

molekul

phosphoglycerokinase

asam

pada

dua

3-fosfogliserat
molekul

dari

produk

asam

reaksi
1,3-

difosfogliserat, dihasilkan dari langkah sebelumnya. Dua molekul asam


1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2) + 2ADP phosphoglycerokinase 2
molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2ATP (Adenosin trifosfat).
8.

Langkah 8: Relokasi Atom Fosfor


Langkah delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang
melibatkan relokasi dari atom fosfor dalam asam 3-fosfogliserat dari
karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua dan menciptakan 2
asam fosfogliserat. Seluruh reaksi diringkas sebagai berikut:
2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase
(enzim) 2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1).

9.

Langkah 9: Penghapusan Air


Enzim enolase berperan penting dan menghilangkan sebuah
molekul air dari asam 2-fosfogliserat untuk membentuk asam lain yang
disebut asam fosfoenolpiruvat (PEP). Reaksi ini mengubah kedua
molekul asam 2-fosfogliserat yang terbentuk pada langkah sebelumnya.
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + Enolase (Enzim) 2
molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1) + 2 H2O

10. Langkah 10: Penciptaan piruvat Asam & ATP


Langkah ini melibatkan pembentukan dua molekul ATP bersama
dengan dua molekul asam piruvat dari aksi piruvat kinase enzim pada
dua molekul asam fosfoenolpiruvat yang dihasilkan pada langkah

sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer atom fosfor dari asam
fosfoenolpiruvat (PEP) menjadi ADP (Adenosin trifosfat).
2 molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C 3H3O3P1) + Piruvat kinase
2ADP (Enzim) 2ATP + 2 molekul asam piruvat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glikolisis merupakan pembongkaran gula heksosa dalam respirasi aerob
dengan proses yang sangat panjang. Glikolisis berlangsung dengan
menggunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam
sitoplasma. Seluruh proses glikolisis melibatkan pemecahan satu molekul

glukosa dan menghasilkan 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul air


dari air dan 2 molekul asam piruvat. Selanjutnya asam piruvat yang dihasilkan
akan dioksidasi pada reaksi antara (oksidasi piruvat).
Reaksi antara menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang disebut kelompok
asetil dan mengubah NAD+ menjadi NADH. Di akhir reaksi, kelompok asetil
(fragmen berkarbon 2) bergabung dengan kofaktor koenzim A (KoA)
sehingga membentuk senyawa asetil-KoA. Asetil-KoA yang terbentuk
kemudian memasuki siklus Krebs.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2010. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali
Press.
Lovelles, A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis.
Jakarta : Gramedia.
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Suyitno. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drsms/pengayaan-materi-respirasi-pada-tumbuhan-bagi-siswa-sma-kalasan.pdf
Wijayani, Suprih. 2013. Biologi. Yogyakarta: Amara books.

KATABOLISME
Katabolisme merupakan beberapa jalur metabolisme yang membebaskan atau
mengeluarkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekulmolekul yang lebih sederhana. Jalur utama katabolisme ini adalah respirasi
selular, dimana glukosa dan bahan bakar organik lainnya dipecah dengan adanya
oksigen menjadi karbon dioksida dan air.
Setelah gula atau glukosa ini dibuat atau diperoleh, mereka adalah sumber energi
kehidupan. Pemecahan dari glukosa ( katabolisme ) memiliki beberapa jalur yang
berbeda :

Respirasi aerob ( aerobicc respiration )

Respirasi anaerob ( anaerobic resiration )

Fermentasi ( fermentation )

RESPIRASI AEROB (aerobic respiration)


Glukosa adalah heksosa, monosakarida, C6H12O6. Molekul ini secara sistematis
dipecah melalui tiga jalur yang saling berhubungan menjadi karbon dioksida
( CO2 ) dan air ( H2O ).
Tiga jalur tersebut adalah :
1. Glikolisis
Tiga jalur pusat metabolisme karbohidrat pada bakteri ialah glikolisis, jalur
pentose fosfat, dan jalur Entner Doudoroff. Untuk kebanyakan sel-sel, jalur
terbesar dalam katabolisme glukosa adalah glikolisis.. Glikolisis adalah salah satu
lintasan paling penting yang digunakan oleh sel untuk menghasilkan energi.
Glikolisis tidak mensyaratkan adanya oksigen dan bisa terdapat sel-sel baik yang
aerobik maupun anaerobik. Pada jalur ini molekul glukosa dirubah menjadi asam
piruvat (glikolisis) dan asam piruvat menjadi asam laktat (fermentasi asam laktat)
tanpa pemasukan molekul oksigen.Dalam glikolisis, ditemukan 4 jalur utama pada
bakteri yang berbeda :

Embden - Meyerhoff - Parnas Pathway ( EMP )

Merupakan jalur glikolisis "klasik" yang ditemukan di hampir semua organisme.

Hexose Monophosphate Pathway ( HMP )

Jalur Heksosa monofosfat ini juga disebut fosfoketolase. Jalur ini juga ditemukan
disebagian besar organisme. Jalur ini bertanggung jawab untuk sintesis
nukleotida.

Entner - Doudoroff Pathway ( ED )

Jalur ini ditemukan di Pseudomonas dan genera terkait.

Pentosa fosfat (PP)

Keempat jalur tersebut mempunyai persamaan, yaitu memecah heksosa (glukosa)


menjadi triosa, yaitu gliseraldehid 3-fosfat (tetapi melalui jalur berbeda),
mengoksidasi triosa, menjadi asam triosa, yaitu piruvat. Hasil akhir adalah 2
piruvat, 2 NADH, 2 ATP.
Jadi hasil dari Glkolisis adalah :
1. 2molekul asam piruvat
2. 2molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3. 2molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

RESPIRASI
ANAEROB
(anaerobic
respiration)
Langkah pertama dalam respirasi selular di semua sel hidup adalah glikolisis, yang dapat
berlangsung tanpa kehadiran molekul oksigen. Jika oksigen hadir dalam sel, maka sel
kemudian dapat mengambil keuntungan dari respirasi aerobik melalui siklus TCA untuk
menghasilkan energi jauh lebih besar dalam bentuk ATP daripada jalur anaerobik. Namun
demikian, jalur anaerob merupakan jalur yang penting juga dan merupakan satu-satunya
sumber ATP untuk kebanyakan bakteri anaerob. Sel eukariotik juga mengambil jalan jalur
anaerobik jika pasokan oksigen mereka rendah. Sebagai contoh, ketika sel-sel otot yang
bekerja sangat keras dan menguras pasokan oksigen mereka, mereka memanfaatkan jalur
anaerob menjadi asam laktat untuk terus memberikan ATP untuk fungsi sel.

Pada respirasi anaerob, aseptor elektronnya bukanlah oksigen, melainkan senyawa


anorganik lain selain oksigen (bukan O2). Sebagai contoh : pereduksi sulfat,
aseptor elektronnya adalah sodium sulfat (Na2SO4) ; peredukasi metana, aseptor
elektron terakhirnya adalah CO2.

Anda mungkin juga menyukai