Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Nama : Meisi Dorisandi Aisha Mario

Npm : E1CO15005

Shift : 5 (lima)

Hari/Jam : Rabu/ 14:00 WIB s/d selesai

Tanggal : 13 April 2016

Dosen : Yosi Fenita, Dr. Ir., MP

Co.ass : 1. Nurma Apriyanti

2. Gilang Ramadhan

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Secara umum karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di
alam,terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat
merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-
unsur C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n.Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
disentesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalam klorofil.
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan di dalam akar,
batang dan biji yang sebagian besar merupakan amilum atau selulosa.
Dalam tubuh manusia sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen
yang tersimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai cadangan energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen
dipecah menjadi unit-unit glukosa. Pada umumnya karbohidrat merupakan senyawa padat
berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah
larut dalam air, kecuali polisakarida (selulosa) yang tidak larut dalam air. Monosakarida dan
disakarida mempunyai sifat manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan monosakarida
dan disakarida kecuali fruktosa adalah kelompok gula pereduksi. Sifat mereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula perduksi
bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi Tollens maupun pereaksi benedict.
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam terapat sebagai polisakarida dengan
berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi
monosakarida, sedangkan yang lain berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel
dan jaringan pengikat. Hidrolisis sempurna oleh asam atau oleh enzim spesifik terhadap
polisakarida menghasilkan monosakarida atau senyawa turunannya. Polisakarida yang
merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat kurang larut dalam air dingin. Pemanasan
suspensi pati secara bertahap dapat membentuk larutan koloid dan akhirnya menjadi pasta.

1.2  Tujuan Praktikum


1.      Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
2.      Membedakan antara monosakarida dan sakarida
3.      Membuktikan adanya polisakarida
4.      Membuktikan adanya gula pereduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun
hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana
terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang
tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-
cabang.Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh
menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa,
karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh
sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk
menjalankan sel-sel tubuh (Supriyanti, 1994).
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida (kata ”sakarida” diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula). Monosakarida
atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton.
Monosakarida yang paling banyak dialam adalah D-glukosa 6 karbon. Oligosakarida (bahasa
Yunani, ”oligos” yang berarti sedikit) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang
digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai
tiga atau lebih unit tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai sampai
polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang
mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida, seperti selulosa,
mempunyai rantai kinear, sedangkan yang lain, seperti glikogen, mempunyai rantai
bercabang. Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman, yaitu pati dan
selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, teta[i senyawa-senyawa ini berbeda dalam hal
cara unit D-glukosa dikaitka datu dengan yang lain (Lehninger, 1982).
Produk utama karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai
pendek yang mudah menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk
menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang
dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada
beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung
karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan
karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu
ketika direksikan dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam
sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alphanaftol untuk
membentuk produk berwarna (Pratana, 1995).
       Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan
sering disebut dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah
kanan, glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Didalam dunia
perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga
mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum
melalui proses hidrolisis dengan asam. Monosakarida lainnya adalah fruktosa, fruktosa
terdapat pada madu lebah. Fruktosa merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar kekiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Monosakarida yang jarang terdapat bebas didalam
adalah galaktosa, yang umumnya berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula
yang terdapat dalam susu (Poedjiadi, 1993).
        Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai
rasa manis dan tidak bersifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa
ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa .( Ronditasyah, 1992).

Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi kehidupan.
Melalui fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida atmosfer menjadi karbohidrat,
terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku
dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari
karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber
energi. Tumbuhan yang menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Kata karbohidrat timbul
karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan sebagai hidrat dari karbon. Contohnya
glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun jenis
rumus ini tidak berguna dalam mempelajari kimia karbohidrat, nama kuno ini tetap
dipertahankan (Hart dkk, 1993).

Jumlah karbohidrat yang ditemukan di alam lebih besar daripada kelompok lain
senyawa alami . Substansi organik yang paling berlimpah di bumi adalah selulosa, polimer
glukosa, yang merupakan bahan struktural tanaman. Zat lain yang sangat melimpah adalah
kitin, polimer Nacetylglucosamine. Karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi
organisme hidup dan jalur utama pasokan energi di sebagian besar sel. Mereka adalah produk
utama melalui mana energi matahari dimanfaatkan dan diubah menjadi bentuk yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan hewan lainnya, serta oleh banyak organisme lain. Menurut
perkiraan kasar, beberapa 4 x 10l l ton karbohidrat sedang dibentuk setiap tahun di bumi oleh
proses fotosintesis. Pati dan glycogens, polimer rantai panjang glukosa struktur yang berbeda
dari selulosa, adalah media penyimpanan energi pada tumbuhan dan hewan, masing-masing
(Sharon, 1975).
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas
tiga golongan besar, yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal
dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana. Monosakarida
adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana
(Patong dkk., 1993).
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida aldehida
atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Diantaranya disakarida,
yang mempunyai dua unit monosakarida. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga
atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan digabungkan
sebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan (Lehninger, 1997).
Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa adalah suatu
ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya disebut
jugadengan levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis daripada glukosa, juga lebih
manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida
mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff
dalam asam HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk
laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat
memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).
            Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa ialah
gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga
terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis
sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik.
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan
gabungan dari galaktosa dan glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula
susu. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa
juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air
dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis daripada
sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam
maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).
Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam
panjang rantai serta bobot molekulnya. Kebanyakan polisakarida memberikan satu jenis
sakarida jika dihidrolisis sempurna. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear, atau
rantainya dapat bercabang. Pati ialah karbohidrat penyimpan energi bagi tumbuhan. Pati
merupakan komponen utama pada bebijian, kentang, jagung, dan beras. Inilah bentuk
cadangan glukosa yang disimpan oleh tumbuhan dan digunakan kemudian. Pati tersusun dari
unit-unit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan 1,4 – α – glikosidik, meskipun
rantainya dapat membentuk sejumlah cabang yang melekat lewat ikatan 1,6 – α – glikosidik.
Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa, dan hidrolisis sempurna hanya
menghasilkan D – glukosa. Pati dapat dipisahkan dengan berbagai teknik menjadi dua fraksi,
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa yang menyusun sekitar 20 % dari pati, unit glukosa
(50 sampai 300) membentuk rantai sinambung, dengan tautan – 1,4. Amilopektin sangat
bercabang. Meskipun setiap molekul dapat mengandung 300 – 5000 unit glukosa, rantai-
rantai dengan tautan-1,4 secara berurutan kira-kira hanya 25 sampai 30 unit saja panjangnya.
Rantai-rantai ini dihubungkan pada titik cabang lewat tautan-1,6. Mengingat strukturnya yang
sangat bercabang ini, granula pati menggembung dan akhirnya mambentuk sistem koloid
dalam air (Hart dkk.,  1993).
D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin merupakan senyawa
organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini terdapat bebas dalam darah (gula
darah) dan berbagai cairan tubuh lainnya dan dalam cairan tanaman (gula anggur), serta
merupakan komponen monosakarida utama dari banyak oligosakarida dan polisakarida.
Glukosa langsung digunakan oleh tubuh. Glukosa didapat secara niaga dengan cara hidrolisis
pati diikuti dengan kristalisasi dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang dikenal sebagai
tetes, terdiri dari kira-kira 65% D-glukosa dan 35% disakarida dan oligosakarida lainnya (Pine
dkk., 1988)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


Alat
 tabung reaksi
 penjepit tabung reaksi
 rak tabung reaksi
 pipet tetes
 sikat tabung reaksi
 pengatur waktu
 penangas air

Bahan
 perekasi molisch
 H2SO4 pekat
 pereaksi benedict
 larutan iodium
 Pereaksi millon
 Larutan uji ( fultosa, sukrosa, maltosa, amilum, glikogen, glukosa, masing masing
kosentrasi 1 %

3.2 Prosedur Kerja

A. UJI MOLISH

1. Masukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi.


2. Menambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Aduk sampai homogen.
3. Miringkan tabung reaksi, , lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekay melalui
dinding tabung agar tidak bercampur. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

B. UJI IODIUM

1. Masukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes.
2. Menambahkan 2 tetes larutan iodium.
3. Mengamati warna spesifik yang terbentuk.

C. UJI BENEDICT

1. Memasukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict.
Campurlah dengan baik.
2. Mendidihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air
mendidih selama 5 menit.
3. Mendinginkan perlahan-lahan.
4. Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Mereaksikan positif ditandai
dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung
pada kadar gula pereduksi yang ada.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan

A.    Uji Molisch


Bahan Hasil uji molisch Karbohidrat (+/-)

Amilum 1 % Terdapat cincin warna ungu +


Sukrosa 1 % Terdapat cincin warna ungu +
Laktosa 1 % Tidak terdapat cincin ungu -
Maltosa 1 % Terdapat cincin warna ungu +
Fruktosa 1 % Terdapat cincin warna ungu +
Glukosa 1% Tidak terdapat cincin ungu -
Arabinosa 1% Terdapat cincin warna ungu +

B.     Uji Iodium


Bahan Hasil uji iodium Karbohidrat (+/-)

Amilum 1 % Warna biru +


Sukrosa 1 % Warna putih keunguan -
Laktosa 1 % Warna kuning +
Maltosa 1 % Warna ungu -
Galaktosa 1 % Warna kuning +
Fruktosa 1% Warna ungu -
Glukosa 1 % Warna orange +
Arabinosa 1 % Warna kuning +
C.     Uji Benedict
Bahan Hasil uji benedict Karbohidrat (+/-)

Amilum 1 % Warna biru -


Sukrosa 1 % Warna biru -
Laktosa 1 % Warna biru kehijauan +
Maltosa 1 % Warna biru gelap +
Fruktosa 1% Warna orange +
Glukosa 1 % Warna biru kecokelatan +
Arabinosa 1 % Warna biru keorangean +

4.2 Pembahasan
Dalam percobaan kali ini kami melakukan uji dalam praktikum identifikasi
karbohidrat yang melakukan beberapa uji yaitu mengenai identifikasi umum adanya
karbohidrat pada suatu bahan. Dimana, bahan yang digunakan dalam hal ini adalah glukosa,
fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, glikogen, arabinosa dan amilum. Dalam identifikasi
umum karbohidrat uji yang digunakan adalah uji molisch, uji iodium, dan uji benedict.
Kemudian selanjutnya dalam melakukan percobaan uji identifikasi karbohidrat ini bertujuan
untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan, membedakan antara
monosakarida dan sakarida, membuktikan adanya polisakarida, membuktikan adanya gula
pereduksi.
Pertama, kami melakukan percobaan uji molisch dengan cara memasukkan 15 tetes
larutan uji kedalam tabung reaksi kemudian menambahkan 3 tetes pereaksi Molisch.
Selanjutnya mengaduk sampai homogen, memiiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan
dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan memperoleh hasil bahwa pada bahan
amilum 1% hasil uji molisch terdapat cincin warna ungu (+), bahan sukrosa 1 % hasil uji
molisch terdapat cincin warna ungu (+), bahan laktosa 1 % hasil uji molisch tidak terdapat
cincin warna ungu (-), bahan maltosa 1 % hasil uji molisch terdapat cincin warna ungu (+),
bahan fruktosa 1 % hasil uji molisch terdapat cincin warna ungu (+), bahan glukosa 1% hasil
uji molisch tidak terdapat cincin warna ungu (-), dan bahan arabinosa 1% hasil uji molisch
terdapat cincin warna ungu (+). Jadi, Uji Molisch merupakan reaksi yang paling umum untuk
mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada praktikum ini asam sulfat pekat menghidrolisis
ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida
yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya. Pereaksi molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi
asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan akan membentuk cincin berwarna ungu pada
larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, arabinosa, dan pati. Hal ini menunjukkan
bahwa uji molisch sangat spesifik untuk membuktikan adanya karbohidrat. Tujuan
ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida agar
menghasilkan furfural. Hasil reaksi yang positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji
mengandung karbohidrat, sedangkan hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan
yang diuji tidak mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi
positif pada praktikum yang memberikan reaksi positif adalah amilum, sukrosa, maltosa,
fruktosa, dan arabinosa. Hal ini berkaitan dengan menurut Pratana (1995) Produk utama
karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai pendek yang mudah
menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang
terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang dilakukan untuk menentukan ada
tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal
secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan
untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direksikan dengan alphanaftol dan asam sulfat
pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang
bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian
dikombinasikan dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna.

Kedua, kami melakukan percobaan uji iodium dengan cara memasukkan 3 tetes
larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes kemudian menambahkan 2 tetes larutan
iodium dan selanjutnya mengamati warna spesifik yang terbentuk. Berdasarkan percobaan
yang telah kami lakukan memperoleh hasil bahwa pada bahan amilum 1% dengan hasil uji
iodium warna biru (+), bahan sukrosa 1 % dengan hasil uji iodium warna putih keunguan (-),
bahan laktosa 1 % dengan hasil uji iodium warna kuning (+), bahan maltosa 1 % dengan hasil
uji iodium warna ungu (-), bahan galaktosa 1 % dengan hasil uji iodium warna kuning (+),
bahan fruktosa 1% dengan hasil uji iodium warna ungu (-), bahan glukosa 1 % dengan hasil
uji iodium warna orange (+), bahan arabinosa 1 % dengan hasil uji iodium warna kuning (+).
Uji Iodium Pada praktikum uji iodium, amilum yang direaksikan dengan air dan HCl menjadi
berwarna bening kemudian dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna
biru tua. Hal ini karena ada dua macam amilum atau pati, yaitu pati yang larut dan pati yang
tidak larut. Contoh pati yang larut adalah amilosa, dan pati yang tidak larut adalah
amilofektin. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru, sedangkan
jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan memberikan warna ungu kehitaman. Jadi,
hasil yang diperoleh merupakan jenis pati yang yang larut, yaitu amilosa. Berbeda halnya
dengan amilum yang direaksikan dengan NaOH menjadi berwarna bening kemudian
dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna larutan bening hal ini
karena NaOH bersifat basa yang akan menghidrolisis warna dari iodium.

Ketiga, kami melakukan percobaan uji benedict dengan cara mememasukkan dalam
tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict kemudian mencampurlah
dengan baik. Mendidihkan di atas api kecil selama 2 menit atau memasukkan dalam penangas
air mendidih selama 5 menit. Selanjutnya mendinginkan perlahan-lahandan memperhatikan
warna atau endapan yang terbentuk. Mereaksikan positif ditandai dengan timbulnya endapan
warna biru kehijauan, kuning, atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang
ada. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan memperoleh hasil bahwa pada bahan
amilum 1 % dengan hasil uji benedict warna biru (-), bahan sukrosa 1 % dengan hasil uji
benedict warna biru (-), bahan laktosa 1 % dengan hasil uji benedict warna biru kehijauan
(+), bahan maltosa 1 % dengan hasil uji benedict warna biru gelap(+), bahan fruktosa 1%
dengan hasil uji benedict warna orange (+), bahan glukosa 1 % dengan hasil uji benedict
warna biru kecokelatan (+), bahan arabinosa 1 % dengan hasil uji benedict warna biru
keorengan (+). Hal ini berkaitan dengan menurut Supriyanti (1994) Segolongan besar
senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk
molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta bercabang-cabang.Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran
darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa antara lain
adalah sebagai berikut;
1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan segolongan besar senyawa
organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk
molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana, yang
sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup.
2. Perbeadan antara monosakarida dan disakarida adalah monosakarida memiliki
beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut
dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan,
glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Sedangkan
disakarida merupakan segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari
atom karbon, hidrogen, dan oksigen.
3. Membuktikan adanya polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa .
4. Membuktikan adanya gula pereduksi, untuk membuktikan adanya gula pereduksi
dengan melakukan uji benedict yakni dengan menggunakan larutan fultosa, sukrosa,
maltosa, amilum, glikogen, glukosa, seperti hasil di didalam haisl pengamatan.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum, waktu yang telah disediakan dimanfaatkan
dengan sebaik baiknya, agar data yang diperoleh akurat dan tidak asal-asalan. Terimakasih.
Hidup Mahasiswa!!! 

DAFTAR PUSTAKA

Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta


Lehninger. 1982. Biokimia Untuk Universitas. Jakarta : UI Prees
Pratana. 1995.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Yuliani Sri, penerjemah. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Poedjiadi. 1993. Biokimia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta


Ronditasyah. 1992.Uji Identifikasi Karbohidrat. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta

Hart, dkk. 1993. . Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Biokimia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedoktern EGC.

Sharon. 1975. Panduan Identifikasi Karbohidrat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Patong, dkk. 1993. . Dasar-dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta
Lehninger. 1997. Pengantar Praktikum Kimia Karbohidrat. Depdikbud. Jakarta
Poedjiadi. 1994. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB Press. Bandung
Hart dkk. 1993. Biokimia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Pine, dkk. 1988. Kimia Dasar 3. ITB Press. Bandung


JAWABAN DAN PERTANYAAN

PERTANYAAN
1. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat?
2. Pada percobaan uji Benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif? Mengapa?
3. Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula
pereduksi?

JAWABAN
1. karena Uji Molisch merupakan reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi
adanya karbohidrat tetapi tidak spesifik untuk karbohidrat. Pereaksi Molish adalah
α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa
yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau
furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang
terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan α-naftol.
2. Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif adalah amilum dan
sukrosa dengan hasil uji benedict warna biru dan menghasilkan negatif. Hal ini
disebabkan hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak
mengandung karbohidrat.
3. Uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula pereduksi yaitu uji
benedict, uji barfoed, uji bial, uji seliwanoff.

Anda mungkin juga menyukai