NPM : E1CO15005
Prodi : S1-Peternakan
Mikrobiologi
2.Tunjung Pamekas
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti
ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan
observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-
sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau
diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu
juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok
dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer,
corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki
kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan
yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan
volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang
gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan
yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak
yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak
terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat
seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas
untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat
memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat
ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang
menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika
tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang
keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya
sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian
memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan
mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus
sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang
sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
1.2 Tujuan
METODOLOGI
Peralatan Mekanik
4.2 Pembahasan
Dari hasil data pengamatan yang telah saya dapatkan tersebut ternyata setiap
praktikan harus mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan
berbagai macam alat yang ada di laboratorium serta cara pemeliharaan alat-alat tersebut
supaya tidak cepat rusak. Sebelum menggunakan alat laboratorium (peralatan gelas) terlebih
dahulu harus dicuci agar steril caranyanya setelah peralatan gelas digunakan membersihkan
dengan menggunakan air mineral dicuci dengan menggunakan deterjen hingga bersih
kemudian direndam dengan larutan Na3PO4 1% selama 15 menit setelah itu dibilas dengan air
bersih dan direndam lagi dengan larutan HCL 1% selama 24 jam. Kemudian dicuci dengan
bersih dan letakkan pada rak. Untuk memudahkan mengenal alat kimia, digunakan
pengelompokkan yang umum dipakai yaitu peralatan gelas dan peralatan mekanik atau non
gelas. Setelah mengenal jenis-jenis peralatan, maka praktikan perlu mencoba untuk
menggunakannya.
4.2.2 Perbedaan Alat-alat Gelas dan Peralatan Mekanik
A. Peralatan Gelas
1. Tabung Reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan
panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan
reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih
dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua dm setelah itu lap dengan lap atau kertas isap.
Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Cawan Petri
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk tempat membiakan suatu mikroba. Setelah
itu panaskan atau uapkan ke dalam oven.
3. Gelas Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar
labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung
titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi.
4. Gelas Obyek
Berfungsi untuk meletakkan suatu bahan yang akan diteliti atau diamati cara
mengunakannya membersihkan preparat terlebih dahulu kemudian letakkan objek
yang akan diamati dibawah mikroskop, tutup dengan cover glass. Setelah gelas obyek
digunakan membersihkan dengan cara mencuci bersih dengan menggunakan deterjen
dan air mengalir, kemudian keringkan dan letakkan pada tempatnya.
5. Biuret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang
pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya
apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke
dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk
mengeluarkan larutannya.
B. Peralatan Mekanik
Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga peralatan di laboratorium
kimia yang terbuat dari bahan non gelas atau peralatan mekanik. Peralatan mekanik
tersebut yang telah saya amati adalah sebagai berikut;
1) Oven
2) Otoklaf
Untuk mensterilisasi alat dan medium. Cara menggunakannya yakni menghidupkan aliran
listrik, kemudian menekan tombol on. Buka otoklafnya jika masih tersisa air ganti dengan air
yang baru, masukkan bahan yang akan disterilkan. Kunci berhadapan secara bersamaan, atur
timer sesuai yang diinginkan kencangkan klep yang ada diatas tutup alat. Setelah lampu hijau
mati dan alarm berbunyi kendurkan klepnya, tunggu beberapa saat. Kemudian kita matikan
dan buka.
3) Penghitung koloni
Berfungsi untuk tempat melakukan isolasi mikroba agar tidak terkontaminasi oleh
mikroba tular udara. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan
lampu UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses
sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan
lampu dihidupkan. Setelah menggunakan laminar flow mematikan fan dan lampu dan
menekan tombol off setelah itu mematikan aliran listriknya.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa antara lain
sebagai berikut;
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kondusifitas keadaan ruangan agar
praktikum berjalan dengan aman dan lancar. Untuk mbak Sartika selalu semangat ya jangan
pernah bosen ketika membimbing kami
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.
Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid I”. ITB : Bandung.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”. Gajah Mada University
Press. Jogjakarta
Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”. ITB. Bandung.