Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DAN CARA STERILISASINYA

I. TUJUAN
1. Mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi
2. Mengetahui teknik penyiapan serta penggunaan alat-alat tersebut dengan
baik
3. Mengetahui fungi dan prinsip kerja alat-alat laboratorium mikrobiologi
4. Mengetahui cara sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi

II. TINJAUAN PUSTAKA


Suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan
di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik
dinamakan Sterilisasi . Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik
(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
“bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-180ºC dan waktu yang
digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara
kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah

1
melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah
mikroba) (suriawiria, 2005)
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121ºC selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 121ºC itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-
tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu)
autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu
121ºC . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi
yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-
15 menit pada suhu 121ºC, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter
akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhuyang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi (Pelczar dan Schan, 1992).
Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri
dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada
waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air,
ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang
unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan
penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
1. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan dan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi ini ditujukan
untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi Fisik

2
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Terdapat
empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a. Pemijaran Api
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll.
b. Panas kering
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas.
Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-180’C)
dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke
dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam
wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah
menggunakan uap panas dengan suhu 121ºC selama 15 menit pada tekanan 1 atm.
Sterilisasi uap tergantung pada:
1) alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa mengalami
kerusakan
2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
3) Suhu yang terukur harus mencapai 121ºC dan dipertahankan selama 15 menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan
detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari
total volumenya.
Prosedur dalam penggunaan autockave :
a) Pelajari bagian-bagian autoclave dan fungsinya masing-masing.
b) Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan.

3
c) Masukkan alat/bahan yang akan diserilkan, ditata sedemikian rupa sehingga
uap air secara merata dapat menembus alat/bahan yang akan disterilkan tersebut.
d) Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan
tekanan pada autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu 121oC selama 15
menit. Autoclave akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah
selesai.
e) Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu
sampai tekanan dan suhunya turun.
Sterilisasi fisik dengan penyinaran dapat dengan menggunakan sinar Ultra Violet
(Riantini, 2001)
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis
(Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah
Alkohol, asam parasetat, formaldehid dll.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan adalah:
1. Alat non gelas : sendok tanduk, labu semprot, handspray
2. Alat gelas : cawan petri, batang pengaduk, pipet gondok, pipet ukur,
pipet volume, tabung durham, erlenmeyer, tabung reaksi, bekker glass, gelas
ukur.
3. Alat instrument : oven, inkubator, laminar air flow, sentrifuges, penangas
air, shaker, neraca analitik, neraca ohaus, autoklaf, spektofotrometer
4. Alat lain : ose lurus, ose bulat, enkas

Bahan yang digunakan adalah:


1. Alkohol 70%

4
IV. ALUR PROSES

Menyiapkan alat-alat gelas, alat non gelas, alat instrument dan alat alat lain
yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi

Memotret alat-alat tersebut kemudian menempel pada buku laporan

Memberikan keterangan dari bagian alat tersebut. Kemudian mencatat


fungsi dab prinsip kerja dari alat-alat tersebut
V. HASIL PRAKTIKUM
No Nama Alat Gambar Fungsi Prinsip Kerja
alat
1 Mikroskop Mengamati sel
cahaya bacteri yang tidak
dapat dilihat dengan
mata telanjang
2 Autoklaf Mensterilkan alat
dan bahan yang
digunakan dalam
mikrobiologi,
menggunakan uap
air panas
bertekanan.
3 Inkubator Alat untuk
menginkubasi atau
memeram mikroba
pada suhu yang
terkontrol
4 Oven
5 Hot Plate

5
stirer
6 Laminar Air
Flow
7 Mikropipet
8 Cawan petri media tanam
mikrobia dengan
tambahan bahan
didalam cawan yaitu
agar-agar.

9 Tabung reaksi tempat pencampuran


aquadrest dengan
sampel yang telah
diambil dengan
pipet mikro.

10 Jarum
inokulum
11 Tabung
durham
12 Erlenmeyer menampung
sementara aquadrest
yang sudah di
sterilisasikan.

13 Gelas ukur
14 Beakker glas
15 Pipet ukur
16 Pipet volume
17 Bunsen alat pemanas

6
sementara untuk
membunuh
mikroorganisme
yang ada
disekelilingnya pada
saat pengambilan
sampel ataupun
penanaman sampel
pada media tanam.

18 Pipet mikro mengambil sampel


dengan sekala kecil

VI. FOTO HASIL

VII. PEMBAHASAN
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda
(Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi alat–alat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan
adalah penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave.
Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas.
Autoclave merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan
terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi manometer (barometer), termometer dan
klab bahaya. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan hanya saja
memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Dalam pratikum ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alat–
alat tersebut mempunyai peranan masing–masing. Seperti cawan petri dan
erlenmeyer yang dapat kita gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang

7
berguna untuk meletakkan agar miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa
menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet dan pipet hisap yang dapat kita
gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat dibantu oleh bluetip dan
yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan lampu bunsen.
Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer
serta shaker. Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave dan oven, dan
inkubator dapat digunakan untuk menginkubasi media dengan suhu ruang.
Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121°C, ini
dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat
dibutuhkan waktu 20–30 menit, dan untuk bahan 15 menit.
Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan
besar tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang
disterilkan, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan.
Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada
saat pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan
terbaliknya cawan petri.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan
yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang,
medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-
betul dari ruang autoklaf (sterilisator).
b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah iuap, karena itu tabung
dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap
di dasarnya.
c) Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap
uap.
d) Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121°C dan
dipertahankansetinggi itu selama 15 menit.
Sterilisasi dapat berjalan baik bilamana seorang praktikan sebelumnya
telah dibekali dengan pengetahuan mengenai pengenal analat sehingga pada

8
praktikum ini tujuan sterilisasi dapat tercapai dan peralatan serta bahan yang
disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat dengan tepat mengambil
keeputusan metodesterilisasi yang akan dipakai.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan
dari mikroorganisme kontaminan.
2. Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.
3. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air
panas dengan tekanan tinggi dengan temperatur uap 121ºC.
4. Sterilisasi secara kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan
formalin latutan AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan
osmotiknya.
5. Sterilisasi secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.

IX.DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ferdias.1992.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_
training/secondary. (diakses pada tanggal 17 september 2014)
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T.
Gramedia Pustaka Utama
Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_St
erilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).
Riantini. (2001). Sterilisasi secara fisik. (onlin). http:/ /
www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada
tanggal 17 september 2014)
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

9
Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar
Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan
perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.

10

Anda mungkin juga menyukai