Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


MATERI PERTEMUAN 1

PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI


DISUSUN OLEH :

1. RIZKY ADITYA FADILLA 19484011026 4. ALIYAH PUSPITA SARI 20484011036


2. ADELLIA NATASYA 20484011033 5. ALJAZALI GEDE SAPTOAJI 20484011037
3. AGNES SINTA NABU 20484011034 6. AMANDA ADELLIA HELMA 20484011038
4. AKHDA FARAH 20484011035 7. ANITA MAWAR DANI 20484011039

DOSEN PENGAMPU : Risa supriningrum,S.Si.,M.M.

LABORATORIUM TERPADU II
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada suatu benda, sehingga didapatkan suatu kondisi
yang bebas cemaran mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam
pengerjaan penelitian, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau
tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar
sterilisasi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang pangan dan
medis. Cara sterilisasi banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-
cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu. Berdasar dari hal
tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta
menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara
sterilisasi dalam mikrobiologi
.
B. Tujuan Praktikum
1. mahasiswa mampu mengensl alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
mikrobiologi dan dapat menggunakannya secara benar.
2. mahasiswa mampu menerapkan macam-macam teknik sterilisasi.
3. mahasiswa mampu menentukan pengelompokkan alat-alat dalam laboratorium
mikrobiologi berdasarkan fungsi dan prinsip kerja serta cara sterilisasinya.

C. Dasar Teori
laboratorim mikrobiologi adalah salah satu laboratorium yang wajib ada
pada program diploma 3 farmasi karena laboratorium ini sangat menunjang
pembuatan peroduk-produk atau sediaan farmasi. Berbagai sediaan obat dan
makanan serta minuman yang akan dipasarkan untuk publik memiliki syarat
tertentu terhadap cemaran mikroba, bahkan obat- obat steril bebas dari cemaran
mikroba dan bahan-bahan lain yang mengancam keselamatan penggunanya.

1
Selama melakukan kegiatan dalam laboratorium ini harus tetap menjaga
keamanan dan keselamatan diri, oleh karena itu tahap pengenalan alat dan proses
sterilisasi menjadi amat penting diketahui dan dipahami oleh para mahasiswa
yang akan bekerja di dalamnya.Selain penggunaan alat pelindung diri (APD) di
laboratorium, mahasiswa juga perlu mengenal dan paham cara menggunakan alat-
alat yang biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Beberapa alat
laboratorium tersebut meliputi alat-alat yang besar seperti mikroskop, autoklaf,
inkubator, oven, lemari pendingin,dan colony counter. Alat-alat lain adalah alat-
alat kecil seperti mikropipet, cawan petri, labu erlenmeyer, pipet tetes, pipet ukur,
tabung reaksi, gelas ukur, tabung durham, kawat ose/sengkelit, pinset, timbangan
dan lain-lain.
Untuk melakukan proses sterilisasi juga diperlukan pengetahuan yang
cukup tentang alat dan proses-proses sterilisasi yang akan digunakan atau dipilih.
Proses sterilisasi biasanya menggunakan alat-alat dan persyaratan tertentu yang
harus dipelajari secara spesifik, apalagi untuk bahan-bahan yang digunakan pada
pembuatan sediaan farmasi. Oleh karena itu bab persiapan praktikum ini juga
memiliki peran yang penting untuk melakukan tahap- tahap praktikum
mikrobiologi berikutnya.

1. Alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium yang umum digunakan dalam praktikum
mikrobiologi antara lain mikroskop, autoklaf, oven, inkubator, colony
counter, lemari pendingin, hot platestirrer, mikropipet, cawan petri, labu
erlenmeyer, pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi, gelas ukur, tabung
durham, kawat ose, pinset.
Fungsi dari alat-alat tersebut adalah :
a) Mikroskop, digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang sangat
kecil ukurannya. Bagian-bagian dari mikroskop cahaya adalah:
1) lensa okuler untuk memperbesar bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif,
2) lensa objektif untuk memperbesar specimen,

2
3) Pengatur focus kasar yaitu skrup untuk menaikkan dan menurunkan meja
benda,
4) Pengatur focus halus yaitu skrup untuk menaikkan dan menurunkan meja
benda secara halus,
5) meja benda tempat meletakan specimen/preparat
6) Sumber cahaya,
7) Kondesor cahaya dan penjepit spesimen

3
Bagian-bagian dari mikroskop cahaya:
1) lensa okuler; memperbesar penampakan objek
2) lensa obyektif; memperbesar objek
3) meja objek; tempat meletakkan objek
4) mikrometer; memfokuskan bayangan
5) penjepit preparat
6) pengatur intensitas cahaya
7) cahaya; sumber cahaya

a. Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi alat, bahan, atau media tertentu
dengan menggunakan uap panas pertekanan. Alat ini menggunakan uap air panas
bertekanan kira 2 atm(=15 Psi) dengan lama strerilisasi umumnya 15 menit.

4
Cara penggunaan autoklaf:
1) isi air sampai batas yang ditentukan
2) masukkan alat/bahan yang akan disterilisasi ke dalam keranjang khusus
3) tutup autoklaf dan kencangkan klep pengaman
4) nyalakan autoklaf
5) atur suhu dan waktu sterilisasi
6) tunggu sampai selesai proses sterilisasi
7) buka katup pengaman agar uap keluar, setelah tekanan turun, buka autoklaf dan
keluarkan alat/bahan yang telah steril.

b. Oven, bagian dari alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan metode panas kering. Suhu
sterilisasi dengan oven kira-kira 1600 C selama 60 menit. Sterilasasi dengan oven
digunakan untuk alat, bahan atau media yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

5
Oven adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan dengan
menggunakan udara kering. Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti
Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi dan gelas lainnya. Lamanya sterilisasi tergantung
pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas.

c. Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi mikroba pada suhu tertentu.
Inkubator digunakan untuk menumbuhkan bakteri, jamur, dan menyimpan biakan murni
pada suhu rendah.Inkubator memiliki sekat kaca antara bagian dalam inkubator dan pintu
yang fungsinya untuk melihat biakan mikroba tanpa membuka sekat dalam, sehingga
kondisi dalam inkubator tetap terjaga.

d. Colony counter adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri.

6
e. Lemari pendingin adalah alat yang digunakan untuk menyimpan media atau
bahan/spesimen agar isi dan mutu tidak berubah.

f. Kawat ose/loop/sengkelit adalah alat yang digunakan untuk menanam bakteri dengan cara
digores.

7
g. Alat-alat lain yang digunakan dalam praktikum seperti
alat gelas (erlenmeyer, beaker glass, cawan petri),
mikropipet, kaca obyek, lampu bunsen, disc antibiotik,
tabung durham,dan lain-lain.

2. Teknik Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun
bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrooganisme. Dalam
praktikum mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia,
pemilihan cara sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan
disterilkan ataupun bentuk bahan/sediaan yang akan disterilkan.
Jenis Sterilisasi yang biasa digunakan adalah:

8
A.Sterilisasi Pemijaran
Cara ini terutama digunakan untuk sterilisasi kawat ose yang terbuat dari
platina ataupun nikrome, dilakukan dengan membakar ose sampai pijar
dua sampai tiga kali
B.Sterilisasi Udara Kering (Oven)
Oven umumnya digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas seperti
erlemeyer, baker glass, petri dish, dan alat gelas lainnya. Temperatur yang
digunakan 150 – 170o C selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat
yang disterilkan.
C. Sterilisasi Uap Bertekanan ( Otoklaf)
Otoklaf merupakan tehnik sterilisasi yang paling efisien, karena adanya
uap panas akan memperbesar penetrasi uap air ke dalam sel mikroba dan
distribusi panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang
mempercepat kematian mikroba. Umumnya digunakan untuk sterilisasi
media mikrobiologi, kapas, kertas maupun alat gelas tertentu.
D.Sterilisasi dengan Penyaringan
Mekanisme penyaringan berdasarkan perbedaan ukuran partikel ,
penyaring dibuat memiliki pori yang sangat kecil sehingga cukup untuk
menahan bakteri, saringan akan tercemar bakteri sedangkan cairan yang
melewatinya bebas bakteri—steril
Bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan seperti serum, darah,
toksin, maupun sediaan farmasi yang tidak tahan pemanasan disterilkan
dengan menggunakan penyaring bakteri seperti:

1.Berkefeld filter → penyaring bakteri dari tanah diatomae

2.Chamberlain Filter → penyaring bakteri dari porselein

3.Seitz filter → penyaring bakteri dari asbes

4.Fritted glass filter → penyaring bakteri dari gelas

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda
(Singleton dan Sainsbury, 2006). Menurut Irianto (2002) sterilisasi adalah
membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk
apapun. Sterilisasi dilakukan bertujuan mendapatkan keadaan steril.
Mikroorganisme dapat dimatikan dengan panas (kalor), gas-gas seperti
formalsehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan
kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Proses untuk menghancurkan
semua bentuk kehidupan juga disebut sterilisasi oleh Pelozar (1988). Suatu benda
yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme
hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan
mungkin setengah steril atau hampir steril.

Menurut Irianto (2002), sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:


1. Pembersihan sebelum sterilisasi
2. Pembungkusan
3. Proses sterilisasi
4. Penyimpanan yang aseptik.

Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas :


1. Sterilisasi secara fisik
2. Sterilisasi secara kimia
3. Sterilisasi secara mekanik
4. Sterilisasi secara gas mikroksida
5. Sterilisasi dengan saringan membrane

10
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik ( filtrasi )
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan Sesuatu saringan yang berpori
sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini di tujukan untuk sterilisasi bahan yang sangat peka
panas, misalnya : larutan enzim, vitamin, dan antibiotic. Namun, cara ini
mempunyai kelemahan yaitu golongan virus mampu menembus filter atau
saringan sterilisasi.
2. . Sterilisasi secara fisik ( Pemanasan dan Penyinaran )
♡ Pemanasan Cara pemanasan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pemanasan kering, yaitu proses pemanasan yang tidak menggunakan air.
Contoh : Membakar, Menggunakan udara panas ( oven )
b. Pemanasan basah, yaitu proses pemanasan dengan menggunakan air. Contoh :
Merebus, Uap air panas, Uap air panas bertekanan
♡ Penyinaran ( Radiasi ) Beberapa sinar yang biasa digunakan dalam proses
sterilisasi :
a. Sinar Ultra Violet ( UV )
Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan
untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam
ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media
b. Sinar Gama
Sinar ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X
digunakan untuk mensterilkan material tebal. Contoh : Bungkusan alat-alat
kedokteran, Paket makanan
c. Sinar Katoda
Sinar ini digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap
barang-barang yang telah dibungkus
3. Sterilisasi secara kimiawi ( cara khemis )
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Biasanya

11
menggunakan senyawa disinfektan. Disinfektan adalah suatu bahan kimia
Zat-zat kimia yang bersifat disinfeksi :
1) Fenol dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic
2) Alkohol, contoh : etanol 50-70 %
3) Halogen beserta gugusnya, contoh : iodin ( menginfeksi kulit sebelum
pembedahan), hypoklorit( sanitasi alat-alat rumah tangga )
4) Logam berat, contoh : merkurochrom,mertiolat (antiseptic ), perak nitrat
( tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi )
5) Detergen
6) Aldehid, contoh : formalin
7) Gas sterilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat disterilkan
dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material di
sterilkan dengan gas etilen oksida pada suhu kamar. Kelebihan gas tersebut
adalah daya sterilisasi dan penetrasinya besar. Namun, kekurangannya adalah
bersifat toksik dan mudah meledak.

Menurut Atlas, R.M (1946) pemilihan metode didasarkan pada sifat dan
bahan yang akan disterilisasi. Untuk mensterilisasikan peralatan dan bahan yang
digunakan untuk membuat media dapat dilakukan dengan cara :
1. Sterilisasi dengan sistem pemanasan, yaitu dengan sistem :
a. Basah, yaitu bahan yang digunakan harus dengan menggunakan uap air pada
suhu tinggi, misalnya sterilisasi media dalam autoklaf.
b. Kering, yaitu menggunakan dengan panas tinggi, misalnya sterilisasi ose
dengan bunsen.
2. Sterilisasi dengan sistem kimia, yaitu menggunakan bahan kimia tertentu,
misalnya membersihkan meja dengan menggunakan alkohol.
3. Sterilisasi dengan sistem filtrasi, yaitu mensterilkan bahan yang tidak tahan
suhu tinggi, misalnya sterilisasi antibiotik dengan menggunakan filtrasi
(penyaringan)
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan

12
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau
sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan
yang akan disterilkan. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di
laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan panas.
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap
yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121 oC itu
disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur
sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada
tempattempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk
mencapai suhu 121 oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih
baik menyatakan bahwa keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan
suhu 121 oC selama 15 menit (Cappuccino JG, Sherman N. 1983)
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang
dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang
berkisar antara 110 oC dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan
cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling,peralatan laboratorium,
biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa
cara perebusan, pemanasan dengan tekanan, tindalisasi dan pasteurisasi.
Perebusan dapat didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa
menit. Pemanasan dengan tekanan dapat dilakukan dengan menggunakan
autoklaf untuk membunuh bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling
tahan panas akanmati pada suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan
dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu
jam tiap hari utuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses
pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel
vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi
biasanya diakukan pada terhadap susu. Proses ini dapat mencegah penyakit yang

13
disebabkan oleh streptokoki grup A
Pasteurisasi dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama
15 detik. Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri yang masih hidup (Fardiaz, 1992). Uap mengalir bebas
diguakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu
tanpa tertekan. Air mendidih dan uap bebas tidak perbnah mencapai suhu lebih
dari 1000C (2120F). Uap bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan
menggunakan uap pada suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan
untuk beberapa menit berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan selang waktu
24 jam (Irianto, 2010).
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah :
1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betulbetul
dari ruang sterilisator.
2. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung dan
labu kosonga harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di
dasarnya.
3. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap uap.
4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121 oC dan
dipertahankan Setinggi itu 15 menit.
Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak merusak,
menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa
disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi,
cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan
bahanbahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-
bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara
membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk
mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven (Hastuti, Utami Sri. 2008).
Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas dilaboratorium,
dimana digunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem
udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara
panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas kealat-alat gelas

14
akan lebih efisien (Fardiaz, 1992). Sterilisaisi kering dapat dilakukan dengan cara
pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-
ujung pinset dan sudip logam. Jilatan apai diterapkan terhadap skalpel, jarum,
mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan
dengan suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan terhadap
alat-alat kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi, punggan petri, labu, pipet,
pinset, skalpel, gunting kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca, juga
diterapkan pada bahan-bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk,
lemak dan minyak (Irianto, 2010).

Bentuk lain mikroorganisme adalah koloni, yakni gabungan dua sel atau lebih di
dalam satu ruangan seperti yangg didapatkan pada mikroalga dan bakteri. Bentuk
jaringan semu bila susunan serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan
pada fungi atau jamur, tetapi jaringan tidak berfungsi seperti layaknya jaringan
yang dimiliki tanaman tinngi atau hewan.
A. Medium Pertumbuhan
Medium adalah suatu bahan terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara (nutrien)
yang digunakan menumbuhkan mikroorganisme diatas atau di dalamnya. Selain
itu medium dapat dipergunakan pola untuk kolasi, perbanyakan pengujian
sifatsifat pisiologis hitungan jumlah mikroorganisme.
1. Persyaratan Medium
Biakan Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhanyang sesuai dengan mikroorganisme.
2. Penggolongan Medium Biakan
Perbedaan sifat-sifat mikroba terhadap induk semangnya akan berpengaruh
terhadap medium apa yang akan dipakai.
Berdasarkan sumber karbon yang digunakan, mikroba dibagi menjadi dua
kelompok. Mikroba yang mensistensi semua komponen sel dari karbon dioksida
dinamakan autotrof, sedangkan mikroba yang memerlukan satu atau lebih
senyawa organik sebagai sumber karbon disebut heterotrof. Berdasarkan
keheterotrofannya, mikroba dapat digolongkan beberapa kelompok besar medium,

15
yakni :

a. Media Hidup
Media hidup pada umumnya dipakai dalam laboratorium virologi untuk
pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam laboratorium bakteriologi hanya
beberapa kuman tertentu saja, dan terutama pada hewan percobaan.
b. Media Mati
Pada media mati juga dikenal adanya media sintesis. Media sintesis
merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui
secara terperinci. Media sintesis yang sering digunakan untuk mempelajari sifat
faali dan genetika mikroorganisme Medium mati berdasarkan konsistensinya
terbagi menjadi beberapa macam, yakni :
1. Media Padat
Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar. Agar berasal dari
ganggang merah yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena
bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat membeku pada suhu
diatas 45℃. Media padat terbagi menjadi media agar miring dan agar deep.
2. Media Setengah Padat (semi solid medium)
Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat,
akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk
melihat gerak kuman secara mikroskopik dan kemampuan fermentasi.
Berdasarkan keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring.
3. Media Cair
Secara umum media cair adalah yang berbentuk cair. Media cair
digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar,
penelaahan fermentasi dan berbagai macam uji. Beberapa macam medium cair
adalah kaldu nutrien, kaldu glukosa, air pepton, pembenihan kauffman, medium
deret gula-gula.

♡ Cara Membuat Cotton Plug Untuk Tabung Reaksi Dan Erlenmeyer

16
Mula-mula disiapkan lembaran kapas yang akan digunakan untuk membuat
cotton plug, lalu ditambahkan kapas dari pinggiran lembaran kapas hingga
bertempuk seperti piramida. Kapas yang telah berbentuk seperti piramida
diletakkan diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu dibentuk bulatan sebagai kepala
dengan cara ditekan. Cotton plug yang sudah mulai terbentuk dibersihkan
serabutnya terlebih dahulu. Setelah itu, cotton plug telah siap untuk digunakan
dengan dimasukkan ke dalam mulut tabung reaksi atau erlenmeyer,
Pemilihan tutup wadah kultur penting dilakukan karena akan berpengaruh
terhadap uap air, CO2, dan konsentrasi. Kapas dipilih sebagai bahan pembuat
cotton plug karena kapas dapat menahan masuknya kontaminan dari udara dan
tetap meloloskan udara sehingga terdapat aerasi pada objek.

♡ Cara Membungkus Alat Gelas (Pipet Ukur Dan Cawan Petri) Sebelum
Sterilisasi
1. Cara pembungkusan cawan petri
Mula- mula disiapkan lima buah cawan petri yang akan disterilisasi dan
selembar koran yang akan digunakan untuk membungkus kelima cawan petri
tersebut. Cawan petri ditempatkan diatas koran secara horizontal, kemudian
dilakukan pembungkusan secara perlahan dengan menggulung ke depan.
Pembungkusan dilakukan hingga ujung koran dan sisa koran diselipkan kedalam
lipatan yang telah terbentuk saat dilakukan pembungkusan. Cawan petri yang
telah terbungkus koran siap disterilisasi ke dalam oven.
2. Cara membungkus pipet ukur
Mula-mula disiapkan sebuah pipet ukur yang akan disterilisasi dan koran
yang dipotong memanjang hingga berbentuk persegi panjang untuk membungkus.
Kemudian pipet ukur diletakkan pada ujung koran dengan posisi menyamping.
Kemudian, ujung koran dilipat hingga membentuk segitiga. Mulut pipet ukur
diselipkan ke dalam ujung koran berbentuk segitiga dan dilanjutkan dengan
penggulungan dengan arah memutar. Pembungkusan dilakukan hingga ujung
koran dan sisa koran dipilin. Pipet ukur yang telah terbungkus koran siap
disterilisasi ke dalam oven.

17
Alasan penggunaan kertas koran adalah mencegah proses kondensasi uap air.
Selain itu, kertas koran mudah didapat dan murah.

Beberapa istilah serta pengertian yang digunakan dalam pembicaraan masalah


mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme
adalah sebagai berikut:
1. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi
dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan
setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida
atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung
ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik
oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi.
2. Disinfeksi
Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Meskipun dengan melakukan disinfeksi dapat tercapai
keadaan steril, namun tidak seharusnya terkandung anti sterilisasi. Disinfeksi
biasanya dilaksanakan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol,
formaldehide, klor, iodium atau sublimat. Pada susu, disinfeksi (bukan sterilisasi)
dilakukan dengan pasteurisasi. Pada umumnya disinfeksi dimaksudkan untuk
mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan spora-spora yang
tahan panas.
3. Desinfektan
Disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi.
Seringkali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian
disinfeksi dan disifektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti
lantai, piring, pakaian.
4. Antiseptika
Antiseptika pada umumnya dimaksudkan bahan-bahan yang mematikan
atau menghambat mikroorganisme, khususnya yang berkontak dengan tubuh

18
tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada jaringan. Untuk digunakan sebagai
antiseptika, kebanyakan disinfektan terlalu dekstruktif terhadap jaringan.
5. Bakteriostatika
Bakteriostatika, istilah ini mengandung arti mempunyai sifat menghambat
multiplikasi, akan tetapi bila zat penghambat itu telah dihilangkan, maka
multiplikasi dilanjutkan kembali.
6. Bakterisida
Bakterisida adalah setiap zat atau agen yang dapat membunuh atau
memusnahkan bakteri. Contoh yang lazim meliputi beberapa antibiotika,
antiseptika, dan disinfektan.
7. Asepsis
Dalam arti sempit asepsis menunjukkan pada keadaan dimana tidak
adanya mikroorganisme dalam jaringan hidup atau dengan kata lain tidak ada
sepsis (pembusukan). Tetapi istilah asepsis biasanya digunakan untuk teknik
pengerjaan dalam menghindarkan adanya mikroorganisme yang tidak dikehendaki
terdapat dalam lingkungan pengamatan itu (Burdon, 1969)

19
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Bahan - Bahan
1. 5 gram Nutrient agar
2. 250 ml Aquadest

B. Alat - Alat
1. Oven
2. Mikroskop
3. Autoklaf
4. Inkubator
5. Colony Counter
6. Lemari Pendingin
7. Hot Platestirrer,
8. Mikropipet
9. Cawan Petri
10. Labu Erlenmeyer
11. Pipet Tetes
12. Pipet Ukur
13. Tabung Reaksi
14. Gelas Ukur
15. Tabung Durham
16. Kawat Ose
17. Pinset

20
C. Gambar Alat

No Nama Alat Gambar Fungsi Cara


mensterilkan
1 Mikroskop 1.
Mikroskop Cahaya
Salah satu alat
untuk melihat sel
mikroba adalah
mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop
dapat diamati sel
bakteri yang tidak
dapat dilihat
dengan mata
telanjang. Pada
umumnya, mata
tidak mampu
membedakan
benda dengan
diameter lebih
kecil dari 0,1 mm.

2 Sterilisasi Uap Autoklaf adalah Otoklaf


Bertekanan alat yang merupakan
( Otoklaf) digunakan untuk tehnik sterilisasi
sterilisasi alat, yang paling
bahan, atau media efisien, karena
tertentu dengan adanya uap panas

21
menggunakan uap akan
panas pertekanan. memperbesar
Alat ini penetrasi uap air
menggunakan uap ke dalam sel
air panas mikroba dan
bertekanan kira 2 distribusi panas
atm(=15 Psi) lebih merata
dengan lama sehingga terjadi
strerilisasi koagulasi protein
umumnya 15 yang
menit. mempercepat
kematian
mikroba.
Umumnya
digunakan untuk
sterilisasi media
mikrobiologi,
kapas, kertas
maupun alat
gelas tertentu.
Lama sterilisasi
yang dilakukan
biasanya 15
menit untuk
121oC.
Pada sterilisasi
dengan autoklaf
uap harus bisa
menembus
seluruh muatan
oleh karena itu

22
dibungkus
dengan kertas
pembungkus, dan
alat yang akan
disterilkan dalam
keadaan lembab,
tidak basah
langsung terkena
air.

3 inkubator Inkubator adalah Inkubator bukan


alat untuk merupakan alat
menginkubasi atau khusus untuk
memeram mikroba proses sterilisasi
pada suhu yang akan tetapi lebih
terkontrol. umum digunakan
untuk tempat
inkubasi suatu
mikrobia dengan
suhu yang
konstan (600C-
800C) yang dapat
diatur dan
memberikan suhu
yang optimum
untuk
pertumbuhan
bakteri atau
mirobia

23
4 Colony Colony Counter
Counter Alat ini berguna
untuk
mempermudah
penghitungan
koloni yang
tumbuh setelah
diinkubasi di
dalam cawan
karena adanya
kaca pembesar.
Selain itu, alat
tersebut
dilengkapi dengan
skala/kuadran
yang sangat
berguna untuk
pengamatan
pertumbuhan
koloni yang sangat
banyak. Jumlah
koloni pada
Praktikum
Mikrobiologi
cawan Petri dapat
ditandai dan
dihitung secara
otomatis yang
dapat di-reset.

24
5 Oven Oven, bagian dari Umumnya
alat yang sterilisasi kering
digunakan untuk dilakukan dengan
sterilisasi dengan cara ini, oven
metode panas bagian dari alat
kering. Suhu yang digunakan
sterilisasi dengan untuk sterilisasi
oven kira-kira dengan metode
1600 C selama 60 panas kering.
menit. Suhu sterilisasi
dengan oven
kira-kira 1600 C
selama 60 menit.
Sterilisasi kering
dengan oven ini
baik dilakukan
terhadap alat-alat
kering yang
terbuat dari kaca,
seperti: cawan
petri, tabung
reaksi, botol
sampel, pipet,
alat suntik kaca,
pinset, gunting,
bahan-bahan
yang tidak
tembus uap
seperti gliserin,
minyak, vaselin,
bubuk, dan atau

25
apa saja yang
tidak menjadi
rusak, menyala,
hangus atau
menguap pada
suhu tinggi.
Penyusupan
panas ke dalam
bahan pada
metode ini
berlangsung
sangat lambat,
oleh karena itu
pada saat
sterilisasi harus
dalam lapisan
tipis dan jumlah
yang sedikit,
harus dilindungi
dalam wadah
tertutup dengan
cara
membungkus
atau menyumbat
untuk mencegah
kontaminasi
setelah
dikeluarkan dari
oven.

26
6 Lemari Alat yang
Pendingin digunakan untuk
menyimpan media
atau
bahan/spesimen
agar isi dan mutu
tidak berubah.
umumnya
memiliki suhu 0
sampai -20OC.
Suhu beku
berfungsi untuk
menyimpan bahan
yang akan rusak
jika dibiarkan
dalam keadaan
tidak beku, seperti
reagen, enzim,
faktor
pertumbuhan atau
larutan tertentu.
Sampel yang akan
dianalisa jangan
disimpan dalam
freezer karena
tidak semua
mikroorganisme
dapat bertahan
dalam temperatur
beku

27
7 Hot plate Alat yang
stirrer dilengkapi
fasilitas pengaduk
dan pemanas
sehingga dapat
digunakan untuk
membantu
pengadukan agar
suspensi tidak
mengendap dan
pendistribusian
mikroba dalam
media kaldu atau
media fermentasi,
baik pada suhu
kamar maupun
suhu yang lebih
tinggi.

8 Mikropipet
Mikropipet
adalah alat untuk
memindahkan
cairan yang
bervolume cukup
kecil, biasanya
kurang dari
1.000 µl.

28
9 Labu alat untuk Dengan udara
mengukur dan kering ( oven ),
erlemeyer
menampung temperatur yang
bahan-bahan digunakan 150 -
analisa, dan untuk 170 derajat
membantu proses celcius selama 1
pembiakan jam tergantung
mikroba jumlah alat yang
disterilkan

10 Pipet tetes Alat untuk Dengan


mengambil larutan disterilkan
dalam ukuran menggunakan
sedikit ( kurang sterilisasi basah
teliti yang mencapai
pengukurannya suhunya 121
dalam bentuk derajat Celcius
tetes ) 15 sampai 20
menit

11 Pipet ukur Alat untuk Mensterilkannya


mengambil bahan menggunakan
cair dengan oven pemanas
volume tertentu yang mencapai
yang dapat kita suhu 160 derajat
sesuaikan dengan Celcius selama
kebutuhan 12 jam

12 Tabung reaksi Untuk tempat Cara


mereaksikan dua mensterilkannya
larutan atau bahan menggunakan
serta sebagai autoclave
tempat
mengembang
biakan mikroba
dalam media cair

29
13 Gelas ukur Alat untuk Cara
mengukur volume mensterilkannya
larutan yang akan menggunakan
digunakan sterilisasi basah
pada suhu 121
derajat Celcius
selama 15 sampai
20 menit

14 Tabung tabung durham


berbentuk mirip
durham
dengan tabung
reaksi namun
ukurannya lebih
kecil dan tanpa
tutup. Tabung
durham berfungsi
untuk
menampung/menj
ebak gas yang
terbentuk dari
metabolisme pada
bakteri yang
diujikan.
Penempatannya
terbalik dalam
tabung reaksi dan
harus terendam
sempurna dalam
media (jangan
sampai ada sisa
udara) sebelum
diinokulasikan
bakteri uji.

30
15 Kawat ose alat yang Cara
digunakan untuk mensterilkannya
menginokulasi dengan
mikroba yang membakar ose
akan dipindahkan sampai pijar dua
ke medium lain, sampai tiga kali
dan mengambil
media yang padat

16 Pinset alat untuk Cara


mengambil bahan mensterilkannya
atau benda dengan menggunakan
menjepit. sterilisasi api
langsung

D. Cara Kerja
Skema kerja sterilisasi
Menggunakan oven

menyiapkan alat alat yang akan disterilkan


5 tabung reaksi,5 petidish,2 erlemeyer

Mencuci alat alat sampai bersih dan keringkan

Menyemprotkan peralatan dengan alkohol


70%&keringkan

Sumbat tabung reaksi &erlemeyer dengan kapas


memasukkan pipet kedalam wadah yang tersedia
bungkus dengan alumunium foil

Masukkan alat alat kedalam oven

Menutup oven dengan baik

31
Mengatur tombol
Mengatur pengatur
tombol waktu
pengatur dan dan
waktu
suhu(170-180 derajat:15 menit)
suhu(170-180 derajat:15 menit)

Menunggu sampai suhu dalam oven turun

Membuka oven dengan hati hati

Mengeluarkan peralatan yang sudah steril


dalam oven

Menyimpan memisahkan peralatan yang telah


disterilisasi dari peralatan lainnya yang belum steril

Skema kerja sterilisasi


Menggunakan media Na

Timbang bahan yaitu nutrient agar 5 gram dan


aquadest 250 ml

Campur semua bahan kedalam erlenmeyer yang


sudah diberi tutup

Angkat, didinginkan sebentar kemudian simpan


dalam oven dan siap digunakan dalam praktikum
selanjutnya

32
Skema Kerja Sterilisasi
Menggunakan Autoclaft
Menyiapkan alat alat yang akan disterilisasi
5 tabung reaksi,2 erlemeyer,5 petidish

Mencuci alat alat sampai bersih &keringkan

Menyemprotkan peralatan dengan alkohol 70%


dan keringkan

Sumbat tabung reaksi dan erlemeyer dengan


kapas dan alumunium foil

Membungkus tabung reaksi petridish dan


erlemeyer dengan kertas karf

Membungkus tiap masing masing jenis alat


dengan plastik dan ikat dengan benang

Mengisi autoclaft dengan air sampai dekat


angsang

Memasukkan peralatan yang akan distreilkan


pada autocaft

Menutup autoclaft dan mengencangkan uril


penutupnya

Membuka kran pengeluaran uap air

Mengatur waktu yang dinginkan untuk


sterilisasi(121 derajat celcius;30 menit)dan
menghidupakan alat

33
Menutup
Menutup
kran pengeluaran
kran pengeluaran
uap air uap air

Menunggu sampai waktu dan tekanan turun

Mengeluarkan alat alat peralatan dari auto claft

Menyimpan dan memisahkan peralatan yang


telah di sterilisasi dan peralatan lainnya

34
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil akhir dari proses sterilisasi sesuai dengan petunjuk praktikumyang
kita dapatkan setelah menginkubasi alat dan bahan ke dalam autoklaf & pada
suhu 121 ℃ selama 15 menit, alat dan bahan tersebut menjadi steril(matinya
mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan.

Nama Gambar Keterangan

Berbentuk padat,
perpaduan antara bahan
Media Na ilmiah dan senyawa
( Nutrient agar ) kimia, dibuat dari
campuran ekstrak daging
dan pepton dengan
menggunakan agar
sebagai pemadat

B. Pembahasan

Sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh


semuabentuk hidup terutama mikroba. Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus
disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan
tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Ada empat cara yang sering digunakan dalam sterilisasi dengan
pemanasan, yaitu sterilisasi dengan pemijaran, dengan udara panas (kering),

35
dengan uap panas, dan sterilisasi dengan air panas bertekanan. Sterilisasi dengan
pemijaran dilakukan dengan cara memijarkan pada api lampu spiritus
(mengusahakan pada api bagian tengah yang berwarna kebiruan). Teknik
pemijaran ini dilakukan untuk alat jarum inokulasi, ose atau alat lain yang terbuat
dari platina atau nikhrom. Sterilisasi dengan udara panas menggunakan oven (Hot
Air Sterilizer).
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan untuk mensterilisasikan alat
yaitu autoklaf. Autoklaf termasuk dalam teknik sterilisasi secara fisika dengan
prinsip arus uap bertekanan panas. Alat ini sering digunakan dalam teknik
pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat alat yang tidak merusak kandungan
dalam media pertumbuhan yang dipakai. Sterilisasi dengan autoklaf diperlukan
panas basah selama 15−20 menit pada temperature 121 C dan dengan tekanan 1
atm. Sterilisasi lain yaitu menggunakan Bunsen. Bunsen digunakan untuk
sterilisasi dengan cara pemanasan, misalnya untuk membakar jarum ose.
Selain itu, dalam pengerjaan hal−hal yang berkaitan dengan
mikroorganisme, bukan hanya alat saja yang perlu disterilkan, tetapi juga telapak
tangan kita agar tidak terkontaminasi terhadap alat−alat yang dipegang. Untuk itu
digunakan alcohol yang disemprotkan dengan hand sprayer. Alcohol
disemprotkan secukupnya, kemudian harus dipastikan bahwa seluruh permukaan
telapak tangan telah terbalut alcohol. Hal ini dilakukan agar telapak tangan
benar−benar steril.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
medium dapat pula untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat−sifat
fisiologi dan perhitungan mikroba. Medium tersebut harus memenuhi
syarat−syarat , antara lain harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak
mengandung zat−zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada
dalam keadaan steril sebelu mdigunakan agar mikroba yang ditumbuhkan dapat
tumbuh dengan baik.

36
Dalam praktikum kali ini medium yang digunakan adalah NA (Nutrient
Agar). NA digunakan untuk media pertumbuhan bakteri. Pembuatan media
diawali dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan sesuai dengan
jumlah yang diperlukan, kemudian melarutkan 5 gram NA pada 250 ml aquadest
kedalam Erlenmeyer, setelah itu ditutup dengan menggunakan penutup yang
terbuat dari kapas yang dibalut dengan kain kasa, kemudian dilakukan pemanasan
diatas lampu spiritus hingga mendidih. Tujuan dari pemanasan itu sendiri adalah
untuk mempercepat pelarutan NA. kemudian setelah larut dan mendidih
didiamkan beberapa menit agar panasnya berkurang.

37
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa,
sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua
bentuk makhluk hidup terutama mikroba. Sterilisasi yang dilakukan bertujuan
untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu autoklaf dan Bunsen.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium
dapat pula untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat−sifat fisiologi
dan perhitungan mikroba.
Medium yang digunakan pada praktikum ini yaitu NA (Nutrient Agar).
NA adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.

B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum , praktikan sudah bisa menguasai teknik−teknik
atau cara kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan sehingga tidak akan terjadi
kekeliruan yang bisa menghambat jalannya praktikum.

38
DAFTAR PUSTAKA
 Effendi, Ragayah R. A. 2016. Teknik pembuatan sediaan obat. Jakarta :
APMFI Pres
 Pelczar JR, Michael J. 2013. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : Universitas
Indonesia
 Waluyo, 2007. Mikrobiologi umum. Malang : UMM Pres
 Waluyo, 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. Malang : UMM Pres.
 Subandi, 2012. Mikrobiologi. Bandung : PT. Remaja Ros Dakarya

39
LAMPIRAN

No Gambar Keterangan
1

Alat - alat seperti labu


erlenmayer , cawan petri ,
tabung reaksi , gelas ukur ,
tabung durham , kawat ose ,
pinset,benang putih, kapas,

Bahan nutrient agar lalu


ditimbang 5 gram untuk
membuat media Na

40
3

Proses pembuatan Media Na

41
Proses pembuatan Media Na

42
4

Pembungkusan cawan petri


menggunakan kertas cokelat

Pembungkusan sendok tanduk


menggunakan alumunium foil

43
5

Proses sterilisasi

44
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di


atas, kerjakanlah latihan berikut!

1.Jelaskan prinsip kerja oven !


jawaban : Prinsip kerja oven laboratorium yaitu sterilisasi melalui konduksi
panas. Proses ini dilakukan dengan suhu sekitar 140C - 1700C.
Fungsi oven laboratorium ini adalah untuk mengeringkan alat-alat Lab sebelum
digunakan, dimana sterilisasi yang dilakukan menggunakan udara kerin

2.Jelaskan fungsi dan cara kerja berbagai alat yang digunakan dalam
pengujian mikrobiologi!
Jawaban :
a. erlemeyer : buat pembuatan dan penyimpanan bateri na di dalam
oven
b. cawa petridist : digunakan sebagai wadah penyelidikan bakteri
( sisanya ada di BAB 3 bagian C. Gambar alat )

3. Jelaskan perbedaan penggunaan metode sterilisasi dengan panas kering


dan panas lembab!
Jawaban: Metode fisik
Misalnya metode sterilisasi dengan panas, meliputi penggunaan panas
lembab (menggunakan autoklaf atau uap bertekanan dan uap langsung),
dan penggunaan panas kering (menggunakan oven atau udara panas dan
pembakaran). Secara umum, panas merupakan metode sterilisasi yang
paling praktis dan efisien. Jumlah panas yang diperlukan untuk mematikan
berbeda dari satu organisme ke organisme lain. Oleh karena itu, hal yang
perlu diperhatikan adalah banyaknya panas atau suhu yang harus
dipergunakan dan lamanya waktu yang diperlukan. Kesulitan yang

45
dihadapi dalam sterilisasi panas antara lain adalah adanya endospora
bakteri yang merupakan bentuk kehidupan paling resisten.
a. Sterilisasi panas lembab
Sterilisasipanas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak
begitu tinggi, karena uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang
disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 636 kalori per gram uap air pada
suhu 121°C. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein
pada organisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Sterilisasi
panas lembab dapat dilakukandengan penggunaan autoklaf (uap
bertekanan) dan penggunaan
uap langsung (tindalisasi atau sterilisasi fraksi).
b. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi
serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena
tanpa kelembaban tidak ada panas laten (panas yang diperlukan untuk
merubah phasa atau wujud benda, tetapi temperaturnya tetap). Sterilisasi
panas kering dapat dilakukan dengan menggunakan oven (udara panas)
dan pembakaran

4.Disterilisasi dengan cara apakah alat/bahan di bawah ini:


A.Erlenmeyer = dioven
B.Cawan petri = dioven
C.Kawat ose = dioven
D.Pinset = dioven
E.Media agar = dioven

46

Anda mungkin juga menyukai