Penuntun Praktikum Mikrobiologi Klinik ini disusun sebagai penuntun bagi mahasiswa yang
mengambil mata kuliah praktikum Mikrobiologi Klinik di Program Studi Farmasi STIKES
Harapan Ibu Jambi. Tujuan utamanya adalah membantu para mahasiswa farmasi dalam
mempelajari teknik dan prosedur dasar laboratorium mikrobiologi hingga prosedur klinik. Materi
praktikum Mikrobiologi Klinik meliputi pengenalan mikroskop, tekni pewarnaan, penyiapan alat
dan media, pengenalan berbagai sifat biokimia bakteri serta cara identifikasi bakteri. Materi
tersebut disusun dari berbagai buku Mikrobiologi Dasar, baik teori maupun penuntun praktikum.
Selain itu materi praktikum juga termasuk kedalamnya Studi Lapangan penyakit yang
disebabkan oleh parasit meliputi kunjungan ke Puskesmas terdekat. Materi-materi tersebut
disusun dari berbagai buku-buku Mikrobiologi, baik text book maupun penuntun praktikum.
Penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun demikian diharapkan
tetap dapat membantu mahasiswa atau siapa saja yang berminat pada bidang mikrobiologi. Akhir
kata, saran maupun koreksi untuk perbaikan buku kami sangat harapkan.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
Bab I Pendahuluan 1
II.3 Hipertensi 7
II.4Terapi Hipertensi 8
II.5 Kepatuhan 12
IV.3 Pengaruh Pemberian Intervensi Penulisan dan Pemberian Informasi Obat terhadap
skor MMAS-8, Kadar GDP, Kadar GDPP, dan Tekanan Darah 28
IV.4 Pengaruh Frekuensi Pemberian dan Penulisan Informasi Obat Kelompok Intervensi
35
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 4
TATA TERTB PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KLINIS
1. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 5 menit sebelum acara praktikum
berlangsung. Dan telah menggunakan jas lab bersih ketika masuk ke laboratorium.
2. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan prosedur kerja menyangkut
objek yang dilaksanakan pada hari itu, sebelum praktek berlangsung.
3. Semua alat dan bahan harus disterilkan sebelum dipakai.
4. Tidak boleh sama sekali memipet melalui mulut terutama suspense mikroba.
5. Praktikan harus menjaga suasana kondusif selama praktikum, kurangi bercakap-cakap
selama praktikum agar tidak merugikan pekerjaan sendiri atau rekan kerja lainnya.
6. Praktikan tidak diizinkan untuk makan, minum dan merokok atau memasukkan sesuatu
ke dalam mulut diruang laboratorium mikrobiologi.
7. Praktikan harus selalu menjaga kebersihan tangan dapat mencuci tangan dengan
antiseptik seperti lisol, natrium hipoklorida, methanol, dll, kemudian dengan sabun setiap
akan bekerja dan sewaktu siap bekerja.
8. Setiap mengerjakan praktikum dan pengamatan harus dicatat dan diamati secara hati-hati
dan cermat.
9. Praktikan diharuskan menjaga kemurnian bahan-bahan yang dipakai dan menjauhkan
segala macam kontaminan yang dapat mengganggu kevalidan hasil praktikum.
10. Praktikan harus bertanggungg jawab yerhadap kebersihan dan keamanan ruang
praktikum, serta alat-alat yang digunakan.
11. Praktikan harus melakukan destruksi untuk semua alat setelah pengamatan.
12. Praktikan diwajibkan membersihkan mikroskop dan mengembalikan ke tempat semuala
setelah selesai melaksanakan praktikum yang sebelumnya dalam keadaan bersih. Lensa
mikroskop harus dibersihkan dengan kertas lensa.
13. Praktikaan wajib memeriksa nyala api dan lampu listrik serta menutup kran air dan gas.
14. Praktikan tidak dibenarkan melakukan percobaan lain diluar objek praktikum yang
dilaksanakan hari itu.
15. Praktikan harus membuat laporan tentang objek yang dikerjakan dan ditunjang dengan
referensi pustaka yang diserahkan pada praktikum minggu berikutnya.
16. Jumlah kehadiran sangat menentukan dalam kesempatab mengikuti ujian akhir semester.
17. Pipet bekas dan jarum inokulasi harus diletakkan dalam wadah yang berisi desinfektan.
18. Jangan meletakkan pipet bekas atau jarum inokulasi begitu saja di atas meja kerja.
19. Jarum ose yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara membakarnya di
api hingga berwarna merah menyala sebelum dan sesudah digunakan.
20. Bila terjadi tumpahan bakteri di atas meja kerja maka usaplah meja teersebut dengan
alkohol dan desinfektan lainnya (lisol 5%).
21. Media inokulasi harus selalu diberi label yang meliputi nama, tanggal inokulasi dan
sampel.
22. Seluruh bakteri yang digunakan berpotensi pathogen, oleh karena itu berhati-hatilah dalm
bekerja dan sebisa mungkin mengerjakan nya secara spesifik.
23. Setelah selesai pelaksanaan dan pengamatan praktikum, praktikan wajib membuat Data
sementara dalam laporan sementara yang akan dikoreksi oleh asisten pendamping
kelompok yang bersangkutan. Data sementara yang sudah disetujui asisten bisa langsung
dibawa pulang untuk dibuat Laporan Resmi mata acara praktikum pada hari itu.
Pengamatan dilakukan sesuai kebutuhan dan waktu yang telah ditentukan.
PENYIAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT
1. Penggunaan Autoklaf
Autoklaf merupakan suatu bejana yang dapat ditutup, ruang uap berdinding
rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta
tekanan yang ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki. Pada prinsipnya,
sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Biasanya untuk
mensterilkan media menggunakan temperatur 1210C dengan tekanan 2 bar selama 15
menit. Alasan mengapa digunakan temperatur 1210C karena pada saat itu
menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu membunuh mikroorganisme dalam
suatu benda. Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang
mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan timer mulai menghitung
waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan normal. Jangan mempercepat
pengeluaran uap unntuk menurunkan tekanan, karena dapat mengakibatkan
terlepasnya sumbat kapas pada lab atau tabung atau muncratnya larutan hingga
membasahi kapas.
2. Penggunaan Oven
Oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan udara
kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti
Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan
seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam
temperatur tertentu. Suhu oven dapat mencapaii 2000C, untuk sterilisasi cukup
digunakan suhu 1600C selama 2 jam, sebab paada suhu 1700C kertas pembungkus dan
kapas sudah mulai gosong. Peralatan yang belum kering sesudah dicuci tidak boleh
dibungkus dan disterilkan karena dapat menyebabkan keretakan paada gelas. Pintu
oven jangan dibuka sebelum suhunya turun sampai suhu kamar, ini menghindari
retaknya gelas atau masuknya udara yang mengandung partikel debu.
3. Penggunaan Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium
khususnya mikrobiologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita
dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini
membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil
terutama bakteri, jamur dan beberapa mikro algae.
Ada 2 (dua) dasar yangberbeda untuk mikroskop, yaitu mikroskop optic dan
mikroskop electron. Mikroskop optik lebih banyak digunakan dalam proses
praktikum dan sudah banyak dimilliki. Mikroskop optic perlu dibedakan dengan
mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Lensa objektif terletak pada suatu resolver yakni piringan yang dapat diputar-
putar, berada di bagian bawah tubus, biasanya berjumlah empat buah dengan
perbesaran 4 X; 10 X; 40 X dan 100 X. Objektif yang paling kuat untuk mikroskop
adalah 100 X dengan perbesaran total 1000 kali. Bila lensa okuler 10 X disebut
sebagai objektif minyak imersi, karena penggunaannya dengan minyak imersi dan
harus dipelajari secara khusus.
Lensa kondensor berupa kombinasi dari dua buah lensa yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke benda yang sedang diamati. Dengan mengatur lensa
kondensor dan cermin cekung bila kondisi ruangan kekurangan cahaya, akan
diperoleh pencahayaan yang lebih baik.
Cermin dengan permukaan ganda cekung dan datar merupakan bagian optik
yang berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke objek/benda yang
akan diamati, setiap mikroskop selalu dilengkapi dengan cermin tersebut. Bila sumber
cahaya cukup terang digunakan permukaan datar, sedangkan bila intensitas cahaya
dari sumber cahaya kurang, digunakanlah permukaan cermin yang cekung, sebab sifat
cermin cekung selain memantulkan cahaya juga lebih mampu mengumpulkan cahaya
lebih dahulu.
2) Mikroskop stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara
tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop
cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan
dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat
melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari
atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya
10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran
antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada
bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif
terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek
terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak
diatas pengatur fokus.
1) Periksa keadaan mikroskop, kelengkapan lensa, ada atau tidaknya kerusakan (tercatat
dalam label mikroskop)
2) Nyalakan lampu mikroskop
3) Lakukan pengamatan tanpa objek yang dipasang pada meja mikroskop. Aturlah
diafragma agar cahaya yang masuk sedikit atau banyak.
4) Setelah cahaya masuk lancer, letakkan sebuah objek pada meja mikroskop, jepit
dengan baik.
5) Pasanglah lensa objektif 4x, amati objek yang ada kemudian atur fokus dengan fokus
kasar, lalu pertajam gambar bayangan dengan pengatur fokus halus. Kemudian lensa
objektif diganti dengan perbesaran 10 x, atur fokus dengan pengatur fokus halus.
Lensa objektif ganti lagi dengan perbesaran 40x, atur lagi fokus untuk mendapatkan
gambar yang baik. Bila penggunaan lensa objektif 100x hendaknya saudara berhati-
hati. Jarak antara lensa dengan objek sangat dekat (± 0,1 mm). jadi gunakan pengatur
halus saja. Juga harus selalu digunakan minyak imersi, yang berfungsi sebagai
pengatur indek bias. Karena jarak lensa yang sangat dekat dengan objek, maka sinar
yang masuk tidak akan dibiaskan kea rah lain sehingga tidak melewati objek,
akibatnya tidak akan didapat gambar yang baik. Minyak emersi diletakkan pada objek
yang diamati cukup 1 tetes. Setelah memperoleh gambar yang baik dengan
perbesaran 40x, gunakan sekali lagi fokus halus untuk mempertajam gambar.
6) Bila telah selesai mengamati dengan minyak emersi, bersihkan minyak tadi dengan
menggunakan larutan xylol yang diteteskan pada kapas. Usap semua lensa objektif
dengan kapas yang berxylol tadi. Hati-hati dengan xylol karena banyak bahan yang
akan mudah larut dalam xylol.
4. Pipet
Gunakan pipet steril, disposable pipet atau pipet kaca yang disterilisasi dalam kaleng
kecil. Menghisap larutan dengan pipet menggunakan mulut tidak diperkenankan
karena dapat menginfeksi cairan tubuh.
5. Prosedur inkubasi
Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa temperature. Akan tetap temperature
optimum yang biasa digunakan adalah 370C selama 18-24 jam. Letakkan tabung
inkubasi pada rak tabung dan jika menggunakan cawan petri maka inkubasinya dalam
posisi cawan di balikkan untuk menghindari penguapan air yang akan mengganggu
pengamatan.
PROSEDUR UMUM KERJA DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
OBJEK 1
TUJUAN PRAKTIKUM
TEORI DASAR
Mikroorganisme terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat. Bahkan benda-benda, air minum,
makanan kita sehari-hari yang kita anggap sudah bersih dan steril, setelah diamati menunjukkan
bahwa masih banyak organisme didalamnya. Keberadaan mikroorganisme ini tentu saja
membahayakan dan ada juga yang tidak.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Media pertumbuhan juga bias digunakan
untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi, dan membuat kultur murni. Media berfungsi
sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan
dibiakkan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan,
mengirimkan, dan menyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium.
Media berdasarkan sifat terbagi menjadi tiga, yakni media padat, media cair, media semi padat
semi cair. Media berdasarkan komposisi/susunannya terdiri atas media sintetis, media semi
sintetis, dan media non sintetis. Jenis media yang sering digunakan yakni, Nutrient Agar, nutrient
Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonela shigella, Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA). Berdasarkan Komposisi media terbagi atas Media alami atau non sintetis merupakan
media yang disusun dari bahan-bahan alami yang komposisinya tidak dapat diketahui secara
pasti. Pada umumnya media ini dibuat ekstrak dari bahan dasar seperti kentang, daging, telur,
tomat dsb, Media Semi sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
sintetis, media semi sintetis contohnya kaldu nutrisi yang terdiri dari pepton, NaCl, ektrak daging
dan aquades, dan Media Sintetis merupakan media yang disusun dari senyawa kimia dengan
formulasi takaran dan jenisnya diketahui secara pasti. Contohnya Salmonella-Shigella agar, Mac
Conkey agar dsb. Pada saat proses penyiapan media perlu untuk dilakukan sterilisasi terlebih
dahulu ini bertujuan agar bahan yang kita siapkan tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak
kita kehendaki. Sterilisasi yang bai k dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak
diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi.
Pemasukan medium dalam tempat (wadah) tertentu perlu dilakukan sebelum sterilisasi. Wadah
yang dapat digunakan misalnya tabung reaksi atau Erlenmeyer. Wadah tersebut harus bersih,
bebas debu, dan tidak terkontaminasi. Tabung reaksi digunakan misalnya untuk pembuatan agar
miring dan agar tegak, sedangkan Erlenmeyer digunakan untuk medium yang akan dituang
dalam petridish. Medium dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak ± 5-6 ml (agar miring)
atau ±7-8 ml (agar tegak), tergantung tabung reaksi yang digunakan. Medium yang akan
disterilisasi tidak boleh lebih 2/3 volum Erlenmeyer untuk menghindari menyemburnya media ke
tutup. Hal ini dapat terjadi karena prinsip sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan. Tabung
reaksi dan Erlenmeyer selanjutnya disumbat dengan kapas atau penutup tahan panas lain.
Pembuatan medium agar tegak dilakukan dengan memposisikan tabung secara tegak secepatnya
setelah disterilisasi. Sedangkan pembuatan medium agar miring dengan meletakkan tabung
miring dengan kemiringan tertentu dan dibiarkan sampai medium memadat. Kemiringan medium
dapat kita atur sesuai tujuan misalnya penyimpanan atau suspense. Medium dalam Erlenmeyer
setelah disterilisasi dapat dituang sebanyak ±15 ml tiap petridish, proses dilakukan secara
aseptik.
Sterilisasi medium dengan menggunakan uap panas bertekanan (tekanan 1 atm; suhu
1210C selama 15 menit), sedangkan untuk sterilisasi larutan yang tidak tahan terhadap panas
dapat disterilisasikan dengan menggunakan berbagai macam saringan salah satunya saringan
yang mempunyai pori-pori berukuran 0,45µm.
PROSEDUR KERJA
Cara pembuatan:
Cara pembuatan:
a. Wortel digiling/diparut sampai hancur,
b. Ditambahkan akuades sebanyak 200 ml dan didihkan selama 10 menit.
c. Ditambahkan akuades yang hilang selama pemanasan
d. Disaring dengan kain dan ditambahkan CaSO4 dan agar-agar.
e. Didihkan lagi sampai semua larut kemudian dimasukkan tabung atau Erlenmeyer
Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau
Cara pembuatan
a. Panaskan semua bahan sampai larut kemudian masukkan ke dalam wadah
(tabung/erlenmeyer).
b. Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15 menit).
E. Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Bahan:
Kentang .......................... 200 g
Dekstrosa ........................ 10 g
Agar-agar ......................... 15 g
Akuades ........................ 1.000 ml
Cara pembuatan
Kupas kentang dan cuci bersih, kemudian potong-potong menjadi kotak-kotak kecil (2x2
cm). Rebus potongan kentang tersebut dalam 500ml aquades selama 1,5-2 jam. Saring
campuran dengan kain tipis berlapis kapas sehingga diperoleh cairan ekstrak kentang yang
bening. Tambahkan dekstrosa dan agar, panaskan, dan aduk hingga homogen. Tambahkan
aquades hingga diperoleh volume akhir 1.000 ml. Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15
menit).
2. Sterilisasi Media
1. Isilah autoklaf dengan akuades hingga batas yang ditentukan.
2. Masukkan medium atau peralatan yang akan disterilkan.
3. Tutup autoklaf rapat-rapat, minta petunjuk asisten.
4. Biarkan klep uap terbuka, nyalakan autoklaf.
5. Setelah uap keluar dan klep uap meneteskan air, berarti ruangan dalam autoklaf telah
jenuh dengan uap air. Tutup klep uap tersebut. C atau tekanan uap 15 lbs.
6. 6. Biarkan autoklaf menyala hingga tercapai suhu 121 C selama 15 – 20 menit.
7. Pertahankan suhu 1210C
8. Setelah 15 – 20 matikan autoklaf dan buka klep uap perlahan-lahan untuk mengeluarkan
uap hingga tekanannya kembali nol.
9. Buka autoklaf dan keuarkan medium yang telah steril dari dalamnya dengan
menggunakan sarung tangan tahan panas.
10. PERHATIAN ! Jangan sekali-kali membuka tutup autoklaf bila tekanan uap belum turun
mencapai angka nol. Untuk meyakinkan tekanan sudah mencapai nol dapat dicek dari
suhu harus di bawah 100oC.
OBJEK II
INOKULASI DAN ISOLASI MIKROORGANISME
TUJUAN PRAKTIKUM
TEORI DASAR
Mikroorganisme di alam terdistribusi dimana-mana dalam jumlah besar dan sangat
kompleks. Mikroorganisme dapat berada di udara, tanah, air makanan dan lingkungan.
Sebelum mulai membiakan mikroba, pertama-tama kita harus mempertimbangkan
bagaimana cara menghindari kontaminan. Mikroba terdapat dimana-mana, tersebar di
udara atau pada permukaan suatu benda, oleh karena itu kita harus melakukan sterilisasi
media segera setelah disiapkan, yang biasa dilakukan dengan pemanasan. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghilangkan mikroba kontaminan. Maka semua bahan dan alat yang
bersentuhan dengan suatu biakan murni harus steril.
MEDIA
Media biakan atau pertumbuhan mikroorganisma adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi yang digunakan untuk tumbuh dan berkembangbiak mikroorganisma
pada media tersebut. Media disusun berdasarkan komponen-komponen penting yang
diperlukan oleh mikroorganisma sepetti mineral, karbohidrat, asam amino, pH, air.
Secara komersial media diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk
isolasi dan identifikasi suatu mikroorganisme. Konsentrasi agar yang dapat digunakan
untuk media padat adalah 1,5-1,8 % dengan konsentrasi kurang dari 1% agar dapat
menghasilkan media semi padat.