Anda di halaman 1dari 23

PENGENALAN & STERILISASI PERALATAN UMUM

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH :

NAUFAL MUAYYAD BILLAH (2204015178)


FARHANA SALSABILLA (220401415171)
NANI CHOMISAH (2204015170)

KELAS : B2
DOSEN PENGAMPU : IMAM HARDIMAN

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mikrobiologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.

Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting

dalam biologi setelah Louis Pateur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan

membuat serum rabies. Mikroorganise atau mikroba adala organisme yang berukuran sangat kecil

sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu berupa mikroskop.

Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui fungsinya,

prinsip dan cara penggunaannya. Misalnya saja mikroskop yang merupakan alat utama yang sering

digunakan di laboratorium mikrobiologi. Dengan pertolongan mikroskop kita dapat mengamati

bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan

benda yang dilihat sehingga membantu untuk mengamati benda yang renik.Selain peralatan gelas

tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat khususnya antara lain autoklave,

oven, mikroskop, jarum ose, gelas objek, gelas penutup, inkubator, lamina air flow,

spektrofotometer untuk mengukur kepekaan suspensi atau larutan.

Pada saat malakukan praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu kita perlu mengetahui jenis-

jenis alat yang akan digunakan pada praktiukum tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengetahui

prosedur penggunaannya, cara pembersihan dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Pada saat

ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium

Sehingga untuk memudahkan berlangsungnya praktikum , pengetahuan mengenai alat sangat

diperlukan.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum ini,agar


dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
B. Tujuan Praktikum

 Mampu mengenal berbagai peralatan umum/dasar pada laboraturium mikrobiologi beserta

fungsinya.

 Mampu menjelaskan dan membedakan teknik-teknik sterilisasi.

 Mampu melakukan sterilisasi peralatan dan media uji pada laboraturium mikrobiologi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Mikrobiologi

Mikrobiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran mikroskopik

(mikroba) meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi, dan virus.

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.

Objek kajiannya biasannya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop,

khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa, dan archaea. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari

mikroba.

Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung

kimia, fisika, dan biokimia.

A. Penggunaan Alat-Alat Mikrobiologi

Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan mikroba

khususnya bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan lampu

UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar

air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan lampu dihidupkan.Pimpinan laboratorium

wajib mengadakan pelatihan secara rutin untuk para personelnya, misalnya tentang : penataan

bahan kimia berbahaya dalam gudang secara benar dan penggunaan alat-alat labolatorium yang

dipakai untuk praktikum.

Pada bidang mikrobiologi ditekankan pada uji sterilisasi, uji pembusukan, secara mikrobilogi,

uji potensi untuk antibitik dan senyawa anti spesifik lainnya, serta penyiapan dan pemantauan

media biakkan pada kondisi local metode-metode yang digunakan untuk pengawasan produk alam

serta penggunaan teknik mikroskopik untuk mengidentifikasi tanaman juga dimasukkan.


B. Pengelompokan Alat-Alat Mikrobiologi Beserta Fungsinya

Gelas ukur dipakai untuk menukar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Ukuran

gelas ukur bermacam-macam mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 2,50 ml. Jenis gelas

ukur ada yang tahan panas (dari pirex) dan ada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk

pembuatan larutan sterilisasi eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini.

Cawan petri digunakan sebagai tempat memotong-motong eksplan yang akan ditanam kedalam

botol kultur. sebelum dipakai, cawan petri harus disterilkan dengan cara dibungkus memakai

koran, lalu dimasukkan kedalam autoclave dan disterilkan selama satu jam. Pembungkus cawan

petri yang telah disterilisasi jangan dibuka diluar enkas supaya tidak terkontaminasi. Penutup

cawan petri jangan dibuka jika tidak perlu dan usahakan membuka cawan petri dilakukan secepat

mungkin.

Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk seperti

buah per, dengan leher kurus yang panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam

melakukan secara akurat pengenceran dengan pelarut sampai tandah batas.

C. Pengenalan Alat

Autoklaf (Autoclave) Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan

yang digunakan dalam Mikrobiologi melalui penggunaan uap air panas bertekanan. Tekanan yang

digunakan pada umumnya 15 Psi. atau sekitar 1 atm. dan dengan suhu 121o C (250o F). Jadi

tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15 Psi = 15 pounds

per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121ᵒC.
Cara Penggunaan :

1. Sebelum melakukan sterilisasi, periksa dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang

dari batas yang ditentukan, maka harus ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil

destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.

2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup, maka tutup harus

dikendorkan.

3. Tutup autoklaf dengan pas dan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang

keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.

4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu121o C. 5. Tunggu

sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari

klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.

Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 1 atm.

6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama

dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada penunjuk tekanan menunjuk ke angka nol).

Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

2. Inkubator (Incubator) Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada

suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.Kisaran suhu

untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10- 70o C.

3. Hot plate stirrer dan Stirrer bar Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini

dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan

bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer mampu menghomogenkan sampai sangat

lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425°C.


4. Colony counter Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah

diinkubasi di dalam cawan petri karena adanya kaca pembesar dan lampu. Selain itu alat tersebut

dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni

sangat banyak. Jumlah koloni pada Cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat

di-reset.

5. Mikropipet (Micropippete) dan Tip Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang

bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,

misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara

1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan

volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mikropipet

memerlukan tip.

Mikropipet Tip

Cara Penggunaan :

1. Sebelum digunakan Thumb Knop sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya

mikropipet.

2. Pasang Tip bersih ke ujung mikropipet.

3. Tekan Thumb Knop sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.

4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.

5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knop maka cairan

akan masuk ke tip.

6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.


7. Tekan Thumb Knop sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin

maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong

keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

6. Cawan Petri (Petri Dish) Cawan Petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.

Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan

petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat

menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi

media sebanyak 10 ml.

7. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube) Di dalam Mikrobiologi, tabung reaksi digunakan

untuk uji-uji biokimiawi dan memelihara mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun

cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media

padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu

media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring,

perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara

tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan

mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Kapas dapat dijadikan penutup mulut

tabung yang berisi biakan. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap

tabung

8. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan.

Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi

media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan

berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml,

500 ml, 1000 ml, dsb.


9. Gelas ukur (Graduated Cylinder) Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu

Erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat

mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung

larutan.

10. Mortar dan Pastle Mortar dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau

menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.

11.Beaker Glass Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam

Mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll..

12.Lampu spiritus /Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) Salah satu alat yang berfungsi untuk

menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar Bunsen. Api yang menyala dapat membuat

aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar

dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling

cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan

Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

13.Jarum ose/Inokulum Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat chrome atau

platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk

lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus

disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di

permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan

pada agar tegak (stab inoculating)

14. Pinset Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan

menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.


15. pH Indikator Universal Kertas pH ini berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan.

Hal ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap

pertumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna

kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.

16. Pipet Filler/Bola Karet Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada

pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler

memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A

(aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang

jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust)

berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

D. Metode Sterilisasi Basah (Steam Sterilization Method)

Metode sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf yang dioperasikan dengan uap air di bawah

tekanan. Metode ini digunakan terutama untuk sterilisasi media, cairan dan peralatan

laboratorium. Peralatan laboratorium yang dapat disterilisasi menggunakan metode ini adalah

sebagai berikut :

1. Peralatan yang terbuat dari plastik berkualitas baik seperti polypropylene, polymethylpentene,

polyallomer, Tefzel, polytetraluoroethylene (PTFE), dan Telon FEP.

2. Peralatan yang terbuat dari kaca seperti botol kultur, gelas beker, dan pipet. Suhu dan tekanan

standar yang dibutuhkan pada proses sterilisasi menggunakan autoklaf dilakukan pada suhu tinggi

untuk periode waktu yang singkat lebih banyak disukai dibandingkan dengan suhu yang lebih

rendah untuk waktu yang lebih lama. Beberapa suhu atau tekanan standar yang digunakan adalah

115 °C/10 psi, 121 °C/ 15 psi, dan 132 °C/27psi. (psi = pon per inci persegi). Akan tetapi, pada

umumnya suhu dan tekanan yang digunakan adalah 121°C/ 15 psi. Pengaturan waktu yang biasa

digunakan dengan metode sterilisasi basah ini adalah 10 – 15 menit. Kondisi tersebut sangat efektif
untuk membunuh bakteri dan spora jamur. Hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses

sterilisasi ini adalah bahwa waktu sterilisasi dihitung setelah autoklaf mencapai kondisi normal

yaitu pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi, bukan dimulai pada saat menekan tombol “on”. Selain

itu, jangan meninggalkan media kultur terlalu lama di dalam autoklaf dikarenakan dapat

mengakibatkan perubahan kimia pada media sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman

yang buruk.

E. Metode Sterilisasi Kering (Dry Sterilization Method)

Oven pengering laboratorium merupakan peralatan yang digunakan dalam sterilisasi

kering. Sterilisasi ini membutuhkan waktu pemaparan yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi

dibandingkan dengan sterilisasi dengan menggunakan metode basah. Hal ini relatif tidak eisien,

tetapi akan sangat berguna ketika digunakan untuk menghilangkan air pada peralatan dan

sterilisasi pada peralatan yang terbuat dari logam. Peralatan yang terbuat dari logam apabila

disterilisasi menggunakan metode sterilisasi basah akan menyebabkan peralatan tersebut mudah

berkarat dan menjadi tumpul. Pada metode ini digunakan suhu yang sangat tinggi selama beberapa

jam dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan agen yang menjadi penyebab

kontaminasi pada kultur jaringan (seperti spora jamur dan bakteri). Oven bekerja menggunakan

proses konduksi panas dengan terlebih dahulu memanaskan permukaan bagian luar peralatan,

kemudian menyerap panas dan memindahkannya ke bagian tengah alat tersebut. Oven yang

digunakan harus memiliki kipas yang terpasang di dalamnya dengan tujuan agar sirkulasi udara

panas dapat berjalan dengan baik. Peralatan yang akan disterilisasi dianjurkan agar tidak terlalu

banyak sehingga kinerja oven dapat maksimal. Metode sterilisasi kering biasanya digunakan pada

peralatan laboratorium yang tidak dapat basah dan peralatan yang tidak akan meleleh, terbakar

ataupun berubah bentuk jika terkena suhu tinggi. Peralatan yang dapat disterilisasi menggunakan

metode ini adalah sebagai berikut :


1. Peralatan yang terbuat dar i kaca (Glassware) seperti cawan petri (petridish), pipet, tabung

reaksi, botol kultur.

2. Peralatan yang terbuat dari logam seperti skalpel, gunting, pinset, mata pisau (blades), spatula.

F. Sterilisasi Peralatan Menggunakan OvenPeriode

pemanasan oven untuk sterilisasi peralatan laboratorium dilakukan sekitar satu jam hingga

suhu sterilisasi yang dibutuhkan telah tercapai. Rekomendasi temperatur dan lamanya waktu

oven pengering laboratorium untuk sterilisasi peralatan o laboratorium adalah suhu 160 C

dibutuhkan waktu 45 o menit, suhu 170 C dibutuhkan waktu 18 menit, suhu o o 180 C

dibutuhkan waktu 7,5 menit, dan suhu 190 C dibutuhkan waktu 1,5 menit. Peralatan yang akan

disterilisasi lebih baik agar disegel terlebih dahulu menggunakan alumunium foil, disarankan

agar tidak menggunakan kertas apabila o suhu sterilisasi lebih dari 170 C dikarenakan kertas

akan terurai pada suhu tersebut.

G. Sterilisasi Menggunakan Api

Sterilisasi ini biasanya dilakukan di dalam Laminar Air Flow (LAF) untuk

peralatan yang terbuat dari logam dengan menggunakan api bunsen. Peralatan tersebut

seperti pinset dan skalpel. Sebelum dipanaskan menggunakan api bunsen, terlebih dahulu

peralatan tersebut dicelupkan kedalam etanol dengan konsentrasi 70%. Etanol memiliki

sifat yang mudah menguap dan mudah terbakar sehingga prosesnya melibatkan proses

pembakaran yang membutuhkan kehati-hatian dan konsentrasi agar dapat meminimalisir

risiko.

H. Sterilisasi Menggunakan Glass Bead

Sterilizier Peralatan logam selain dapat disterilisasi menggunakan api juga dapat

disterilisasi dengan menggunakan glass bead sterilizer. Alat sterilisasi ini memiliki panas 275

C – 350 C sehingga mampu membunuh spora jamur dan bakteri yang menempel pada
permukaan peralatan yang kita gunakan. Peralatan yang digunakan hanya perlu dimasukkan

ke dalam manik-manik yang telah dipanaskan selama 10 – 60 detik, kemudian sebelum

digunakan terlebih dahulu didinginkan.

I. Sterilisasi Media

Media kultur jaringan harus disterilisasi dengan benar karena selain sebagai pendukung

pertumbuhan dan perkembangan eksplan, media juga merupakan sumber munculnya

kontaminasi. Terdapat dua metode yang umum digunakan untuk sterilisasi media kultur yaitu

menggunakan autoklaf dan membran iltrasi di bawah tekanan pos itif. Ster ili sas i media

menggunakan autoklaf dilakukan pada tekanan 15 o psi dan suhu 121 C. Untuk cairan dengan

volume 100 ml atau lebih sedikit dibutuhkan waktu autoklaf selama 15-20 menit, sedangkan

untuk volume cairan yang lebih besar (2-4 liter), dibutuhkan waktu 30-40 menit dimulai ketika

mencapai suhu dan tekanan yang ditentukan. Sterilisasi media dalam jumlah kecil dapat

menggunakan panci presto, alat ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan autoklaf.

Sterilisasi menggunakan ilter menjadi alternatif yang dapat dipilih dikarenakan banyak

protein, vitamin, asam amino, ekstrak tumbuhan, hormon, dan karbohidrat yang mudah rusak

maupun nonaktif apabila dipanaskan. Porositas membran ilter yang digunakan tidak boleh

lebih dari 0.2 mikron (µm). Botol kultur ter lebih dahulu di sterilisasi menggunakan autoklaf

sebelum digunakan sebagai wadah media. Pada umumnya, ilter terbuat dari selulosa asetat

atau selulosa nitrat dan tersedia dalam unit plastik sekali pakai yang telah disterilkan. Selama

proses sterilisasi, membran ilter akan menghambat semua partikel, mikroorganisme, dan virus

yang berukuran lebih dari diameter pori.


BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan tempat


Praktikum mikrobiologi dilaksanakan pada hari rabu, 8 Maret 2023 pada pukul
08.00-10.30 Wib di lab mikrobiologi farmasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr.
Hamka
B. Alat dan Bahan
1. Alat : Cawan petri, Jarum tanam tajam, Tabung durham, Kaca silinder,
Tabung reaksi, Erlemenyer, Beaker glass, Bunsen, LAF ( Laminar Air Flow ),
Oven, Incubator, Mikropipet dan tip, Pinset, Gelas ukur, Colony counter dan
batang L.
2. Bahan : Alkohol 70%, Kapas
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan
2. Perhatikan dan catat peralatan umum yang biasa digunakan dalam
laboratorium Mikrobiologi
3. Tuliskan peralatan-peralatan laboratorium yang kalian temui di laboratorium
mikrobiologi UHAMKA beserta fungsi dan/atau prinsip kerjanya serta cara
penggunaannuya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peralatan umum/ Dasar laboratorium

No Gambar Nama Dan Fungsinya


1. Laminar air flow sendiri merupakan
suatu tempat atau meja kerja yang steril
untuk melakukan kegiatan mulai dari
persiapan bahan tanam, inokulasi atau
pembebanan dan pemindahan tanaman
dari satu tempat ke tempat lain dalam
satu kultur.

2. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup


yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi (1210º, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan
untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam
autoklaf.

3. Mikroskop cahaya atau light microscope


adalah alat untuk memvisualisasikan
detail halus suatu objek. Umumnya
mikroskop cahaya digunakan dalam
laboratorium biologi untuk memperbesar
dan menganalisis objek yang sangat
kecil, contohnya mikroorganisme.

4. Hotplate magnetic stirrer adalah alat


laboratorium yang digunakan untuk
memanaskan atau menghangatkan
sekaligus mencampurkan atau
menghomogenkan larutan kimia.Alat ini
terdapat di laboratorium kimia,
mikrobiologi dan farmasi.
5. Colony Counter Adalah alat bantu yang
digunakan untuk menghitung koloni
bakteri yang ditumbuhkan dimedia yang
disimpan dalam cawan petridish. Jenis
penghitung koloni ada yang otomatis dan
semi otomatis, untuk yang otomatis
adalah penghitungan jumlah yang sudah
dilakukan secara otomatis oleh sistem
komputerisasi.

6. Inkubator adalah alat yang digunakan


untuk menginkubasi atau mengerami
suatu biakan. Inkubator menyediakan
kondisi suhu yang optimal agar
mikroorganisme dapat melakukan
pertumbuhan. Inkubator memiliki alat
pengatur suhu, sehingga suhu dapat
diatur sesuai biakan yang akan
diinkubasi.

7. oven merupakan alat laboratorium yang


memiliki peranan yang sang penting.
Alat ini digunakan untuk memanaskan
dan mengeringkan sampel, melakukan
proses sterilisasi, dll. Prinsip kerja dari
oven adalah melakukan pemansan secara
tertutup sehingga suhu dan waktunya bias
diatur.

8. Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu


instrument yang digunakan
untuk mengukur absorban suatu sampel
pada panjang gelombang tertentu.
9. Neraca analitik merupakan suatu alat
yang sering digunakan di
laboratorium yang berfungsi
untuk menimbang bahan atau zat
yang akan digunakan sebelum
melakukan suatu percobaan yang
membutuhkan suatu penimbangan

10. Vortex mixer adalah alat atau


instrumen laboratorium yang
digunakan untuk mencampurkan
suatu bahan hingga tercampur dengan
seragam atau homogen.

11. Fungsi mikropipet ini adalah untuk


memindahkan larutan atau cairan dari
satu tempat ke tempat yang lainnya,
tetapi untuk volume yang sangat kecil
(dibawah 1,0 ml ).
12. Cawan Petri berfungsi untuk
membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan
cawan bagian atas sebagai penutup.

13. Pembakar Bunsen atau pembakar


spiritus, yang diberi nama Robert
Bunsen, adalah alat laboratorium
umum yang menghasilkan api gas
terbuka tunggal, yang digunakan
untuk pemanasan, sterilisasi, dan
Pembakaran.

14. Labu Elemeyer Berfungsi untuk


menampung larutan, bahan atau
cairan.

Gelas takar, yaitu gelas ukur silinder


untuk mengukur volume volume atau
zat cair dengan tepat. Standar
deviasinya kira-kira 1% dari volume
yang diukur sebenarnya.
15. Tabung reaksi berfungsi untuk tempat
mereaksikan dua larutan/bahan kimia
atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam
media cair.

16. Batang pengaduk digunakan


untuk mencampur larutan. Dapat pula
untuk membantu dekantasi larutan
dari suatu wadah ke wadah lain
sementara padatan tetap tertinggal di
wadah asal. Batang pengaduk dapat
menginduksi kristalisasi dalam
prosedur rekristalisasi.

17. Fungsi Beaker Glass (Gelas Kimia)


1. Wadah untuk mengukur volume
larutan (tidak memerlukan tingkat
ketelitian tinggi).
2. Wadah larutan untuk menampung
zat-zat kimia
3. Untuk memanaskan cairan
4. Melarutkan bahan kimia.
18. Fungsi pipet volumetri adalah untuk
mengambil cairan dengan volume
tertentu dengan ketelitian lebih tinggi.
Pipet volume atau pipet gondok
adalah salah satu alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi,
ditandai dengan bentuknya yang
ramping pada penunjuk volume dan
hanya ada satu ukuran volume.

19. Fungsi pipet ukur


adalah memindahkan cairan dengan
jumlah ukuran yang tepat. Itulah
mengapa di bagian permukaan pipet
ukur terdapat garis informasi volume
ukuran cairan. Biasanya ukuran
volume terbesar pipet ukur adalah 50
ml.

20. Batang pengaduk dengan ujung


segitiga bisa digunakan
untuk mencampur larutan, membantu
dekantasi larutan, menginduksi
kristalisasi dalam prosedur
rekristalisasi, membantu memecahkan
emulsi dalam suatu ekstraksi, dll.
B. Pembahasan
Mikrobiologi merupakan segala sesuatu tentang organisme yang berukuran mikro yang
tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Pengamatan mikrobiologi dilakukan dengan menggunakan
mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kemudian dapat dibuktikan dengan bukti gambar, sebagai
hasil pengamatan mengenai pengenalan alat-alat mikrobiologi member kejelasan pada kita
bahwa peralatan mikrobiologi dikelompokkan kedalam peralatan bahan kaca, plastik dan besi.
Halnya berbahan plastik, dimana sebagai tempat media yang akan diteliti contohnya cawan petri
berfungsi tempat menyimpan objek pengamatan.
Erlenmeyer, gelas kimia, tabung reaksi, merupakan peralatan dari bahan kaca. Dimana
Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat mereaksikan larutan dan menyimpan larutan dalam waktu
yang lama, Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menhomogenkan bahan. Gelas
kimia berfungsi untuk mencapurkan bahan kimia, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan
larutan, kaca objek berfungsi menutup objek, meja preparat berfungsi untuk meletakkan objek.
Peralatan yang terbuat dari besi yaitu oven, lampu Bunsen, lamina air flow, hot plate,
autoclave dan centrifuge. Dimana semua alat terbuat dari besi memiliki fungsi masing-masing
yaitu oven berfungsi sebagai alat pengering
atau sterilisasi, lamina air flow berfungsi untuk mengisolasi mikroba, autoclave berfungsi untuk
sterilisasi, hot plate berfungsi sebagai alat pemanas, dan centrifuge memiliki fungsi untuk
memisahkan tanah dan air untuk memisahkan dua bahan yang memliki massa jenis yang sama.
BAB V
KESIMPULAN
Sterilisasi merupakan kegiatan yang berguna untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada
peralatan kultur jaringan, media kultur, dan bahan tanam yang digunakan. Sterilisasi peralatan
dapat dilakukan dengan sterilisasi basah menggunakan autoklaf, sterilisasi kering menggunakan
oven, sterilisasi api, dan sterilisasi menggunakan glass bead sterilizer. Sterilisasi media kultur
jaringan dapat dilakukan menggunakan membran ϐiltrasi di bawah tekanan positif dan autoklaf
dengan waktu sterilisasi yang disesuaikan dengan volume cairan media.
1. Peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologis terdiri dari: Cawan Petri, Tabung
Reaksi, Kaca Objek dan Meja Preparat, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Pipet, Gelas Kimia, Gelas
Ukur, Oven, Laminar Air Flow, Centrifuge, Lampu Bunsen, Hot Plate, Jarum Ose, dan
Autoclave.
2. Peralatan yang terbuat dari gelas atau kaca meliputi Tabung reaksi, Kaca objek, Meja
preparat, Gelas ukur, Pipet, Erlenmeyer dan gelas kimia. Peralatan yang terbuat dari gelas
plastik, yaitu Cawan petri dan pipet tetes. Peralatan yang terbuat dari besi, yaitu centrifuge, hot
plate, lampu Bunsen, Autoclave, Oven, laminar air flow dan jarum ose.
DAFTAR PUSTAKA

Bahar rudin. (2015). Pengenalan alat-alat mikrobiologi. Universitas


Halu Oleo. Sulawesi.
Ririn adriani. (2016). Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi
Untuk mengatasi keberhasilan praktikum. Universitas Halu Oleo. Sulawesi.
Annisa fitri. (2014). Peralatan, sterilisasi, dan media pertumbuhan mikroba
Universitas Mulawarman. Samarinda.
Sri wulandari. (2021). Sterilisasi peralatan dan media kultur jaringan.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai