Dosen pengampu :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Mata Uji :
KELOMPOK 10
Disahkan pada :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Praktikum Mikrobiologi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Mikrobiologi Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Alat, Bahan, K3, media PDA NA, Isolasi, dan
Pengamatan terhadap pembuatan roti, tempe, serta tauco.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA I
PENGENALAN LABOLATORIUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
ACARA I
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan dalam praktikum dan
cara mempersiapkannya atau bagaimana cara menggunakannnya serta mengetahui
fungsi dan kegunaan dari alat-alat tersebut. Mahasiswa dapat mengetahui bahan
yang digunakan di laboratorium.
Antony Van Leeuwenhoek (1632- 1732) ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia
dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga
sama sekali keadaannya. Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari
pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap,
pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose Pengujian total
mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan.
08.00-09.40 WITA
1. Alat tulis
2. Buku gambar
Nama Keterangan
1. Botol Penetes Digunakan untuk menyimpan cairan
indikator, cairan pewarnaan dan
sebagainya.
V. PEMBAHASAN
1. Corong gelas
Corong gelas adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memudahkan
dan memasukkan cairan ke dalam wadah atau peralatan gelas di laboratorium.
Alat ini memiliki bentuk seperti kerucut dan memiliki bentuk batang corong
seperti pipa silinder yang Panjang. Alat gelas yang satu ini biasanya memiliki
beberapa ukuran diameter, yakni 50 mm sampai 120 mm. peralatan gelas yang
satu ini juga memiliki ukuran yang beragam, mulai dari yang paling besar 200
mm hingga terkecil 50 mm. fungsinya adalah sebagai alat untuk memindahkan
atau memasukkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya, dapat untuk
membantu memindahkan atau memasukkan larutan ke wadah ketempat yang
lebih kecil dari tempat yang besar, sebagai alat bantu untuk melakukan
penyaringan suatu zat atau bahan, digunakan untuk menyaring campuran bahan
kimia dengan gravitasi.
2. Tabung reaksi
Tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan larutan atau bahan
kimia serta sebagai tempat mengembangbiakan mikroba dalam media cair.
Selain itu, tabung reaksi merupakan alat laboratorium yang sering dipanaskan
dan alat ini sering berkenaan dengan api. Maka dari itu tabung reaksi terbuat
dari kaca dan biasanya terbuat dari bahan pyrex.
3. Labu ukur
Labu ukur merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur
volume suatu larutan saat proses pengeceran pada konsentrasi tertentu. Labu
ukur ini umumnya terbuat dari bahan dasar kaca yang transparan dan
mempermudah anda untuk melihat volume larutan yang akan dimasukkan ke
dalam labu ukur. Bagian bawahnya berbentuk seperti lampu bohlam dan
bagian leher yang Panjang disertai lubang dibagian atas sebagai tempat
masuknya larutan. Ukuran labu ukur bervariasi seperti 10 ml, 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml.
4. Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah salah satu alat laboratorium yang juga dikenal dengan
istilah labu Erlenmeyer. Alat ini memiliki fungsi sebagai wadah untuk bahan
kimia yang bersifat cair. Tak hanya untuk sebagai wadah larutan kimia, alat ini
juga berfungsi untuk menampung proses titrasi menggunakan biuret. Selain itu,
juga dapat digunakan sebagai tempat pembiakan mikroba.
5. Pipet volume
Pipet volume adalah alat laboratorium volumetric yang ada di
laboratorium. Sebagai salah satu alat ukur kuantitatif, pipet volume memiliki
tingkat akurasi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan pipet ukur biasa.
Hal ini karena pipet volume hanya dapat mengukur satu ukuran volume saja.
6. Clamp
Penjepit tabung reaksi atau clamp adalah alat laboratorium yang digunakan
untuk mengambil atau memindahkan tabung reaksi dari satu tempat ke tempat
lain.
7. Retort
retort adalah alat yang digunakan untuk penyulingan atau penyulingan
kering suatu zat. Ini terdiri dari kapal bulat dengan leher panjang mengarah ke
bawah. Cairan yang akan disuling ditempatkan dalam bejana dan dipanaskan.
VI. KESIMPULAN
https://academia.co.id/laporan-praktikum-pengenalan-alat-laboratorium/
2. PENGENALAN BAHAN PRAKTIKUM
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengenal alat dan bahan kimia serta cara pemakaiannya hal yang sangat
penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-
hati karena sifatnya berbahaya dan beracun.
Secara umum, fungsi setiapa alat telah diberikan karena tidak mungkin
semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk
memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan
dalam waktu relative lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai.
Yaitu media untuk membiakkan jamur yang terbuat dari bahan dasar kentang.
e. Media Na
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri dengan bahan dasar daging
sapi
III. METODE PRAKTIKUM
1. Alat tulis
2. Buku gambar
Nama Keterangan
1. Aluminium Foil alumunium foil biasanya
difungsikan sebagai penutup bagian
mulut alat-alat praktikum berbahan
kaca sehingga bakteri ataupun jamur
tidak akan masuk ke dalamnya.
https://catatannyaari.blogspot.com/2015/03/pengenalan-alat-dan-bahan-
kimia.html
3. PENGENALAN ALAT K3 LABORATORIUM
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Alat tulis
2. Buku gambar
Nama Keterangan
1. Jas laboratorium
Alat pengaman utama yang perlu digunakan adalah jas laboratorium. Jas
laboratorium menghindari kontak antara anggota tubuh dengan percikan bahan-
bahan korosif seperti asam kuat. Sebaiknya pilih jas laboratorium dengan lengan
Panjang untuk memaksimalkan proteksi.
2. Masker
Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring pencemaran bahan kimia, mikroorganisme, dan partikel-partikel di
laboratorium. Jadi, udara yang dihirup masuk kedalam tubuh adalah udara yang
bersih dan sehat.
3. Kotak pertolongan pertama
Pada kecelakaan (P3K) adalah pertolongan sementara yang diberikan
kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan dari tenaga medis. P3K bertujuan memberikan perasaan tenang
kepada korban dan mencegah atau mengurangi risiko bahaya yang mungkin
terjadi akibat kecelakaan tersebut. Ada beberapa peralatan atau perlengkapan
pertama pada kecelakaan yang disiapkan di dalam kotak P3K yaitu kasa steril,
plester, plester obat, kapas, gunting, lampu senter.
4. Kacamata pelindung
Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu maupun asap yang
dapat membuat mata iritasi, percikan kimia yang umumnya terjadi didalam
laboratorium. Ada beberapa jenis kacamata yang penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan Anda:
a. Safety spectacles, digunakan untuk melindungi mata dari partikel yang
beterbangan. Dapat juga digunakan untuk menghalau panas berlebihan
yang tak dapat ditoleransi oleh mata;
b. Safety goggles, dipakai ketika lokasi kerja yang harus Anda hadapi
terpapar uap, asap, atau kabut yang mengganggu penglihatan.Bentuknya
yang dilengkapi dengan segel pelindung di area mata membuat mata
Anda terhindar dari percikan cairan yang mungkin datang dari segala
arah; serta
c. Face shield dan welding helmet,APD yang mampu melindungi wajah
Anda secara utuh. Terkadang, bahaya kilatan api tak hanya berdampak
pada mata, namun juga wajah Anda.
5. Sepatu boots
Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam di
tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas. Karena itu, menggunakan
sepatu boot berfungsi untuk melindungi kakidari tusukan benda tajam, bahan
kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau panas, dan lain-lain.
6. APAR
Alat pemadam api ringan (APAR) merupakan alat khusus yang digunakan
untuk mengendalikan atau memadamkan kebakaran kecil. Tabung berwarna
merah berukuran kecil yang biasanya menempel di dinding-dinding Gedung itulah
yang disebut APAR. Tabung APAR diisi dengan bahan yang dapat memadamkan
api serta memiliki tekanan tinggi. Alat ini menjadi salah satu peralatan wajib
dalam k3 yang harus disediakan oleh perusahaan untuk mencegah kebakaran
besar yang dapat mengancam pekerja dan aset-aset.
7. Fire blanket
Fire blanket atau selimut api adalah alat pemadam api kecil berbentuk
selimut, terbuat dari bahan tahan api, seperti benang fiber, serat kaca, serat aramid
(Kevlar), dan kain fiberglass terbentuk dari benang fiber yang melalui proses
tenun menjadi kain yang sangat efisien sebagai bahan peredam panas sampai
panas maksimal 550 derajat.
8. Sarung tangan
Sarung tangan safety merupakan salah satu perlengkapan keselamatan
kerja. Benda ini digunakan untuk melindungi tangan dari berbagai macam bahaya
yang dapat melukai pekerja. Ada 12 jenis sarung tangan safety yaitu sarung
tangan kain, sarung tangan kain dengan lapisan, sarung tangan karet,plastic, atau
sintetis, sarung tangan kulit, sarung tangan aluminized, sarung tangan Kevlar,
sarung tangan tahan tusuk, sarung tangan tahan benturan dan getaran, sarung
tangan karet butyl, sarung tangan getah alami, sarung tangan neoprene, sarung
tangan karet nitril.
9. Pelindung telinga
Alat pelindung telinga K3 adalah alat untuk menyumbat telinga atau
penutup telinga yang digunakan atau dipakai dengan tujuan melindungi,
mengurangi paparan kebisingan masuk dalam telinga. Fungsinya adalah
menurunkan intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran. Nama alat
pelindung telinga yaitu ear plug.
10. Pembasuh mata
Pembasuh mata merupakan alat untuk membasuh mata yang sudah
terlanjur terkena cairan kimia. Anda dapat membasuh mata menggunakan air yang
mengalir dari alat ini selama beberapa saat.
VI. KESIMPULAN
http://repository.untag-sby.ac.id/772/2/BAB%20II.pdf
https://ibs.co.id/id/alat-keselamatan-kerja-di-laboratorium/
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA II
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
ACARA II
I. PENDAHULUAN
Dalam melakukan pembuatan PDA sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun
medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan, bebas dari mikroba baik dalam
bentuk vegetatif maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu
mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman.
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupankhususnya mikroba
dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam Mikrobiologi
adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau
didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang uamum dipakai dalam sterilisasi yaitu,
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (Filtrasi) apabila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering.
Media biakan (pertumbuhan) adalah bahan ataupun campuran bahan yang dapat
digunakan untuk membiakkan mikroba karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakanya. Jenismedia sangat bervarisasi. Berdasarkan
bentuknya ada tiga macam media, yaitu media cair, media semi solid dan media padat.
Perbedaan utama ketiga macam media, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Media cair tidak
menggunakan bahan pemadat. Media semi solid dan media padat menggunakan bahan
pemadat. Yang paling umum digunakan adalah agar-agar.
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung
mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrisi bisa saja berasal dari bahan alami maupun
buatan dengan campuran zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah yang telah disterilkan
sebelum digunakan. PH media perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum
bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroba merupakan jasad renik yang memberikan pengaruh besar bagi kehidupan
manusia. Tidak semua mikroba memberi pengaruh baik untuk manusia. mikroba ada yang
sifatnya pathogen (menimbulkan penyakit), sifat pathogen ini yang biasa menjadi penyebab
rusaknya objek penelitian mengenai mikroba ada pula yang sifatnya apatogen, mikroba yang
sifatnya pathogen tumbuh bebas di lingkungan hidup kita. Beberapa mikroba bahkan sangat
menguntungkan bagi manusia dan dapat mengubah nilai ekonomis ataupun citarasa makanan.
Mikroba dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan karakteristik, fisiologi dan
keberadaannya. Dengan adanya media diharapkan mikroba yang diinokulasi dapat dibiakkan
dan digunakan untuk keperluan penunjang diagnosa di laboratorium. Media yang baik
tentunya mampu menciptakan suasana yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan
Sterilisasi: suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat PDA
1. Dapat mengetahui cara membuat media biakkan bagi pertumbuhan dan perkembangan
jamur mikro.
2. Mengetahui komposisi-komposisi yang digunakan dalam pembuatan media PDA.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Peralatan atau bahan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam
keadaan steril. Adapun arti steril yaitu tidak didapatkannya mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang mengganggu ataupun merusak media serta menggagu kehidupan
dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang
membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi
(Waluyo, 2010).
Sterilisasi merupakan suatu proses dengan metode tertentu yang dapat memberikan
hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya
mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat
bertanggung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metode, hendaknya
tetap menjaga kualitas hasil sterilissi (Raudah, 2017).
Adapun metode yang umum digunakan adalah metode panas, baik itu panas kering
maupun panas basah, akan tetapi metode lain, seperti penyarian cairan yang mempertahankan
mikroorganisme yang dapat di budidayakan di media laboratorium biasa, sangat diharapkan
(Burrows, 1959).
Media yang tersusun atas nutrisi serta kondisi lingkungan yang tepat dibutuhkan
dalam pembiakan mikroba di laboratorium. Zat hara dibutuhkan untuk pertumbuhan,
pembentukan sel, sumber energi dalam metabolisme dan pergerakan. Media yang digunakan
untuk pembiakan biasanya mengandung air, sumber energi, zat hara, phostphat, N, O2, S, H
dan unsur mikro lainnya (Lay, 1994).
Menurut Jiwintarum (2017), media yaitu bahan yang tersusun atas berbagai nutrisi
yang dibutuhkan cendawan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Secara kimiawi,
media untuk mikroba dapat dibedakan menjadi media sintetik, media semi sintetik dan media
non-sintetik. Pada media sintetik, komponen bahan yang digunakan diketahui secara
terperinci. Media sintetik biasanya digunakan untuk pengamatan sifat dan genetika mikroba.
Senyawa anorganik maupun organik yang ditambahkan kedalam media sintetik harus
murni, sehingga memiliki harga yang relatif mahal. Sedangkan media non-sintetik merupakan
media yang tersusun atas zat alami, zat tersebut biasanya tidak diketahui komponen
kimiawinya secara terperinci. Sebagai contoh, bahan yang digunakan dalam media non-
sintetik adalah ekstrak daging, ekstrak ragi, kaldu daging dan pepton dalam media ini juga
biasanya ditambahkan darah, serum, asam amino atau nukleosida dan vitamin. Bahan-bahan
tersebut diperlukan mikroorganisme tertentu untuk pertumbuhannya. Media non-sintetik
biasanya digunakan di laboratorium mikrobiologi karena mudah disediakan dan lebih
ekonomis dibandingkan media.
Media pertumbuhan atau media kultur adalah material nutrient yang diperkaya dengan
bahan tertentu untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium (Murwani, 2015). Media
berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi (Putri, dkk.,
2017).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik.
III. METODE PRAKTIKUM
STERILISASI
1. Petridish
2. Tabung reaksi
3. Erlenmeyer
4. jarum ose
5. Becker glass
6. Pinset
7. Alkohol
8. Aluminium foil
MEDIA PDA
1. Kentang terlebih dahulu dicuci bersih dan dikupas setelah itu potong-potong
kentang dengan ukuran 2 x 2 mm brbentuk kotak-kotak lalu di timbang 200 gram.
2. Siapkan air dalam gelas piala sebanyak 500 cc diatas kompor dan didihkan.
3. Setelah itu masukkan kentang yang sudah di potong-potong ke dalam gelas piala
aduk hingga hancur empuk. Setelah hancur empuk kentang tersebut diangkat dan
disaring, (yang diambil hanya airnya saja) tambahkan air hingga 1000 cc.
4. Panaskan kembali gelas piala yang berisi saringan dari kentang tersebut dan
tambahkan dengan gula 20 gram dan agar 20 gram serta tambahkan air hingga
total larutan 1000 cc. Aduk hingga larutan menjadi homogen. Setelah itu
masukkan larutan PDA itu ke dalam erlenmeyer yang telah disediakan, lalu
sumbat mulut erlenmeyer tadi dengan kapas sampai kedap udara dan setelah itu
bungkus dengan kertas aluminium foil.
5. Sterilisasikan dengan tekanan 2 atm di autoclave atau di dalam dandang dengan
meletakkan kentang di dalamnya. PDA dianggap steril apabila kentang tersebut
empuk. Lalu kemudian PDA siap untuk di gunakan
IV. HASIL PENGAMATAN
Sterilisasi Keterangan
PDA Keterangan
PDA kami buat dalam praktikum
kali ini sebelum di aduk PDA
memiliki warna yang bening, agak
, dan memiliki tekstur yang cair.
Setelah PDA di aduk warna
berubah menjadi kuning keruh dan
sedikit mengental.
V. PEMBAHASAN
Media yang steril dapat dibuat dengan cara memperhatikan kebersihan saat
membuat media dan setelah media selesai dibuat, maka media tersebut
dimasukkan kedalam autoclave untuk disterilisasi.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA III
ISOLASI MIKROBA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
ACARA III ISOLASI MIKROBA
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu
bakteri yang hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Sedangkan, untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan
suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah
diamati. (Levine, 2000).
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat . Media padat
adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible
(dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat
dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang
bersifat irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak
digunakan dalam media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran
komponen komponen zat kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang
secara fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat, seperti agar
lunak (Rais, 2011).
4.1 Hasil
Gambar 1. PDA dan Tanah sayur Gambar 2. PDA dan Udara Ruang
Terbuka
Pada gambar pertama setelah isolasi PDA dengan tanah sayur yang telah
diisolasi selama 7 hari di temukan terdapatnya partumbuhan bakteri yang
berwarna putih ke abuan dengan susunan seperti embun
Pada gambar kedua setelah isolasi PDA dengan udara ruang terbuka yang
telah di isolasi selama 7 hari di temukan adanya pertumbuhan bakteri yang
berwarna hitam dan hijau muda dengan susunan acak dan ukuran bundar
bundar yang berbeda beda.
Pada gambar ketiga setelah isolasi PDA dengan campuran hembusan nafas
yang telah di isolasi selama 7 hari ditemukan adanya pertumbuhan bakteri
yang berwarna hijau tua dan hijau muda dengan susunan acak dan ukuran
bundar sedikit kecil yang dari gambar kedua
V PEMBAHASAN
Cara tebar atau sebar (spread plate method). Teknik spread plate
merupakan teknik dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara
pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-
sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang
mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah
memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.
Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah media harus
mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran
zat/metabolisme. Mikroba memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan
pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebit adalah karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi, dan sejumlah kecil logam lainnya.
Media juga perlu mengandung garam-garam anorganik seperti protein, pepton,
asam-asam amino, dan vitamin. Suatu tekanan osmosis akan sangat
mempengaruhi bakteri, tekanan osmosis harus isotonik serta pH dan temperatur
harus sesuai dan steril. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Media yang digunakan pada praktikum ini adalah media Nutrien Agar
(NA) yang berbentuk padat, kandungan dalam media NA adalah agar, ekstrak
daging, dan pepton yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan sumber nitrogen
untuk bakteri, sedangkan agar berfungsi untuk memadatkan media. Media NA
pada praktikum ini digunakan pada streak plate method, spread plate method,
pour plate method, NA tegak dan NA miring, untuk bakteri E. Coli dan NA juga
digunakan untuk media dari mikroba alam. Media yang lain adalah media Nutrien
Broth (NB) yang berbentuk cair, mengandung pepton dan ekstrak daging namun
tidak mengandung agar sehingga berbentuk cair. NB pada praktikum ini
digunakan pada perlakuan steril dan tidak steril.
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dan juga kami mempelajari sifat pertumbuhan dan berbagai bentuk koloni
mikroba yang berbagai macam dengan ukuran, bentuk, warna, dan jenis yang
berbeda tentu dengan campuran dengan PDA yang berbeda beda yaitu campuran
nafas, udara terbuka, dan tanah sayur.
6.1 Saran
Saran saya dalam praktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah agar
para praktikan lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat
praktikum tidak terjadi kesalahan dan sebaiknya pada saat praktikum praktikan
sudah bisa menguasai teknk- teknik atau cara kerja dari praktikum yang akan
dilaksanakan sehingga tidak akan terjadi kekeliruan yang bisa menghambat
jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA VI
PEMBUATAN ROTI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
ACARA VI PEMBUATAN ROTI
PENDAHULUAN
Roti adalah produk makanan yang berbahan dasar tepung terigu. Produk
ini dalam proses pengolahannya mengalami fermentasi menggunakan ragi atau
bahan pengembang lain yang bertujuan untuk memperoleh tekstur yang lembut
dan empuk, selanjutnya dipanggang (Mudjajanto dan Lilik, 2010). Pada awalnya
roti merupakan makanan utama masyarakat di negara – negara Eropa dan
Amerika yang memanfaatkan gandum sebagai bahan baku utamanya. Akan tetapi
saat ini roti telah menjadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Bahkan dikalangan remaja dan anak-
anak, roti sudah menjadi makanan utama seperti halnya nasi sebagai sumber
karbohidrat. Secara umum roti biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu roti tawar
dan roti manis atau roti isi (Iriyanti, 2012).
Salah satu bahan baku roti yang paling penting dalam proses pembuatan
roti adalah ragi atau yeast. Ragi merupakan mikroorganisme hidup yang
berkembang biak dengan cara memakan gula. Jenis ragi yang biasa digunakan
dalam pembuatan roti adalah Saccharomyces cerevisiae. Fungsi utama ragi adalah
mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi menghasilkan
gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap
dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain
yang terbentuk selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol yang
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap dalam
proses pemanggangan maupun penggorengan roti.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan baku yang digunakan di dalam proses pembuatan roti terdiri dari
tepung terigu, ragi, gula, telur, garam (NaCl), air, susu, dan minyak (Auliana,
2009).
1. Tepung terigu
Salah satu bahan utama pembuat roti yaitu tepung terigu. Tepung yang
digunakan dalam pembuatan roti merupakan tepung yang mengandung protein
tinggi sebesar 11-13% protein. Protein dalam tepung terigu sangat bermanfaat
dalam pembuatan roti karena dapat memberikan sifat mudah dicampur,
difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastis dan mudah digiling. Tepung
terigu hasil penggilingan harus bersifat mudah tercurah, kering, tidak mudah
menggumpal jika ditekan, berwarna putih, bebas dari kulit, tidak berbau asing
seperti busuk, tidak berjamur atau tengik, juga bebas dari serangga tikus, kotoran,
dan kontaminasi benda-benda asing lainnya . Kadar protein tepung terigu dan
kadar abu merupakan hal utama yang harus dipertimbangkan. Kadar protein
mempunyai korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan kadar abu erat
hubungannya dengan tingkat dan kualitas adonan. Bahan dasar tepung yang biasa
digunakan adalah gandum dan jagung.
2. Ragi atau yeast
3. Gula
Pada proses pembuatan roti, gula berfungsi sebagai makanan ragi (yeast)
untuk membantu jalannya proses fermentasi sehingga adonan roti dapat
mengembang. Gula juga memberi rasa manis serta memperbaiki warna dan aroma
karena proses karamelisasi dan reaksi Maillard (khususnya gula reduksi) selama
pemanggangan maupun penggorengan. Gula berfungsi sebagai energi bagi ragi
untuk memulai aktivitasnya sehingga proses pengembangan menjadi lebih cepat,
memberi rasa manis, membuat roti dan donat lebih empuk, dan membantu proses
pencokelatan (blowning).
4. Telur
6. Air
Air yang digunakan dalam pembuatan roti biasanya adalah air es. Air
berperan penting dalam pembentukan adonan karena dapat mengontrol kepadatan
dan suhu adonan. Air memiliki fungsi sebagai pelarut garam. penyebar dan
pelarut bahan-bahan bukan tepung secara seragam dan memungkinkan adanya
aktivitas enzim (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Air dapat mempengaruhi
penampilan bahan pangan, seperti tekstur, warna, dan cita rasa. Kandungan air
dalam bahan makanan juga menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan
makanan (Ningrum, 2006).
7. Susu
8. Minyak
Pemberian minyak pada adonan roti bertujuan agar adonan roti tidak
saling lengket , mencegah roti agar tidak cepat basi, memberikan rasa enak, dan
memberikan sensasi creamy pada adonan. Selain itu penggunaan minyak pada
adonan roti bertujuan untuk mengikat cairan, memberikan aroma juga menjaga
kelembaban adonan ketika adonan roti tersebut akan digoreng ataupun
dipanggang. Menambah cita rasa pada roti, membuat roti menjadi lebih lembut,
membuat roti mengembang lebih besar, dan membantu pencokelatan roti dan
donat menjadi lebih baik
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Baskom
2. Sendok
3. Centong
4. Gelas Ukur
5. Tissue
6. Timbangan
7. Wajan
8. Sutil
9. Piring
10. Kompor
3.2 Cara Kerja :
HASIL PENGAMATAN
Gambar Keterangan
Rasa Tekstur Warna
Sedikit Lembut dan Kuning
terasa lentur sehingga
manis dan mudah untuk
gurih. dibentuk.
Gambar Keterangan
Rasa Tekstur Warna
Rasa yang Tektur yang Warna yang
dihasilkan dihasilkan dihasilkan
hamper sama pada luar setelah digoreng
denganroti roti adalah adalah agak
pada crunchy kecokelatan
umumnya. (crispy) dan pada bagian
Dan terasa pada bagian luar dan putih
lebih lezat dalam terasa dengan pori –
lagi Ketika lembut. pori pada
sudah bagian dalam
digoreng, yang
dibandingkan menandakan
dengan rasa roti mengalami
pada adonan proses
awal. pengembangan.
BAB V
PEMBAHASAN
Dikutip dari pernyataan Sufi (2015) dalam bukunya. fungsi ragi (yeast)
dalam pembuatan roti adalah proses acrasi adonan dengan mengubah gula
menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukkan gluten
dalam adonan. Kondisi dari gluten ini akan memungkinkan untuk
mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat
terjadinya proses fermentasi. Fungsi garam dalam pembuatan roti adalah
penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan – bahan lainnya, pengontrol waktu
fermentasi dari adonan beragi, penambahan kekuatan glutein. Syarat garam yang
baik dalam pembuatan roti adalah harus seratus persen larut dalam air, jernih,
bebas dari gumpalan-gumpalan dan bebas dari rasa pahit. Pada prinsipnya roti
dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan penyusun lainnya menjadii
adonan kemudian difermentasi dan dipanggang.
Proses fermentasi roti ini termasuk dalam proses anaerobik. Hal ini
disebabkan oleh pembentukan gas pada saat proses fermentasi akan menghasilkan
dan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan
dapat berlangsung cepat pada saat baking. Asih (2016) menyatakan bahwa panas
yang masuk ke dalam adonan akan menyebabkan gas dan uap air akan terdesak
keluar dari adonan, sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehingga terbentuk
struktur frothy.
6.1 Kesimpulan
Roti merupakan makanan yang digemari oleh semua kalangan, baik usia
anak – anak hingga dewasa. Bahan – bahan yang diperlukan dalam acara 3
pembuatan roti ini terdiri dari : tepung terigu, gula halus, susu bubuk, keju,
minyak, telur, dan ragi instan atau yeast. Salah satu mikroorganisme yang
berperan dalam proses pembuatan roti ini adalah Saccharomyces cerevisiae.
Proses fermentasi yang terjadi pada roti merupakan proses anaerob atau proses
fermentasi tanpa udara. Adanya proses fermentasi dari ragi instan atau yeast ini
membuat tekstur roti menjadi lebih lembut.
6.2 Saran
https://www.academia.edu/25806619/makalah_fermentasi_pada_roti? auto-
download accessed on 23 November 2022.
https://www.kompas.com/food/read/2021/12/28/220300975/3-fungsi-garam-
dalam-adonan-roti-bisa-pengaruhi-teksturnya accesed on 21
November 2022.
Asih, P., Sirajuddin, H.A., dan Guyup M.D.P. (2016). Pengaruh Kecepatan Putar
Pengadukan Adonan Terhadap Sifat Fisik Roti. Jurnal Ilmiah
Rekayasa Pertanian dan Biosistem. 4(1): 217-221
Deni, A.P., Yhulia, P., dan M. Choiron. (2018). Karakteristik Roti Tawar Kaya
Serat Yang Disubstitusi Menggunakan Tepung Ampas Kelapa.
Jurnal Agroteknologi. 12(01): 29-42
https://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/makalah-fermenrasi-
roti.htmlaccessed on 23 November 2022.
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Roti-Teori-
dan-Praktek.pdf accessed on 23 November 2022.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/DIANA_ROCHIN
TANIAWATI/APPLY
BIOLOGY/PEBUATAN_ROTI_TAWAR.p df accessed on 21
November 2022.