Disusun Oleh :
Kelompok 6
Agnes Selin Karwur 2203016097
Miky Parinding 2203016069
Muhammad Arif Wicaksono 2203016075
Rahmah Oktavia Sari 2203016043
Yepta Saputra 2203016033
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
“Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian Pengolahan Lahan Dengan Traktor Roda
Dua” dengan tepat waktu. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Ali Zainal
Abidin Alaydrus, S.T.P., M.P. pada mata kuliah Mekanisasi Pertanian di semester tiga.
Laporan ini berisi mengenai hasil pengamatan penggunaan traktor berdasarkan
praktikum yang dilaksanakan.
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam laporan ini akibat dari
keterbatasan pengetahuan, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan penulisan
laporan di masa mendatang. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih sekali lagi kepada
Bapak Ali Zainal Abidin Alaydrus, S.T.P., M.P. sebagai pembimbing mata kuliah dan
praktikum Mekanisasi Pertanian. Selain itu, kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan selama pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
membawa manfaat dan memberikan nilai tambah kepada para pembacanya.
Praktikan
II
DAFTAR ISI
III
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini supaya kami sebagai praktikan dari fakultas pertanian di
bidang Agroekoteknologi dapat mengetahui bagaimana cara untuk menggunakan traktor
sebagai alat dari mekanisasi pertanian, serta mengetahui fungsi-fungsi dari traktor
dengan jelas dan detail secara langsung sebagaimana yang telah disampaikan oleh para
petani yang bersedia untuk memandu kami dalam penggunaan traktor untuk mengolah
lahan di sawah.
2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat penting peranan nya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Pada dasarnya, tanah terbentuk melalui proses geologi yang melibatkan
pelapukan batuan dan pengendapan bahan-bahan organik Proses-proses tersebut
membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya berlangsung dalam skala ribuan
hingga jutaan tahun. Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman (Gunawan, Nurheni Wijayanto, S. W. B. R. (2019). Tanah
memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Sifat
tanah yang berbeda mengakibatkan setiap tanaman mempunyai respon yang berbeda
pula (Hermita Putri, O., Rahayu Utami, S., & Kurniawan, S.,2019).
Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas
permukaan partikel per satuan bobot makin besar. Partikel tanah yang memiliki
permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap terjadinya
reaksi kimia. Partikel lempung persatuan bobot memiliki luas permukaan yang lebih
luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain seperti debu dan
3
pasir. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel lempung lebih banyak
daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir persatuan bobot yang
sama. Dengan demikian, partikel lempung adalah komponen tanah yang paling aktif
terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimia tanah dan
mempengaruhi kesuburan tanah.
Pengolahan lahan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengubah tanah
dengan menggunakan alat pertanian baik konvesional maupun modern sehingga
memperoleh lahan pertanian yang memiliki kandungan yang cocok dengan tanaman
yang akan ditanam. Pengolahan lahan pertanian bertujuan untuk mengolahan tanah
sehingga dapat ditanami guna menghasilkan kualitas tanaman yang baik. tujuan dari
pengolahan lahan adalah Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi
lebih baik, Menurunkan laju erosi, Mencegah tanaman liar pengganggu, Menempatkan
sisa tanaman agar terjadi dekomposisi dengan baik, Menyatukan pupuk dengan tanah,
dan Meratakan tanah untuk mempermudah proses perawatan Dalam pelaksanaannya.
Pengolahan lahan secara tidak langsung merupakan upaya yang dilakukan agar
produksi hasil pertanian meningkat tanpa merusak kesuburan dan kualitas lahan
tersebut. Usaha untuk mempertahankan kesuburan lahan atau konservasi lahan dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara agronomis, secara mekanis, dan secara kimiawi,
sistem agronomis merupakan usaha mempertahankan kesuburan dan kualitas lahan
dengan pemilihan tanaman penutup lahan yang sesuai, selain itu pola tanam dan sistem
tanam juga sangat dipertimbangkan dalam cara ini (Saripin, Ipin., 2003).
Pengelolaan lahan dapat dibagi menjadi 3 sub aspek yaitu pengelolaan
kesuburan tanah, pengelolan konservasi lahan atau tanah, dan pengelolaan air,
pengelolaan tersebut berlaku untuk lahan basah maupun lahan kering. Pengelolaan
lahan sebagai salah satu komponen pengelolaan teknologi pertanian diperlukan dalam
sistem pertanian berkelanjutan karena sistem pertanaman intensif bisa mengarah pada
4
trade-off antara manfaat ekonomi dalam jangka pendek dan kerusakan lingkungan
seperti degradasi kesuburan tanah dalam jangka panjang (Husain, dkk. 2015).
Pengolahan tanah dibagi menjadi 2 yaitu: konvensional dan konversi.
Pengolahan seluruh tanah secara intensif hingga gembur disebut dengan pengolahan
tanah konvensional. Cara ini umumnya dilakukan setiap akan menanam dengan 2-3 kali
pembajakan. Pada pengolahan konversi umumnya terdiri dari pengolahan lahan
minimum (minimum tillage) dan TOT (tanpa olah tanah).Pada proses pengolahan lahan
menggunakan metode ini pelaksanaannya hanya dilakukan 1 tahun sekali untuk tanah
yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan 2 tahun sekali apabila tanah memiliki
tingkat kepadatan sedang.
2.3 Traktor
5
kering) yang bertenaga mesin ”Internal Combustion Engine”, beroda dua dan
mempunyai tenaga kurang dari 12 hp serta bersifat serba guna (Tineke Mandang. 1998).
Traktor roda ban dengan roda satu atau dua umumnya dikenal sebagai traktor tangan
untuk pertanian pada lahan sempit atau pada luasan lahan yang tidak begitu luas.
sedangkan traktor beroda tiga digunakan untuk kegiatan antar barisan tanaman terutama
dalam kegiatan pemeliharan tanaman. Traktor beroda empat atau lebih umumnya
mempunyai motor penggerak yang lebih besar dan sering digunakan untuk penyiapan
pada lahan pertanian. Traktor tersebut dapat dengan penggerak 2WD atau 4WD sebagai
traksi yang sangat besar untuk traktor tersebut (Sitompul, R. G., 1991).
6
BAB III METODE PRAKTIKUM
- Alat:
Traktor :Berfungsi untuk membajak sawah atau mengolah lahan.
Gelebeg :Berfungsi untuk memecah bongkahan tanah yang
berlumpur/lembek dan membenamkan gulma kedalam tanah.
- Bahan:
Solar :Berfungsi sebagai bahan bakar yang di butuhkan oleh traktor.
7
BAB IV PEMBAHASAN
Merk KUBOTA
8
Tipe RD 85 DI-2S RD 85 DI-1S RD 110 DI-2T
9
Gelebeg
Berikut beberapa tahapan dalam menggunakan traktor traktor roda dua Quick G
3000 Zeva:
10
4.3 Pola Pembajakkan
Bajak gelebeg merupakan alat pengolah tanah pertama sampai siap tanam
dengan kondisi lahan masih terdapat vegetasi diatas permukaan tanah yang perlu
dilakukan beberapa kali pengulangan pembajakan. Gelebeg digunakan untuk memecah
bongkahan tanah, pada tanah yang berlumpur/lembek proses pengolahan tanah bisa
langsung dengan gelebeg tanpa harus di luku terlebih dahulu. Alat bajak gelebeg
memiliki kelebihan tidak hanya untuk meratakan tanah di sawah tapi juga meratakan
gulma yang ada ke masuk kedalam tanah, sedangkan kekurangan alat bajak gelebeg saat
melakukan pembajakkan tanah di sawah yaitu harus dilakukan berulang kali sehingga
memakan waktu yang cukup lama.
11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Traktor tangan beroda dua dari merk Kubota Quick G3000 Zeva mempunyai
keunggulan dari kekuatan dan ketangguhannya berupa rangka dan bodinya yang terbuat
dari besi kualitas tinggi sehingga traktor ini kuat, tangguh, dan stabil. Fleksibilitas
penggunaan traktor ini dapat diaplikasikan pada lahan kering, lahan basah, maupun
untuk transportasi. Selain itu, desain dari traktor ini inovatif, sebab dilengkapi dengan
roda besi penguat khusus. Traktor merk Kubota Quick G3000 Zeva memiliki tiga
bagian utama, yaitu bagian tenaga penggerak motor, bagian kerangka dan transmisi atau
penerus tenaga, dan bagian roda atau ban. Bagian tenaga penggerak motor berperan
dalam menyediakan tenaga untuk menggerakkan traktor. Pada traktor Kubota Quick
G3000 Zeva memanfaatkan motor penggerak tenaga maksimum 8,5-11 HP 14 dengan
sistem V-Belt (2 buah) & Tension Pulley. Bagian kerangka dan transmisi atau penerus
tenaga mencakup kerangka traktor dan sistem transmisi yang mengubah tenaga dari
mesin ke roda-roda traktor. Traktor Kubota Quick G3000 Zeva menggunakan transmisi
kombinasi gear-chain sebagai komponen pengubah tenaga dari mesin ke roda-roda
traktor. Bagian utama terakhir ialah roda-roda atau ban. Bagian ini meliputi roda dan
ban traktor yang kontak langsung dengan tanah. Traktor Quick G3000 Zeva dilengkapi
dengan roda besi tapak panjang A (40cm), roda besi tapak lebar A (12cm), dan roda
besi tapak lebar C (15cm).
12
Tiap bagian utama traktor roda dua dilengkapi dengan implemen yang
mempunyai fungsi berbeda. Implemen-implemen tersebut menjalankan fungsi sesuai
kegunaannya, sehingga suatu alat pertanian berupa mesin traktor dapat digunakan.
Untuk mengoperasikan alat mesin pertanian dibutuhkan kemampuan dalam memahami
bagian-bagiannya dan keterampilan menjalankannya. Terdapat beberapa tahap dalam
menjalankan traktor, yakni diawali dengan langkah persiapan berupa pemeriksaan
secara menyeluruh terhadap kelengkapan atau implemen traktor sebelum mengolah
lahan. Kemudian dilakukan penyetelan-penyetelan terhadap seluruh komponen penting
traktor agar bekerja secara efesien saat mengolah lahan. Mesin traktor Kubota Quick
G3000 Zeva menggunakan sistem starter kruk yang dihidupkan dengan engkol. Engkol
yang telah dipasang pada porosnya diputar dengan kuat untuk menghidupkan mesin
yang ditandai dengan motor menimbulkan bunyi. Traktor akan dapat berjalan saat
menekan tombol penggerak. Selama mengoperasikan alat mesin dilakukan pula
pemantauan mesin berupa arah jalur traktor, dan suara pisahan serta vibrasi yang
muncul. Terakhir, traktor dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh setelah
selesai digunakan dengan membersihkan sisa-sisa tanaman atau lumpur yang
menempel, memeriksa kembali bahan bakar dan oli, serta memastikan traktor disimpan
di tempat yang aman.
5.2 Saran
Traktor roda dua berfungsi untuk mengolah tanah dalam mempercepat dan
menjamin keseragaman waktu tanam serta meningkatkan intensitas tanam. Sebelum
mengolah lahan, perlu dipastikan kondisi tiap bagian utama traktor agar dapat
dijalankan dengan baik dan saat mengoperasikan traktor, perlu diperhatikan posisi
tangan dan kaki untuk selalu bersesuaian dengan komponen penggerak traktor. Selain
itu, perhatikan pula jalur yang dilewati traktor agar sesuai dengan jalur pembajakan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I., Langai, B. F., & Supriyanto, B. U. (2020, November). Kapasitas Kerja dan
Efisiensi Hand Traktor untuk Pengolahan Tanah di Lahan Rawa Pasang Surut
Tipe C dan Lahan Irigasi Setengah Teknis di Kalimantan Selatan. In Seminar
Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 515-521).
Rimartin, G. A., Wijaya, B., Wijayanto, B., & Putri, S. A. (2023). ANALISIS INPUT
ENERGI MINIMAL UNTUK MENGHIDUPKAN MESIN TRAKTOR
TANGAN. AGRIBIOS, 21(1), 1-9.
Hermita Putri, O., Rahayu Utami, S., & Kurniawan, S. (2019). Soil Chemical Properties
in Various Land Uses of UB Forest. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan,
06(01), 1075– 1081.
Husain, dkk. 2015. Pengelolaan Lahan Pada Berbagai Ekosistem Mendukung Pertanian
Ramah Lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: IAARD
PRESS.
Tineke Mandang. 1998. Traktor Roda-2. Bogor: Departemen Teknik Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Instutut Pertanian Bogor
Sitompul, R. G. 1991. Motor Bakar Internal dan Tenaga di Bidang Pertanian. JICA.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.Soekirno. 1999. Mekanisasi Pertanian. UGM.
Yogyakarta.
14
Johansson, S., 2009. Penggunaan Traktor Roda Dua pada Lahan Padi Sawah di Jawa
Barat. Int. Encycl. Educ. Third Ed. 20, 744–748. https://doi.org/10.1016/B978-0-
08-044894-7.00686-2
15
LAMPIRAN
16