Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH DAN

PEMUPUKAN

PEMBERIAN KAPUR, UREA, DAN BAHAN ORGANIK PADA


KEASAMAN TANAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Nur Syifa Kharismawati (2203016005)

2. Yosi Ramadhianty (2203016017)

3. Muhammad Arif Wicaksono (2203016075)

4. Silva Indriyati (2203016077)

5. Achmad Fandi Gymnastiar (2203016081)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Judul Praktikum : Pemberian Kapur, Bahan Organik, dan Urea Pada


Keasaman Tanah

Praktikkan :

1. Nur Syifa Kharismawati (2203016005)


2. Yosi Ramadhianty (2203016017)
3. Muhammad Arif Wicaksono (2203016075)
4. Silva Indriyati (2203016077)
5. Achmad Fandi Gymnastiar (2203016081)

Kelompok : 4 (EMPAT)

Semester / Tahun Ajaran : Ganjil /20203/2024

Jurusan : Agroekoteknologi

Samarinda, 4 Desember 2023

Ketua Kelompok

Silva Indriyati

NIM : 2203016077

ii
Menyetujui,

Koordinator Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman

Dr. Ir. H. Fahrunsyah, M. P.

NIP : 196711081992031002

Tanggal : 4 Desember 2023

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas “Laporan Akhir Kesuburan Tanah dan Pemupukan” dengan
tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah “Kesuburan Tanah dan Pemupukan” yang telah diajarkan oleh Bapak Dr.
Ir. H. Fahrunsyah, M. P. di semester tiga ini.

Laporan ini berisi mengenai hasil pengamatan dari keseluruhan acara


praktikum yang dilaksanakan. Kami menyadari terdapat banyak kekurangan
dalam laporan ini akibat dari keterbatasan pengetahuan, sehingga masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan penulisan laporan di masa mendatang.

Akhir kata, Kami ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada
Bapak Dr. Ir. H. Fahrunsyah, M. P sebagai pembimbing mata kuliah “Kesuburan
Tanah dan Pemupukan”. Selain itu, Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan selama pembuatan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat membawa manfaat dan memberikan nilai tambah kepada para
pembacanya.

Samarinda, 4 Desember 2023

Praktikkan

iv
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1 .....................................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .....................................................................Error! Bookmark not defined.
1.1 LATAR BELAKANG........................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ...................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II .....................................................................................Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Abu Terbang Batubara ................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Kapur ...........................................................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Urea.............................................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 pH Tanah .....................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III ....................................................................................Error! Bookmark not defined.
METODE PRAKTIKUM............................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Waktu dan Tempat .....................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat ..............................................................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Bahan : ........................................................................Error! Bookmark not defined.
3.4 Cara Kerja ....................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV....................................................................................Error! Bookmark not defined.
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................Error! Bookmark not defined.
4.1 Tabel uji F ....................................................................Error! Bookmark not defined.
4.2 Sidik Ragam .................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB V.....................................................................................Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ..................................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ...........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN .............................................................................Error! Bookmark not defined.

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung
beberapa asam. Pemberian bahan organik pada keasaman tanah dapat
meningkatkan ph tanah. Penambahan bahan organik adalah salah satu upaya yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah kekeringan tanah. Oleh karena itu kami
kelompok 4 melakukan pengujian tentang pengaruh kapur, kompos, dan urea
terhadap keasaman tanah dengan konsentrasi yang berbeda beda. Kami
melakukan percobaan menggunakan kapur dengan konsentrasi 20 gram, dan 40
gram, Kompos 20 gram, dan 40 gram, Urea 5 gram, dan 10 gram. Khusus untuk
pengapuran lahan, penelitian yang telah dilakukan di Indonesia masih terfokus
pada tanah lapisan atas (top soil), sekitar 15-20 cm teratas (Caires et al. 2008,
Calonego and Rosolem 2010, Gao et al. 2010). dan masalah kesuburan tanah yang
terkait dengan pH tanah, kandungan Al, Ca, Mg, dan P pada profil yang makin
dalam semakin berat (Sudarman 1987, Caires et al. 2006, Caires et al. 2008).

Pada kapur, Kapur dapat menetralkan senyawa beracun dan menekan


aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi pada tanah. Selain itu, pemberian kapur
juga dapat memperbaiki struktur tanah, memengaruhi pelapukan bahan organik,
dan pembentukan humus. pemberian kapur akan bergerak ke lapisan tanah lebih
dalam pada tanah yang kurang masam dibandingkan dengan tanah yang lebih
masam. Selanjutnya pada kompos, Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan
dasar, baik berupa sisa dan sisa tanaman atau hewan maupun limbah berupa
sampah dan lainnya. bahan organik dalam kompos dapat memperbaiki sifat kimia
tanah dan kandungan hara tanaman Hal ini disebabkan oleh proses pelapukan
bahan organik yang diakibatkan oleh mikroorganisme, sehingga kompos
bermanfaat untuk memperoleh unsur hara dalam jumlah optimal Selain itu,
pemberian bahan organik juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation atau
kandungan hara tanah, yang penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH

1
tanah Oleh karena itu, pemberian kompos dapat berkontribusi pada perbaikan sifat
tanah dan pertumbuhan tanaman

Pemberian urea pada tanah dapat menyebabkan peningkatan kekeringan


tanah. Urea, pupuk nitrogen yang umum digunakan, dapat menghasilkan
amonium (NH4+) saat teroksidasi yang kemudian dapat bereaksi dengan udara
membentuk asam. Dampak penggunaan pupuk urea selain menyebabkan
kemasaman pada tanah, juga memberikan dampak negatif pada lingkungan dan
efisiensi penggunaan pupuk urea yang rendah. Untuk menyeimbangkan keasaman
tanah akibat pemberian urea, dapat dilakukan dengan cara memberikan bahan-
bahan yang dapat menaikkan pH tanah, seperti pemberian bubuk belerang. Tujuan
kami melakukan percobaan pengukuran ph ini adalah untuk mengetahui derajat
keasaman (pH) tanah,apakah tanah tersebut tergolong asam,basa atau netral.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dilakukannya praktikum pemberian kapur,bahan organik, dan urea
pada keasaman tanah Di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak penggunaan urea pada tanah

2. Untuk mengetahui apa manfaat yang dihasilkan dari pemberian kompos pada
tanah

3. Untuk mengetahui dampak pemberian kapur pada tanah

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Abu Terbang Batubara


Abu terbang batubara adalah sisa dari hasil pembakaran batu bara. Abu
terbang mempunyai titik lebur sekitar 1300 °C dan mempunyai kerapatan massa
(densitas), antara 2.0 – 2.5 g/cm3. Abu terbang adalah salah satu residu yang
dihasilkan dalam pembakaran dan terdiri dari partikel-partikel halus.

Dalam dunia industri, abu terbang mengacu pada abu yang dihasilkan
selama pembakaran batu bara. Abu terbang umumnya ditangkap oleh pengendap
elektrostatik atau peralatan filtrasi partikel lain sebelum gas buang mencapai
cerobong asap batu bara pembangkit listrik, dan bersama-sama dengan bottom ash
dikeluarkan dari bagian bawah tungku dalam hal ini bersama-sama dikenal
sebagai abu batu bara. Tergantung pada sumber dan tampilan batu bara yang
dibakar, komponen abu terbang bervariasi, tetapi semua abu terbang termasuk
sejumlah besar silikon dioksida (SiO2) (baik amorf dan kristal) dan kalsium
oksida (CaO), kedua bahan endemik yang di banyak terdapat dalam lapisan
batuan batu bara.

Abu terbang batubara dapat mempengaruhi pH tanah. Menurut sebuah


penelitian, pemberian abu terbang batubara pada tanah mineral pasang surut dapat
meningkatkan pH tanah 1. Namun, efek abu terbang batubara pada pH tanah dapat
bervariasi tergantung pada jenis tanah dan kandungan abu terbang batubara yang
digunakan (Yoon et al, 2006).

3
2.2 Kapur
Kapur adalah suatu mineral karbonat anhidrat yang terbentuk dari kalsium
magnesium karbonat, idealnya adalah CaMg(CO3)2. Istilah ini juga digunakan
untuk suatu sedimen batuan karbonat yang sebagian besar terbentuk dari mineral
dolomit. Sebuah nama alternatif yang kadang-kadang digunakan untuk jenis
batuan dolomitik adalah dolostone. Kemungkinan besar mineral dolomit pertama
kali dijelaskan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1768. Pada tahun 1791, itu
digambarkan sebagai batu oleh naturalis dan geologis Déodat Gratet de Dolomieu
Prancis (1750-1801), yang pertama di bangunan kota tua Roma, dan kemudian
sebagai sampel yang dikumpulkan di pegunungan yang sekarang dikenal sebagai
Dolomit Alpen di bagian utara Italia. Nicolas-Théodore de Saussure pertama kali
menamakan mineral tersebut (setelah Dolomieu) pada bulan Maret 1792.

Mineral dolomit/kapur mengkristal dalam sistem trigonal-rombohedral. Ia


membentuk kristal putih, cokelat, abu-abu, atau merah muda. Dolomit adalah
karbonat ganda, memiliki susunan struktural kalsium dan magnesium yang
berselang-seling. Dolomit tidak cepat larut atau berefervesen (mendesis) dalam
asam klorida encer seperti kalsit. Pengembaran kristal adalah hal lumrah. Larutan
padat terdapat di antara dolomit, ankerit yang didominasi besi dan kutnohorit yang
didominasi mangan. Sejumlah kecil besi dalam struktur memberikan kristal
berwarna kuning sampai coklat. Substituen mangan dalam struktur juga sampai
sekitar tiga persen MnO. Kandungan mangan yang tinggi memberikan warna pink
kemerahan pada kristal. Timbal, seng, dan kobalt juga menggantikan magnesium
dalam struktur. Mineral dolomit berhubungan erat dengan huntit Mg. Karena
dolomit dapat dilarutkan dengan air yang sedikit asam, area dolomit penting
sebagai akuifer dan berkontribusi terhadap pembentukan medan karst.

Aplikasi kapur pertanian pada tanah masam dapat meningkatkan pH


tanah, konsentrasi alkalinitas total dan kesadahan total, ketersediaan karbon untuk
fotosintesis, serta daya penyangga (buffer) di perairan (Ummari et al., 2017).

4
2.3 Urea
Urea ditemukan pertama kali oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773.
Senyawa ini merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari
senyawa anorganik. Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati.
Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi
'haemo' dan 'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu
yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar
bersama urin dan feses. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang
tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.

Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau
pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri
tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu
rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan
amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air
ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.

Urea dapat meningkatkan pH tanah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Lyimo et al. (2012) bahwa perlakuan kompos unggas dan kompos sapi
menunjukkan peningkatan KTK dan pH yang lebih tinggi daripada perlakuan
pupuk anorganik.

5
2.4 pH Tanah
pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH
tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu
lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, para petani (manusia) dapat
menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam atau dibudidayakan karena
setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda-beda.

Berikut adalah tabel kandungan nutrien dalam berbagai kadar pH dalam


tanah yang diambil dari Emporium Hydroponics.

Gambar 1.

Sumber : https://www.emporiumhydroponics.com/

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pada praktikum acara yang berjudul “Pemberian Kapur, Bahan Organik,
dan Urea Pada Keasaman Tanah” untuk waktu dan tempatnya terbagi menjadi
beberapa tahapan, di antaranya adalah sebagai berikut :

Pertama-tama, Kami mengambil terlebih dahulu sampel tanah ultisol Kalimantan


yang masih basah sebanyak 60 kg ini di daerah Lempake pada hari Selasa, 19
September 20203 pada pukul 12.00 WITA.

Kedua, Kami melakukan proses pengering anginan atau penjemuran


dengan tujuan untuk memperoleh bobot sampel tanah yang telah kering sebanyak
40 kg ini selama 2 minggu. Proses ini berlangsung di Jalan Bugis mulai hari
Selasa, 19 September 2023 – Selasa 3 Oktober 2023.

Ketiga, Kami melakukan proses penimbangan kembali tanah yang sudah


dikering anginkan selama 2 minggu dan melakukan proses pengayakan untuk
memisahkan tanah yang memiliki tekstur yang masih kasar dan halus, kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Senin, 13 November 2023 pada pukul 16.00 – 17. 30
WITA. Bertempat di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman.

Keempat, Kami melakukan proses memasukkan tanah yang sudah diayak


tadi ke dalam masing-masing plastik gula serta menimbang kapur sebanyak 20
gram untuk menjadi P1, kapur sebanyak 40 gram untuk menjadi P2, kompos
sebanyak 20 gram untuk menjadi P3, kompos sebanyak 40 gram untuk menjadi
P4, urea sebanyak 5 gram untuk menjadi P5 dan yang terakhir adalah urea
sebanyak 10 gram untuk menjadi P6, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin,
20 November 2023 pada pukul 17. 00 – 18. 50 WITA. Bertempat di Laboratorium
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman.

7
Kelima, Kami melakukan proses memindahkan hasil tanah yang sudah
diayak dimana semula berada di dalam plastik namun pada praktikum ini
dipindahkan ke dalam masing-masing botol yang telah dibagi menjadi 2 bagian
(dimana pada masing-masing botol tadi dipotong pada ketinggian 15 cm) tadi dan
menyiram tanah dengan menggunakan air, agar air dapat sampai menembus ke
bawah maka caranya adalah dengan menekan-nekan botol tersebut. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2023 pada pukul 15. 30 – 17. 15
WITA. Bertempat di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman.

Keenam, Kami melakukan proses menentukan pH tanah dengan menggunakan


kertas lakmus pH meter dan mencocokkan hasil yang diperoleh dengan
menggunakan rapid test lakmus (kertas lakmus pH indicator tests strips), kegiatan
ini dilaksanakan pada hari Senin, 4 Desember 2023 pada pukul 14.00 – 16. 15
WITA. Bertempat di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman

3.2 Alat
1. Botol Bekas Berukuran 1 ml
2. Botol Bekas Berukuran 600 ml
3. Botol Bekas Berukuran 300 ml
4. Gunting
5. Ayakan / Saringan
6. Karung
7. Plastik
8. Plastik Gula yang berukuran 1 kg
9. Spidol
10. Timbangan
11. Terpal
12. Kardus
13. Pulpen
14. Kertas lakmus pH meter
15. Rapid test lakmus (kertas lakmus pH indicator tests strips)
16. Sendok plastik
17. Gelas polkadot berwarna merah
18. Mangkok
19. Handphone (HP)

8
3.3 Bahan :
1. Tanah
2. Urea
3. Kapur
4. Kompos
5. Sekam
6. Air

3.4 Cara Kerja


1. Pertama-tama Kami mengambil terlebih dahulu sampel tanah ultisol
Kalimantan ini di Lempake dengan berat basah sekitar 60 kg dan menaruhnya
ke dalam karung.
2. Kedua, mengering anginkan tanah selama 2 minggu, di bawah sinar matahari
dengan menggunakan alas bawah berupa terpal untuk membantu
memudahkan dalam proses penjemuran atau pengeringan.
3. Melakukan proses penjemuran atau pengering anginkan, dimana semula
memiliki berat basah sebesar 60 kg menjadi berat kering 40 kg.
4. Jika sudah, maka letakkan kembali tanah dengan berat kering sekitar 40 kg
tersebut ke dalam karung.
5. Menimbang kembali bobot berat tanah kering tersebut di laboratorium ilmu
tanah. Untuk memastikan bahwasanya memiliki berat 40 kg.
6. Meletakkan hasil timbangan bobot kering tanah dari dalam plastik tersebut ke
atas karung yang akan digunakan sebagai alas.
7. Selanjutnya, mengayak tanah tersebut dengan menggunakan saringan dengan
cara sedikit demi sedikit untuk memisahkan tanah yang masih halus ataupun
kasar dengan berat minimal 5 kg.
8. Pada saat melakukan proses pengayakan dapat menggunakan bantuan alas
bawah berupa terpal.

9
9. Jika proses pengayakan ini telah berhasil dilakukan, maka hasil yang
diperoleh dapat dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kresek hitam agar
tidak ada tanah yang tumpah ataupun berantakan.
10. Jika sudah selesai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses
penimbangan hasil ayakan. Pada praktikum ini Kami memperoleh hasil
ayakan sebanyak 7 kg.
11. Selanjutnya meletakkan kembali hasil ayakan tersebut ke dalam kresek merah
lalu memberi nama kelompok pada plastik tersebut.
12. Menaruh hasil ayakan tanah tersebut ke dalam masing-masing 7 plastik gula
sebanyak 0,500 kg.
13. Menimbang masing-masing yang akan digunakan sebagai bahan campuran
yang terdiri dari : P1 (Kapur sebesar 20 gram), P2 (Kapur sebesar 40 gram),
P3 (Kompos sebesar 20 gram), P4 (Kompos sebesar 40 gram), P5 (Urea
sebesar 5 gram), dan P6 (Urea sebesar 10 gram).
14. Meletakkan sekam padi ke dalam kardus.
15. Memotong 1 botol aqua yang berukuran besar yakni 1 liter menjadi 2 bagian.
Dalam proses memotong botol ini dilakukan pada ketinggian 15 cm.
16. Lalu, mengisi masing-masing dari botol aqua yang telah dipotong tadi dengan
menggunakan tanah yang sudah diayak dan dimasukkan ke dalam 7 plastik
gula (dimana masing-masing berukuran 0,500 kg).
17. Memberi nama pada masing-masing botol tersebut dengan menggunakan
spidol, dimana botol 1 (bertuliskan P0 atau netral), botol 2 (bertuliskan P1:
Kapur sebesar 20 gram), botol 3 (bertuliskan P2 : Kapur sebesar 40 gram),
botol 4 (bertuliskan P3: Kompos sebesar 20 gram), botol 5 (bertuliskan P4:
Kompos sebesar 40 gram), botol 6 (bertuliskan P5: Urea sebesar 5 gram), dan
yang terakhir adalah botol 7 (bertuliskan P6 : Urea sebesar 10 gram).
18. Jika proses tersebut sudah dilakukan sampai selesai, maka langkah
selanjutnya adalah mengisi masing-masing 7 botol yang telah diisi dengan 7
tanah yang sudah diayak tadi dengan menggunakan campuran perlakuan
bahan P1: kapur (20 gram), P2: kapur (40 gram), P3 : kompos (20 gram), P4 :
kompos (40 gram), P5: urea (5 gram), dan P6: urea 10 gram) yang telah

10
ditimbang tadi. Namun bahan yang dicampurkan mulai dari P1-P6 tersebut
harus disesuaikan dengan masing-masing nama botol P1-P6.
19. Lalu, langkah selanjutnya adalah mengisi air di dalam sebuah botol yang
berukuran 300 ml.
20. Jika sudah, maka dapat membolongi tutup botol tersebut dengan
menggunakan jarum pentul atau peniti. Tujuan pembolongan tutup botol ini
adalah untuk membantu dalam proses penyiraman.
21. Lalu, dapat melakukan penyiraman pada masing-masing botol yang berisi
tanah (jangan terlalu penuh). Pada saat melakukan langkah ini, dapat
dilakukan dengan cara menekan-nekan botol tersebut. Hal ini bertujuan agar
air dapat sampai ke bawah.
22. Jika hal tersebut telah selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
menyimpan kembali di dalam lab.
23. Selanjutnya adalah mengambil kembali tanah tersebut di lab.
24. Menyiapkan air di dalam mangkok.
25. Jika pada masing-masing botol yang berisi tanah tersebut masih terdapat air,
maka dapat ditiriskan terlebih dahulu airnya.
26. Mengambil tanah tersebut dengan menggunakan tutup botol dan
meletakkannya ke dalam 7 gelas plastik polkadot merah.
27. Jika sudah maka langkah selanjutnya adalah memberikan air pada gelas
tersebut secukupnya dan dapat mengaduknya menggunakan sendok plastik.
28. Agar sendok plastik tersebut tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya,
maka sebaiknya apabila ingin berpindah untuk mengaduk dari 1 gelas ke gelas
lainnya, sendok plastil tersebut dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan
air yang telah disiapkan sebelumnya di dalam mangkok.
29. Jika langkah tersebut telah selesai semuanya, maka diamkan terlebih dahulu
selama 15 menit hingga mengendap. Untuk membantu proses perhitungan
waktu tersebut dapat dilakukan dengan bantuan timer yang terdapat pada HP.
30. Apabila telah didiamkan selama 15 menit, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan 7 kertas lakmus pH meter yang telah diberikan tadi ke dalam
masing-masing gelas untuk mengetahui berapa besar pH nya.

11
31. Lalu mencocokkan hasil warna yang diperoleh dari kertas lakmus tersebut
dengan menggunakan buku panduan yang bernama rapid test lakmus (kertas
lakmus pH indicator tests strips).
32. Dari hasil praktikum pengukuran besar pH pada hari Senin, 4 Desember 2023
diperoleh hasil dari Kelompok 4 bahwa :
 P0 (netral) : memiliki pH 4
 P1 (kapur 20 gr) : memiliki pH 7
 P2 (kapur 40 gr) : memiliki pH 7
 P3 (kompos 20 gr) : memiliki pH 6
 P4( kompos 40 gr) : memiliki pH 6
 P5 (urea 5 gr) : memiliki pH 5
 P6 (urea 10 gr) : memiliki pH 5

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum diperoleh berbagai pH pada masing-masing 7


ulangan yang berbeda. Pada wadah pertama (P0), tanah dibiarkan tanpa diberi
bahan apapun. 7 perlakuan berbeda tersebut didiamkan selama 14 hari. Saat
diukur, pH tanah tersebut adalah 4. Hal ini sangat membuktikan bahwa tanah
tersebut merupakan tanah ultisol. Tanah Ultisol memiliki ciri-ciri kejenuhan AI
tinggi, miskin kandungan hara makro terutama P,K, Ca dan Mg, dan kandungan
organik yang rendah.

Pada wadah kedua dan ketiga ( P1 dan P2), diberi perlakuan pemberian
bahan kapur kedalamnya. P1 diberi sebanyak 20 gr kapur, sedangkan P2 diberi
sebanyak 40 gr. Saat diukur, pH kedua tanah tersebut sama, yakni 7. Hal ini
membuktikan bahwa pemberian kapur berpengaruh nyata dapat meningkatkan pH
dan mengendapkan Al yang telah diikat kuat dalam tanah yang masam karena
terjadinya reaksi OH-dari hasil reaksi bahan kapur. Kapur berperan dalam
menurunkan aktivitas aluminium dan meningkatkan kadar pH tanah hingga
mendekati netral. Pada kondisi inilah sumber unsur hara dapat tersedia dan dapat
diserap oleh tanaman. Kapur dapat meningkatkan ketersediaan hara terutama Ca
dan P. Kapur dapat menetralisir Al melalui ion OH- membentuk Al(OH)3 tidak
aktif yang dihasilkan dari pelepasan CO3 yang selanjutnya Al menjadi tidak larut
dan Al-dd semakin berkurang (Hasanudin et al., 2007). Selain itu, dengan adanya
penambahan kapur, disamping menaikkan persentase KB, juga sekaligus
menaikkan pH tanah. Semakin tinggi KB, pH tanah juga semakin tinggi (Menlich,
1985).

Selanjutnya pada wadah keempat dan kelima (P3 dan P4), diberi perlakuan
pemberian kompos kedalamnya. P3 diberi sebanyak 20 gr kompos, dan P4 diberi
sebanyak 40 gram kompos. Hasil pH kedua tanah tersebut adalah 6. Kompos
dapat meningkatkan P tersedia tanah. Peningkatan P-tersedia tanah akibat
pemberian kompos karena pengaruh kompos sebagai bahan organik terhadap

13
ketersedian P tanah dapat secara langsung melalui proses mineralisasi atau secara
tidak langsung dengan bantuan pelepasan P yang terfiksasi. Asam-asam organik
hasil dekomposisi bahan organik juga dapat berperan sebagai bahan pelarut
bantuan f osfat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan bahan organik
seperti kompos dan pembenah tanah biochar serta penambahan pupuk organik
hayati diharapkan dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah
(Antonius et al. 2015

Lalu pada wadah selanjutnya, P5 dan P6 diberi perlakuan pemberian


pupuk urea. Masing-masing sebanyak 5 gr dan 10 gr. Diperoleh hasil Ph 5. Salah
satu pupuk yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah pupuk urea yang
terbuat dari gas amoniak dan gas karbondioksida. Perpaduan kedua bahan tersebut
menghasilkan pupuk urea dengan kandungan nitrogen (N) sebesar 56%. Urea
bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. Pada kelembapan 73%, pupuk ini
mampu mengekstrak kelembapan dari udara. Sebagai pupuk dengan kandungan
nitrogen (N) tinggi 55 – 56%, urea mudah tersedia bagi tanaman karena larut
dalam air. Namun, pada dasarnya, ia juga memiliki beberapa kelemahan dalam
penggunaannya. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan pupuk yang efektif.

14
Tabel Hasil Pengamatan pH Tanah Pada 7 Perlakuan

PERLAKUAN

NO P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6

KEL.1 4 7 7 6 7 6 7
KEL.2 5 6 7 5 6 6 6
KEL.3 5 7 7 6 6 6 6
KEL.4 4 7 7 6 6 5 5
KEL.5 5 6 7 5 6 4 5
KEL.6 4 6 6 5 6 7 7
KEL.7 5 6 7 6 6 7 8
KEL.8 5 7 7 6 7 5 6
KEL.9 5 6 7 6 6 7 7
KEL.10 4 7 7 6 6 6 6
RATA- 4,6 6,5 6,9 5,7 6,2 5,9 6,3
RATA
KET:
P0= kontrol, tidak diberi bahan apapun
P1= pemberian kapur sebanyak 20 gr
P2= pemberian kapur sebanyak 40 gr
P3= pemberian kompos sebanyak 20 gr
P4= pemberian kompos sebanyak 40 gr
P5= pemberian urea sebanyak 5 gr
P6= pemberian urea sebanyak 10 gr

15
4.1 Tabel uji F
Ulangan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 4 7 7 6 7 6 7
2 5 6 7 5 6 6 6
3 5 7 7 6 6 6 6
4 4 7 7 6 6 5 5
5 5 6 7 5 6 4 5
6 4 6 6 5 6 7 7
7 5 6 7 6 6 7 8
8 5 7 7 6 7 5 6
9 5 6 7 6 6 7 7
10 4 7 7 6 6 6 6
Total 46 65 69 57 62 59 63
Rata-rata 4,6 6,5 6,9 5,7 6,2 5,9 6,3

P02 P12 P22 P33 P44 P52 P62


16 49 49 36 49 36 49
25 36 49 25 36 36 36
25 49 49 36 36 36 36
16 49 49 36 36 25 25
25 36 49 25 36 16 25
16 36 36 25 36 49 49
25 36 49 36 36 49 64
25 49 49 36 49 25 36
25 36 49 36 36 49 49
16 49 49 36 36 36 36
214 425 477 327 386 357 405

16
FK 2532,014

JKT 58,98571

JKP 32,48571

JKG 26,5

4.2 Sidik Ragam


SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
5%
1%

Regresi 6 32,485714 5,4142857 12,871698 2,246408 3,1027668

Galat 63 26,5 0,4206349

Total 69
58,985714

KESIMPULAN : f hitung>f tabel, menolak H0. menerima H1,

Membuktikan bahwa, urea, kompos, dan kapur berpengaruh nyata dalam


mengubah pH tanah yang rendah. Kapur paling berpengaruh

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dampak
penggunaan urea pada tanah, untuk mengetahui apa manfaat yang dihasilkan dari
pemberian kompos pada tanah, dan untuk mengetahui dampak pemberian kapur
pada tanah. Sehimgga dapat disimpulkan pada kegiantan praktikum ini
perlakuan pemberian urea, kompos, dan kapur berpengaruh pada penaikan ph
tanah dan yang paling berpengaruh adalah pada perlakuan pemberian kapur
dengan ph 6,9 hampir mencapai 7, dimana pada ph tersebut unsur hara dapat
tersedia dan diserap oleh tanaman.

pemberian kapur sebagai penyangga keasaman tanah menunjukkan peran


krusialnya dalam mengatur pH tanah. Kenaikan pH tanah dapat memperbaiki
ketersediaan nutrisi, memungkinkan tanaman tumbuh optimal, dan
mengoptimalkan proses biokimia tanah.Selain itu, bahan organik menjadi elemen
penting dalam praktikum ini. Dimana BO berperan dalam meningkatkan struktur
tanah, memperbaiki retensi air, dan menyediakan nutrisi secara berkelanjutan.
Dengan memahami manfaat bahan organik, praktikan dapat menggali potensi
tanah mereka untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif

Terakhir, penggunaan urea sebagai sumber nitrogen memberikan


gambaran penting tentang peranan unsur hara tersebut dalam pertumbuhan
tanaman. Dengan memberikan urea secara tepat, praktikan dapat memaksimalkan
hasil pertanian tanpa merugikan lingkungan sekitar.

5.2 Saran
Dalam proses pemberian ini, penting untuk menjaga keseimbangan dan
kualitas bahan yang digunakan. Selain itu, pemberian ini harus dilakukan sesuai
dengan rekomendasi dosis dan waktu yang tepat untuk mendapatkan hasil
optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Buckman Harry O, Brady Nyle C. 1982.Ilmu tanah. Jakarta: Bharat KaryaAksara.

Hakim, N, M. Y. Nyakpa, S. G. Nugroho, A. M. Lubis, M. R. Saul, M. A. Diha,G.


B. Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Lampung:Universitas Lampung.

Hakim, N. 2008. Pengolahan Kesuburan Tanah Ultisol Masam dengan Teknologi


Pengapuran Terpadu. Andalas University Press, Padang

Indranada, H. K, 1989. Pengolahan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta.

Krebs, 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and


Abundancc. Third Edision. Harper and Row Distribution. New York.

Marschner H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants Institute of Plant


Nutrition, University of Hohenheim. Fed. Rep. of Jerman.

Menlich, A. 1985. Charge properties inrelation to sorption and desorption of


selected cations and anion. In R.H. Dowdy, J. A. Ryan., A.A. Volk, and
D.E. Baker (eds). Chemistry in the soil environment, ASA, SSSA, WI.

Santoso, U.P. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Bahan Kering Sorgum (Sorghum bicolor L.).
https://core.ac.uk/download/pdf/77629324.pdf.

Caires, E.F., F.J. Garbuio, S. Churka, G. Barth, and J.C.I. Coreea. 2008. Effects of
soil amelioration by surface liming on nontill corn, soybean, and wheat
root growth and yield. Europ. J. Agronomy 28: 57-63.

Sudarman, S. 1987. Kajian pengaruh pemberian kapur pada tanah Ultisol atas
kelakuan kalium dan agihan aluminium. Tesis Doktor, Universitas Gadjah
Mada. 305p.

Lyimo, H.J.F., Pratt, R.C. and Mnyuku, R.S.O.W. 2012. Composted cattle and
poultry manures provide excellent fertility and improved management
of gray leaf spot in maize. Field Crops Research 126: 97-103.

19
Ummari, Z., Marsi, dan Jubaedah, D. 2017. Penggunaan Kapur Dolomit
{CaMg(CO3)2 Pada Dasar Kolam Tanah Sulfat Masam Terhadap
PerbaikanKualitas Air Pada Pemeliharaan Benih Ikan Patin (Pangasius
sp.). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(2), 196–208.

Yoon, J.C., Qixing, X.Z. and Ma L.Q. 2006. Accumulation of Pb, Cu, and Zn
in native plants growing on a contaminated Florida site. Science of the
Total Environment 368(2-3): 456-64, doi:
10.1016/j.scitotenv.2006.01.016.

Gambar 1. https://www.emporiumhydroponics.com/

20
LAMPIRAN

Alat dan Bahan

Gambar 1 (Plastik Merah) Gambar 2 (Plastik Hitam)

Gambar 3 (Ayakan atau Saringan)

21
Gambar 4 (Cangkul)

Gambar 5 (Timbangan) Gambar 6 (Plastik Gula 1 kg)

Gambar 7 (Gelas Polkadot)

22
Gambar 8 (Kertas Lakmus PH meter)

Gambar 9 (Rapid Tests)

23
Gambar 10 (Air)

Gambar 11 (Gelas Plastik)

24
Gambar 12 (Mangkok)

Gambar 13 (Terpal)

25
Gambar 14 (Handphone)

Gambar 15 (Timbangan)

Gambar 16 (Sendok Plastik)

26
Gambar 17 (Karung)

Gambar 18 (Gunting)

Gambar 19 (Timbangan)

27
Gambar 20 (Tanah Ultisol)

Gambar 21 (Sekam Padi)

Prosedur Kerja

28
Proses Pengambilan Tanah

29
Proses Mengering-Anginkan Tanah Untuk Mendaptkan Berat Kering

30
Gambar Proses Pengayakan

Gambar Hasil Tanah Yang Sudah Diayak

Gambar Proses Penimbangan Tanah Yang Sudah Diayak

Gambar Hasil Tanah Yang Telah Selesai Diayak dan Ditimbang Lalu Siap
Untuk Disimpan

31
Gambar Proses Memasukkan Tanah yang Sudah Diayak Lalu Dimasukkan
Ke Dalam Kantong Plastik Gula Berukuran 1 kg

32
Gambar Proses Penimbangan

Gambar Plastik Gula yang Telah Berisi Tanah

33
34
35
Gambar Proses Penimbangan Perlakuan Kapur, Kompos, dan Urea

36
Gambar Tanah yang Sudah Dicampur Sesuai dengan Nama Perlakuan yang
Tertera Pada Plastik

37
Gambar Proses Pemberian Air Ke Dalam Botol yang Berisi Tanah dan
Perlakuan

38
Gambar Proses Meniriskan Sisa Air yang Masih Terdapat di Dalam Tanah

39
Gambar Proses Mengambil Tanah di Dalam Botol

40
Gambar Proses Pencampuran Tanah dengan Air

41
Gambar Proses Mendiamkan Selama 15 Menit Untuk Mengetahui Reaksi
yang Terjadi

Gambar Proses Mencocokkan Besaran Nilai ph yang Diperoleh Pada Kertas


Lakmus Pada Buku Rapid Test

42
43
Gambar Proses Besaran Nilai Ph yang Diperoleh Kelompok 4

44
GAMBAR DARI MASING MASING DATA 10 KELOMPOK

45
46
47

Anda mungkin juga menyukai