Anda di halaman 1dari 23

PENETAPAN PH TANAH

Oleh :

ELINDAH MEHA
2204290049
AGRIBISNIS 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENETAPAN PH TANAH

Oleh :

ELINDAH MEHA
2204290049
AGRIBISNIS 1

Laporan ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Praktikum


Pada Mata Kuliah Praktikum Dasar Ilmu Tanah di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

Dikoreksi Oleh:

Dinda Ashri Safira


Asisten Praktikum

Disahkan Oleh:

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M. P.


Dosen Penanggung Jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


kesempatan dan kekuatan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah yang berjudul “Penetapan pH Tanah”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P. Selaku Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
2. Abang Andri Abdi, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3. Abang Fauzy Nur Azhari Pane, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
4. Abang Dava Arindra Zagri Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
5. Kakak Dinda Ashri safira Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera
6. Kedua Orang Tua Penulis yang Telah Memberi dan Dukungan Baik Secara
Moral Maupun Material.
7. Teman - teman yang Telah Memberikan Dukungan dan Partisipasinya Baik
Dalam Pembuatan Laporan dan Dokumentasi.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

Medan, 27 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... iv
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................ 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 3
Kegunaan Praktikum................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
BAHAN DAN METODE...................................................................... 9
Tempat dan Waktu...................................................................... 9
Bahan dan Alat............................................................................ 9
Pelaksanaan Praktikum............................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 10
Hasil............................................................................................ 10
Pembahasan................................................................................. 10
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 13
Kesimpulan.................................................................................. 13
Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14
LAMPIRAN........................................................................................... 16

ii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Hasil percobaan menggunakan pH meter............................................. 10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman


1. Laporan Sementara................................................................................ 16
2. Dokumentasi…….................................................................................. 18

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sifat fisik tanah dapat dilihat dari kondisi permukaan tanah, ada tanah

yang memiliki tekstur kasar sampai halus. Apabila tanah yang memiliki tekstur

halus, maka akan semakin banyak pula air yang dapat diikat. Sifat kimia tanah

dapat diilihat dari nilai pH dan kandungan unsur hara yang terdapat di dalam

tanah. Reaksi tanah (pH) perlu diketahui karena tiap tanaman memerlukan pH

tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap naik turunnya pH, tetapi ada pula

tanaman yang tidak toleran. Disamping berpengaruh langsung terhadap tanaman,

pH juga mempengaruhi faktor lain, misalnya ketersediaan unsur hara. Kelarutan

Al dan Fe juga dipengaruhi oleh pH tanah. Pada pH yang asam kelarutan unsur

Al dan Fe tinggi. Akibatnya, pada pH yang sangat rendah pertumbuhan tanaman

akan terhambat/tidak normal. Kelarutan beberapa unsur menurun ditambah lagi

dengan adanya keracunan unsur Al dan Fe ( Karamina dkk., 2017).

Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

adalah derajat keasaman tanah (pH tanah). pH tanah adalah suatu kondisi dimana

terdapat ikatan antara unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, tanah

memiliki beberapa nilai pH yang terdiri dari masam, netral, dan alkalis. Nilai pH

yang netral adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara yang dapat larut dalam

air sehingga dapat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara oleh tanaman,

sedangkan pada tanah masam (pH rendah < 7), tanah di dominasi dengan ion Al

dan Fe. Unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH

tersebut sebagian besar unsur hara akan larut dalam air. Dalam bidang industri

pertanian dibutuhkan teknologi alat ukur pH tanah untuk mengetahui sifat yang
2

terkandung dalam tanah. Kebanyakan para petani tidak memperhatikan kualitas

tanah terutama pH tanah, maka dari itu pentingnya alat ukur pH tanah untuk

menentukan kualitas tanah. Upaya konservasi tanah dan air juga perlu

dipertimbangkan di kawasan lahan budidaya pertanian (Yakin dkk., 2021).

pH didefinisikan sebagai keasaman atau kebasaan relatif suatu bahan.

Skala pH mencakup dari nilai 0 (nol) hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan netral, di

bawah nilai pH 7 dikatakan asam sedangkan di atas nilai pH 7 dikatakan basa.

Jika pH tanah kurang dari 4,5 maka keasaman tanah menjadi faktor pembatas

pertumbuhan tanaman, yang dalam beberapa kasus disebabkan oleh pengaruh

toksik unsur alumunium (Al) bebas. Disamping itu, asam dan basa pada tanah

dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti curah hujan yang tinggi, adanya unsur

Aluminium (Al), Besi (Fe) ,Tembaga (Cu), penggunaan pupuk secara berlebihan

dan kekurangan unsur hara lainnya. Berdasarkan pada keadaan tanah, semakin

lembab tekstur tanah maka pH tanah nya akan semakin kecil dan berlaku

sebaliknya. Oleh karena itu, pengukuran tentang pH tanah sangat dibutuhkan

untuk menjaga kualitas dari tanah sehingga tanah sangat bagus untuk tanaman

(Sari dkk., 2021).

Dalam menentukan kadar pH tanah sangat penting untuk mengetahui

apakah tanah tersebut bersifat netral, asam ataupun alkalis. Peningkatan pH tanah

tergantung dari banyaknya seresah, vegetasi akan memberikan sumbangan seresah

ke dalam tanah berupa daun,ranting,bunga maupun buah, sehingga seresah

tersebut terdekomposer menjadi bahan organik. Berdasarkan hasil penelitian pada

tutupan lahan belukar tua dengan kelerengan datar mempunyai nilai pH lebih

rendah dibandingkan pH pada kelerengan curam, hal ini dikarenakan pada lahan
3

datar mempunyai tutupan lahan yang lebih rapat sehingga bahan organik tersebut

mempengaruhi keasaman tanah yang lebih besar (Alfiyah dkk., 2020).

Potensial hidrogen tanah awal yang digunakan pada penelitian yaitu

memiliki pH netral sehingga untuk menaikan dan menurunkan pH tanah dilapang

dilakukan pemberian kapur dolomit dan alumunium sulfat. Pemberian aluminium

sulfat harus diperhatikan dan pH tidak boleh kurang dari 4 karena jika terlalu

banyak pemberian aluminium, pengaplikasian harus pada tanah yang lembab dan

basah sehingga dapat menaikkan dan menurunkan pH tanah walaupun terdapat

tanah yang kering (Rachmawati dan Wardiyati, 2017). Kandungan Fe2+

berkurang seiring dengan bertambahnya pH tanah. Selain pH tanah, Kelarutan

Fe2+ juga sangat dipengaruhi oleh redoks potensial (Eh) tanah. Redoks potensial

dipengaruhi oleh penggenangan yang dilakukan dimana tanah sulfat masam

cenderung mengalami penggenangan secara terus menerus guna menjaga lapisan

pirit agar tidak teroksidasi. Perubahan besi sangat dipengaruhi oleh potensial

redoks dan reaksi tanah dimana redoks potensial yang tinggi cenderung

membentuk Fe3+ dan pada kondisi redoks potensial rendah cenderung

membentuk Fe2+ sedangkan pada pH rendah besi berada pada bentuk Fe2+ dan

pada pH yang tinggi besi cendrung berada pada bentuk Fe2O3, FeCO3, dan FeS2

(Suriani dkk., 2020).

Faktor penting yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara

(EC) oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (pH tanah), temperatur

(T) dan Kelembapan (M). Derajat Keasaman Tanah (pH) berpengaruh besar

terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Aktifitas Mikroba

sebagai penyumbang nutrisi tanah dari hasil perombakan biomassa dapat


4

dikontrol melalui tingkat salinitas larutan nutrisi yang dinyatakan melalui

konduktivitas demikian pula parameter lain adalah sebagai input

analog .Konduktivitas dapat diukur memakai EC, Elektrokonduktivitas atau

Electrical (or Electro) Conductivity (EC) merupakan kepekatan unsur hara dalam

larutan (Widiasmadi, 2022).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini sebagai berikut:

Untuk menetapkan pH tanah pada berbagai pengenceran, untuk

mengetahui perbandingan pH dengan pH KCI pada konsentrasi yang sama.

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan praktikum dasar ilmu tanah sebagai berikut :

1. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Praktikum Dasar Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

2. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Pratikal tes Dasar Ilmu Tanah

3. Sebagai Bahan Informasi Bagi Pembaca.


TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan salah satu komponen lahan yang mempunyai peranan

penting terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman, karena tanah

selain berfungsi sebagai tempat/media tumbuh tanaman, menahan dan

menyediakan air bagi tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara yang

diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pembentukan tanah

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, iklim, bahan induk, topografi/relief,

organisme dan waktu. Perbedaan pengaruh dari berbagai faktor pembentuk tanah

tersebut akan menghasilkan kimia maupun biologi yang pada akhirnya

berpengaruh terhadap kesuburan tanah bersangkutan. Oleh karena itu, generalisasi

status kesuburan tanah pada suatu lahan dengan lingkungan fisik yang berbeda

sangat tidak relevan dan efesien (Rahmi dan Maya, 2017).

Mutu tanah pada kesuburan tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat

fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman [3].

pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan

nilai pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi dinamakan

”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah di

daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya mengandung lebih

banyak ion hidrogen (H+) dibandingkan dengan ion hidroksil (OH-), sebaliknya

pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion hidroksil (OH-)

dibandingkan dengan ion hidrogen (H+). Skala pH terentang dari 0 (asam kuat)

sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah umumnya

berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10 (Kusuma dkk., 2017).


6

Bahan organik berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah.

Fungsi dari pemberian bahan organik seperti pupuk organik dapat menyediakan

hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn,

dan Fe. Bahan organik juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, pH

tanah, hara P. Bahan organik juga berperan biologis dalam memengaruhi aktifitas

organisme makroflora dan mikrofauna serta peranan fisik dalam memperbaiki

struktur tanah. Bahan organik berperan penting dalam meningkatkan kesuburan

tanah. Fungsi dari pemberian bahan organik seperti pupuk organik dapat

menyediakan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo,

Co, B, Mn, dan Fe meskipun dalam jumlah sedikit. Bahan organik juga dapat

meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, pH tanah, hara P dan hasil tanaman

(Yuniarti dkk., 2020).

Potensial hidrogen tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat

keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam

tanah, petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam atau

dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH

yang berbeda-beda. Nilai pH menunjukkan perbandingan antara banyaknya

(konsentrasi) ion H+ dan ion OH+ didalam tanah. Semakin tinggi konsentrasi ion

H+ didalam sebuah tanah, maka semakin asam tanah tersebut. Sebaliknya,

semakin tinggi ion H+ didalam tanah, maka tanah tersebut akan semakin basa.

Jika konsentrasi kedua ion tersebut dalam keadaan seimbang, maka tanah bereaksi

netral (Juliansyah dkk., 2022).

Reaksi tanah disebut pH tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan

unsur hara dalam tanah. Tanah masam (pH rendah) mengandung unsur hara Al,
7

H, Fe, Mn yang dominan, sedangkan unsur hara esensial N, P, K, S, Ca, Mg, Zn,

Cu, Mo, dan B sangat sedikit. Tanah alkalin (pH > 7,5) mengandung unsur hara

Ca, Mg yang dominan, sedangkan unsur hara esensial N, P, K, S, Zn, Cu, Mo, dan

B sangat sedikit. Tanah netral (pH 7) mengandung unsur hara yang ideal, semua

unsur hara esensial tersedia dengan cukup (N, P, K, S, Ca, Mg, K, Na, Fe, Mn,

Cu, Zn, Mo, dan B). Ketersediaan unsur hara berhubungan dengan pH tanah

dinyatakan dalam diagram unsur hara vs pH (Priyono, 2021)

Potensial Hidrogen (pH) tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman. Nilai ion H+ dalam tanah dalam konsentrasi tinggi menurunkan pH

tanah yang menyebabkan tanaman keracunan unsur mikro, dan meningkatkan

kelarutan kation Fe dan Al Ketersediaan unsur hara dalam tanah tergantung

kondisi asam-basa tanah yang di tuangkan dalam nilai pH tanah dan bahan

organik tanah. Pengelolaan bahan organik dan pH tanah menjadi tolak ukur dalam

menilai tingkat kesuburan tanah (Basuki dan Winarso, 2021).

Reaksi tanah masam ketersediaan P rendah disebabkan terfiksasi liat, Al

dan Fe membentuk Al-P dan Fe-P yang sukar larut sehingga tidak dapat

dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan tanah Andisols mempunyai kandungan

bahan organik dan KTK tinggi, bulk density rendah, rentensi P tinggi.

Ketersediaan P dipengaruhi oleh pH tanah dan kandungan Al dan Fe bebas.

Produktivitas rendah pada tanah-tanah masam (pH < 5,5), yang mana 60% berada

di daerah tropik, mengakibatkan permasalahan yang serius untuk pertumbuhan

tanaman di ekosistem pertanian. FMA memiliki potensi yang cukup besar dalam

meningkatkan keberlanjutan ekosistem pertanian melalui peranannya dalam

meningkatkan siklus nutrisi tanaman dan proses perbaikan agregat tanah. Proses
8

ini dapat menghasilkan kemampuan tumbuh bibit yang lebih baik, biodiversitas

tanaman dan produktivitas (Nurmasyita dkk., 2018).

Rendahnya pH ini disebabkan oleh tercucinya kation-kation basa yang

terjadi dari lapisan atas ke lapisan lebih dalam akan meninggalkan kation-kation

H+ dan Al3+ di lapisan atas yang sangat berperan dalam kemasaman tanah.

Rendahnya pH tanah akan menyebabkan menurunnya ketersediaan hara bagi

tanaman. karakteristik pH tanahnya yang tergolong masam hingga sangat masam.

Penambahan bahan organik meningkatkan pH tanah dan pada saat yang sama

mengurangi Al-dd dan Fe-dd (Darlita dkk., 2017).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Desember 2022 pada

jam 13.00 s/d 14.30 WIB.

Bahan dan Alat

Bahan yang dibawa dalam praktikum Dasar Ilmu Tanah contoh tanah

kering udara yang telah diayak, air, H2O, KCL dan aquades.

Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu empat

botol plastik, erlenmeyer 50 cc atau 00 cc, elektroda, timbangan analitik, alat tulis,

buku kuis, kalkulator, pisau, sarung tangan, masker medis, jas labolatorium,

penggaris, sendal swallow, plastik kresek dan kain flanel orange.

Pelaksanaan Praktikum

Cara Kerja Penetapan pH Tanah :

1. Masukkan masing-masing 10 gtanah kering udara ke dalam 4 buah botol

plastik (dapat erlenmeyer 50 atau 00 cc).

2. Tambahkan masing-masing 10, 25 dan 50 ml aquadest serta 25 ml KCI 1 N.

3. Tutup dan guncang selama 15 menit.

4. Ukur pH suspensi dengan pH meter dan catat hasil percobaan dalam daftar

tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil percobaan menggunakan pH meter


No Perlakuan Nilai pH Tanah
1 Tanah : H20 = 1 : 1 5,58

2 Tanah : H20 = 1 : 1,5 5,08

3 Tanah : H20 = 1 : 5 5,18

4 Tanah : KCL = 1 : 1 4,52

Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan tanah yang menggunakan perlakuan H20 1 : 1

yang dimana 10 gram tanah dan 10 ml H20 menghasilkan nilai pH tanah 5,58.

Hal ini diduga pH tanah tersebut rendah maka tingkat kemasaman suatu tanah

semakin tinggi karena tanah tersebut mengandung liat dan bahan organik yang

banyak. Hal ini sesuai dengan literatur (Hamid dkk., 2017) yang menyatakan

bahwa pH termasuk dalam kategori masam dengan rincian pada tanah lapisan atas

pH tanah lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh kandungan liat dan bahan organik

yang terkandung di dalam tanah. Pengapuran sangat direkomendasikan untuk

dapat meningkatkan pH tanah sekaligus menetralisir keracunan Al dan

meningkatkan hara.

Berdasarkan nilai pH tanah yang menggunakan perlakuan H20 pada

perbandingan 1 : 2,5 yang dimana 10 gram tanah dan 25 ml H20 menghasilkan

nilai pH tanah 5,08. Hal ini diduga tanah tersebut bersifat netral maka tanah yang

bersifat netral memiliki ketersediaan unsur hara dan mudah larut didalam larutan

juga masuk pada kategori yang baik bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur

yang dinyatakan (Nazir dkk., 2017) yang menyatakan bahwa kemasaman tanah
11

merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat hubungan pH dengan

ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan antara pH dengan sifat-

sifat tanah. pH tanah merupakan kondisi keterikatan antar unsur atau senyawa

yang terdapat di dalam tanah, nilai pH tanah terdiri dari masam, netral dan alkalis.

Nilai pH yang netral akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar

tanaman, karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut di

dalam larutan tanah. Kelembaban dan temperatur tanah yang baik membuat tanah

menjadi memiliki ruang pori yang cukup sehingga sirkulasi udara di dalam tanah

dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan nilai pH tanah yang menggunakan perlakuan H20 pada

perbandingan 1 : 5 yang dimana 10 gram tanah dan 50 ml H20 menghasilkan

nilai pH tanah 5,18. Hal ini diduga tanah tersebut memiliki banyak unsur hara

baik unsur hara makro dan mikro, dimana unsur hara tersebut berperan dalam

peningkatan pH tanah. Hal ini sesuai dengan literatur (Tasia dkk., 2021) yang

menyatakan bahwa derajat keasaman atau pH tanah sangat rendah dapat

ditingkatkan dengan kapur dolomit, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat

diturunkan dengan penambahan belerang (sulfur). Bahwa demikian dapat

disimpulkan bahwa secara umum pH tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman

adalah mendeteksi 6,5 – 7,0.

Nilai pH tanah yang menggunakan perlakuan tanah KCL pada

perbandingan 1 : 1 yang dimana 10 gram tanah dan 10 ml KCL menghasilkan

nilai pH tanah 4,25. Hal ini diduga tanah tersebut bersifat masam dikarenakan ion

H+ terlalu tinggi maka tanah tersebut tidak baik untuk digunakan, oleh karena itu

semakin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah
12

tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur (Khumairah, 2021) yang menyatakan

bahwa reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas tanah yang di

nyatakan dengan nilai pH. Nilai pH pada dasarnya merupakan jumlah konsentrasi

ion hidrogen (H+) yang terdapat didalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ di

dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah tersebut, demikian pula sebaliknya.

Pada tanah yang bereaksi masam, jumlah ion H+ lebih tinggi dibandingkan

dengan jumlah ion OH-. Pencucian kation basa pada tanah mengakibatkan

hilangnya basa- basa dalam tanah, sehingga cenderung menurunkan nilai ph tanah

sejalan dengan waktu. Penurunan pH tanah ini lebih nyata pada tanah muda.

Selain itu, pemberian pupuk yang bereaksi masam dapat mengakibatkan turunnya

nilai pH tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan sebagai

berikut :

1. Rendahnya pH tanah akan menyebabkan menurunnya ketersediaan hara bagi

tanaman. karakteristik pH tanahnya yang tergolong masam hingga sangat

masam.

2. Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas tanah yang di

nyatakan dengan nilai pH. Nilai pH pada dasarnya merupakan jumlah

konsentrasi ion hidrogen (H+) yang terdapat didalam tanah.

3. Reaksi tanah masam ketersediaan P rendah disebabkan terfiksasi liat, Al dan

Fe membentuk Al-P dan Fe-P yang sukar larut sehingga tidak dapat

dimanfaatkan oleh tanaman.

4. Tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda-beda. Nilai

pH menunjukkan perbandingan antara banyaknya (konsentrasi) ion H+ dan

ion OH+ didalam tanah.

5. Nilai pH yang netral akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh

akar tanaman, karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara mudah

larut di dalam larutan tanah.

Saran

Adapun saran yang dapat diberi pada praktikum ini yaitu disarankan ketika

menguji pH untuk tidak berserakan pada saat menguji pH tanah menggunakan

elektrometrik.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyah, F., Y. Nugroho dan G. S. Rudy. 2020. Pengaruh Kelas Lereng dan
Tutupan Lahan terhadap Solum Tanah, Kedalaman Efektif Akar dan pH
Tanah. Sylva Scienteae. Vol 3(3): Hal 499-508. ISSN : 2622-8963.
Basuki dan S. Winarso. 2021. Peta Sebaran pH Tanah, Bahan Organik Tanah, dan
Kapasitas Pertukaran Kation sebagai Dasar Rekomendasi Aplikasi Bahan
Organik dan Dolomit pada Lahan Tebu . Buletin Tanaman Tembakau,
Serat dan Minyak Industri. Vol 13(2): Hal 78-93. ISSN : 2085-6717. e-
ISSN : 2406-8853.
Darlita, R. R., B. Joy dan R. Sudirja. 2017. Analisis Beberapa Sifat Kimia Tanah
Terhadap Peningkatan Produksi Kelapa Sawit pada Tanah Pasir di
Perkebunan Kelapa Sawit Selangkun. Jurnal Agrikultur. Vol 28(1): Hal
15-20. ISSN : 0853-2885.
Hawid, A. 2017. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah
Lahan Pekarangan dan Lahan Usaha Tani Beberapa Kampung di
Kabupaten Kutai Barat. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian. Vol 39(1): Hal
30-36.
Juliansyah, H., K. Khairisma, D. Andriyani, D. Bakar dan Y. Yurina. 2022.
Pelatihan Pengukuran pH Tanah (Mitra Desa Blang Gurah). Jurnal
Pengabdian Kreativitas (JPeK). Vol 1(1): Hal 24-28.
Karamina, H., W. Fikrinda dan A. T. Murti. 2017. Kompleksitas Pengaruh
Temperatur dan Kelembaban Tanah terhadap Nilai Ph Tanah di
Perkebunan Jambu Biji Varietas Kristal (Psidium guajava L.) Bumiaji,
Kota Batu. Kultivasi. Vol 16(3): Hal 430-434.
Khumairah, F. H. 2021. Pengantar Ilmu Tanah. Tanesia. ISBN: 9786239851859,
623985185X.
Kusuma, A. P., R. N. Hasanah dan H. S. Dachlan. 2017. DSS untuk Menganalisis
pH Kesuburan Tanah Menggunakan Metode Single Linkage. Jurnal
EECCIS. Vol 8(1): Hal 61-66.
Nazir, M., Syakur, Muyassir. 2017. Pemetaan Kemasaman Tanah dan Analisis
Kebutuhan Kapur di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. Ilmiah
Mahasiswa Pertanian Unsyiah. Vol 2(1): Hal 21-30.
Nurmasyitah, Syafruddin dan M. Sayuthi. 2018. Pengaruh Jenis Tanah dan Dosis
Fungi Mikoriza Arbuskular pada Tanaman Kedelai terhadap Sifat Kimia
Tanah. Jurnal Agrista. Vol 17(3): Hal 103-110.
Priyono, K. D. 2021. Kajian Tanah dalam Perspektif Geografi. Insania: Cirebon.
ISBN : 978-623- 5770-05-5.
15

Rahmi, A., H. Susilawati dan G. Galang. 2020. Pencatat pH Tanah Otomatis.


Jurnal Penelitian dan Pengembangan Teknik Elektro Telekomunikasi
Indonesia. Vol 10(1) : Hal 25-31.
Sari, V. F., R. Ekawati dan E. Yuliza. 2021. Desain Bangun pH Tanah Digital
Berbasis Arduino Uno. JoP. Vol 7(1): Hal 36-41.ISSN : 2502-2016.
Suriani, M., M. Mahbub dan R. Rodinah. 2020. Pengaruh Kompos Jerami Padi
terhadap Kelarutan Ferro (Fe2+) dan pH Tanah Serta Pertumbuhan
Tanaman Padi Ciherang di Tanah Sulfat Masam. Agroekotek View. Vol
3(1): Hal 55-61. e-ISSN 2715-4815.
Tasia, R., T. Purba, Sakiah, J. Herawati, A. S. Junaedi, H. S. Hasibuan, Junairah
dan R. Firgiyanto. 2021. Ilmu Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Yayasan
Kita Menulis. ISBN: 978-623-342-165-2.
Widiasmadi, N. 2022. Teknologi Smart Biosoildam untuk Analisa EC & pH
Tanah sebagai Usaha Peningkatan Daya Dukung Lahan. Jurnal Pendidikan
dan Konseling. Vol 4(5): Hal 2558-2567. E-ISSN : 2685-936X. P-ISSN :
2685-9351.
Yakin, G., I. M. S. Wibawa dan I. K. Putra. 2021. Rancang Bangun Alat Pengukur
pH Tanah Menggunakan Sensor pH Meter Modul V1. 1 SEN0161
Berbasis Arduino Uno. Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Udayana. Vol 22(2): Hal 105-111.
Yuniarti, A., E. Solihin dan A. T. A. Putri. 2020. Aplikasi Pupuk Organik dan N,
P, K terhadap Ph Tanah, P-Tersedia, Serapan P, dan Hasil Padi Hitam
(Oryza sativa L.) Pada Inceptisol. Kultivasi. Vol 19(1): Hal 1040-1046.
ISSN : 1412-4718. eISSN : 2581-138x.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Uji Penetapan pH Tanah : H20 = 1 : 1

Gambar 2. Uji Penetapan pH Tanah : H20 = 1 : 2,5

Gambar 3. Uji Penetapan pH Tanah : H20 = 1 :


17

Gambar 4. Uji Penetapan pH Tanah : KCL = 1 : 1

Gambar 5. Uji Penetapan dengan Pengukuran

Gambar 6. Uji Penetapan dengan Mencampur

Gambar 7. Uji Penetapan dengan Menimbang Tanah

Anda mungkin juga menyukai