Oleh :
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Oleh :
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
RIWAYAT HIDUP
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Kendari, 2019
Mengetahui,
Asisten Praktikum
Luh Iraputriyani
NIM. D1D1 16 051
Menyetujui,
Dr. Ir. Hj. Sitti Leomo, M.Si La Ode Rustam, S.P., M.Sc
NIP. 1963041141988032001 NIDN. 00130088604
iv
KATA PENGANTAR
Kendari, 2019
v
DAFTAR ISI
vi
5.1.Hasil ..................................................................................................... 9
5.2.Pembahasan .......................................................................................... 14
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Pengenalan Alat Dan Bahan Dan Teknik Pengumpulan Contoh Tanah ........10
2. Pengamatan Profil Tanah ...............................................................................11
3. Kadar Air, Bobot Isi, Dan Total Ruang Pori Tanah .......................................13
4. Tekstur Tanah .................................................................................................13
5. Konsistensi Tanah Dan Stabilitas Agregat .....................................................14
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah adalah bagian teratas bumi yang agak lemah dan terdiri dari padatan,
cairan, gas/udara dan jasad hidup yang secara bersama-sama membentuk suatu
media untuk pertumbuhan tanaman. Tanah memiliki sifat yang berbeda-beda
sebagai akibat dari pengaruh iklim, jasad hidup, bahan induk relief dan waktu
yang berbeda. Manusia yang hidup di permukaan bumi sangat tergantung
terhadap tanah karena sebagian besar kegiatan dan keperluan hidup manusia
memerlukan tanah. Oleh karena itu tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya
agar tanah sebagai sumber daya alam dapat digunakan secara berkesinambungan.
Kesuburan tanah ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah. Sifat fisika tanah yang berpengaruh terhadap kualitas kesuburan
tanah baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya yaitu tekstur
tanah, struktur tanah, bobot volume (BV) tanah, total ruang pori (TRP) tanah,
permeabilitas tanah, bahan organik tanah, dan kemantapan agregat tanah. Sifat
fisika ini juga akan mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah. Ketiga sifat
tanah ini saling berkaitan, sehingga akan menentukan tingkat kesuburan dari suatu
tanah.
Sifat kimia tanah meliputi beberapa hal yakni bahan organik, unsur hara dan
juga pH tanah. Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi
kimia berbeda-beda. Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat
kimia tanah antara lain kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah.
Tanah yang kita lihat adalah suatu campuran dari material-material batuan yang
telah lapuk (sebagai bahan anorganik), material organik, bentuk-bentuk kehidupan
(jasad hidup tanah), udara, dan air.
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah,
termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar
lainnya. Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik tanah.
Pada tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan memberikan efek
warna tanah cokelat hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan
bahan organik dapat dikenali dari warnanya.
Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat
dilakukan dengan cara menetesi contoh tanah dengan hydrogen peroxyde (H2O2)
10%. Jika tanah mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H2O2 akan
tampak adanya percikan atau gelembung-gelembung. Sifat kimia tanah yang lain,
yaitu berupa derajat keasaman atau pH tanah. pH tanah dikatakan normal antara
6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada larutan tanah
dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara lainnya.
Pada sifat biologi, tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup
organisme di dalamnya menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
dan organisme lainnya. Di dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan
sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur
nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah sehingga dapat meningkatkan
kesuburan tanah.
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah
akan meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah.
Cacing-cacing mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah
bahan organik yang belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan
sebagai makanan. Selain itu, secara tegas cacing dengan kotoran dan lendir-
lendirnya mampu mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang
stabil terutama pada tanah asli.
Ttujuan dari praktikum dasar-dasar ilmu tanah ini yaitu untuk mengetahui analisis
sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Adapun kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai bahan
informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum
yang dilakukan di lapangan.
2
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Tanah terdiri atas horison-horison yang terletak di atas batuan induk yang
terbentuk dari interaksi berbagai faktor pembentuk tanah seperti iklim, organisme,
bahan induk dan relief yang terjadi di sepanjang waktu. Proses yang berbeda
dalam pembentukan tanah akan menghasilkan tanah yang berbeda pula yang dapat
diamati dari sifat morfologi tanah (Ulfiyah, 2014).
Tanah menempati ruang antara atmosfir (lapisan udara) dan litosfir (lapisan
batu-batuan yang menyusun bumi) serta berbatasan juga dengan hidrosfir (lapisan
air). Dikarenakan tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan hewan maka
tanah dapat juga dimasukan kedalam biosfir. Tanah merupakan sistem tiga
dimensi dengan sifat dan ciri yang mencerminkan pengaruh dari (1) iklim, (2)
vegetasi, hewan dan manusia, (3) topopgrafi, (4) bahan induk tanah dan (5)
rentang waktu yang berbeda.
Akibat interaksi antara kekuatan fisika, kimia serta biologi pada batu-batuan
dan bahan induk tanah maka terbentuklah beragam jenis tanah yang mempunyai
sifat dan ciri yang berbeda. Bentuk luar dari tanah yang beragam ini dapat
diamati dilapangan. Ilmu yang mempelajari bentuk dan sifat-sifat tanah yang
dapat diamati dan dipelajari di lapangan disebut morfologi tanah. Pengamatan
bentuk luar tanah (morfologi) dilakukan dilapangan dengan cara menggali lobang
didalam tanah yang disebut profil tanah. Dari dinding profil tanah akan terlihat
lapisan-lapisan tanah yang mempunyai warna yang berbeda dan sejajar dengan
permukaan tanah. Lapisan-lapisan tanah ini disebut horison, yang merupakan
bentuk fisik tanah yang pertama kali diamati dilapangan. Bentuk lainnya yang
dapat diamati adalah warna, tekstur, konsistensi, struktur, kutan, konkresi dan
nodul, pori-pori tanah dan batas horison. Dari hasil pengamatan morfologi tanah
dilapangan ini maka didapatkan bentuk fisik tanah yang sama atau berbeda antara
satu tanah dengan tanah lainnya.
Pada tanah yang mempunyai bentuk fisik yang berbeda ini diberikan sebuah
nama yang mencerminkan sifat dan ciri yang dominan yang dipunyainya.
Akibatnya terdapat bermacam-macam nama tanah yang diberikan oleh manusia
pada tanah yang ada pada suatu daerah / negara. Tanah-tanah yang mempunyai
kesamaan dikelompokkan pada kelas tertentu sedangkan tanah-tanah yang
berbeda dimasukan kedalam kelas yang berbeda pula (Dian, 2018).
Pada profil yang sangat berpengaruh bahan induk pembentuk tanah yang
diduga berasal dari bahan induk abu volkan yang menyebabkan cepat terjadinya
variasi antara horizon. Selain itu perbedaan sifat fisik disebabkan oleh fraksi-
fraksi butir yang tidak seragam antara horizon, hal tersebut menyebabkan
perbedaan nilai pada indeks kemiripan. Beberapa sifat fisika yang perlu
diketahui yaitu warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot
isi (bulk density) dan bobot jenis (partcle’s density), kedalaman efektif tanah, dan
sifat-sifat lain yang terkait, drainase, permeabilitas tanah, potensi mengembang
dan mengkerut, indek pengembangan dan kematangan tanah (nilai n)
Perilaku kimiawi tanah didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi fisik-kimia
dan kimia yang berlangsung antar-penyusun tanah serta antara penyusun tanah
dan hkan kedalam tanah dalam bentuk pupuk ataupun pembenahan tanah lainnya.
Faktor kecepatan semua bentuk reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah
mempunyai kisaran sangat lebar, yakni antara sangat singkat yang diperhitungkan
dengan menit reaksi jerapan tertentu sampai luar biasa lama waktu yang
diperhitungkan dengan abad reaksi yang berhubungan dengan proses
pembentukan tanah. Pada umumnya, rekasi-reaksi yang terjadi di dalam tanah
diimbas oleh tindakan faktor lingkungan tertentu (Sutanto, 2010).
Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia.
Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Air hujan atau air tanah
selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu,
mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar apalagi jika air itu mengenai
batuan kapur atau kast (Majid, 2011).
Kandungan bahan organik tanah telah terbukti berperan sebagai kunci utama
dalam mengendalikan kualitas tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
4
Bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik tanah seperti menurunkan berat
volume tanah, meningkatkan permeabilitas, menggemburkan tanah, memperbaiki
aerasi tanah, meningkatkan stabilitas agregat, meingkatkan kemampuan tanah
memegang air, menjaga kelembaban dan suhu tanah, mengurangi energi kinetik
langsung air hujan, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah. Bahan organik
mampu memperbaiki sifat kimia tanah seperti menurunkan pH tanah, dapat
mengikat logam beracun dengan membentuk kelat komplek, meningkatkan
kapasitas pertukaran kation dan sebagai sumber hara bagi tanaman. Dari sifat
biologi tanah, bahan organik tanah mampu mengikat butir-butir partikel
membentuk agregat dari benang hyphae terutama dari jamur mycorrhiza dan hasil
eskresi tumbuhan dan hewan lannya (Addiscott, 2013).
Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yaitu terdiri dari sifat fisik, kimia, dan
biologi. Dengan bervariasinya karakteristik sifat-sifat tersebut, maka tingkat
kesuburan pada berbagai jenis tanah berbeda-beda pula, karena kesuburan suatu
tanah tergantung pada sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman
mengenai karakteristik tanah sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan
potensinya (Balai Penelitian Tanah 2003; Boix and Zinck, 2008; Ferdinan et al .,
2013).
Pada sifat fisika tanah tekstur tanah yaitu besar kecilnya butiran-butiran
tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedaka jadi tiga kelas yaitu tanah pasir,
lempung, tanah liat. Tekstur tanah yang baik adalah tanah lempung dengan
perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak
terlalu lepas dan tidak terlalu lekat.
Berdasarkan teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: tanah berstektur
kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau
bertekstur kiat, liat berdebuh atau liat berpasir. Tanah bertekstur sedang terdiri
dari tanah bertekstur sedang tapi agak kasar. Tanah bertekstur sedang meliputi
5
yang bertekstur lempung berpasir sangat halus dan lempung , lempung berdebuh.
Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus (Hanafiah 2014).
Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer dan bahan
organic serta oksida, membentuk agregat sekunder. Tanah dikatakan memiliki
struktur lepas butir, bila butir-butir tanah letaknya berderai atau terlepas satu sama
lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah bia butir-butir tanah berkumpul
membentuk semacam kerak roti. Dan struktur remah merupakan struktur tanah
yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah pertania. Tanah yang berstruktur
gumpal ditandai dengan butir-butir tanah melekat sangat rapat satu sama lain
(Susanto 2015).
Konsistensi tanah meruoakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya
dari luar, yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan dan corak
gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya
(Hanafiah 2014).
Temperatur tanah mempunyai peranan penting dalam perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, aktivitas organisme tanah, pelapukan,
dekomposisi da humufikasi bahan organic, struktur, air tanah dan udara tanah.
Pada sifat kimia tanah berdasarkan ukuran partikelnya merupakan campuran
dari pasir, debu, dan liat. Makin halus partikel akan menghasilkan luas permukaan
partikel per satuan bobot yang makin luas, berarti liat merupakan fraksi tanah
yang berpermukaan tanah yang paling luas dibanding dua fraksi lainnya. Pada
permukaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi kimiawi tanah yang menentukan
pergerakan, penyediaan dan penyerapan unsure hara dari tanah ke tanaman. Hal
ini menunjukan pula fraksi liat yang sangat menentukan sifat kimiawi tanah, yang
kemudian memengaruhi kesuburan tanah (Kemas, 2013).
Pada sifat biologi, tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup
organisme di dalamnya menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
dan organisme lainnya. Di dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan
sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur
nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah sehingga dapat meningkatkan
kesuburan tanah (Kemas, 2013).
6
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Prosedur kerja pada praktikum pengenalan alat bahan survey dan teknik
pengambilan contoh tanah yaitu praktikan harus mengenal terlebih dahulu alat dan
bahan yang akan digunakan saat melakukan pengambilan sampel tanah. Untuk
teknik Pengambilan Contoh (Sampel) Tanah sampel tanah yang diambil
disesuaikan dengan kebutuhan praktikan. misalnya untuk analisis kesuburan,
sampel tanah diambil di setiap selang-seling titik pemboran secara koposit
(tergantung kebutuhan).
Pada praktikum pengamtan profil tanah dilakukan dengan memperhatikan
perbedaan warna, tekstur, konsistensi tanah. Kemudian diberitnada berupa
nomor/kode pada tiap-tiap lapisan sekaligus diukur ketebalan tiap-tiap lapisan.
Serta lakukan pengamatan penampang profiil tanah secara keseluruhan.
Prosedur kerja praktikum kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah.
Adapun prosedur kerja pada pada kegiatan praktikum ini adalah mengambil ring
yang telah berisi tanah hasil praktikum 1 mengeringkan tanah bersama ring ke
dalam oven pada suhu 105℃ hingga berat konstan (1x24 jam). Setelah dingin
menimbangkan tanah kering bersama ring dan catat sebagai berat tanah kering
kemudian menimbang ring kosong yang telah dikelurkan tanahnya dan mengukur
rata-rata tinggi dan diameter ring kosong untuk menghitung besarnya volume
tanah dengan menggunakan persamaan volume tabung. Kemudian menentukan
kadar air, bobot isi dan total rung pori, dengan menggunakan persamaan
8
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1. Praktikum pengenalan alat dan bahan survey dan teknik
pengambilan contoh tanah
Gambar Alat
No Nama alat Gambar No Nama Alat Gambar
Spidol
4. Patiba 13.
Permanen
Meteran 14.
5. Karung
Rol .
Meteran
6. 15. Kamera
Kain
Pisau
7. 16. Alat Tulis
Lapang
Gambar bahan
Nama
No Gambar No Nama Bahan Gambar
Bahan
Lakban
1. Tali Rafia 6.
Bening
Pelastik
3. H202 8.
Sampel
Kertas Kantung
4. 9
Lakmus Kresek
Kertas
5. 10. Tanah
Label
1 No Profil Profil 4
2 Tanggal Pengamatan 15 September 2019
3 Pengamat Agista Auliani Istiqfarah. Z (Kelompok 3)
4 Cuaca Cerah
5 Vegetasi Alang-alang
6 Ancaman Banjir Ringan
7 Gejala Erosi Ringan
10
8 Drainase Ringan
11
Soil
17 Kedalaman Efektif Lapisan 3 (65cm)
18 Kedalaman Tanah 115 cm
19 Tingkat -
Perkembangan
Tanah
20 Klasifikasi Tanah -
Tabel 1.3. Praktikum kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah
Perhitungan Kadar Air. Bobot Isi, dan Total Ruang Pori Tanah Pada Vegetase
Hutan Lapisan I dan Lapisan II
Lapisan I Lapisan II
Berat Tanah Basah (b = x= gram) 170,59 gram 189,87 gram
Berat Tanah Kering (c = gram) 161,18 gram 180,97 gram
Berat Ring Kosong (a = y = 45,10 gram
gram)
Tinggi Ring Sampel 5 cm
Diameter Ring Sampel 5 cm
12
Alang-Alang Hutan
1 Pasir 32% 48%
2 Debu 40% 28%
3 Liat 48% 52%
4 Liat+Debu 88% 80%
Slaking Dispersi
No Lapisan
Skor Keterangan Skor Keterangan
Tidak ada
2 1 Slaking Lemah 0
dispersi
13
4.2. Pembahasan
14
hasil tersebut kelas tekstur tanah tersebut, maka vegetasi hutan menghasilkan
tekstur tanah liat berpasir, dan vegetasi alang-alang menghasilkan tekstur liat.
Pada praktikum konsistensi tanah dan stabilitas agregat dapat kita tentukan
bahwa konsistensi tanah dan stabilitas agregat pada lokasi berbeda yaiu hutan dan
alang- alang memiliki hasil yang sama. Pada sampel tanah di hutan memiliki
kriteria slaking tidak ada pada lapisan 1 dan kemudian dilanjutkan disperse dan
memperoleh skor 4 yang berarti mengalami disperse total. Kemudian pada lapisan
2 menghasilkan skor 2 yang berarti slaking lemah dan tidak dilanjutkan lagi ke
tahap dispersi. Pada vegetasi alang-alang memperoleh hasil yang sama pula
dengan pada vegetasi hutan. Sehingga kita dapat simpulkan bahwa tingkat
stabilitas agregat tanah pada kedua vegetasi yang telah diamati memiliki tingkat
stabilitas agregat yang sama. Yang aartinya stabilitas agregat tanah pada kedua
vegetasi tersebut cukup baik terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh air dan
manipilasi mekanik.
15
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yaitu terdiri dari sifat fisik, kimia,
dan biologi. Dengan bervariasinya karakteristik sifat-sifat tersebut, maka tingkat
kesuburan pada berbagai jenis tanah berbeda-beda pula, karena kesuburan suatu
tanah tergantung pada sifat-sifat tersebut. Berikut sifat-sifat tanah:
Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan
sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk
menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air,
plastisitas, mudah ditembus akar, aerase. Sifat fisik tanah terdiri atas: ekstur tanah
Tanah terdiri atas butir-butir tanah yang mempunyai ukuran berbeda-beda; Warna
tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut; Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah; Konsistensi tanah
menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir
tanah dengan benda lain, disesuaikan dengan keadaan tanah (lembab, basah, atau
kering).
Sifat kimia tanah adalah semua peristiwa yang bersifat kimia yang terjadi
pada tanah baik di permukaan ataupun di dalamnya. Sedangkan Sifat biologi
tanah ini dibentuk oleh zat padat tanah yang berupa partikel -partikel tanah, bahan
-bahan organik serta organisme tanah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Addiscott T.M. 2013. Tillage, Mineralization and Leaching. Soil and Tillage
Research. 53:163 – 165
Hanafiah KA. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Harahap, Elli., Aziza, Nur., Affan, Ahmad. 2014. Menentukan Tekstur Tanah
Dengan Metode Perasaan Di Lahan Polatani. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh.
Kemper, E.W., and R.C.Resenau. 1986. Agregat Stability Of Soil From western
United state and Canada, USA Teach. Bull. 1355. Washington, DC.
Madjid., 2010. Sifat dan cirri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Russel, E. W. 1971. Soil Conditions and Plant Growth. 10th Ed. Longmans,
London. P. 479-513.
Sitanggang, Pasti. 2017. Evaluasi Kepadatan Tanah yang Diolah Dengan Traktor
Pada Lahan Usahatani Kentang di Desa Kebun Baru Kecamatan Kayu
Aro Barat Kabupaten Kerinci. Jurnal Agroteknologi. [diunduh 2019
September 21]; 1: 1. Tersedia pada:
Sitanggang, Pasti., Henny H., Mahbub, Itang Ahmad. 2017. Evaluasi Kepadatan
Tanah yang Diolah Dengan Traktor Pada Lahan Usahatai Kentang di
18
Desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci. Jurnal
Agreteknologi Universitas Jambi.
Syarief, S.E., 1994. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka buana. Bandung.
Tim Dosen Pengampu Ddit. 2019. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Kendari: Universitas Halu Oleo.
Tufaila, M., & Alam, Syamsu. 2016. Karakteristik Tanah dan Evaluasi Lahan
Untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah Di Kecamatan Oheo
Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Pertanian Universitas Halu oleo.
[diunduh 2019 September 22]; 1-4. Tersedia pada: faperta.uho.ac.id.
19
KARTU KONTROL PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Kendari, 2019
Koordinator Praktikum
………………………….