Disusun oleh :
Nama : Ghifari Almahmudsyah
NIM : 225040201113025
Kelas : Agroekoteknologi A
Asiste :
n
1. Annisa Ayu Permatasari
2. Deva Laila Mukarromah
3. Luhita Labibah Pangestu
4. Rado Agus Tri Anggono
5. Widia Ernalem Br
Sembiring
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vi
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3
2.1 Sifat-Sifat Fisika Tanah............................................................................................3
2.1.1 Pengertian Sifat Fisika Tanah............................................................................3
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sifat Fisika Tanah.....................................5
2.2 Sifat-Sifat Kimia Tanah...........................................................................................7
2.2.1 Pengertian Sifat Kimia Tanah............................................................................7
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sifat Kimia Tanah.....................................7
2.3 Sifat-Sifat Biologi Tanah..........................................................................................9
2.3.1 Pengertian Sifat Biologi Tanah..........................................................................9
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sifat Biologi Tanah.................................10
2.4 Hubungan Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi terhadap Pengolahan Lahan.................10
BAB III..............................................................................................................................13
METODOLOGI..................................................................................................................13
3.1 Alat dan Bahan serta Fungsi...................................................................................13
3.2. Langkah Kerja.......................................................................................................15
BAB IV..............................................................................................................................24
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................24
4.1 Pengamatan Fisika Tanah.......................................................................................24
4.2 Pengamatan Kimia Tanah......................................................................................30
4.3 Pengamatan Biologi Tanah....................................................................................31
BAB V...............................................................................................................................35
PENUTUP.........................................................................................................................35
5.1 Kesimpulan............................................................................................................35
5.2 Saran......................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................36
LAMPIRAN.......................................................................................................................46
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Alat dan Bahan Pengamatan Tekstur Tanah....................................................13
Tabel 3. 1 Alat dan Bahan Pengamatan BI, BJ, dan Porositas Tanah...............................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir seluruh wilayah di permukaan bumi terdapat tanah. Semua makhluk
hidup yang ada dipermukaan bumi pasti dalam kehidupannya bergantung dengan
tanah. Tanah sendiri dapat diartikan sebagai media tumbuh atau tempat kehidupan
makhluk hidup. Fungsi utama dari tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk
hidup. Manusia sangat bergantung pada tanah baik dari tempat tinggal, tempat
berpijak, bahkan hampir seluruh aktivitas manusia. Pada hewan tanah merupakan
tempat mereka tinggal dan mencari sumber makanan. Pada tumbuhan tanah
sangatlah penting dikarenakan jika tidak ada tanah maka tumbuhan tidak dapat
hidup. Pada bidang pertanian sendiri, tanah dapat dibilang sebagai unsur penting
bagi tempat pembudidayaan tanaman.
Tanah terdapat beberapa sifat, yaitu fisika, kimia, dan biologi. Sifat fisika
tanah itu meliputi tekstur, struktur, konsistensi, berat isi, berat jenis, dan porositas
2
tanah. Sifat kimia tanah yaitu pH tanah. Sifat biologi tanah meliputi Mikoriza,
cacing tanah, dan akumulasi seresah. Untuk mengetahui sifat tanah diperlukan
pengambilan sampel.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahap awal yang sangat penting dalam
uji tanah, karena dengan pengambilan contoh tanah yang benar akan menjamin
bahwa tanah yang akan dianalisis di laboratorium benar-benar yang diamati. Salah
satu hal penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam pengambilan contoh
tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh tingkat keterwakilan
berdasarkan heterogenitas tanah. Pengambilan sampel tanah bertujuan untuk
memperoleh data karakteristik tanah. Pada analisis kimia, sampel tanah yang
diambil diperlukan untuk mengetahui pH tanah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian sifat fisika tanah meliputi (tekstur, struktur,
konsistensi, berat isi, berat jenis, dan porositas tanah)
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisika tanah
3. Untuk mengetahui pengertian sifat kimia tanah
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kimia tanah
5. Untuk mengetahui pengertian sifat biologi tanah
6. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi sifat biologi tanah
7. Untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan biologi terhadap pengolahan
lahan
1.3 Manfaat
Dengan membuat laporan praktikum ini mahasiswa akan menambah
wawasannya mengenai sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Mahasiswa juga memahami keterkaitan sifat fisika,
kimia, dan biologi terhadap pengolahan lahannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-Sifat Fisika Tanah
2.1.1 Pengertian Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah merupakan kunci penentu kualitas suatu lahan dan
lingkungan (Susandi et al., 2015).
Sifat fisik tanah merupakan faktor yang bertanggung jawab terhadap
pengangkutan udara, panas, air dan bahan terlarut dalam tanah, Sifat-sifat fisika
tanah tergantung pada jumlah, ukuran, banyak, susunan dan komposisi mineral
dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik volume dan bentuk,
pori-porinya serta perbandingan air dan udara yang menempati pori-pori pada
waktu tertentu (Mahmud et al., 2014).
terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti liat dan faktor perekat lainnya
adalah bahan organik (Tewu et al., 2016).
Berat isi tanah atau sering juga dikenal dengan berat volume tanah
merupakan perbandingan antara massa fase padat tanah dengan volume total
tanah. Berat isi tanah ini berhubungan erat dengan kepadatan tanah, kemudahan
akar dalam menembus tanah, drainase, aerasi tanah, dan sifat fisik tanah lainnya
(Haryati, 2014).
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan
volumenya dalam satuan gram/cm³ (Andreas dan Gusmareta, 2019).
Soil bulk density as a factor for differentiating the different levels of soil
compactness soil water content predictive modeling has been verified (Pan et al.,
2022). Terjemahan: Berat isi tanah ialah sebagai faktor untuk membedakan
5
tingkat kekompakan tanah yang berbeda pemodelan prediktif kadar air tanah telah
diverifikasi.
Berat jenis suatu tanah merupakan perbandingan antara berat tanah dengan
berat air pada volume yang sama temperatur 4°C (Andreas dan Gusmareta, 2019).
Berat jenis partikel adalah perbandingan massa total fase padat tanah (Ms)
dan volume fase padat (Vs) (Haryati, 2014).
Soil particle density (ρS) is one of the basic physical properties of soils
and represents an essential element of diverse pedotransfer functions (Ruehlmann,
2020). Terjemahan: berat jenis tanah (ρS) adalah salah satu sifat fisik dasar tanah
dan merupakan elemen penting dari beragam fungsi pedotransfer.
Porositas adalah bagian dari volume tanah (dalam persen) yang tidak
ditempati oleh padatan tanah (Haryati, 2014).
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah (Nugroho et al., 2022).
berhubungan erat dengan variabel TPI. Kandungan pasir, bobot isi tanah,
kandungan C-organik dan porositas semuanya berhubungan dengan nilai
TPI (A. Setiawan et al., 2018).
e. Topographic Wetness Index
Topographic Wetness Index (TWI) menggambarkan kontrol
topografi terhadap kelembaban tanah (A. Setiawan et al., 2018). Bobot isi
tanah semakin menurun dengan meningkatnya nilai TWI (r = -0,39*),
sedangkan porositas sejalan dengan peningkatan nilai TWI (r = 0,39*) (A.
Setiawan et al., 2018).
f. Aktivitas biologi dalam tanah
Bila didalam tanah banyak aktivitas makhluk hidup meliputi
(cacing, mikroorganisme lainnya), maka tanah akan menjadi gembur dan
struktur tanah menjadi lemah.
Fauna tanah merupakan salah satu komponen dalam ekosistem tanah,
berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penemuan berat jenis (bluk
density), peningkatan ruang pori, areasi, dranase, kapasitas penyimpanan air,
dekomposisi sisa organik, pencemaran partikel tanah dan penyebaran mikroba
(Muksin & Anasaga, 2021).
2.2 Sifat-Sifat Kimia Tanah
2.2.1 Pengertian Sifat Kimia Tanah
Sifat-sifat kimia tanah meliputi pH tanah, unsur hara karbon (C-organik),
Nitrogen (N-total), Fosfor (P-tersedia), (K-total), dan Kapasitas Tukar Kation
(KTK) (Rahmah, Yusran dan Umar, 2014).
Sifat kimia tanah antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara.
Kandungan hara terdiri dari kandungan nitrogen, fospor, kalium dan bahan
organik (Dotulong, Kaunang dan Rondonuwu, 2014).
dekomposisi di dalam tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak
didukung oleh aktivitas makrofauna. Hal ini dikarenakan makrofauna memiliki
peran penting dalam mendekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan hara
(Jambak et al., 2017).
panjang dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah baik sifat fisik, kimia,
maupun biologi (Jambak et al., 2017). Kriteria baku yakni tanah menjadi salah
satu komponen dan ruang, dapat diartikan bahwa tanah berfungsi sebagai
pembuat biomassa yang mendukung kehidupan manusia dan kehidupan makhluk
hidup lainnya. Hal tersebut yang menyebabkan sifat dasar tanah yang digunakan
untuk mengklasifikasikan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan unsur
hara yang relatif bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Yessy, Sastya,
dan Purwadi, 2022). Kriteria pokok tersebut meliputi beberapa hal seperti sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Kerusakan tanah akan sangat berpengaruh terhadap
fungsi daerah suatu lahan dikarenakan pennggunaan suatu lahan akan sangat
bergantung terhadap kemampuannya. Berubahnya sifat dasar tanah dalam
hubungannya dengan produksi biomassa dapat ditimbulkan oleh tindakan-
tindakan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan kaedah konservasi.
Jika tanah masam maka pH pada tanah tersebut < 7, maka diperlukannya
pemberian kapur dolomit untuk menetralisir pH pada tanah. Hal ini diperlukan
karena tanah yang masam dapat menyebabkan gangguan kesimbangan hara dalam
tanah. Cacing merupakan salah satu makroorganisme yang penting dalam hal
penyuburan tanah. Secara konsep cacing yang berada dipermukaan atau epigeik
itu memakan sisa-sisa tanaman atau disebut seresah, lalu dikeluarkan lewat feses
yang kemudian menjadi bahan organik dalam tanah sehingga tanah tersebut subur
dan tanaman cukup dengan hara. Cacing tanah berfungsi menyebarkan kembali
zat-zat organik dalam tanah dengan cara mengonsumsi memecahnya dan
mengeluarkan kembali sehingga dapat menyuburkan tanah (Muksin & Anasaga,
2021)
13
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan serta Fungsi
3.1.1 Pengamatan Fisika Tanah
a. Tekstur
Tabel 1. 1 Alat dan Bahan Pengamatan Tekstur Tanah
b. Konsistensi
Tabel 2.
Tabel 2. 1 Alat dan Bahan Pengamatan Konsistensi Tanah
BI
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Buku dan alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
2. Ring Sebagai tempat sampel tanah
3. Jangka sorong Untuk mengukur tinggi dan diameter ring
4. Timbangan Untuk menimbang tanah
5. Cawan Tempat meletakan tanah
6. Tanah utuh Sebagai sampel pengamtan
BJ
14
b. Cacing Tanah
Tabel 6. 1 Alat dan Bahan Pengamatan Cacing Tanah
cage
3 Nampan/baki (6 buah) Sebagai wadah dari planar
4 Ayakan 2 mm Untuk mengayak
5 Timbangan analitik (1 buah) Untuk mengukur sampel
6 Pengukur panjang liang cacing : Untuk mengukur panjang liang
curvimeter (1buah) cacing
7 Kertas mika transparan (6 buah) Untuk menggambarkan ulang
liang yang dilalui oleh cacing
tanah
8 Busa (12 buah) Untuk menutup planar cage
9 Kain hitam (1 stel) Agar seperti di habitat aslinya
yang gelap yaitu berada didalam
tanah
10 Pena OHP (masing-masing 1 Sebagai alat tulis untuk
buah ) menggambar ulang liang yang
dilalui oleh cacing tanah tersebut
11 Tanah : dua jenis tanah yang Sebagai sampel
dipergunakan adalah andisol
cangar dan lampung
12 Cacing tanah dewasa (epigeik) Sebagai sampel
sebanyak 5 ekor/sangkar
13 Air Untuk membasahi tanah dalam
planar cage (sangkar)
14 Kompos Sebagai makanan cacing
Ambil tanah (liat, debu, dan pasir) yang berada dalam wadah
secukupnya
b. Konsistensi
Konsistensi Kering
Konsistensi Lembab
Konsistensi Basa
Berat Jenis
1
Isi air dari volume labu ukur dan kocok untuk
4
Isi air yang telah direbus sampai garis minikes (air dingin)
sampai garis batas
Ukur panjang liang pergerakan caing pada setiap planar cage dan
komposisi tanahnya menggunakan curvimeter
b. Mikoriza
Siapkan mikroskop
Letakkan cawan petri yang sudah diberi sedikit aquadest dan diberi
larutan spora mikoriza
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan Fisika Tanah
4.1.1 Tekstur Tanah
Tabel 7. 1 Hasil Pengamatan Tekstur
Pengamatan
Jika Dipilih
Sampel Panjang Keadaan Basah Kelas
No Tanah Bola Pita Pita (Kasar/Halus/L Tekstur
ekat)
1 Sampel Tidak Tidak - Kasar Pasir
1: membent dapat (Sand)
Domina uk bola memben
n pasir tuk pita
2 Sampel Membent Dapat > 3 cm Lekat Liat
2: uk bola memben Berpasir
Domina baik tuk pita (Sandy
n liat kondisi dengan Clay)
kering mudah
maupun
basah
3 Sampel Membent Dapat > 3 cm Halus Debu
3: uk bola sedikit (Silt)
Domina teguh dibentuk
n debu pita
Tekstur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta secara tidak langsung dapat
memperbaiki peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah,
tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah
tidaknya akar dapat menembus tanah lebih dalam (Mustawa & Al, 2017).
25
Konsistensi
No Sampel Tanah Basah
Lembab
Kelekatan Plastisitas
1 Dominan Pasir Lepas Tidak lekat Tidak plastis
2 Dominan debu Gembur Agak lekat Agak plastis
tebal, lalu dipegang ujungnya akan hancur tidak bisa menyatu. Sampel tanah
berdominan debu yaitu memiliki tekstur yang halus dan termasuk dalam
konsistensi lembab yang karakteristik gembur dalam arti jika tanah ini ditekan
dengan ibu jari dan telunjuk dengan sedikit tekanan maka tanah ini mudah hancur.
Jika tanah ini dibasahi dan diberi air maka kelekatannya yaitu agak lekat
dibuktikan dengan setelah tanah ini diberi air dan ditekan maka tanah tersebut ada
yang tertinggal di kedua jari. Dari keplastisitasnya tanah debu ini agak plastis
dapat dibuktikan dengan kita bisa atau tidak membentuk tanah debu tersebut
dengan bentuk yang pipih dan lonjong maka dianggap dapat dibentuk jika
dibentuk dengan sangat tebal maka bentuk tersebut akan hancur.
Selain itu ada sampel tanah yang berdominan liat, tanah ini memiliki
konsistensi lembab yang sangat teguh kenapa karena jika kita menekan tanah
tersebut memerlukan tekanan yang sangat kuat dan dengan tekanan antara ibu jari
dan telunjuk maka tanah tersebut akan hancur. Dari konsistensi basah sendiri
tanah yang berdominansi liat ini memiliki kelekatan yang bisa disebut lekat
dibuktikan dengan jika tanah berdominansi liat tersebut dibasahi dengan air dan
setelah itu ditekan dengan ibu jari dan telunjuk maka hanya ada salah satu jari
yang melekat atau membawa massa tanah tersebut dengan nyata. Dan dari
platisitasnya tanah yang berdominan debu ini yaitu, termasuk plastis kenapa
karena jika tanah tersebut dibentuk dengan lempeng atau pipih dengan panjang
4cm, tebal 4mm maka tanah berdominansi liat tersebut bisa terbentuk dan jika
dipegang tidak akan rusak atau hancur. Apabila tenah tersebut tebalnya menjadi
2mm, maka bentuk tersebut akan rusak dan hancur.
Konsistensi tanah tidak terlalu berbeda antaratanah kering dengan
tanah yang disawahkankecuali pada tanah yang mempunyai lapisan tapak
bajak mempunyai konsistensi yang lebih teguh dibandingkan dengan lapisan
diatas maupun dibawahnya serta pada lapisan olah ditanah yang disawahkan
mempunyai konsistensi basah agak lekat dan agak plastis.
4.1.3 BI, BJ, dan Porositas
Tabel 9. 1 Hasil Perhitungan Berat Isi
Ring Mt + Mr Mk + Mr Mr
D t
28
L L + To L + To + A
50,44 g 70,38 g 160,44 g
Rumus:
29
Mp = (L + To) - L
= 70,38 – 50,44
= 19,94 g
= 100 – ((L + To + A) – (L +
Vp
To))
= 100 – (160,44 – 70,38)
= 100 – 90,06
= 9,94 g
Mp
BJ =
Vp
19,94
=
9,94
= 2,006 g
Keterangan:
L = massa labu (g)
L + To = massa labu + tanah oven (g)
L + To + A = massa labu + tanah over + air (g)
Mp = massa padatan (g)
Vp = volume padatan (cm3)
BJ = berat jenis (g.cm-3)
Rumus Porositas:
BI
Porositas = (1 - ¿ x 100%
BJ
0,39
= (1 - ¿x
2,006
100%
= (1 – 0,194) x 100%
= 0,806
Analisis yang bisa dapat saya simpulkan adalah nilai BI merupakan nilai
terkecil dibandingan nilai BJ dan Porositas, Hal tersebut membuktikan bahwa
pada sampel tanah yang saya amati memiliki sedikit kandungan air atau berat isi
dibandingkan ruang udara atau porositas.
30
Dampak positif pengolahan lahan terhadap hasil BI, BJ, dan Porositas
yaitu dapat menjaga nilai BI dan BJ tanah agar tidak menjadi semakin tinggi dan
dapat meningkatkan porositas pada tanah. Hal tersebut didukung oleh literatur,
yakni diperlukan upaya alternatif lain yang mudah dan murah untuk dilakukan
oleh petani misalnya pengolahan tanah (pencangkulan) untuk menjaga berat isi
tanah tidak menjadi semakin tinggi dan perlu adanya upaya lain seperti
pengolahan tanah (pencangkulan) untuk memperbaiki kualitas sifat fisik tanah
(Saputra et al., 2018).
Dampak negatif pengolahan lahan terhadap hasil BI, BJ, dan Porositas
yaitu dapat menurunkan bahan organik pada tanah tersebut sehingga
meningkatkan nilai BI menjadi semakin tinggi yang menyebabkan turunnya
produktivitas tanah dan juga terancam terjadi erosi pada lahan tersebut. Hal
tersebut didukung oleh literatur, yakni Nilai berat isi tanah juga dapat dipengaruhi
oleh sistem pengolahan tanah. Jika pengolahan tanah dilakukan secara intensif,
maka akan mengakibatkan berat isi tanah naik (Hikmawati & Prijono, 2022).
Akibatnya produktivitas tanah akan menurun dan tanah akan lebih rentan
terancam erosi (Siahaan & Kusuma, 2021)
4.2 Pengamatan Kimia Tanah
4.2.1 pH Tanah
kimia tanah yang memiliki keseimbangan antara asam basa dalam tanah. pH tanah
adalah suatu kondisi dimana terdapat ikatan antara unsur atau senyawa yang ada
di dalam tanah (Wina, 2021).
Tanah memiliki beberapa nilai pH yang terdiri dari masam, netral, dan
alkalis. Nilai pH yang netral adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara yang
dapat larut dalam air sehingga dapat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara
oleh tanaman, sedangkan pada tanah masam (pH rendah < 7), tanah di dominasi
dengan ion Al dan Fe. Pada tanah alkalis, nilai derajat kemasaman > 7 dengan
unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium) dan Mg (magnesium),
sedangkan unsur mikro molybdenum (Mo) berada dalam jumlah yang banyak.
Hal yang menyebabkan tanaman keracunan yaitu terdapatnya unsur Mo pada
tanah alkalis. Dalam menentukan kadar pH tanah sangat penting untuk
mengetahui apakah tanah tersebut bersifat netral, asam ataupun alkalis
(Wina,2021).
Dalam ilmu pertanian pengaruh terhadap pH tanah sangat memiliki
peranan yang sangat penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion
unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap
tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan
mudah larut dalam air. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan
unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman (Karamina et al., 2018).
Reaksi tanah (pH) perlu diketahui karena tiap tanaman memerlukan pH
tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap naik turunnya pH, tetapi ada pula
tanaman yang tidak toleran. Disamping berpengaruh langsung terhadap tanaman,
pH juga mempengaruhi faktor lain, misalnya ketersediaan unsur hara. Kelarutan
Al dan Fe juga dipengaruhi oleh pH tanah (Karamina et al., 2018).
Berdasarkan hasil pengamatan pH dari sampel tanah yang diambil adalah
7,3 maka dapat dikatakan tanah tersebut termasuk kedalam tanah netral. Tanah
tersebut cocok untuk ditanami oleh tanaman.
Pengamatan
1. Kuadran I 2
2, Kuadran II 1
3. Kuadran III 1
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, dapat dilihat pada
tabel. 12 pergerakan terpanjang cacing tanah adalah pada perlakuan 100% cangar
dengan jumlah 5 cacing, dan berat total cacing tanah 3,1 gram. Sedangkan
pergerakan terpendek cacing tanah terdapat pada perlakuan 100% lampung
dengan jumlah 5 cacing, dan berat total cacing tanah 3,1 gr.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanah merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di
bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada
di darat. Faktor-faktor pembentuk tanah, antara lain bahan induk, iklim, topografi,
waktu, dan organisme (Kusumawati, 2021). Didalam tanah mengandung beberapa
sifat yaitu Sifat fisika, kimia, dan biologi. Sifat fisik tanah merupakan faktor yang
bertanggung jawab terhadap pengangkutan udara, panas, air dan bahan terlarut
dalam tanah, Sifat-sifat fisika tanah tergantung pada jumlah, ukuran, banyak,
susunan dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah
bahan organik volume dan bentuk, pori-porinya serta perbandingan air dan udara
yang menempati pori-pori pada waktu tertentu (Mahmud et al., 2014).
Salah satu hubungan sifat fisika, kimia dan biologi terhadap pengolahan
lahan adalah Kriteria pokok tersebut meliputi beberapa hal seperti sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Kerusakan tanah akan sangat berpengaruh terhadap
fungsi daerah suatu lahan dikarenakan pennggunaan suatu lahan akan sangat
bergantung terhadap kemampuannya. Berubahnya sifat dasar tanah dalam
hubungannya dengan produksi biomassa dapat ditimbulkan oleh tindakan-
tindakan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan kaedah konservasi.
5.2 Saran
Pelaksanaan praktikum hanya sekali, dan penyampaian materi yang diberikan
kurang mudah dipahami oleh mahasiswa karena disampaikan via daring. Saya
berharap pelaksanaan praktikum tidak hanya sekali, karena laporan praktikum
yang diberikan tidak sesuai dengan pelaksanaan praktikum dalam waktu singkat.
36
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, S., & Hasibuan, N. W. (2020). Kajian Sifat Kimia Tanah Pada Perkebun
Sawit Dengan Menggunakan Mucuna bracteata PT . PP London Sumatra
Indonesia , Tbk Unit. Agriprimatech, 4(1), 34–41.
Ahmed, N., & Al-Mutairi, K. A. (2022). Earthworms effect on microbial
population and soil fertility as well as their interaction with agriculture
practices. Sustainability, 14(13), 7803.
Alayya, N. P., & Prasetya, B. (2022). Kepadatan Spora Dan Persen Koloni
Mikoriza Vesikula Arbuskula (Mva) Pada Beberapa Tanaman Pangan Di
Lahan Pertanian Kecamatan Jabung Malang. Jurnal Tanah Dan
Sumberdaya Lahan, 9(2), 267–276.
Andreas, L. O., & Gusmareta, Y. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Mata Kuliah Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi Berbasis Video
Tutorial Laras. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Aprilia, R. L., & Sukur, S. (2022). KAJIAN SIFAT FISIK, KIMIA, DAN
BIOLOGI PADA TANAH BERPASIR DI BEBERAPA WILAYAH
INDONESIA. AGRONU: JURNAL AGROTEKNOLOGI, 1(02), 71–79.
Ayuningtyas, E. A., Ilma, A. F. N., & Yudha, R. B. (2018). Pemetaan Erodibilitas
Tanah Dan Korelasinya Terhadap Karakteristik Tanah Di Das Serang,
Kulonprogo. Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT), 2(1), 135.
Biswas, J. C., & Naher, U. A. (2019). Chapter 21 - Soil Nutrient Stress and Rice
Production in Bangladesh. In M. Hasanuzzaman, M. Fujita, K. Nahar, & J.
K. Biswas (Eds.), Advances in Rice Research for Abiotic Stress Tolerance
(pp. 431–445).
Branco, S., Schauster, A., Liao, H. L., & Ruytinx, J. (2022). Mechanisms of stress
tolerance and their effects on the ecology and evolution of mycorrhizal
fungi. New Phytologist, 235(6), 2158–2175.
Dhaliwal, J. K., & Kumar, S. (2022). 3D-visualization and quantification of soil
porous structure using X-ray micro-tomography scanning under native
pasture and crop-livestock systems. Soil and Tillage Research,
218(December 2021), 105305.
Dotulong, J. R. G., Kaunang, D., & Rondonuwu, J. J. (2014). IDENTIFICATION
THE STATE OF PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES OF THE
SOIL ON THE CLOVES PLANT IN THE VILLAGE OF TINCEP AND
KOLONGAN ATAS SUBDISTRICT SONDER Abstrak Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan sifat fisik dan kimia tanah pada
tan. Lecturer of Soil Science Department of Agriculture Faculty, Sam
Ratulangi University, 7.
Haryati, U. (2014). Karakteristik fisik tanah kawasan budidaya sayuran dataran
tinggi. Jurnal Sumber Daya Lahan, 8(2), 125–138.
Hasbuna, Syarifah, S., Syara, S. R., & Ahadi, R. (2018). Jenis cacing tanah di
kawasan deudap pulo aceh kabupaten aceh besar. Prosiding Seminar
Nasional Biotik, 75–78.
Hikmawati, R. F., & Prijono, S. (2022). Analisis Stabilitas Agregat Dan Sifat
Fisik Tanah Dengan Penaung Berbeda Pada Sistem Agroforestri Di Lahan
Kopi Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah Dan
Sumberdaya Lahan, 9(2), 405–412.
37
34–42.
Tewu, R. W. G., Lientje Theffie, K., & Pioh, D. D. (2016). Kajian Sifat Fisik Dan
Kimia Tanah Pada Tanah Berpasir Di Desa Noongan Kecamatan
Langowan Barat (Study of Soil Physical and Chemical Properties on the
Sandy Soil of the Village Noongan District Langowan West). In Cocos,
7(2), 1–8.
Wibowo, C., & Slamet, S. A. (2017). KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA
TANAH PADA BERBAGAI TIPE TEGAKAN DI AREAL BEKAS
TAMBANG SILIKA DI HOLCIM EDUCATIONAL FOREST,
SUKABUMI, JAWA BARAT Soil Macrofauna Diversity on Various
Types of Stands in Silicas’ Post-Mining Land in Holcim Educational
Forest... Journal of Tropical Silviculture, 8(1), 26–34.
Widiastuti, M. M. D., & Lantang, B. (2017). Pelatihan Pembuatan Biochar dari
Limbah Sekam Padi Menggunakan Metode Retort Kiln. Agrokreatif
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 129.
Xia, Q., Rufty, T., & Shi, W. (2020). Soil microbial diversity and composition:
Links to soil texture and associated properties. Soil Biology and
Biochemistry, 149(August), 107953.
Yessy Sastya, Purwadi, M. (2022). Kajian Tingkat Kerusakan Pada Berbagai
Penggunaan Lahan Di Wilayah Hulu Das Rejoso Kabupaten Pasuruan
Study Of Damage Levels On Various Land Use In The Hulu Das Rejoso
Area , Pasuruan Regency Yessy Sastya *, Purwadi , Maroeto. Jurnal
Agrium, 19(1), 70–76.
Yulanda, A., Adnan, & Syahril, M. (2021). Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah
dan Pupuk Kompos Azolla terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kacang Hijau radiata L.). Seminar Nasional Fakultas Pertanian
Universitas Samudra Ke-VI, 1(cm), 1–13.
Afrianti, S., & Hasibuan, N. W. (2020). Kajian Sifat Kimia Tanah Pada Perkebun
Sawit Dengan Menggunakan Mucuna bracteata PT . PP London Sumatra
Indonesia , Tbk Unit. Agriprimatech, 4(1), 34–41.
Ahmed, N., & Al-Mutairi, K. A. (2022). Earthworms effect on microbial
population and soil fertility as well as their interaction with agriculture
practices. Sustainability, 14(13), 7803.
Alayya, N. P., & Prasetya, B. (2022). Kepadatan Spora Dan Persen Koloni
Mikoriza Vesikula Arbuskula (Mva) Pada Beberapa Tanaman Pangan Di
Lahan Pertanian Kecamatan Jabung Malang. Jurnal Tanah Dan
Sumberdaya Lahan, 9(2), 267–276.
Andreas, L. O., & Gusmareta, Y. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Mata Kuliah Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi Berbasis Video
Tutorial Laras. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
40
Aprilia, R. L., & Sukur, S. (2022). KAJIAN SIFAT FISIK, KIMIA, DAN
BIOLOGI PADA TANAH BERPASIR DI BEBERAPA WILAYAH
INDONESIA. AGRONU: JURNAL AGROTEKNOLOGI, 1(02), 71–79.
Ayuningtyas, E. A., Ilma, A. F. N., & Yudha, R. B. (2018). Pemetaan Erodibilitas
Tanah Dan Korelasinya Terhadap Karakteristik Tanah Di Das Serang,
Kulonprogo. Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT), 2(1), 135.
Biswas, J. C., & Naher, U. A. (2019). Chapter 21 - Soil Nutrient Stress and Rice
Production in Bangladesh. In M. Hasanuzzaman, M. Fujita, K. Nahar, & J.
K. Biswas (Eds.), Advances in Rice Research for Abiotic Stress Tolerance
(pp. 431–445). Woodhead Publishing.
Branco, S., Schauster, A., Liao, H. L., & Ruytinx, J. (2022). Mechanisms of stress
tolerance and their effects on the ecology and evolution of mycorrhizal
Dhaliwal, J. K., & Kumar, S. (2022). 3D-visualization and quantification of soil
porous structure using X-ray micro-tomography scanning under native
pasture and crop-livestock systems. Soil and Tillage Research,
218(December 2021), 105305. https://doi.org/10.1016/j.still.2021.105305
Dotulong, J. R. G., Kaunang, D., & Rondonuwu, J. J. (2014). IDENTIFICATION
THE STATE OF PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES OF THE
SOIL ON THE CLOVES PLANT IN THE VILLAGE OF TINCEP AND
KOLONGAN ATAS SUBDISTRICT SONDER Abstrak Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan sifat fisik dan kimia tanah pada
tan. Lecturer of Soil Science Department of Agriculture Faculty, Sam
Ratulangi University, 7.
Haryati, U. (2014). Karakteristik fisik tanah kawasan budidaya sayuran dataran
tinggi. Jurnal Sumber Daya Lahan, 8(2), 125–138.
Hasbuna, Syarifah, S., Syara, S. R., & Ahadi, R. (2018). Jenis cacing tanah di
kawasan deudap pulo aceh kabupaten aceh besar. Prosiding Seminar
Nasional Biotik, 75–78.
Hikmawati, R. F., & Prijono, S. (2022). Analisis Stabilitas Agregat Dan Sifat
Fisik Tanah Dengan Penaung Berbeda Pada Sistem Agroforestri Di Lahan
Kopi Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah Dan
Sumberdaya Lahan, 9(2), 405–412.
41
Mahmud, Wardah, & Bau, T. (2014). Sifat Fisik Tanah di Bawah Tegakan
Mangrove di Desa Tumpapa Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi
Moutong. Warta Rimba, 2(1), 129–135.
Malik, Z. A., & Haq, S. M. (2022). Soil Chemical Properties-Variation with
Altitude and Forest Composition: A Case Study of Kedarnath Wildlife
Sanctuary, Western Himalaya (India). Journal of Forest and
Environmental Science37–21 ,)1(38 ,.
Muksin, M., & Anasaga, A. J. . (2021). Hubungan Populasi Cacing Tanah
Terhadap C-Organik Dan N-Total Di Lahan Budidaya Hortikultura Dan
Monoklutur Tanaman Kopi Di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu.
Agrica, 14(1), 32–46.
Naharuddin, N., Sari, I., Harijanto, H., & Wahid, A. (2020). Sifat Fisik Tanah
Pada Lahan Agroforestri dan Hutan Lahan Kering Sekunder di Sub Das
Wuno, Das Palu. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(2), 189–200.
Nugroho, Y., Rahmawati, N., Rudy, S., Km, J. A. Y., & Selatan, B. K. (2022).
TANAMAN CEMPEDAK PADA LAHAN REHABILITASI DAERAH
ALIRAN SUNGAI ( DAS ) DESA TIWINGAN LAMA KABUPATEN
BANJAR Evaluation of Growth and Health of Tolerant Crops on
Watershed in Tiwingan Lama Banjar Regency. Jurnal Hutan Tropis,
10(1), 100–107.
Pan, L., Chen, Y., Xu, Y., Li, J., & Lu, H. (2022). A model for soil moisture
content prediction based on the change in ultrasonic velocity and bulk
density of tillage soil under alternating drying and wetting conditions.
Measurement: Journal of the International Measurement Confederation,
189(November 2021), 110504.
Rahayu, A., Utami, S. R., & Rayes, M. L. (2014). Karakteristik dan klasifikasi
tanah pada lahan kering dan lahan yang disawahkan di Kecamatan Perak
Kabupaten Jombang. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 1(2), 79–87.
Rahmah, S., Yusran, & Umar, H. (2014). Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai Tipe
Penggunaan Lahan Di Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
Warta Rimba, 2(1), 88–95.
Ruehlmann, J. (2020). Soil particle density as affected by soil texture and soil
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Pada pengamatan Sifat fisika tanah
No Gambar Keterangan
1. Pengamatan tekstur tanah liat
apabila ditambah dengan aquades
No Gambar Keterangan
1. Proses pengukuran pH tanah
menggunakan pH meter.
No Gambar Keterangan
1. Penimbangan tanah untuk proses
pengamatan mikoriza