Disusun Oleh:
NIM : 215040200111119
Kelas :L
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan.................................................................................................. 4
Tabel 2.Tinggi Tanaman ................................................................................................. 9
Tabel 3. Jumlah Daun ..................................................................................................... 9
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Klasifikasi Tanah .......................................................................................... 6
Gambar 2. Pengamatan Sifat Fisika Tanah ................................................................. 7
Gambar 3.Sifat Kimia Tanah .......................................................................................... 8
Gambar 4. Pengamatan Biologi Tanah ........................................................................ 8
iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada sector pertanian banyak sekali hal primer yang sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaannya entah itu faktor biotik atau abiotic. Salah satu komponen wajib
pada sector pertanian adalah media tanah, tanah merupakan media utama
daripada tanaman budidaya pada sector pertanian. Dengan media tanah manusia
dapat memproduksi hasil pertanian untuk kebutuhan pangan, industry, atau
ekonomi. Tanah tersusun atas beberapa materi antara lain adalah udara, air,
bahan mineral dan bahan organik (Djabar.,2018). Kualitas tanah menjadi salah
satu faktor utama dari kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian.
Kondisi dan kualitas tanah sendiri selalu berubah setiap waktu, hal tersebut
diakibatkan oleh banyak faktor antara lain adalah iklim, cuaca, topografi suatu
wilayah, waktu, makhluk hidup, serta metode pertanian. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengetahuan dalam ilmu tanah mengenai cara pengolahan tanah, sifat
tanah, kandungan tanah, cara pengolahan tanah, an sebagainya. Dengan
mengetahui ilmu tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan budidaya
pertanian dan mendapatkan hasil produksi pertanian yang optimal.
Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti dapat mendapatkan pengetahuan
mengenai media tanam khususnya tanah yang baik untuk tanaman. Dengan
melakukan pengamatan pada pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine Max), dan
pengatan pada media tanah media tanam kedelai, diharapkan dapat memberi
pengetahuan pada peneliti tentang faktor tanah apa saja yang dapat menjadi kunci
pertumbuhan optimal bagi tanaman.
1.2 Tujuan
1. Agar Peneliti dapat mengklasifikasikan media tanah
2. Agar Peneliti dapat mengetahui tanah yang baik untuk media tanam bagi
tumbuhan
3. Agar Peneliti dapat mengetahui tingkat kualitas tanah yang baik untuk
tanaman
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampel Tanah
Tanah merupakan komponen yang selalu berubah tiap waktunya, tanah
tersusuh beberapa materi seperti bahan organic, mineral, udara, air, dan masih
banyak lagi (Djabar.,2018). Menurut pendapat Baso et al,(2014) Tanah menjadi
salah satu faktor utama dari keberhasilan budidaya pertanian. Hal tersebut
diakibatkan tanah yang memilki karakteristik serta sifat yang beragam, setiap sifat
dan karakteristik tanah itulah yang menjadi kunci keberhasilan budidaya pertanian.
Untuk dapat mengetahui sifat, karakteristik, dan kualitas tanh diperlukan
pengamatan yang serius, sulit untuk mengetahui kualitas tanah hanya dengan
melihat dan melakukan anlalisi samar. Dalam melakukan pengamtan mendalam
pada sifat dan kualitas tanah diperlukan sampel tanah . Sampel tanah digolongkan
menjadi dua yaitu sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh (Evarnaz et
al.,2014). Menurut Meyer et al (2015) Proses dalam mengambil sampel tanah
harus dilakukan dengan benar dan hati-hati sesuai prosedur agar sampel tanah
yang diambil dapat mewakili sifat dan karakteristik dari tanah yang akan diamati.
1. Sampel tanah Utuh
Sampel tanah yang utuh diambil dengan tujuan untuk mendapatkan
analisi pada porositas tanah, permebilitas tanah, dan bulk densiy. Untuk
prosedurnya diawali dengan menemukan batas dari lapisan tanah pada
dinding profil tanah, lalu memasukkan ring sampel tegak lurus dengan
bantuan balok agar ring dapat masuk dalam batas lapisan tanah.
Selanjutnya cabut ring sampel dan simpan sampel sebelum akhirnya
melakukan analisi pada sampel.
2. Sampel tanah tidak utuh
Pengambilan sampel tanah tidak utuh dimaksudkan untuk
mendapatkan analisis pada tekstur dan struktur yang dimilki oleh tanah.
Prosedur yang dilakukan untuk mengambil sampel tanah tidak utuh
antara lain adalah dengan menggali tanah pada kedalaman yang
ditentukan lalu selanjutnya diambil gumpalan tanah yang sudah terpisah
alami (agregat utuh), setelah itu simpan dalam plastic berlabel sebelum
akhirnya dilakukan analis.
2.2 Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman
Dalam budidaya pertanian hal utama yang diperlukan salah satunya adalah
media tanam. Hampir semua tumbuhan di muka bumi ini membutuhkan tanah
sebagai media tumbuh mereka. Untuk mendapatkan hasil budidaya pertanian
yang optimal maka dibutuhkan juga media tanam yang tepat. Tanah sebagai
media tanam juga harus disesuaikan sifat dan karakteristiknya dengan tanaman
yang akan dibudidayakan. Menurut Roni (2015) secara umum tanah yang baik
sebagai media tanam adalah tanah yang dapat mejaga kelembaban di sekitar akar
tanaman, menyediakan aerasi pada akar, dan memilki cukup ketersediaan unsur
hara.
2
Selain itu tanah yang berperan sebagai media tanam diharuskan memilki
banyak mineral, bahan organic, dan unsur hara lainnya untuk menunjang proses
fisiologis pada tanaman untuk memberikan hasil produksi yang optimal (Nasruddin
et al., 2015). Selain itu, tanah juga berperan sebagai faktor keberhasilan produksi
dari tanaman, karena tanah berperan sebagai tempat tumbuh kembang dari
perakaran tanaman, Penyedia kebutuhan utama dari tanaman seperti air, udara,
mineral, bahan organic, dan unsur hara lain. Tanah juga berperan sebagai
penyedia kebutuhan skunder dan sebagai habitat bagi biota tanah. Oleh karena
itu, tanah sangat berperan dalam keberhasilan produksi tanaman (Roni, 2015).
3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan September sampai dengan
bulan November 2021. Pengamatan pada tanaman kedelai dan media tanam rutin
dilakukan tiap minggunya.
4
3.4 Parameter Pertumbuhan Tanaman
Untuk mengetahui seberapa berpengaruh media tanam pada tanaman kedelai
yang diamati, maka dilakukan pengamatan pada pertumbuhannya. Agar dapat
mengetahui dan mengamati pertumbuhan tanaman kedelai dengan jelas dan
terukur maka diperlukan beberpa parameter pengamtan pada pertumbuhan
tanaman kedelai. Parameter pertumbuhan yang dilakukan adalah dengan
melakukan pengukuran pada tanaman kedelai sejak 1 minggu penanaman sampai
minggu ke 7 setelah tanam. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman serta
jumlah daun yang sudah mekar dengan sempurna pada tanaman. Pengukuran
dilakukan menggunakan meteran arau penggaris besi.
3.5 Parameter Produksi Tanaman
Tidak hanya pada pertumbuhan tanaman, media tanam juga berpengaruh
besar pada tingkat produksi tanaman. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa
berpengaruh media tanam pengamatan pada tanaman kedelai yang diamati maka
dilakukan pengamatan pada produksi tanaman kedelai. Parameter dari
pengamatan produksi kedelai adalah dengan menghitung jumlah polong per
tanaman, menghitung berat polong tanaman, menghitung berat biomassa
tanaman, menghitung bintil akar. Pengamatan ini diukur pada saat umur tanaman
kedelai 8 minggu setelah tanam. Pengamatan parameter produksi tanaman ini
dapat menggunakan timbangan digital untuk mengukur berat polong dan berat
biomassa.
3.6 Parameter Tanah
Untuk mengamati tanah dengan sistematis dan terukur maka dibutuhkan
parameter pengamatan pada tanah. Parameter tersebut merupakan ukuran atau
penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui dan menilai proses perubahan
yang terjadi pada tanah tersebut secara fisika, kimiawi atau dari jenis tanah.
Dengan begitu kita akan dapat menilai suatu kualitas tanah.
Kualitas tanah sendiri dapat dilihat dengan mengamati indicator-indikator yang
ada seperti sifat kimia tanah, sifat fsika tanah, aktifitas biologi yang ada di
dalamnya, porositas tanah, jenis tanah, ccara penggunaan tanah, serta topografi.
Pengamatan kualitas tanah tersebut dapat dilakukan dari morfologinya, seperti
warna tanah dan struktur tanah. Warna pada tanah dapat mengindikasikan
seberapa banyak kandungan bahan organiknya, dan semakin bagus struktur yang
bersatu dan tidak keras merupakan indikasi tanah yang baik. Tidak hanya itu,
dengan mengamati sifat fisik tanah seperti tekstur, berat isi dan porositas serta
drainase tanah. Kita dapat mengetahui kualitas dari tanah melalui sifat fisik itu.
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Klasifikasi Tanah
Tanah yang digunakan sebagai media tanam untuk penanaman kedelai ini
adalah jenis tanah dari ordo vertisol yang memiliki susunan horizon AC (Subardja
et al, 2014). Tekstur tanah lempung/liat dengan kadar >30% setebal 50 cm dari
permukaan tanah di seluruh horizon yang memiliki sifat fisik berat. Struktur lapisan
atas permukaannya granuler dan lapisan bawah gumpal atau pejal dan
mengandung kapur. Tanah ini mempunyai kemampuan mengembang dan
mengkerut jika terjadi perubahan air, perubahan bahan induk yang berlempung
dan berkapur. Pada musim penghujan, keadaan tanah akan mengembang dan
sangat lekat, namun apabila pada musim kemarau, keadaaan tanahnya sangat
kering, keras berbongkah-bongkah, dan retak yang kedalamannya sampai 60 cm
dengan lebar 5 cm. Konsistensi tanahnya liat dan warnanya juga gelap atau kelam.
pH tanah di daerah Nguter ini ± 7,5 – 8,5 sehingga pHnya dapat dikatakan agak
alkalis. Menurut BAPPELBANGDA Kabupaten Sukoharjo, tanah di daerah ini
merupakan tanah grumusol yang secara umum memiliki warna yang gelap dan
lekat dengan croma < 2 dilapisan atas serta sifat fisik dan kimia yang cukup bagus.
6
4.2 Hasil Analisis Tanah
Pada hasil analisis tanah yang meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dari
media tanam kedelai pada pengamatan ini adalah sebagai berikut.
a. Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Untuk melakukan pengamtan pada sifat fisik tanah yaitu tekstur,
plastisitas, dan kemantapan maka dilakukan dengan metode kualitatif yaitu
dengan merasakan pada jari jari, apakah tekstur tanah kasar atau halus,
lengket atau tidak, dapat dibulatkanm dipilin, dan tibentuk pita. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tanah termasuk tanah dengan liat berpasir,
karena dapat dibentuk bula, dipilin, dibentuk pita dengan Panjang lebih dari
5cm, lengket, dan terasa kasar saat diberi air.
7
b. Pengamatan Sifat Kimia Tanah
Pada media tanam yang digunakan menunjukkan analisis bahwa
kandungan unsur P dalam tanah tercukupi yang dibuktikan bahwa
pertumbuhan tanaman kedelai selalu meningkat, kemudian untuk kandungan
K dalam tanah juga cenderung cukup yang dibuktikan dengan daun pada
kedelai berwarna hijau segar, kemudian untuk kandungan N dalam tanah
yang digunakan sebagai media tanam tersebut terbilang kurang, karena pada
saat 7MST daun mulai menguning.
8
4.3 Perkembangan Tanaman Kedelai
Pengamatan perkembangan tanaman kedelai dilakukan pada satu hingga
delapan minggu setelah masa tanam. Parameter yang diamati adalah dari tinggi
tanaman serta jumlah daun yang sudah mekar sempurna di tiap minggunya dan
jumlah polong apabila tanaman kedelai berhasil berbuah.
4.3.1 Tinggi Tanaman Kedelai
Dari pengamatan yang dilakukan pada tanaman kedelai dengan parameter
ketinggian tanaman didapatkan hasil seperti pada table. Terlihat bahwa terdapat
peningkatan yang signifikan pada tinggi tanaman kedelai setiap minggunya. Pada
minggu ke delapan setelah masa tanaman didapatkan ketinggian tanaman kedelai
sebesar 73,3cm.
Tabel 2.Tinggi Tanaman
Kedelai 7 9 15 28 40 46 32 32 23
9
Tabel.4.Jumlah Polong
Kedelai 0 0 0 27 40 65 78 94
10
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan beberapa parameter pengamatan yang sudah dilakukan pada
tanaman kedelai dan tanah sebagai media tanamnya. Dapat disimpulkan bahwa
media tanam sangat berkonstribusi besar bagi pertumbuhan tanaman kedelai.
Media tanam khususnya tanah menjadi faktor yang sangat mempengaruhi tumbuh
kembang dari tanaman. Setiap sifat sifat dan tekstur yang dimilki oleh masing-
masing tanah memberikan dampak yang berbeda pula pada tingkat pertumbuhan
tanaman budidaya.
Sebagai contoh kedelai yang diamati memperlihatkan pertumbuhan yang cukup
baik di setiap minggunya. Hal tersebut dikarenakan media tanam yang digunakan
kaya akan bahan organic yang ditandakan dengan warna tanah yang gelap serta
gembur. Juga tanah memilki kandungan unsur hara yang mencukupi, hal tersebut
ditandai dengan peningkatan tinggi tanaman, peningkatan jumlah daun, dan warna
daun yang terlihat hijau.
Karena pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada kuallitas media tanam.
Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman yang baik pada sifat dan kualitas tanah
sebelum melakukan pemilhan tanaman apa yang akan dibudidayakan. Selain itu
mengingat sifat tanah yang dinamis, maka dibutuhkan pengolahan dan perlakuan
pada media tanah agar tidak mengalami kerusakan atau penurunan kualitas yang
nantinya akan berdampak pada hasil produksi pertanian.
5.2 Saran
Semoga dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman peneliti
untuk selalu melakukan pengamatan yang mendalam pada setiap aspek tanah
yang mungkin berdampak pada hasil produksi pertanian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baso, M, S, G., Hasanah, U., & Monde, A. (2014). Variabilitas Sifat Fisika Tanah
Dan C-organik Pada Lahan Hutan Dan Perkebunan Kakao (Theobroma
Cacao L.) Di Desa Sejahtera Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
Agrotekbis. 2(6) : 565-572.
Evarnaz, N., Toknok, B., & Ramlah, S. (2014). Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan
Eboni (Diospyros celebica Bakh) Pada Kawasan Cagar Alam Pangi
Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba, 2(2), 109-116.
Mariza, E. 2013. Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Dekamon Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine
max (L.) Merrill ). Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar.
Meyer, V.M., Y. Zhang and D.A. Kort. 2015. Theoretical Study on The Effect Of A
Weak Layer on The Veritcal Bearing Capacity of Spudcans in Clay.
Conference Paper
Nasruddin., Muliana., & Muhammad. (2015). Respon Beberapa Varietas Jagung
(Zea Mays, L) Akibat Pemberian Pupuk Organik Yang Berbeda Pada
Tanah Subsoil. Lentera: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 15(16), 52-60.
Puspaningrum, D., & Djabar, M. (2018). Analisis Sifat Fisik Tanah Pada Areal
Bekas Tebangan Hutan Tanaman Industri (Hti) Kabupaten Gorontalo Utara
Provinsi Gorontalo. Gorontalo Journal of Forestry Research, 1(1), 15-23.
12
LAMPIRAN
1. Logbook Kegiatan
1. Pengamatan Tinggi Tanaman Per Minggu
Minggu Ke Dokumentasi
13
4
14
7
2. Data Parameter
Tinggi Tanaman Kedelai
15
Jumlah Daun
Kedelai 7 9 15 28 40 46 32 32 23
Jumlah Polong
Kedelai 0 0 0 27 40 65 78 94
3. Dokumentasi Hasil Analisis Uji Tanah
16