LAPORAN PRAKTIKUM I
BIOLOGI DAN KESEHATAN TANAH
“Identifikasi Makrofauna Tanah”
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL Halaman
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan Praktikum..........................................................................................3
Kegunaan Praktikum.....................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Makrofauna Tanah......................................................................4
Jenis-jenis Makrofauna Tanah......................................................................4
Perangkap Makrofauna Tanah (Pitfall trap).................................................6
Aktivitas Makrofauna Tanah dan Hubungan Dengan Kesehatan Tanah......7
METODOLOGI
Waktu dan Tempat.......................................................................................10
Alat dan Bahan.............................................................................................10
Metode Praktikum........................................................................................10
Pelaksanaan Praktikum................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.............................................................................................................11
Pembahasan..................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................14
Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Hasil Identifikasi Makrofauna yang Terperangkap Pada Perangkap A............11
2. Hasil Identifikasi Makrofauna yang Terperangkap Pada Perangkap B.............12
iii
DAFTAR GAMBAR
No Lampiran Halaman
1. Gambar 1. Alat dan Bahan.................................................................................11
2. Gambar 2. Air Deterjen.....................................................................................11
3. Gambar 3. Proses Pemasangan Perangkap........................................................11
4. Gambar 4. Perangkap A dan B..........................................................................11
5. Gambar 5. Makrofauna yang Terperangkap......................................................11
6. Gambar 6. Pembersihan Makrofauna................................................................11
7. Gambar 7. Makrofauna yang Sudah Dibersihkan.............................................11
8. Gambar 8. Dokumentasi Anggota Kelompok...................................................11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanaman. Tanah juga
merupakan habitat bagi berbagai organisme yang hidup di dalamnya. Antara
tanaman dengan organisme dalam tanah terjadi suatu hubungan saling
ketergantungan yang sangat erat. Oleh karena itu populasi organisme tanah
ditentukan oleh kualitas vegetasi di atasnya. Sebaliknya, aktivitas organisme
dalam tanah juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya
akan menentukan produktivitas lahan tempat mereka hidup (Widyati, 2013).
Komponen tanah yang terdiri dari bahan padatan, air dan udara merupakan
sumberdaya alam utama yang sangat memengaruhi kehidupan. Tanah mempunyai
fungsi utama sebagai tempat tumbuh dan berproduksi tanaman. Kemampuan
tanah sebagai media tumbuh akan optimal jika didukung oleh sifat fisika, kimia
dan biologi yang baik, biasanya menunjukkan tingkat kesuburan tanah (Juarti,
2016).
Kesehatan tanah yaitu kapasitas kapasitas tanah dengan fungsi penyokong
sistem kehidupan. Tanah yang sehat akan menyediakan air, oksigen, nutrisi
penting bagi tanaman, serta sebagai penunjang akar yang dibutuhkan tanaman
pangan agar dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu, ia juga dapat
mempertahankan keragaman komunitas organisme tanah yang membantu
pengendalian penyakit tanaman, serangga dan hama gulma, mendaur ulang nutrisi
penting tanaman, memperbaiki struktur tanah yang berefek positif bagi air tanah
dan kapasitasnya menyimpan nutrisi, yang pada akhirnya akan menjadi media
produktif bagi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya jika terjadi penurunan kesehatan
tanah maka produktivitas tanah dan produksi pertanian menurun (FAO, 2015).
Penilaian kesehatan tanah dalam pengelolaan lahan pertanian merupakan
hal yang dibutuhkan untuk mengukur dan memantau status kesehatan tanah, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah tanah yang sedang atau akan digunakan di
suatu daerah dalam kondisi sehat dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Hasil penilaian kesehatan tanah juga dapat digunakan sebagai acuan bagi
pengelola lahan pertanian dalam membuat target perencanaan dan penerapan
sistem untuk mempraktikan pengelolaan kesehatan tanah dengan mengurangi
2
TINJAUAN PUSTAKA
sruktur dari komunitas hewan-hewan yang terdapat pada suatu habitat ekosistem
(Budhi, 2013).
Makrofauna lebih sering ditemukan di tempat dengan lingkungan lembab
dengan tingkat kondisi tanah yang mempunyai tingkatan kemasaman lemah
sampai dengan netral. Dalam kondisi tersebut makrofauna dapat dijadikan sebagai
bioindikator kualitas lingkungan, terutama kondisi tanah. Berdasarkan rantai
makanan makrofauna dibedakan menjadi 3 yaitu herbivora, karnivora dan
decomposer (Syamsudin, 2017).
Jenis-Jenis Makrofauna Tanah
Makrofauna tanah (ukuran lebih dari 2 mm) merupakan kelompok hewan
tanah yang paling menonjol, meliputi: semut, rayap, amphipoda, isopoda,
centipoda, milipoda, insekta stadium larva maupun dewasa, cacing tanah, siput,
cacing enchytida, dan keong. Makrofauna tanah sangat bervariasi dalam kebiasaan
dan pemilihan makanannya. Semakin banyak tersedia makanan maka semakin
beragam pula makrofauna tanah yang dapat bertahan hidup di habitat tersebut.
Jika jumlah makrofauna tanah menurun maka akan terjadi perubahan
keseimbangan komunitas sehingga dapat menimbulkan dominasi spesies-spesies
tertentu yang umumnya berpotensi sebagai hama tanaman (Sugiyarto, 2013).
Kelimpahan dan keanekaragaman fauna tanah tidak dapat dipisahkan dari
sifat fisika, kimia, dan mikrobiologi tanah, serta digunakan sebagai gambaran
dalam memetakan keseimbangan suatu ekosistem (Paolo, dkk. dalam Yan 2016).
Semakin tinggi keanekaragaman makrofauna tanah pada suatu tempat, maka
semakin stabil ekosistem di tempat tersebut. Keanekaragaman makrofauna tanah
dapat menentukan kualitas fungsional ekosistem dan masih banyak yang belum
dieksplorasi untuk kepentingan konservasi (Rahmawaty, 2014).
Perangkap Makrofauna Tanah (pitfall trap)
Pitfall Trap merupakan jenis perangkat yang cukup sederhana namun
efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga.Terdiri dari piring atau
baskom kecil, kaleng atau bak kecil.Perangkat jebakan dibenamkan di dalam
tanah dimana permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng /bak yang
berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai agen pembunuh. Pitfall trap
biasanya digunakan untuk menangkap dan mempelajari serangga penggali tanah,
6
Tahapan pembusukan didalam tanah tidak akan berjalan baik bila tanpa
dibantu oleh aktivitas makrofauna tanah. Kehadiran maktofauna tanah dalam
tanah sangat ketergantungan pada ketersediaannya energi dan sumber makanan
utnuk keberlangsungan hidupnya. Bila ketersediaan energi dan hara sudah
tercukupi, maka pertumbuhan dan kegiatan makrofauna tanah berlangsung dengan
baik dan akan memberikan timbal balikterhadap kesuburan tanah pada lingkungan
tersebut. Makrofauna tanah mampu merombak unsur nabati yang sudah mati,
hasil dalam proses tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk fases (Dwi, 2013).
8
METODOLOGI
Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Makrofauna Yang Berhasil Terperangkap Pada
Perangkap A
Nama
No Gambar Ciri-ciri
Lokal /Spesies
Warna: Hitam Semut/Lasius
Bentuk: Lonjong niger
Jumlah kaki: 6
1 atau 3 pasang
Bentuk kepala:
Bulat
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, yang terperangkap dalam perangkap A
adalah hewan semut hitam (Lasius niger) dan laba-laba (Areneae) dengan ciri-ciri
semut yang berwarna hitam, bentuk tubuh yang lonjong, memiliki jumlah kaki 3
pasang, dan bentuk kepala yang bulat yang mempunyai antena. Kemudian, ciri-
ciri laba-laba yaitu berwarna coklat, berbentuk prosoma dan abdomen, memiliki
jumlah kaki 8 pasang dengan bentuk kepala yang oval. Kemunculan laba-laba dan
semut pada pengambilan sampel dikarenakan lahan masih alami sehingga banyak
spesies lain yang menjadi mangsa bagi laba laba seperti keberadaan semut dan
hewan lainnya, begitupula dengan semut yang mencari sumber makanan pada area
tanah tersebut.
Laba-laba memangsa serangga lain seperti hama tanaman sehingga terjalin
hubungan pemangsa dengan mangsa termasuk bagian rantai makanan. Dan laba-
laba juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem,
terutama dalam mengandalikan populasi serangga pengganggu tanaman.
Keberadaan semut memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur tanah dan
membantu menjaga keseimbangan ekosistem (Khadijah, 2015).
Berdasarkan hasil praktikum, yang terperangkap dalam perangkap B
adalah hewan belalang (Caelifera) dengan ciri ciri memiliki ukuran tubuh yang
cukup besar, memiliki jumlah kaki 6 atau 3 pasang dan bentuk kepala segitiga.
Belalang adalah serangga yang hidup ditanah dan memiliki ukuran yang cukup
besar. Mereka biasanya hidup dilingkungan yang subur dan banyak ditumbuhi
tanaman. Belalang makan daun dan bagian tumbuhan lainnya, serta serangga
kecil.
Belalang adalah predator alami bagi serangga lainnya, sehingga membantu
menjaga keseimbangan populasi serangga disuatu ekosistem. Selain itu, beberapa
spesies belalang juga merupakan sumber makanan bagi burung, reptil dan
mamalia kecil.
Makrofauna tanah mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu
habitat. Salah satu peran makrofauna tanah adalah menjaga kesuburan tanah
melalui perombakan bahan organik, distribusi hara, peningkatan aerasi tanah, dan
sebagainya. Oleh karena itu, penelitian tentang keanekaragaman makrofauna
11
tanah sangat penting dilakukan sebagai bentuk usaha pelestarian ekosistem tanah
(Wibowo & Slamet, 2017).
12
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum tentang mengidentifikasi makro fauna tanah
dapat saya simpulkan bahwa kehadiran makrofauna tanah dalam tanah sangat
ketergantungan pada ketersediaannya energi dan sumber makanan utnuk
keberlangsungan hidupnya. Bila ketersediaan energi dan hara sudah tercukupi,
maka pertumbuhan dan kegiatan makrofauna tanah berlangsung dengan baik dan
akan memberikan timbal balik terhadap kesuburan tanah pada lingkungan
tersebut.
Saran
Adapun sedikit saran dari saya pribadi bahwa pemasangan perangkap
diperlukan waktu cukup lama agar banyak juga makro fauna yang dapat masuk
dalam perangkap.
13
DAFTAR PUSTAKA
Budhi Utami and Siti Nurul Jannah, „Klotok kota Kediri identification of land
macrofauna place in the final disposal zone passive klotok city Kediri‟,
Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2013, 780–85.
Hanafiah, K.A., A. Napoleon dan N. Ghoffar. 2013. Biologi Tanah: Ekologi dan
Makrobiologi Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harahap, R. R., Wahyuni, S., & Putri, D. R. (2021). Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Penilaian Kesehatan Tanah Pada Tanaman Jagung
Dengan Metode Simple Additive Weighting Berbasis
Desktop. JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH, 4(3), 268-
275.
Husna I., Iin Hindun, Lise Chamisijatin, Tutut Indria Permana dan H. Husamah,
2020
James A dkk, 2016. ”Peran Makrofauna Tanah Dalam Pembentukan Tanah dan
Siklus Nutrisi”.
Juarti. (2016). Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol Pada Berbagai Penggunaan
Lahan Di Desa Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi,
2, 58–71.
LAMPIRAN GAMBAR
LEMBAR ASISTENSI