FISIOLOGI TANAMAN
PERKECAMBAHAN BIJI
TRIDEO OKTONUGRAHA
193020401039
ASISTEN PRAKTIKUM
SARIANI
CAA 118 049
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ..................................................................... 3
II. BAHAN DAN METODE .................................................................. 4
2.1. Waktu dan Tempat ..................................................................... 4
2.2. Bahan dan Alat .......................................................................... 4
2.3. Cara Kerja .................................................................................. 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 5
3.1. Hasil Pengamatan ...................................................................... 5
3.2. Pembahasan ............................................................................... 7
IV. PENUTUP ........................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 10
4.2 Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Grafik Perkecambahan Biji Kulit Tipis Kacang Hijau
(Phaseolus radiatusi) .................................................................................. 5
Gambar 2. Grafik Perkecambahan Biji Kulit Tipis Jagung
(Zea mays L) ............................................................................................... 5
Gambar 3. Grafik Perkecambahan Biji Kulit Tebal Lamtoro
(Leucaena leucocephala) ............................................................................. 6
Gambar 4. Grafik Perkecambahan Biji Kulit Tebal karet
(Hevea brasiliensis) .................................................................................... 6
iv
1
I. PENDAHULUAN
lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri
(Nurhakim, 2015).
Air merupakan salah satu faktor luar yang sangat dibutuhkan dalam
perkecambahan, karena penyerapan air adalah tahap awal perkecambahan biji. Air
sangat berperan penting untuk mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik di
dalam biji, melunakkan kulit biji dan menyebabkan mengembangnya embrio dan
endosperm, fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji, mengencerkan
protoplasma dan media angkutan makanan dari endospenn atau kotiledon ke
daerah titik-titik tumbuh (Zacky, 2016).
Proses perkecambahan yaitu: a) absorpsi air, b) inisiasi pembesaran dan
pembelahan sel, c) peningkatan aktivitas enzimatik, d) translokasi makanan ke
embrio yang tumbuh, e) peningkatan respirasi dan asimilasi, f) peningkatan
pembelahan dan pembesaran sel, dan g) diferensiasi sel menjadi jaringan dan
organ pada seedling. Lalu faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu: a).
Gen, gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke
generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah; b).
Hormon, hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan
pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh; c). Nutrisi, nutrisi
merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh.
Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara
yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida
diubah menjadi zat makanan; d). Cahaya Matahari, cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan
cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon
auksin yang terdapat pada ujung batang; e). Air dan Kelembaban, air dan
kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
3
12
10
8
Tanpa Air (A0)
6
Sedikit Air (A1)
4
Air Tergenang
2 (A2)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Ke-
2 Air Tergenang
(A2)
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Ke-
8
7
6
Tanpa Air
5 (A0)
4 Sedikit Air
(A1)
3 Air Tergenang
2 (A2)
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Ke-
1.2
1
Tanpa Air
0.8 (A0)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Ke-
pada hari keenam, ketujuh adalah sebanyak 5 dan 6, dan hari kedelapan sampai
kesepuluh adalah sebanyak 7. Perlakuan ketiga adalah biji jagung dengan air
tergenang diketahui rata rata pada perlakuan selama 10 hari yaitu pada hari kedua
yaitu 1, pada hari ketiga sampi hari keempat sebanyak 2, pada hari kelima adalah
sebanyak 3, pada hari keenam dan ketujuh adalah sebanyak 4 dan pada hari
kedelapan sampai sepulluh adalah sebanyak 5.
Pada perlakuan dengan air yang tergenang pada biji berkulit tipis jagung,
perkecambahan berlangsung agak lambat dibandingkan pada perlakuaan dengan
air yang cukup, hal ini disebabkan karena air yang sedikit atau lembab mebuat air
dan oksigen yang cukup bagi biji jagung, sedangkan pada perlakuan air tergenang
kemungkinan biji kecambah mengamali kelebihan air serta terendamnya buah
yang mengakibatkan terjadinya kesulitan untuk mendapat oksigen.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum proses perkecambahan
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, terutama dengan ketersedian air pada
lingkungannnya, kekurangan air pada media perkecambahan dapat menghambat
bahkan menghentikan proses perkecambahan pada biji.
Laju perkecambahan umumnya terjadi lebih cepat pada biji berkulit tipis
dibandingkan dengan biji berkulit tebal. Hal ini disebabkan pada biji berkulit tebal
umumnya mengalami gejala dormansi, yang salah satu faktor penyebabnya adalah
karena sulitnya air masuk kedalam biji diakibatkan oleh kulit biji yang terlalu
tebal.
Pada biji berkulit tipis perkecambahan berlangsung secara optimal pada
kebutuhan air yang cukup, tidak berlebih dan tidak juga kekurangan air,
sedangkan pada pada biji berkulit tebal perkecambahan berlangsung secara
optimal pada keadaan lingkungan dengan keadaan air yang berlebih, karena
proses perkecambahan pada biji berkulit tebal berlangsung pada keaadan dimana
biji tenggelam.
4.2. Saran
Setelah mengikuti kegiatan praktikum mengenai perkecambahan dan
dormansi ini saya berharap praktikan dapat mengetahui tentang proses
perkecambahan pada tanaman, dan pengaruh volume air terhadap laju
perkecambahan, serta mengetahui tentang proses dormansi. Untuk praktikum
selanjutnya saya berharap dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan lebih
baik lagi..
11
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan Tanaman Biji Kulit Tipis pada Media
Kering, Lembab dan Tergenang
Hari Ke-
Tanaman Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kacang Tanpa Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hijau (A0) 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Phaseolus 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
radiatusi) 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedikit 1 4 5 8 10 10 10 10 10 10 10
Air (A1) 2 4 5 6 6 7 7 9 9 10 10
3 0 3 5 5 5 6 6 7 7 8
4 0 3 5 5 5 6 6 7 7 8
Rata-rata 2 4 6 7 7 7 8 8 9 9
Air 1 2 7 8 10 10 10 10 10 10 10
Tergenang 2 6 7 9 10 10 10 10 10 10 10
(A2) 3 3 9 9 10 10 10 10 10 10 10
4 3 9 9 10 10 10 10 10 10 10
Rata-rata 4 8 9 10 10 10 10 10 10 10
Jagung Tanpa Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Zea (A0) 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mays) 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedikit 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Air (A1) 2 0 1 2 3 3 4 6 7 9 10
3 0 2 2 4 4 5 8 10 10 10
4 0 4 5 5 9 9 10 10 10 6
Rata-rata 0 2 2 3 4 5 6 7 7 7
Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tergenang 2 0 1 3 3 4 5 7 8 10 10
(A2) 3 0 1 3 4 5 6 6 7 7 8
4 0 1 2 2 3 3 3 3 1 0
Rata-rata 0 1 2 2 3 4 4 5 5 5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Perkecambahan Tanaman Biji Kulit Tebal pada Media
Kering, Lembab dan Tergenang
Hari Ke-
Tanaman Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lamtoro Tanpa Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Leucaena (A0) 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
leucocepala) 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedikit Air 1 3 7 7 7 7 7 6 7 8 8
(A1) 2 2 4 5 6 8 8 9 9 9 9
3 0 1 5 6 6 7 7 7 7 7
4 0 1 5 6 6 7 7 7 7 7
Rata-rata 1 3 6 6 7 7 7 8 8 8
Air Tergenang 1 2 7 8 9 6 6 6 6 6 6
(A2) 2 4 4 6 7 8 9 9 9 9 9
3 1 5 8 8 8 8 8 8 8 8
4 1 5 8 8 8 8 8 8 8 8
Rata-rata 2 5 8 8 8 8 8 8 8 8
Karet (Hevea Tanpa Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
brasiliensis) (A0) 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedikit Air 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(A1) 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Air Tergenang 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(A2) 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
Gambar 1. H-5 Kacang Hijau Gambar 2. H-5 Lamtoro
(Phaseolus radiatusi) (Leucaena leucocepala)
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi