Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

STRUKTUR TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

HAIRUNNISA
203030401095

JURUSAN BUDI DAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
LEMBARAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada

Hari : ……………

Tanggal :……………

ASISTEN PRAKTKUM

YUSTIN ANDRIAHWATI

CAA118 070
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.................................................................................1
I.2 Tujuan Praktikum.............................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1.Biji Jagung ( Zea mays L. )...............................................................3
2.2. Biji Kacang Panjang (Vigna Vigna sinensis L)................................5
2.3 Mangga (Mangifera indica L)...........................................................7
2.4 kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)......................................9
2.5 Langkuas ( Alpinia purpurata K.Schum ).........................................10
2.6 Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.)....................................................13
2.7 Bayam (Amaranthus spp)..................................................................15
2.8 Lili Paris (Chlorophytum comosum).................................................17

III. METODE PRAKTIKUM


3.1.Tempat dan Waktu..........................................................................19
3.2.Bahan dan Alat...............................................................................19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Hasil .............................................................................................20
4.2. Pembahasan.................................................................................21

V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan...................................................................................31
5.2.Saran.............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................32
LAMPIRAN.....................................................................................................35
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
laporan praktikum “Struktur Tumbuhan Monokotil dan Dikotil”ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan praktikum ini masih
terdapat banyak kesalahan, maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Dalam penulisan laporan ini juga, penulis banyak mendapat bantuan secara
langsung maupun tidak langsung, oleh dari itu penulis mengucapkan terima
kasihyang sebesar-besarnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, dan penulis berharap pada
para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk  penulis. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi pembaca. Terima
kasih.

Palangka Raya, November 2020

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Praktikum pengamatan Biji Jagung ( Zea mays L. )……………………...20.


Tabel 4.2 Praktikum pengamatan Biji Kacang Panjang (Vigna Vigna sinensis L)
….20.
Tabel 4.3 Praktikum pengamatan Biji Mangga (Mangifera indica L)……………….23.
Tabel 4.4 Praktikum pengamatan Biji kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)..23
Tabel 4.5 Praktikum pengamatan Biji Langkuas ( Alpinia purpurata K.Schum )…..23
Tabel 4.6 Praktikum pengamatan Biji Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.)
………...24
Tabel 4.7 Praktikum pengamatan Biji Bayam (Amaranthus spp)…………………...24
Tabel 4.8Praktikum pengamatan Biji Lili Paris (Chlorophytum comosum)………….25
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Biji Jagung ( Zea mays L. ).........................................................20


Gambar 4.2 Kacang Panjang (Vigna Vigna sinensis L).................................20
Gambar 4.3 Mangga (Mangifera indica L)......................................................23
Gambar 4.4 kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L).................................23
Gambar 4.5 Langkuas ( Alpinia purpurata K.Schum )....................................23
Gambar 4.6 Ialang-ilalang ( Imperata cylindrical  L.).........................................24
Gambar 4.7 Bayam (Amaranthus spp)............................................................24
Gambar 4.8 Lili Paris (Chlorophytum comosum)............................................25
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam biji yang dapat
menyebabkan terjadinya aktinitas/kegiatan jaringan-jaringan plumula dan radikula
yaitu calon batang dan calon akar hingga menembus kulit biji. Sehingga biji tersebut
tumbuh menjadi tanaman baru. Dormansi merupakan peristiwa istirahat suatu
biji/benih atau biji/benih tersebut tidak aktif melakukan aktivitas pertumbuhan.
Peristiwa dormansi biasanya terjadi pada musim kemarau karena kekurangan air
(Harjadi, 2018).
Perkecambahan biji merupakan proses pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji lainnya untuk dapat menghasilkan tumbuhan baru. Proses ini dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar (air, temperatur, oksigen, dan cahaya). Air
merupakan salah satu faktor luar yang sangat penting dalam perkecambahan, karena
penyerapan air merupakan tahap awal perkecambahan biji. Air berperan penting
dalam mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik di dalam biji, melunakkan kulit
biji dan menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperm, fasilitas untuk
masuknya oksigen ke dalam biji, mengencerkan protoplasma dan media angkutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh. Rasio panjang
akr : panjang tunas padi dan gandum pada fase perkecambahan meningkat pada saat
kekuranagn air akibat terbatasnya pasokan air dan nutrien untuk tunas dan adanya
sinyal hormonal yang diinduksi di akar sebagai respons terhadap kekueranagn air (Ai,
2010).
Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi melalui biji. Biji merupakan
organ perkembangbiakan yang terbentuk dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan
bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan secara biji didahului dengan peleburan gamet
jantan dan gamet betina tanaman induk. Hal ini merupakan salah satu kemampuan
alami tanaman untuk berkembang biak dan melestarikan kelangsungan hidupnya.
2

Tanaman baru hasil pengembangbiakan generatif akan mewarisi sifat-sifat kedua


induknya jika penyerbukannya dilakukan secara silang dengan tanaman yang sejenis.
Sifat-sifat yang dimiliki individu baru hasil pengembangbiakan generatif merupakan
gabungan sifat induk jantan dan induk betina. Sifat yang bergabung dan muncul pada
keturunan baru sesuai dengan hukum-hukum genetika. Sehingga, tanaman baru hasil
pengembangbiakan generatif belum tentu memiliki sifat yang sama dengan sifat
induknya (Dewi, 2016).
Manfaat dari mempelajari perkecambahan dan dormansi yaitu kita dapat
mengetahui tentang proses terjadinya perkecambahan dimana kita akan mengamati
munculnya radikula dan plumula dalam biji tersebut, mengetahui perbedaan setiap
perlauan yang diberikan pada proses perkecambahan, mengetahui masa dormansi
suatu biji dengan ketebalan kulit yang berbeda-beda.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan Praktikum Fisiologi Tanaman dengan Materi Perkecambahan dan
Dormansi yaitu :
1. Untuk mengetahui respons perkecambahan beberapa jenis biji terhadap faktor
lingkungan (air, suhu, udara).
2. Untuk mengetahui laju perkecambahan menurut ketebalan kulit biji.
3. Untuk mengetahui batas-batas kebutuhan air dalam perkecambahan
suatu biji.
4. Untuk mengetahui gejala dan pematahan dormansi pada biji.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dormansi.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecembahann
biji.
7. untuk mengetahui cara-cara pemethan dormansi.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai asal, bentuk, fungsi,
danstruktur yang sama. Pada tumbuhan, jaringannya yang tersusun atas sel sel
yangmempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,
artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah,
memanjang dandefrensiasinya tak terbatas sehingga dari kemampuannya jaringannya.
Tumbuhandapat diperbanyak dengan vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu
tubuh,tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk
jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya
sampaimembentuk satu tubuh tumbuhan.

2.2 Biji Jagung ( Zea mays L. )


Menurut Simpson (2006), Biji jagung secara botanis adalah sebuah biji
Caryopsis, yaitu biji kering yang mengandung sebuah benih tunggal yang
menyatudengan jaringan jaringan dalam buahnya. Endosperm merupakan bagian
terbesardari biji jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat
dari bagian yang lunak ( floury endosperm) dan bagian yang keras (horny
endosperm) (Wilson, 1981). Biji jagung terdiri atas empat bagian utama, yaitu : kulit
luar ( perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan tudung biji (tip cap)
(1%).
II.3 Klarifikasi Tanaman Biji Jagung (Zea mays L.)
4

Tanaman Jagung (Zea mays L.) dalam sistematika tumbuhan


dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Warisno, 1998):
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivisio : Agiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poeceae (Graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Di daerah Aceh dan Sunda jagung biasa disebut dengan jagong,
sedangakan disumba disebut wataru, di Sulawesi disebut wokan, di Ternate
disebut kastela, khusus di daerah Jawa, Bali dan Kalimantan disebut jagung
(Warisno, 1998).
Deskripsi

Gambar 2.1 Tanaman Struktur Biji Jagung


(Sumber : Warisno, 19981998)

Tanaman Jagung (Zea mays L.) ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, terdiri
dari satu batang utama, terbagi dalam ruas-ruas rata-rata dapat mencapai tinggi 2 - 3m
pada varietas tertentu. Daun terdiri dari tangkai daun (pelepah daun), lidah daun, ibu
5

tulang daun. Tanaman jagung merupakan tanaman tropik yang pertumbuhannya


sampai berbunga, membutuhkan air yang cukup dan terbagi merata. Hal
inimerupakan salah satu faktor yang menyebabkan jagung mampu berproduksi tinggi
(Izzah, 2009).
Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam
ordo Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoidae dan genus Zea.
Tanaman jagung memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar
seminal yang rumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh
dari buku terbawah, dan akar udara (brace root). Batang jagung berbentuk
silindris dan terdiri dari sejumlah ruas dan buku, dengan panjang yang
berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (ditunjukkan
gambar 2.1). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26
C dengan curah hujan 500-1500 mm per tahun. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30C. Jagung dapat tumbuh
di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat (Izah, 2009).

2.4 Biji Kacang Panjang  (Vigna Vigna sinensis L). 


Benih Padi dilindungi oleh sekam yang terbentuk
dari lemma dan palea yang bersatu. Pranoto (1990) menyatakan bentuk
dan ukuran lemma dan  palea  berbedaantar varietas.  Lemma dan  palea
melekat pada rakhilla dan sepasang gluma yang berada disisi dorsal
dan ventral dengan ukuran ± 2 mm. Gluma, lemma dan  palea adalah
modifikasi daun. Lemma selalu lebih besar dari palea  dan menutupi
hampir2/3 permukaan beras sedangkan sisi palea tepat bertemu pada bagian
sisi lemma. Lemma dan  palea bertemu dan berhimpitan memanjang (Warris,
2012).

2.5 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L)


6

Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili


leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis L)
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang
dan akar serabut. Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar
tanaman kacang panjang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium SP.
Ciri adanya simbiosis tersebut yaitu terdapat bintil – bintil akar disekitar
pangkal akar.Aktifitas bintil akar ditandai oleh warna bintil akar sewaktu
dibelah. Jika berwarna merah cerah menanadakan bintil akar tersebut efektif
menambah nitrogen, sedangkan bila bintil akar berwarana merah pucat, berarti
penambahan nitrogen kurang efektif (Pitojo, 2006).
Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau
dengan permukaan licin. Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada
turus atau tegakan yang didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari
bawah batang (Pitojo, 2006).
Deskripsi
7

2.2 Gambar : Tanaman Struktur Kacang Panjang (Vigna sinensis L)


(Sumber : Hutapea et al., 1994)
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar,
semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman tegak, silindris,
lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong,
berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung
lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm,
dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk,
tangkai silindris, panjangnya kurang dari 12 cm, berwarna hijau keputih-
putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang
sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari
kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan
berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan
panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda.(Hutapea et
al., 1994) .

2.6 Mangga (Mangifera indica L)


Mangga merupakan salah satu jenis buah yang keberadaannya melimpah
diindonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemudian harganya lebih
murahketimbang buah lainnya seperti apel, anggur atau strawberry. Meski murah,
tapi bukan berarti rasanya kalah dari buah lain. Secara umum, sensasi rasa buah
mangga adalah perpaduan rasa manis dan juga asam. Semakin matang maka rasa
manisnya akanmengalahkan rasa asamnya. Manfaat mangga bersumber dari
kandungan senyawa yangada di dalam daging buahnya. Selain memahami kandungan
dan manfaat buah mangga, penting juga untuk memahami klasifikasi buah manga.

2.7 Klasifikasi Tanaman Mangga (Mangifera indica L)


Adapun klasifikasi buah mangga dalam tata binominal adalah sebagai berikut :
8

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L
Mangga mempunyai ciri-ciri fisik pada daunnya adalah sebagai
berikut : daun berwarna hijau, berselang seling, dan mempunyai bentuk oval
dengan runcing pada ujungnya, pinggiran daunnya bergelombang dengan
panjang daun sekitar 10-35 cm dan lebar 5-16 cm tergantung varietas. Daun
mangga yang masih muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan atau
kekuningan, jika daun sudah tua akan berubah pada bagian permukaan
sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah
berwarna hijau muda.
Deskripsi

2.3 Gambar : Tanaman Mangga(Mangifera indica L)


9

(Sumber :Sutomo 2002)


Mangga (Mangifera indica) atau mempelam merupakan nama buah
sekaligus nama pohon yang termasuk ke dalam marga Mangifera dan suku
Anacardiaceae serta memiliki sekitar 35-40 anggota. Tanaman mangga
Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma.
Mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya
(habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang
mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m bahkan bisa mencapai 10 sampai 40
m.
Tamanan mangga memiliki daun yang berwarna merah keunguan atau
kekuningan pada saat daun muda dan akan berubah dibagian permukaan
sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan pada bagian permukaan
bawah berwarna hijau muda pada saat daun mulai tua.
Daun tanaman mangga memiliki bentuk yang bervariasi yaitu
berbentuk lonjong dengan ujung seperti mata tombak, berbentuk bulat telur
dengan ujung runcing seperti mata tombak, berbentuk segi empat dengan
ujungnya runcing, berbentuk segi empat dengan ujung membulat.(Sutomo
2002).

2.8 Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)


Tanaman kembang sepatu merupakan perdu hias yang terkenal dengan varietas-
varietasnya yang berbunga tunggal dan rangkap dengan beraneka ragam warnanya,
tanaman ini tidak tumbuh liar di Indonesia. Pembiakannya dilakukan dengan cara
menyetek, karena tanaman ini tidak pernah berbuah (Hayne, 1987).

2.9 Klasifikasi Tanaman (Hibiscus rosa-sinensis L)


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
10

Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Spesies : Hibiscus rosa – sinensis L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Deskripsi

2.4 Gambar : Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)


(Sumber :Widjayakusuma et al., 1994).

Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan


perdu yang tumbuh tegak dengan banyak cabang. Tingginya mencapai 1-4
meter, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan. Daun tunggal,
berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi kasar dan tulang daun menjari,
ujung meruncing, panjang daun 3, 5-9, 5 cm dan lebar 2-6 cm dengan daun
penumpu berbentuk garis. Daun mempunyai tangkai dengan panjang
tangkainya 1-3, 7 cm. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, sekaligus
menggantung, dengan tangkai bunga beruas, warna bunga ada yang merah,
dadu, oranye, kuning, putih, dan sebagainya. Kembang sepatu biasanya
ditanam sebagai pagar hidup atau tanaman hias karena mewarnai kain,
makanan, dan dipakai untuk menggosok sepatu agar mengkilap sehingga
disebut bunga sepatu. Pengembangbiakan tanaman ini dengan stek
(Widjayakusuma et al., 1994).
11

2.10 Tanaman Langkuas ( Alpinia purpurata K.Schum )


Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh
kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk
termasuk tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter.
Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih
kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas
yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan
vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang
dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah
digunakan sebagai obat. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 –
1200 m diatas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 2500 – 4000
mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 – 9 bulan 4. Bulan
kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 – 5 bulan 5. Suhu udara : 29′ C – 25′ C. 6.
Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : latosol merah
coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir,
lempung merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 –
100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran : 10 – 30 cm dari
permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang – tinggi.
Lengkuas termasuk dalam kategori tanaman semak yang dapat
berumur tahunan. Sebagaimana pada jenis rempah – rempah yang lainnya,
lengkuas memiliki batang semu yang dibentuk dari kumpulan daunnya.
Daunnya berbentuk bulat panjang dengan ujung yang meruncing dan memiliki
bau yang aromatis. Khususnya didaerah Jawa, dikenal 2 macam jenis /
varietas dari lengkuas, yaitu lengkuas merah ( memiliki rimpang dengan kulis
luarnya berwarna  kemerahan ) dan lengkuas putih (dengan kulit luar
berwarna putih).

2.1.1 Klarifikas Langkuas ( Alpinia purpurata K.Schum )


Sub Divisi : Angiospermae
12

Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Alpinia
Jenis : Alpinia purpurata K. Schum
Deskripsi

2.5 Gambar : Tanaman Langkuas (Alpinia purpurata K. Schum)


(Sumber : Prakoso, 2007)

Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai


2 – 2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran
tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut .
Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu:
1.      Varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih,
2.      Varitas berimpang umbi merah.
Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan,
sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas
mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun.
Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada
bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang
terdiri dari pelepah –pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul
13

pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar
juga mempunyai aroma yang khas (,Prakoso, 2012).
Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh,
lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab,
tetapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai berupa tanah liat
berpasir, banyak mengandung humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga
ketinggian 1.200 meter di permukaan laut. Untuk mengembangbiakkan
tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang yang sudah memiliki
mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun
anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air
dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama
pupuk dasar.
Berdasarkan berbagai literature tentang pengalaman turun-temurun dari
berbagai daerah, lengkuas merah dapat mengobati penyakit-penyakit seperti
gangguan perut (kembung, sebah), panu, kurap, eksema, bercak-bercak kulit
dan tahi lalat (sproten), demam, pembengkakan limpa, pembersih usai
bersalin, radang telinga, bronchitis, masuk angina, diare, sakit gigi karena
angina dingin, dan sebagai obat kuat (Prakoso, 2007).
Disamping itu lengkuas merah mengandung zat kimia seperti minyak
atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat,
kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang
dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-
cinnamate. Selain itu didalam rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata)
terdapat zat antibakteri yaitu berupa saponin, tanin dan flavonoid.

2.1.2 Tanaman Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.)


Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.) merupakan tumbuhan pioner
pada lahanterbuka akibat penebangan, kebakaran hutan, perladangan
berpindah atau cara pengelolaan tanah yang kurang baik seperti yang terjadi
14

di daerah-daerah transmigrasi.Alang-alang merupakan gulma yang


mempunyai kemampuan tumbuh sangatmengagumkan. Alang-alang dapat
berkembang biak melalui biji atau rhizom (akarrimpang). Sifatnya yang
mudah terbakar, mengakibatkan terjadinya titik-titik api yangdapat membakar
kawasan hutan disekitarnya dan menyebabkan terjadinya
pencemaranlingkungan/udara. Alang-alang dapat berbiak dengan
cepat, dengan benih-benihnya yangtersebar cepat bersama angin, atau melalui
rimpangnya yang lekas menembus tanah yanggembur.

2.1.3 Klarifikasi Tanaman Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.)


Adapun Menurut (Plantamor ,2011) sistematika dari tumbuhan
Alang – alang (Imperata cylindrica L. ). adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Family : Gramineae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica L.
Deskripsi

2.6 Gambar : TanamanIlang-ilang ( Imperata cylindrical  L.)


15

(Sumber :Nasution, U, 1986 )


Imperata cylindrical L merupakan gulma yang sangat toleran terhadap
faktor lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan,terbakar dan hara yang
miskin,tetapi tidak toleran terhadap air tergenang dan suasana
ternaung.tumbuh pada tanah-tanah kurus yang terbuka atau sedikit
ternaung.daerah penyebarannya sangat luas yaitu meliputi 0-2700 m diatas
permukaan laut,di daerah tropik dan sub tropik.sangat mudah berkembang
biak dan tersebar letaknya melalui rimpang dan biji yang sangat ringan.
(Nasution, U, 1986).
Pengendalian gulma ini dengan metode mekanis adalah dengan
mencabut atau membabat. Dengan tujuan untuk merusak sistem perakaran
dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati. Melalui metode fisis dengan
membakar gulma dan melalui metode kimia dengan herbisida, misalnya :
glyphosate, dalapon, dl. (Nasution, U, 1986).
Cara kultur teknik dalam pengendalian gulma ini yaitu dengan
memanfaatkan areal pertanaman yang terbuka untuk menanam jenis tanaman
sela yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kopi, seperti penanaman
cabai di sela-sela barisan kopi (sebelum naungan menutupi tanaman kopi) dan
penanaman pohon pelindung sementara yang mempunyai nilai ekonomi
seperti kacang panjang, ketimun, pisang dan tanaman lainnya. Sistem seperti
itu juga dapat digunakan untuk mengendalikan jenis gulma lainnya. Budidaya
tanaman cabai di sela-sela barisan kopi merupakan cara yang efektif untuk
memanfaatkan lahan dan meningkatkankan pendapatan petani sampai
menunggu tanaman kopi mengahasilkan. Selain itu, dalam budidaya cabai ini
petani sering menggunakan mulsa plastik untuk mencegah tumbuhnya gulma
karena permukaan tanah tertutupi oleh mulsa dan gulma tidak mendapatkan
cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis serta dapat mencegah
penguapan air agar tanah tetap lembab. Dari teknik budidaya cabai ini, secara
tidak langsung dapat mengendalikan gulma Imperata cylindrica di areal
16

pertanaman kopi dan telah menerapkan tehnik pengendalian secara kultur


teknik . ( Nasution, U 1986 ).

2.1.4 Tanaman Bayam (Amaranthus spp)


Tanaman bayam merupakan tanaman sayuran yang memiliki nama
ilmiah Amaranthus spp. Kata “amaranth” yang dalam bahasa Yunani
memiliki arti “everlasting” (abadi). Tanaman ini dikenal sebagai sayuran yang
memiliki sumber zat besi cukup penting. Bayam berasal dari Negara Amerika
tropic yang semula dikenal sebagai definisi tanaman hias.
Tanaman bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, kapan saja dan
dimana saja, baik itu didataran rendah ataupun didataran tinggi. Bayam dapat
tumbuh dengan baik pada kondisi tanah subur serta banyak sinar matahari.
Kondisi suhu yang efektif yaitu sekitar 25 sampai 36 derajat celcius dan pH
tanah antara 6 sampai 7 dengan waktu tanam terbaik yaitu pada awal musim
kemarau.

2.1.5 Klasifikasi Tanaman Bayam


Klasifikasi ilmiah yang ada dalam tumbuhan ini, antara lain adalah
sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Sub famili : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus Sp
Deskripsi
17

2.7 Gambar : TanamanBayam (  Amaranthus Sp.)


(Sumber :Campbell. 2012)
Tanaman sayur ini merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropic.
Dan sekarang ini ia sudah tersebar di seluruh dunia.
Dari cara memanennya, tanaman sayur ini, yang memiliki nama latin
Amaranthus spp, terbagi menjadi dua macam yaitu jenis petik dan cabut.
Tanaman ini termasuk ke dalam tanaman dikotil dan memiliki akar
tunggang dengan sedikit akar serabut diatasnya serta batang yang tumbuh
tegak dan mengandung banyak air.
Di Indonesia tanaman sayur ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Permukaan batang pada tanaman ini memiliki sifat yang licin
beralur dengan arah tumbuh batang yang tegak. Cabang pada batangnya
memiliki tipe monopodial yang bersifat batang sirung pendek. Daunnya
biasanya dikonsumsi sebagai sayuran serta dapat juga menjadi lalapan untuk
sayur kuah yang segar. Selain untuk dikonsumsi, tanaman ini juga dapat
sebagai hiasan.

2.1.6 Tanaman Lili Paris (Chlorophytum comosum)


Lili paris memiliki istilah atau nama lain yang disebut chlorophytum
comosum. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman hias dan waktu
pertumbuhannya terbilang cukup cepat. Bunga lili paris berasal dari negara
18

Afrika Selatan dan merupakan jenis tanaman yang sangat mudah melakukan
adaptasi. Lili paris bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun vegetative

2.1.7 Klasifikasi Lili Paris


Tanaman lili paris mempunyai sistem klasifikasi ilmiah dalam struktur
tanaman yang diuraikan sebagai berikut ini:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Subkelas : Hamamelidae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliaceae
Famili : Anthericaceae
Genus : Chlorophytum
Spesies : Chlorophytum comosum
Deskripsi

2.8 Gambar : TanamanLili Paris (  Chlorophytum comosum)


(Sumber :Rukmana, R. 1998)
Morfologi pertama dari tanaman lili paris yang bisa dipelajari adalah
bagian akarnya. Tanaman yang dikenal juga dengan nama lain spider plant ini
memiliki jenis akar berdaging. Arti dari akar berdaging adalah jenis akar
19

serabut karena bentuknya yang berumbai dan bisa sampai keluar dari
permukaan pot.
Panjang akar berukuran sekitar 5 hingga 10 cm. Setiap akar
mempunyai daya rekat yang bagus dan tidak mudah patah. Akar tanaman lili
juga bersifat mudah menyerap unsur hara dan air yang berasal dari tanah.
Oleh Karen itu tanaman akan tetap tumbuh walaupun ditempatkan dengan
sistem menggantung.

III. METODE PRAKTIKUM


20

3.1 Tempat dan Waktu


Adapun praktikum Biologi ini dilaksanakan pada hari Rabu 29 0ktober
2020 pukul 15 :00 - selesai bertempat di rumah. Percobaan ini di lakukan
selama 1 minggu.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Bakul / wadah untuk menanam 14 buah
2. Alat dan menulis
3. Kamera
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Biji Kacang panjang 7 butir 7. Bunga kembang sepatu
2. Biji jagung 7 butir 8. Pohon manga
3. Gelas plastik ( 14 buah) 9. Bunga lili paris
4. Tanah secukupnya 10 Lengkuas
5. Air secukupnya. 11. Alang-alang
6. Bayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


21

4.1 Hasil
Adapun pengamata Tanaman Biji Jagung (Zea mays L.) yang tabel di bawah
ini :
Tabel 4.1. Praktikum pengamatan tanaman biji jagung dan kacang panjang
(perkecambahan)
No Nama Tumbuhan Tipe Perkecambahan Gambar
1. Biji Jagung Kotiledon tetap berada
di dalam tanah karena
hipokotil tidak tumbuh
atau tumbuh sangat
sedikit. Tunas
terdorong ke
permukaan tanah
karena pertumbuhan
dari epikotil.
2. Biji Kacang Hipokotil tumbuh
Panjang memanjang yang
mengakibatkan
kotilidon dan plumula
sampai keluar ke
permukaan tanah,
sehingga kotilidon
terdapat atas tanah

4.2 Pembahasan
22

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa


perkecambahan biji jagung (Zea mays L.) termasuk tipe perkecambahan hipogeal
karena kotiledonnya terletak di bawah permukaan tanah dan terdapat perbedaan
perkecambahan di tempat yangmemiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal
ini menunjukkan bahwa gelap atauterangnya suatu tempat dapat mempengaruhi
perkecambahan biji jagung.
Berdasarkan tabel diatas tentang perkembangan biji jagung, Pada Praktikum
kali ini dilakukan pengamatan terhadap struktur benih jagung dan benih buncis,
masing-masing untuk mewakili biji monokotil dan dikotil. Secara struktural, biji
jagung (Zea mays L.)yang telah matang terdiri atas empat bagian utama, yaitu
perikarp, lembaga, endosperm, dan tip-kap (Tabel 1). Perikarp merupakan lapisan
pembungkus biji, Pada taraf tertentu lapisan ini membentuk membran yang dikenal
sebagai kulit biji atau testa/aleuron yang secara morfologi adalah bagian endosperm
(Inglett, 1987 dalam Suarni 2004). Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji
jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat. Lembaga
merupakan bagian yang cukup besar, terdiri atas plumula, radikel, dan skutelum
(Mertz, 1972 dalam Suarni 2004).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, biji jagung utuh berbentuk bulat
dengan pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna kuning atau orange
dibagian samping dan putih di bagian yang cekung. Ketika dipotong melintang biji
berbentuk bulat lonjong. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval
lonjong, Dari pengamatan bagian benih jagung bagian yang teramati paling jelas
yaitu kulit biji (aleuron), endosperm, serta embrio. Dapat diamati bahwa kulit biji
jagung menabal dan tidak dapat dipisahkan dari endospermnya. Jagung hanya
memiliki satu keeping biji, karena hal itulah jagung digolongkan sebagai tanaman
monokotil.
Biji buncis dapat berbentuk bulat, agak bulat atau mengginjal. berwarna putih,
hitam ungu, coklat atau merah bintik putih. Panjang biji 5-20 mm dengan bobot biji
15-0,8 gram (Rukmana, 1998). Dari hasil pengamatan benih buncis yang digunakan
23

memiliki bentuk mengginjal dengan warna kulit biji hitam keunguan dan warna
daging biji putih keruh. Dapat teremati juga bagian-bagian struktur buncis berupa
kulit biji, kotiledon, hilum dan embrio. Hilum merupakan suatu bagian yang
berfungsi untuk memasukkan air dan O2. Embrio pada biji tumbuhan dikotil seperti
buncis, melekat pada kotiledon disebut kuncup embrionik. Kaulikulus terdiri dari
hipokotil (“hypo”= di bawah) yaitu bagian bawah (pangkal) yang melekat pada
kotiledon dan epikotil (“epi”= di atas), yang terdapat di sebelah atas hipokotil.
Epikotil akan tumbuh menjadi batang dan daun serta hipokotil akan tumbuh menjadi
akar. Pada ujung epikotil terdapat plumula (pucuk lembaga) yang terdiri dari ujung
tunas dengan sepasang pucuk daun. Sedangkan pada bagian pengkal hipokotol
terdapat radikula (Kemdiknas, 2013). Biji buncis tergolong tanaman dikotil, terlihat
dari keping bijinya yang berjumlah dua buah.
4.2 Tanaman Kacang Panjang
Percobaan praktikum cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengguyurkan air ke sebagianatau bahkan bisa juga ke seluruh bagian
tanaman sampai dirasa cukup memadai. Kegiatan penyiraman ini dapat
dilakukan dua kali dalam jangka waktu satu hari,namun jika maka kegiatan
penyiraman tidak perlu lagi dilakukan, tentunya apabila tingkat atau intensitas
curah hujan dirasasudah cukup memadai mengguyur tanaman hingga tampak
segar dan bersih.
Bila mana tanaman kekurangan air, maka tanaman akan kering
dan kekurangan nutrisi karena tidak adayang mengangkut nutrisi. Tetapi jika
kelebihan air juga tidak baik untuk tanamankarena pertumbuhan tanaman
terhambat dan tanaman telah tersirami oleh air hujan,
kemungkinan tanaman akan mati.
Pertumbuhan tanaman Kacang Panjang terlihat pada beberapa parameteryang
diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tangkai dan jumlah bunga
yang dilakukan pengamatan selama 7 kali pengamatan / minggu. Hal inimenunjukkan
pertumbuhan dapat dilihat minggu ke-3 karena minggu tersebutmemasuki fase
24

generatife pertumbuhan.Rumput Krokot menjadi hal yangsangat meresahkan bagi


pertumbuhan akar tanaman Kacang Panjang selain sulituntuk di cabut hingga akar
tanaman tersebut juga membelit setiap akar-akartanaman disekitarnya dan menjadi
parasit bagi sistem pengangkutan unsur haradari akar ke seluruh bagian tanaman
tersebut.
Tabel 4.1 Hasil Pengamataaan Morfologi Tumbuhaan Monokotil dan Dikotil
N Kelas Nama Ciri-Ciri Tipe
O Tumbuha Perkecam Gambar
n Bahan
Akar Batang Daun Bunga Biji
1. Magnoliopsida Mangga tunggang Bercabang Menyirip Lengkap Dikotil Dengan
dan tipe
mahkota hypogeal

2. Dicotyledonae Bunga Toge daun Bulat, Tungga, Tunggal Dikoti Kembang


kembang bunga berkayu pangkal berbentuk, l sepatu
sepatu sepatu keras ujung terompet, berupa
runcing, dan endosperm
pangkal. seperti tipe
lonceng nuclear
berwarna
kemeraha
n

3. Monocotyledo Langkuas Rimpang Batang Lanset Majemuk Mono Epigeal


neae besar dan memanja berbentuk kotil dan
tegak,ters
ng dan lonceng,
tebal hypogeal
usun oleh ujungnya berbau
berdaging,
pelepah- runcing, harum,berw
berbentuk
pelepah pangkal arna putih
silindris. tumpul kehijauan
daun.
dengan atau putih
tepi daun kekuningan
rata
25

4. Monocotyledo Ilalang Serabut Ruas pada Lanset Kemoceng mono Epigeal


neae rimpang,h yang karena kotil
dan
elai pada menyem bagian
hypogeal
daun pit ke bunganya
alang- bagian berbulu
alang pangkal lebat dan
tampak
seperti
kemoceng
dengan
warna
putih
ataupun
pink
5. Magnoliopsida Bayam Tunggang Bulat,berair Tunggal Jantan Biji Epigeal
akar ,lunakserta dan mempunyai berukur
dan
kurang majemuk bentuk bulir an
serabut hypogeal
berkayu dan kecil
tersusun dan
tegak, halus
sedangkan yaitu
bunga panjan
betina g
berbentuk sekitas
bulat yang 0,8-1
terdapat mm
pada ketiak
batang
26

6. Liliopsida Lili Paris Serabut Panjang yang Bunga mono


yang berukura bercabang kotil
n sekitar panjang
berbentuk
20
berumbai
sampai
dan bisa
45 cm.
keluar lebar
daun
pada lili
paris
yaitu 6
hingga 25
mm saja
dank
arena
ketidakse
imbangan
daun
inilah
yang
menyeba
bkan
tanaman
sering
membalik
ke
bawah.

2.1 Pohon manga (Mangifera indica L)


Cara memanamnya dengan menggunting polibag dan memasukkan
tanaman besertatanah dari polybag tersebut. Setelah masuk, timbun sekitar
lubang tanam sehinggamembentuk guludan. Selanjutnya tekan bagian sekitar
batang dan sebaiknya dipasangi kayu penyangga agar tanaman tahan sampai
akhirnya akarnya menyatu dengan medium tanam.Selanjutnya, pohon
pelindung juga sebaiknya ditanam agar mangga tahan terhadaphembusan
aingin. Biasanya yang digunakan oleh petani adalah pohon asam dan
jugatrembesi.
27

Proses selanjutnya dalam budidaya mangga adalah langkah


pemeliharaan. !ertama,lakukan penyiangan. Singkirkan rerumputan atau
gulma agar tidak mengganggu tanaman.Selanjutnya lakukan penggemburan
atau pembumbunan. Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rerumputan perlu
digemburkan. dilakukan di (al musim penghujan. Apabila bibit dari
cangkokan, sebaiknya penggemburan tidak dilakukan sangat dalam.
Selanjutnyaadalah dengan melakukan perempelan atau pemangkasan.
tujuannya untuk membentuk kanopi sehingga produksi mangga jauh lebih
baik. langkah berikutnya adalah pemupukan.1ua jenis pupuk yang digunakan
adalah organik dan an-organik. !roses pemeliharaanselanjutnya adalah
peningkatan kuantitas buah. Apabila tanaman mangga telah besar dan
berbunga, agar lebih banyak bisa disemprotkan dengan polinatur maru atau
juga serbuk saridan ditambahkan dengan hormon giberelin. 1engan cara ini
produksi buah bisa meningkatsampai sampai 1,3%. (Anna Selby, 2005)

2.2 Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)


Dari hasil pengamatan, bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
inimerupakan bunga tunggal. Bunga ini memiliki bagian-bagian yang kompleks
seperti kelopak,mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut dengan bunga
lengkap. Bunga kembangsepatu (Hibiscus rosa sinensis L) tumbuh pada ketiak daun.
Bunga ini disebut juga dengan bunga sempurna karen memiliki benang sari dan putik
Mahkota bunga kembang sepatu
(Hibiscus rosa sinensis Linn)
memiliki fungsi untukmenarik perhatian serangga agar datang untuk membantu
proses penyerbukan. Bungakembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) memiliki
fungsi sebagai tanaman obat yangmemiliki khasiat anti inflamasi, diuretic, analgesic,
sedative dan ekspetoran. (Bandini, Yusni. dan Nurudin. Azis. 1999)
28

2.3 Langkuas (Alpinia purpurata K. Schum)


Adapun praktikum mikrobiologi pangan mengenai pemeriksaan
mikroorganisme dari rempah-rempah.setiap jenis rempah memiliki cita rasa, warna,
aroma dan penampakan yang berbeda-beda. Sehingga kombinasinya satu sama lain
akan memberikan sensasi baru, yang dapat meningkatkan selera, daya terima dan
identitas tersendiri kepada setiap produk yang dihasilkan. Secara alami rempah-
rempah mengandung berbagai macam komponen aktif yang sangat besar perannya
dalm penciptaan cita rasa suatu produk. Rempah mengandung zat antioksidan,
antibakteri, anti kapang, anti khamir, antiaseptik, anti kanker, dan antibiotik. Menurut
Astawan (2010).
Rempah-rempah mengandung berbagai senyawa bioaktif yang bersifat
sebagai antibakteri dan anti kapang. Akibatnya produk memiliki daya awet yang
tinggi. Tujuan pemakaian rempah-rempah adalah membangkitkan selera makan,
bahan pengawet yang bersifat antimikroba dan antioksidan (Astawan, 2010).
Lengkuas adalah rempah-rempah yang kami uji.
Menurut Handayani dan Purwata (2008), senyawa kimia untuk lengkuas
adalah minyak atsiri yang tersusun atas eugenol, seskuiterpen, piner, metal-sinamat,
kaemferida, galangan dan galangol. Minyak atsiri lengkuas merah mengandung 12
senyawa dan didominasi oleh sienol, kiranol, dan farnessen. Pada bahan pangan
(seperti produk daging sapi) ekstrak etanol (kasar) rimpang lengkuas efektif untuk
menghambat pertumbuhan kapang, khamir, dan bakteri golongan Staphylococcus
terutama setelah penyimpanan sampai 36 jam. Konsentrasi yang dibutuhkan yaitu 0,6
% (v/b). Namun, ekstrak rimpang lengkuas ini tidak efektif bekerja bila produk yang
diawetkan disimpan di suhu kamar dalam wadah terbuka. (Azhari,2001). Hal ini
sesuai dengan (Azhari,2001) yang mengatakan bahwa rimpang lengkuas mampu
menghambat pertumbuhan kapang dan khamir.
29

2.4 Alang-alang ( Imperata cylindrical  L.)


Pada praktikum ini pada alang –alang Jadi supaya kita mengerti seperti apa
alang-alang itu sebernarnya, maka kita harus mengenalnya. Pertama kita pahami dulu
deskripsi morfologi dari alang-alang, supaya kita tidak salah menerka mengenai
bentuk morfologi alang-alang.Alang-alang adalah jenis rumput menahun dengan
tunas panjang, bersisik, dan merayap dibawah tanah liat. Tanaman ini memiliki ujung
(pucuk) tunas runcing dan tajam seperti ranjau duri yang muncul di tanah. Alang-
alang berbatang pendek, menjulang naik ke atas tanah, dan tingginya berkisar 0,2 -
1,5 m. Bunganya terkadang memiliki rambut di bawah buku yang berwarna (merah)
keunguan.
Terdapat alang-alang Tinggi 30 - 180 cm. Batang padat dan daun seperti
rumput. Tanaman yang mudah menjadi banyak ini bisa ditemukan pada ketinggian 1 -
2.700 m di atas permukaan laut, kerna setahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 30 -1
80 cm, berbatang padat, dan berbuku-buku yang berambut jarang. Daun berbentuk
pipa, tegak, berujung runcing, tepi rata, berambut kasar dan jarang. Warna daun hijau,
panjang 12 - 80 cm, dan lebar 5-18 mm. Perbungaan berupa bulir majemuk dengan
panjang tangkai bulir 6 - 30 cm. Panjang bulir sekitar 3 mm, berwarna putih, agak
menguncup, dan mudah diterbangkan angin. Pada satu tangkai terdapat dua bulir
bersusun. Yang terletak di atas adalah bunga sempurna, sedang yang di bawah adalah
bunga mandul. Pada pangkal bulir terdapat rambut halus yang panjang dan padat
berwarna putih. Biji jorong dengan panjang sekitar satu mm berwarna cokelat tua.
Akar kaku, berbuku-buku, dan menjalar”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa alang-alang berbentuk seperti rumput dengan tinggi 30-180
cm.

2.5 Bayam (  Amaranthus Sp.)


Dari Praktikum umum tentang Pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk
kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam dan tanaman
30

kangkung dapat disimpulkan dari data hasil panen semua kelompok bahwa pupuk
kandang ayam menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk
kandang sapi dan pemeliharaan tanaman juga dapatmempengaruhi pertumbuhan
tanaman. hasil panen bayam pada kelompok & paling sedikitdikarenakan penanaman
benih bayam yang terlalu dalam dan penutupan alur tanam yangterlalu ditekan.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh
disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganyapun dapat
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari
negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia.Hampir
semua orang mengenal dan menyukai kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat
memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pencernaan.Umumnya
tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan batangnya.Ada juga yang
memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung, obat, bahan kecantikan, dan lain-
lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan
empuk.Sedangkan bayam yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk
rempeyek (Yusni B, Nurudin Azis, 2001).
Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara,
sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan
Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris
(mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal
nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain Bayam (Spinacia).
Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari Amerika
Tropis. Dalam perkembangannya di Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai
tanaman pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang.
Sedangkan bayam sebagai sayuran hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia
Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese Amaranth.
(Supriati Yati & Ersi Herliana. 2014).
31

Bayam adalah salah satu sayuran hijau yang paling bergizi. Bayam
bermanfaat mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat
tubuh melalui berbagai cara. (Anne Selby, 2005).
Bayam merupakan jenis sayuran yang sangat mudah tumbuh sehingga
siapapun dapat menanamnya. Bayam dapat tumbuh, baik didataran rendah
maupun didataran tinggi. Bayam merupakan tanaman perdu yang sangat
digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak, lunak, dan manfaatnya
yang banyak.` (Pracaya, 2016).
Tanaman bayam dapat tumbuh pada tanah dengan ph 6—7 dan kondisi
tanah gembur. B udi daya tanaman bayam dilakukan tanpa melalui
pembibitan. Benih dapat langsung disemai di lahan penanaman.
(Setyaningrum Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2011).

2.6 Lili Paris (  Chlorophytum comosum)


Lili paris (Chlorophytum comosum) merupakantanaman herba yang
maerupakan tanaman tahunan,tinggi 10-25 cm. Batang menjalar, bulat, dan
membentukstolon, berwarna hijau kekuningan. Daun berbentuk pita agak tipis, letak
daun padasumbunya berbentuk roset dengan helaian daunyamembuka atau mendatar,
tepi daun rata dan pertulangansejajar. Daun berwarna hijau dan putih, warna
hijauterletak sebagai garis pada kedua tepi daun sedangkan bagian tengah daunya
berwarna putih Bunga majemuk, diameter 10-18 mm bentuk malai,dan berada di
ketiak daun, bertangkai panjang, bunga bentuk bintang dan kecil, bunga berwarna
putih. Biji lonjong, keras, hitam. Akar serabut, membentukumbi, putih.
Tumbuhan yang umumnya hidup/di budidayakandebagai tanaman hias pada
ketinggian 10 meter sampai1500 meter diatas permukaan laut. Menyukai tanah
yangsedikit berpasir atau liat asal mengandung banyak bahanorganic.
Biasa hidup di daerah tropis khusus nya hutan hujantropis yang memiliki
curah hujan tropis. Penyebaranyatumbuh subur didaerah beriklim tropis dan
basah.Tanaman Lili Paris tumbuh subur pada ketinggian 50-800 m dpl dengan cahaya
32

matahari 80-100% dankelembaban 50%. Temperatur udara mencapai 18-24°Cdengan


pH tanah 6,5-7,0. (Warris. 2012.)

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah:
1. Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih
hidupdari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan
kecambah(plantula).Awalperkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa
dormansi. berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam
biji suatutumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi.
2. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau
lembagatumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar
(radikula), daunlembaga (kotiledon), dan batang lembaga(kaulikulus).
3. Belum dapat ditentukan berapa jumlah air yang optimal masih dapat diberikan
pada tumbuhan kecambah. Sebab, ternyata, waktu pengamatan yang hanya
dilakukan selama empat hari belum dapat dipakai untuk menentukan apakah
kecambah masih tetap hidup sehat dengan perlakuan seperti yang
direncanakan.
4. Pada tanah pekarangan banyak sekali gulma yang mengalami pematahan
dormansi diantaranya, Portulaca oleracea, Striga asiatica, Cynodon dactilon
dan Cyperus rotundus.

5.2 Saran

Semoga untuk praktikum berikutnya sudah bisa bertatapaman mukaan agar


dapat lebih mempermudah kegiatan prakrik dan semoga pada kegiatan peraktik
33

berikutnya kami sebagai mahasiswa dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk


melaksanakan kegiatan praktik.

DAFTAR PUSTAKA

Ai, 2010. Metodologi dan aplikasi . riset pendidikan, Bandung : pustaka Cendekia
utama.
Anna Selby, 2005. Makanan Berkhasiat: 25 Makanan Bergizi Super Untuk Kesehatan
Prima. Jakarta : Erlangga.
Bandini, Yusni. dan Nurudin. Azis. 1999. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta
Campbell. 2012. Biologi 2. Jakarta : Erlangga
Dewi, Kadek dan Yasa. 2016. “Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas,
Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Peringkat Obligasi”. ISSN: 2302-8556 E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 16.2. Agustus (2016). 1063-1090.
Fachrudin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 118 hal.
Kemdiknas. 2013. bse.kemdiknas.go.id/buku/20090904004937/pdf/02_bab1.pdf
7102 aret 72diakses
Harjadi, S. 1998. Pengantar Agronomi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana
Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Izzah, 2009. Pengaruh Ekstrak Beberapa Jenis Gulma terhadap Perkecambahan Biji
Jagung (Zea mays). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi
López, Adriana Natividad Avendaño et al. 2011. Seed Dormancy in Mexican
Teosinte. Crop Science, Vol. 51, September–October 2011, p:2056-2066
Pitojo S. 2006. Penangkaran Benih Kacang Panjang. Yogyakarta: Kanisius.
Prakoso, Akbar., 2012. Awas Kolesterol. Yogyakarta: Auliya Publishing
34

Plantamor. 2008. Plantamor Situs Dunia Tumbuhan, Informasi Spesies-


Pala.http://www.plantamor.com/index.php?plant=883. 27 Agustus 2011.
Pracaya, Gema Juang Kartika. 2016. Bertanam 8 Sayuran Organik. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Putri, Sahra. 2013.Tanaman hias dan obat. Tersedia dihttp :// shahrazputria. Tanaman
hias dan obat. blogspot.com/. Diakses tanggal 07 Juni 2014.
Rukmana, R., 1998, Stroberi; Budi daya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.
Rukmana, R. 1998. Bertanam Buncis. Kanisius Yogyakarta.
Rukmana. 1994. Bayam Bertanam Dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius
Yogyakarta.
Setyaningrum Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2011. Panen Sayur secara Rutin di Lahan
Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Soleimanzadeh, Hossein. 2013. Effect Of Seed Priming On Germination and yield
Of Corn. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, Vol. 5
(4), 2013, 366-369.
Suarni dan S. Widowati. 2004. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, Bogor.
Syamsuhidayat dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 305-
306, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan , Jakarata.
Soetomo. (2002). Ilmu Sosiatri: Lahir dan Berkembang dalam Keluarga Besar Ilmu
Sosial, Sosiatri, Ilmu, dan Metode. Yogyakarta: Aditya Media.
Simpson, G. Michael. 2006.Sistematika Tumbuhan. Library of Congress Cataloging-
in-Publication Data : Canada.
Supriati, Yati & Ersi Herliana. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Jakarta:
Penebar Swadaya.
35

Nasution, U. 1986. Gulma dan pengendaliannya diperkebunan karet Sumatra utara


dan aceh. Pusat penelitian dan pengembangan perkebenunan tanjung Morawa
(P4TM, medan. Hal 55
Warisno 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
Warris. 2012. dalam Tinjauan Pustaka Pola Perkecambahan Padi.
hhtp://digilib.unila.ac.id/9439/16/BAB%2011.pdf. (Diakses 4 Juni 2018)
Wijayakusuma, H. M, et al. (1994). Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid I.
Jakarta: Pustaka Kartini.
36

LAMPIRAN
37

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Jagung Kacang

Lili paris Bayam


38

Langkuas Bunga Kembang Sepatu

Ilang – ilang Pohon Mangga

Anda mungkin juga menyukai