2
Juli 2017
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@umj.ac.id
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
*Email: harmen.1969@eng.unila.ac.id
ABSTRAK
Penelitian tentang siklus Rankine organik superkritis mulai giat dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan efisiensi termal dari siklus Rankine organik. Pada kondisi superkritik, sifat-sifat termodinamika
dan fisika dari fluida organik berubah dengan sangat drastis disekitar titik kritisnya. Sehingga perhitungan
koefisien perpindahan panas konveksi paksa tidak dapat lagi dilakukan dengan asumsi sifat-sifat fluida konstan.
Dalam penelitian ini diusulkan sebuah metodologi untuk menghitung nilai koefisien perpindahan panas pada
kondisi superkritis. Propana digunakan sebagai fluida organiknya. Tipe alat pemindah panas yang dipakai
adalah jenis pipa ganda aliran berlawanan arah dan perhitungan bilangan Nusselt menggunakan korelasi
Dittus-Boetler dan Gnielinski. Hasil perhitungan koefisien perpindahan panas dengan menggunakan metodologi
ini dapat digunakan untuk menghitung luas daerah perpindahan panas dari alat pemindah panas tipe double
pipe counter flow. Selanjutnya hasil perhitungan ini perlu dibandingkan dengan nilai koefisien perpindahan
panas yang diperoleh dari hasil eksperimen.
Kata kunci: superkritik, siklus Rankine organik, propana, koefisien perpindahan panas
ABSTRACT
Supercritical organic Rankine cycle research is great interest to be done. The supercritical cycle is an effort to
increase organic Rankine cycle thermal efficiency. Under the supercritical condition, the thermo-physic
properties of the organic fluid is increased or decrease dramatically around its critical point. Therefore the
calculation of force convection heat transfer coefficient cannot be done under constant properties assumption. In
this research is proposed a methodology that can be used to calculate heat transfer coefficient in the
supercritical condition of the organic fluid. Propane is used as the organic fluid. The type of heat exchanger that
will be used is counter flow double pipe heat exchanger and the Nusselt number is calculated by using Dittus-
Boetler and Gnielinski correlations. The result of Heat transfer coefficient calculation can be used to calculate
heat transfer area of counter flow double pipe heat exchanger. Furthermore, the result needs to validate with
heat transfer coefficient that got from experimental.
DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.9.2.89-96
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
90
Harmen, Willy Adriansyah, Abdurrachim, Ari Darmawan Pasek: Metodologi Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Paksa Fluida
Organik Propana Pada Kondisi Superkritik
Jurnal Teknologi 9 (2) pp 89- 96 © 2017
91
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
92
Harmen, Willy Adriansyah, Abdurrachim, Ari Darmawan Pasek: Metodologi Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Paksa Fluida
Organik Propana Pada Kondisi Superkritik
Jurnal Teknologi 9 (2) pp 89- 96 © 2017
juga dengan perbedaan temperatur pinch point dengan perbedaan mini-mum dan maksimum
(Tpp) masih cukup besar sekitar 30oC. Masih sebesar 32,05 W/(m2.oC) dan 323,09
tingginya temperatur oli yang keluar dari HE W/(m2.oC). untuk menentukan korelasi mana
menunjukkan bahwa HE masih berpeluang yang lebih valid untuk digunakkan
besar untuk dilakukan optimasi. Optimasi memerlukan data eksperimental dan atau hasil
dapat dilakukan dengan memperkecil laju simulasi sebagai pembandingnya. Besarnya
aliran massa oli dan atau meningkatkan laju nilai perbedaan ini juga akan berpengaruh
aliran massa propana. Pengurangan dan terhadap perhitungan luas daerah perpindahan
peningkatan laju aliran massa fluida ini juga panas dan panjang pipanya.
akan meningkatkan luas permukaan Menurut (Kang, 2009), pola perubahan nilai
perpindahan panas dan atau meningkatkan koefisien perpindahan panas seperti ini dibagi
panjang pipa. menjadi tiga kondisi yaitu, kondisi normal,
kondisi peningkatkan dan kondisi penurunan
Prediksi Koefisien perpindahan panas yang drastis dari nilai koefisiennya. Pola
konveksi (h) dari propana pada tekanan seperti ini terjadi bila temperatur dinding
superkritis perpindahan panas lebih tinggi dari temperatur
pseudo-critical fluida dan lebih tinggi dari
Koefisien perpindahan panas konveksi propana
temperatur curah (bulk) fluida atau Tw>Tpc>Tb.
dihitung menggunakan persamaan 4 berikut.
(4) Luas permukaan perpindahan panas dan
panjang pipa
Nilai bilangan Nusselt dihitung menggunakan
korelasi Dittus-Boelter dan korelasi Gnielinski Luas permukaan perpindahan panas untuk
(Pers. 2 dan Pers. 3). Hasil perhitungan setiap segmen dihitung dengan menggunakan
koefisien perpindahan panas konveksi untuk Pers. 5.
setiap segmen sepanjang pipa HE digrafikkan (5)
seperti Gambar 5.
Sedangkan panjang pipanya dihitung melalui
persamaan 6 berikut ini.
(6)
93
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
bila perhitungan bilangan Nusseltnya dengan fluida yang digunakan dan kondisi
menggunakan korelasi Dittus-Boelter dan operasi yang diterapkan.
sebesar 5,469 m dengan menggunakan korelasi Pada daerah sekitar titik pseudo-critical,
Gnielinski atau dengan perbedaan sebesar 126 dibutuhkan panjang pipa yang jauh lebih besar
mm. Untuk laju aliran yang lebih besar, maka dari daerah lainnya untuk meningkatkan
perbedaan ini menjadi sangat berpengaruh temperatur propana sebesar 5oC. Walaupun
terhadap optimalisasi dari alat pemindah panas. untuk daerah ini nilai koefisien perpindahan
Sehingga untuk mendapatkan perhitungan panasnya paling tinggi, tapi pada daerah ini
panjang pipa dan luas permukaan perpindahan juga terjadi perpindahan panas yang paling
panas yang tepat diperlukan korelasi tinggi.
perpindahan panas konveksi yang sesuai
94
Harmen, Willy Adriansyah, Abdurrachim, Ari Darmawan Pasek: Metodologi Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Paksa Fluida
Organik Propana Pada Kondisi Superkritik
Jurnal Teknologi 9 (2) pp 89- 96 © 2017
Journal of Thermodynamics vol. 11, 101– integrated CPV/T Rankine cycle, 3rd
108. International Seminar on ORC Power
Karellas, S., Schuster, A., dan Leontaritis, Systems, 2-4 Oktober 2015, Brussels,
A.D., 2012, Influence of supercritical Belgia.
ORC parameters on plate heat exchanger Lemmon E.W., Huber M.I., McLinden M.O.,
design, Applied Thermal Engineering vol. 2010, NIST standard reference database
33-34, 70–76, 23: Reference Fluid Thermodynamic and
doi:10.1016/j.applthermaleng. Transport Properties-REFPROP, version
2011.09.013. 9.1, National Institute of Standard and
Lazova M., Daelman S., Kaya A., Huisseune Technology, Standard Reference Data
H., dan De Paepe M., 2014, Heat Transfer Program, The U.S. secretary of
in Horizontal Tube at Supercritical Commerce.
Pressure for Organic Rankine Cycle Schuster A., Karellas S., dan Aumann R.,
applications, 10th International 2010, Efficiency optimization potential in
Conference on Heat Transfer, Fluid super-critical Organic Rankine Cycles,
Mechanics and Thermodynamics 14–16 Energy vol. 35, 1033–1039.
July 2014 Orlando, Florida. Schröder, E., Neumaier, K., Nagel, F., dan
Lazova M., Daenens D., Kaya A., Belleghem Vetter, C., 2014, Study on heat transfer in
M.V., Kosmadakis H.H., Manolakos D., heat exchangers for a new supercritical
Paepe M.D., 2015, Design of a organic Rankine cycle, Heat Transfer
supercritical heat exchanger for an Engineering, vol. 35, 1505-1519.
95
Jurnal Teknologi Volume 9 No. 2 Juli 2017 p-ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
96