Anda di halaman 1dari 5

RUANG LINGKUP

AKAD (PERIKATAN
ATAU PERJANJIAN)

ELOMPOK 2:
SITI SARI YEYEN 2014140195
RATNA 2014140184
ASAL USUL AKAD Tasharruf fi'li (J) ialah usaha yang dilakukan manusia dengan
Akad merupakan bagian dari tasharruf . Menurut tenaga dan badannya selain lidah, sebagai contohnya adalah,
Mustafa Az-Zarqa', tasharruf adalah: memanfatkan tanah yang tandus, menerima barang-barang dalam
jual beli, atau merusak benda orang lain.
Segala yang keluar dari seorang manusia dengan
iradat-nya (kehendaknya) dan syariat menetap-kan "Sedangkan, tasharruf qauli (J) adalah sesuatu yang keluar dari
sejumlah akibat hukum terhadap hak dan lidah manusia. Tasharruf jenis ini dapat dibagi menjadi dua jenis,
kewajibannya. yaitu yang bersifat akad (tasharruf aqdi) dan yang tidak bersifat
Dengan demikian, pembahasan tasharruf mencakup akad (ghairu aqdi). Tasharruf qauli ialah sesuatu yang dibentuk dari
dua ucapan kedua belah pihak yang saling berkaitan. Sedangkan
ucapan (qali) yang keluar dari diri seseorang seperti
tasharruf qauli ghairu aqdi merupakan pernyataan yang melahirkan
jual beli, hibah, wakaf, iqrar dan perbuatan (fi 7i) suatu hak atau mencabut suatu hak, dan tidak menyatakan suatu
seperti mengambil hal-hal yang mubah, kehendak untuk mewujudkan tuntutan hak tersebut, seperti
mengkonsumsi dan mengambil manfaatnya. gugatan cerai.
Mustafa az-Zarqa dalam Dahlan, menyatakan bahwa
tindakan hukum yang dilakukan manusia terdiri dari Berdasarkan pembagian tindakan hukum ini, menurut az-Zarqa
dalam Dahlan, suatu tindakan hukum lebih umum dari akad. Oleh
dua bentuk yaitu, pertama, tindakan dalam bentuk
sebab itu, setiap akad dapat dikategorikan sebagai tindakan hukum
perbuatan (tasharruf fi'li); kedua, tindakan dalam
dari dua atau beberapa pihak, tetapi sebaliknya setiap tindakan
bentuk perkataan (tasharruf qauli). hukum tidak dapat disebut sebagai akad.
PENGERTIAN AKAD

Secara etimologi, akad berasal dari bahasa Arab yang


lazimnya di sebut 'aqada atau jamaknya uqud dari
kata 'aqada-ya'qidu 'aqdan, yang berarti al-rabth
(mengikat. mengumpulkan dan janji). Yaitu
menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikatkan salah satu pada yang lainnya hingga
keduanya bersambung dan menjadi seutas tali yang
satu.
Sedangkan, secara terminologi hukum Islam, akad
berarti pertalian antara ijab dan qabul dengan
sukarela (ridha) yang dibenarkan oleh syariat yang
menimbulkan akibat hukum (hak-dan kewajiban)
kepada para pihak yang berakad.
Wahbah Zuhaily mendefinisikan akad Adapun Abdul Razak As-Sanhury pengarang
sebagai berikut: kitab Nazariyyah al-Aqd Syarh al Qanun
dalam Syahnan, mengemukakan bahwa yang
Akad adalah pertalian antara ijab dan di maksud dengan akad (perjanjian) adalah
qabul yang dibenarkan menimbulkan suatu perbuatan hukum dimana seorang atau
akibat objeknya. oleh syara yang lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain
hukum terhadap yang dimaksud ijab untuk menimbulkan iltizam (hak dan
dalam hal ini adalah ungkapan atau kewajiban), mengalihkan atau mengakhirinya.
pernyataan kehendak untuk Berdasarkan definisi akad diatas, dapat
melakukan suatu perikatan (akad) oleh disimpulkan bahwa akad adalah kehendak
suatu pihak, biasanya pihak pertama. (iradat) untuk saling mengikatkan antara dua
sedangkan qabul adalah ungkapan pihak atau lebih (shighatul 'aqdi) yang
atau pernyataan yang dibenar-kan syariat dan menimbulkan
menggambarkan kehendak pihak konsekuensi hukum (hak dan kewajiban)
lainnya, biasanya pihak kedua dengan terhadap subjek ('aqidain) dan objek akad
maksud menerima. menyetujui atau (mahallul 'aqdi/ma'qud alaih).
menyepakati pernyataan ijab.

Anda mungkin juga menyukai