Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

STRUKTUR TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

NIRLOVETI BR TARIGAN
213020401054
KELOMPOK V

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


STRUKTUR TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada


Hari :…..................
Tanggal :.....................

ASISTEN PRAKTIKUM

IRENE LISTERIANNE
193020401074
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1. Pengertian Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ............................. 3
2.2. Perbedaan Morfologi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ............ 3
2.3. Perbedaan Anatomi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ............... 3
2.3. Perbedaan Perkecambahan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ... 4
III. BAHAN DAN METODE .................................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 5
3.3. Cara Kerja..................................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 6
4.1. Hasil Pengamatan .......................................................................... 6
4.2. Pembahasan ................................................................................... 10
V. PENUTUP............................................................................................ 17
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 17
5.2. Saran ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.......... 6


Tabel 2. Hasil Pengamatan Anatomi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil............ 9
Tabel 3. Hasil Perkecambahan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil..................... 10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkecambahan Hipogeal ......................................................... 4


Gambar 2. Perkecambahan Epigeal ............................................................ 4
Gambar 3. Perkecambahan jagung (Zea mays) .......................................... 10
Gambar 4. Anatomi jagung (Zea mays)....................................................... 10
Gambar 5. Perkecambahan kacang panjang (Vigna unguiculata ssp) ....... 11
Gambar 6. Anatomi Kacang panjang (Vigna unguiculata ssp) ................... 11
Gambar 7. Morfologi Ilalang (Imperata cylindrica) ................................... 12
Gambar 8. Anatomi Ilalang (Imperata cylindrica) ...................................... 12
Gambar 9. Morfologi Bayam (Amaranthus) ............................................. 12
Gambar 10. Anatomi Bayam (Amaranthus) ............................................. 12
Gambar 11. Morfologi Sawit (Elaeis guinnensis)....................................... 13
Gambar 12. Morfologi Kamboja (Plumeria) ............................................. 13
Gambar 13. Morfologi Lilis Paris (Chlorophytum comosum) .................... 14
Gambar 14. Morfologi Mangga (Mangifera indica) ................................... 14
Gambar 15. Morfologi Lengkuas (Alpinia galangal) ................................. 14
Gambar 16. Morfologi Jambu Biji (Psidum guajava) ................................ 15
Gambar 17. Morfologi Jahe (Jinngiber officinale) ..................................... 15
Gambar 18. Morfologi Rambutan (Nephelium lappaceum ......................... 15
Gambar 19. Morfologi Serai (Cymbogon citratus) ..................................... 16
Gambar 20. Morfologi Jambu air (Syzigium aqueum) ................................ 16
I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang cukup tinggi. Golongan
tumbuhan biji (Spermatophyta)-lah yang bersifat dominan di bumi. Tumbuhan
spermatophyta terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu : tumbuhan Gymnospermae
dan tumbuhan Angiospermae. Tumbuhan Gymnospermae adalah tumbuhan yang
berbiji terbuka, sedangkan tumbuhan Angiospermae adalah tumbuhan berbiji
tertutup. Komoditas tumbuhan berbiji yang paling banyak adalah tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae).Tumbuhan Angiospermae biasanya dikenal
sebagai tumbuhan berbunga yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas monokotil dan
kelas dikotil. Keanekaragaman jenis tumbuhan Angiospermae memiliki berbagai
macam manfaat, salah satunya adalah sebagai tumbuhan rempah.( Umi Zahroini1)
, Arief Noor Ahmadi2 2019), Novy Eurika3) Jurnal Biologi dan Pembelajaran
Biologi

Keragaman kelompok tumbuhan memiliki jenis-jenis berdasarkan satu


keping biji dikelompokkan sebagai tumbuhan monokotil, dan dua keping biji yang
dikelompokkan menjadi tumbuhan dikotil (tumbuhan belah). Ciri-ciri lain untuk
dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil diantarnya dapat dilihat dari
bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut, seperti bagian akar, batang, daun dan
bunga. Ciri-ciri perbedaan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil 1.
Tumbuhan Dikotil a). Akar Berupa akar tunggang. b.) Batang Berkambium dan
bercabangcabang. c). Daun Bertulang daun sejajar atau melengkung. d). Bertulang
daun menyirip atau menjari e). Bunga Umumnya bagian bunga berjumlah 2, 4 dan
5 atau kelipatannya. F). Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan
pembuluh tais letaknya teratur. Pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh
tapis. 2. Tumbuhan Monokotil a). Akar Tersusun atas akar serabut. B). Batang
Tidak berkambium. C). Daun berbentuk pita dan panjang. d. Daun lebar-lebar,
dengan bentuk beraneka ragam. e). Bunga Umumnya bagian-bagian bunga
berjumlah 3 atau kelipatannya. f). Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh
kayu dan pembuluh tapis letaknya tersebar pada batang. (Julia Safitri, Popy
Meilina, Sitti Nurbaya Ambo 2018)

Secara bahasa Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk,


logos: ilmu) berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala
variasinya.dan juga Morfologi Tumbuhan merupakan ilmu yang menyelidiki dan
membandingkan aspek yang mengkaji bentuk dan struktur tumbuhan yang
menjadi dasar dari penafsiran adanya perbedaan diantara berbagai tanaman.
Morfologi tumbuhan dikenalkan pertama kali oleh ilmuwan warga negara Jerman
yaitu Johann Wolfgang von Goethe pada tahun 1790. Sejarah perkembangan
morfologi tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goethe tokoh lain yang paling
berpengaruh selang lain yaitu: Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter
Zimmermann, dan Wilhelm Troll. Cara yang digunakan oleh Goethe adalah
morfologi komparatif atau tipologi yang berarah bahwa walaupun organ pada
tumbuhan berbunga menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan
dasar yang dinamakan Bauplan yang mendasari keragaman bentuk tubuh
tumbuhan tersebut ( AFK WARDANI 2019)

Manfaat mempelajari struktur tumbuhan monokotil dan dikotil yaitu, dapat


mengetahui perbedaan struktur dari masing-masing tumbuhan yang tergolong
monokotil atau dikotil, mengetahui bagian-bagian pada tumbuhan monokotil dan
dikotil. Kita dapat mengetahui fungsi kerja tubuh tumbuhan onokotil dan dikotil.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Biologi Pertanian dengan materi Sruktur Tumbuhan
Monokoril dan Dikotil yaitu:
1. Mengetahui perbedaan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil dari
bentuk biji, akar, batang, daun dan bunga
2. Mengetahui perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil melalui
irisan penampang melintang
3. Mengetahui perbedaan perkecambahan antara tumbuhan monokotil dan
dikotil
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tumbuhan Monokotil dan dikotil


Pegertian tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang berkeping satu atau
tunggal. Salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya
tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok tumbuhan
ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan
mendapat berbagai nama, seperti monocotyledoneae, liliopsida, dan lilidae
(Irnaningtyas, 2016).
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang berkeping dua yang memiliki dua
daun lembaga dan akar serta pucuk lembaga tidak memiliki pelindung khusus.
Batang bagian bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal
ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Triyono, 2013).

2.2. Perbedaan Perkecambahan Tumbuha Monokotil dan Dikotil

Perkecambahan tumbuhan monokotil merupakan jenis perkecambahan


hipogeal, yaitu kotiledonnya tetap berada dibawah tanah, sedangkan plumulanya
keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang
ke arah atas contoh tanaman yang kotiledonnya berada dibawah tanah cotohnya
adalah jagung (Zea mays). Sedangkan perkecambahan tumbuhan dikotil terdiri
dari akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada
perkecambahan tanaman dikotil, kotiledonnya akan ikut naik ke atas tanah
mengikut pertumbuhan tanaman, dan kemudian akan terlepas degan sendirinya
contoh tanamanya adalah kacang hijau (vigna radiata) (Karmiyati, 2015).

2.3. Perbedaan Anatomi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil sebagai berikut: 1) Berdasarkan
bentuk akar, tumbuhan monokotil memiliki jenis akar serabut sedangkan
tumbuhan dikotil memiliki sestem akar tunggang; 2) Berdasarkan bentuk daun,
pada tumbuhan monokotil berbentuk melengkung atau sejajar sedangkan
tumbuhan dikotil berbentuk menyirip atau menjari; 3) berdasarkan jumlah keping
biji atau kotiledon, dalam tumbuhan monokotil hanya memiliki satu buah keping
biji sedangkan pada tumbuhan dikotil memiliki dua buah keping biji; 4)
berdasarkan batang, pada tumbuhan monokotil tidak bercabang sedangkan pada
tumbuhan dikotil memiliki cabang pada batang; 5) Berdasarkan banyaknya jumlah
bunga, pada tumbuhan monokotil umumnya adalah berkelipatan tiga sedangkan
pada tumbuhan dikotil biasanya kelipatan empat atau lima (RM Probosari 2011).

Dapat diketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan monokotil


dan dikotil antara lain: 1) Berdasarkan pembuluh penyangkut pada tummbuhan
monokotil tersebar tidak merata sedangkan pada tumbuhan dikotil pembuluh
akutnya merata; 2) Berdasarkan kambium, pada tumbuhan monokotil tidak ada
kambium vaskular sehingga tidak dapat membesar sedangkan tumbuhan dikotil
mempunyai kambium vaskular sehingga dapat membesar; 3) Berdasarkan jari
empulur, pada tumbuhan monokotil tidak memiliki jari-jari empulur sedangkan
pada tumbuhan dikotil mempunyai jari-jari empulur; 4) Berdasarkan meristem,
pada tumbuhan monkotil mempunyai meristem interkalar sedangkan tumbuhan
dikotil tidak mempunyai meristem interkalar; 5) Berdasarkan hipodermis, pada
tumbuhan monokotil memiliki epidermis yang tebal sedangkan pada tumbuhan
dikotil memiliki epidermis yang tersusun rapat (Nurhayati, 2016).
III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi umum dengan materi Struktur Tumbuhan Monkotil dan
Dikotil dilaksanakan hari Saptu, 06 November 2021 pukul 13.15-14.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Budidaya Pertanian Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Umum dengan materi


Sruktur Tumbuhan Monokotil dan Dikotil adalah ilalang (Imperata cylindrica),
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), kamboja (Adenium obesum), mangga
(Mangifera indica), sawit (Elaeis), Bayam (Amaranthus), lili paris (Chlorophytum
comosum), jagung (zea mays), Rambutan (Nephelium lappaceum), Ketapang
(Terminalia catapa) dan aquades. Sedangkan alat yang digunakan adalah silet,
cutter, pipet tetes, beker glass, preparat dan mikroskop.

3.3. Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada saat Praktikum Biologi Umum dengan materi
Struktur Tumbuhan Monokotil dan Dikotil yaitu:
3.3.1. Pengamatan Perkecambahan
a. Lakukan perkecambahan terhadap biji jagung dan kacang yang telah di
pada substrstum perkecambahan dalam pot gelas aqua, dengan cara
menyusun dan membedakanwaktu penanaman selama tujuh hari
b .Setiap hari Substraum dijaga tetep lembab, dengan cara menyiramnya
c. Setelah benih berkecambah, amati dan gambar serta sebutkan bagian dari
kecambahan

3.3.2.Pegamatan Anatomis
a. Amati dan bedakan secara mikroskopis anatomi kedua tanaman muda yang
telah di kecambahkan tersebut
b. Untuk lebih jelas membedakan anatomi dari kedua jenis tanaman tersebut,
amati ppula perepart awetan dari tanaman monokotil dan dikotil yang
tersedia
3.3.3. Pegamatan Morfologis
a. Siapkan contoh organ beberapa tumbuhan monokotil dan dikotil
b. Amati bentuk dan karateristik morfologi dari organ kedua golongan
tumbuhan tersebut, dan catat perbedaannya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Perkecambahan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
No. Nama Tumbuhan Sifat Gambar
Perkecambahan
1. Jagung Hipogeal
(Zea mays ssp)

2. Kacang Panjang Epigeal


(Vigna unguiculata
ssp)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
N Kalas Nama Ciri – ciri
o Tumbuhan P
Akar Batang Daun Bunga Biji
.
1 Dikotil Mangga Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping E
. (Mangifera 1 dab 5 2
indica

2 Monokotil Sawit Serabut Tidak Sejajar Kelipatan Berkeping H


. (Elaeis) berkambium 4 dan 5 1

3 Monokotil Ilalang Serabut Tidak Sejajar Kelipatan Berkeping


. (Imperata berkambium 3 1
cylindrica)

4 Dikotil Bayam Tunggang Tidak Sejajar Kelipatan Berkeping


. (Amaranth berkambium 9 2
us)

5 Dikotil Kamboja Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping


. (Plumeria) 5 2

6 Monokotil Lilis Paris Serabut Tidak Sejajar Kelipatan Berkeping


(Chloroph berkambium 3 1
ytum
comosum)
7 Dikotil Mangga Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping
(Mangifera 5 2
indica)

8 Dikotil Rambutan Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping E


(Nepheliu 5 2
m
lappaceum
)

9 Dikotil Kembang Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping E


sepatu ( 5 2
Hibiscus
rosa
sinensis)
1 Dikotil Ketapang Tunggang Berkambium Menyirip Kelipatan Berkeping E
0 (Termmina 5 2
lia
cattapa)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Anatomi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


No Nama Preparat Struktur Bekas Gambar
Pengangkut
.
1. Bayam Xylem dan Floem
beratur dan
(Amaranthus)
berkambium

4. Ilalang (Imperata Xylem dan Floem


cylindrica) tidak teratur dan
tidak berkambium

4.2. Pembahasan

4.2.1. Mangga (Mangifera indica)


Berdasar hasil pengamatan yang telah
dilakukan saat praktikum, Mangga (Mangifera
indica) adalah tumbuhan dikotil, yang memiliki
ciri-ciri yaitu akar tunggal, batang bercabang,
bentuk tulang daun menyirip, memilki biji
berkeping dua dan memiliki kelipatan bunga 4
dan 5. Dalam pengamatannya diamati secara
(Gambar 1. Morfologi mangga) visual.
(Sumber: Dok. Pribadi)
4.2.2. Sawit (Elaeis guinnensis)
Berdasar hasil pengamatan yang telah
dilakukan saat praktikum, sawit (Elaeis
guinnensis) adalah tumbuhan monokotil,
monokotil biasanya berupah tumbuhan herba
yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki akar
serabut, batangnya tidak bercabang, bentuk
daun sejajar, memiliki biji yang berkeping satu
dan memiliki jumlah kelipatan bunga 3. Dalam
(Gambar 2. Morfologi sawit) pengamatannya diamati secara visual.
(Sumber: Dok. Pribadi)

4.2.3. Ilalang (Imperata cylindrica)

(Gambar 3. Morfologi Ilalang) (Gambar 4. Anatomi Ilalang)


(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)

Berdasar hasil pengamatan yang telah dilakukan saat praktikum, Ilalang


(Imperata cylindrica) adalah tumbuhan monokotil, monokotil biasanya tumbuhan
herba yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki akar serabut, batangnya tidak
bercabang, bentuk tulang daun sejajar, memiliki biji berkeping 1 dan memiliki
jumlah kelipatan bunga 3. Dalam pengamatan secara visual.
4.2.4. Bayam (Amaranthus)

(Gambar 5. Morfologi Bayam) (Gambar 6. Anatomi Bayam)


(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi )

Berdasar hasil pengamatan yang telah dilakukan saat praktikum, Bayam


(Amaranthus) adalah tumbuhan dikotil, memiliki ciri-ciri yaitu memiliki akar
tunggang, batangnya bercabang, bentuk daun menyirip, memiliki biji berkeping 2
dan memiliki jumlah kelipatan bunga 9. Dalam pengamatannya diamati secara
visual. Dalam pengamatan anatomi bayam memiliki struktur pengangkut xylem
dan floem beratur dan memiliki kambium. Dalam tumbuhan bayam termasuk
kedalam tipe perkecambahan epigeal. Epigeal yaitu hipokotil tumbuh memanjang
yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah,
sehingga kotiledon berada di atas tanah. Tahapannya adalah radikula tumbuh ke
bawah tanah, plumula muncul ke permukaan tanah kemudian terkelupas tumbuh
dan pada akhirnya kotiledon terangkat dan berada di atas tanah dilengkapi dengan
daun sejati.

4.2.5. Kamboja (Plumeria)


Berdasar hasil pengamatan yang telah dilakukan
saat praktikum, kamboja (Plumeria acuminata ait)
adalah tumbuhan dikotil, memiliki ciri-ciri yaitu
memiliki akar tunggal, batang bercabang, bentuk
tulang daun menyirip, memiliki bji berkeping dua
dan memilki jumlah jumlah kelipatan bunga 3.
Dengan pengamatannya diamati secara visual.
(Gambar 5. Morfologi Kamboja)
(Sumber: Dok. Pribadi)
4.2.6. Lilis Paris (Chlorophytum comosum)
Berdasar hasil pengamatan yang telah
dilakukan saat praktikum, Lilis Paris
(Chlorophytum comosum) adalah tumbuhan
monokotil, monokotil biasanya berupa tumbuhan
herba yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki akar
serabut, batangnya tidak bercabang, bentuk
tulang daun sejajar, memiliki biji berkeping 1

(Gambar 6. Morfologi Lili Paris) dan memiliki jumlah kelipatan bunga 3. Dalam
(Sumber: Dok. Pribadi) pengamatanya diamati secara visual.
4.2.7. Rambutan (Nephelium lappaceum)
Berdasarkan morfologi dari tumbuhan
Rambutan (Nephelium lappaceum) yaitu
berakar tunggang, batang bercabang dan
berkembang, daun menyirip, bunga kelipatan 5,
biji berkeping dua. Anatomin tumbuhan
mangga yaitu tidak berpembuluh, berbiji ganda
(dikotil), Xylem dan Floem beratur dan

(Gambar 7. Morfologi Rambutan)


berkambium. Perkecambahan epigeal diamatin
(Sumber: Dok. Pribadi) secara visual.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Morfologi tumbuhan adalah merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik
dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus
yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan
secara, dengan begitu keragaman tumbuhan sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan. Perbedaan yang dapat dilihat dari bentuk biji, akar,
bunga, daun, dan batang.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan organisasi
makhluk hidup. Pada saat meneliti tumbuhan dalam mikroskop dengan cara
mengiris tipis pada bagian batang dengan cara melintang dan diamati dibawah
mikroskop sehingga dapat mengetahui bagian-bagian yang terdapat pada
tumbuhan monokotil dan dikotil. Perbedaan anatomi pada tumbuhan monokotil
dan dikotil adalah dalam tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium,
pembuluh angkut terlihat teratur, xilem dan floem tersebar. sedangkan pada
tumbuhan dikotil memiliki kambium, pembuluh angkut tidak teratur dan memili
empulur.
Perbedaan perkecambahan yang dapat diketahui dalam pengamatan
tumbuhuna monokotil dan dikotil. Dalam tumbuhan monokotil contoh
tumbuhannya jagung yang kotiledonnya tetap berada didalam tanah tidak
terangkat keatas (hipogeal) sedangkan pada tumbuhan dikotil contoh
tumbuhannya kacang panjang pada tumbuhan ini kotiledonnya terangkat ke
permukaan tanah (epigeal).

5.2. Saran
Diharapkan untuk praktikum Biologi Pertanian selajutnya dapat lebih teliti
dalam mengamati sebuah pengamatan baik secara visual maupun secara
mikroskop supaya hasil yang didapatkan lebih baik. Dalam praktikum selanjutnya
diharapkan selalu tertib dan lebih teliti lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga


Hani Zulfia Zahro, dkk. 2015. Pengembangan Sistem Ontologi Untuk Morfologi
Tumbuhan Obat. Jurnal Agri-Iformatika. Vol 3(2): hal 84-92
(https://media.neleti.com) (Diakses pada tanggal 14 November 2018).
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga
Nurhayati, dkk. 2016. Struktur Anatomi Akar, Batang dan Daun Anthurium
plowmanii Croat, Anthurium hookeri Kunth dan Anthurium plowmanii
x Anthurium hookeri. Jurnal Protibiont. Vol 5(1) : hal 24-29.
(jurnal.untan.ac.id.) (Diakses pada tanggal 13 November 2018).
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta: Bumi Aksara
Sri Kasmiyati, dkk. 2015. Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Kecambah
Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L) Pada Cekaman Krom
Heksavalen. Jurnal Bioma. Vol 17(1) : hal 41-54.
(https://ejournal.udip.ac.id) (Diakses pada tanggal 12 November 2018).
Triyono, Kharis. 2013. Tumbuhan Monokotil dan Dikotil. Vol 2(2). Hal 13-21.
(https://scrib.com) (Diakses pada 13 November 2018).

Anda mungkin juga menyukai